HALAMAN PENGESAHAN...

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. karena sebagian orang tua lebih memilih untuk mempekerjakan anaknya dari pada

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai upaya dirancang dan dilaksanakan oleh pemerintah daerah semata-sama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 yang disempurnakan dengan UU No. 12 Tahun 2008 tentang

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan sesuai prioritas dan kebutuhan masing-masing daerah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan merupakan acuan utama yang mendeskripsikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2006 TENTANG TAMBAHAN BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 41 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan Pemerintah Indonesia tentang otonomi daerah sudah

BAB I PENDAHULUAN. makro ekonomi. Tinggi rendah angka pembangunan dilihat dari trend

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG

ANALISIS PERGESERAN STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN TABANAN PROVINSI BALI SKRIPSI. Oleh: I WAYAN MARDIANA NIM.

BAB I PENDAHULUAN. mengurus daerahnya sendiri, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

Kata Kunci: PAD, Belanja Modal, DAU, IPM

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang maupun negara maju, meskipun telah terjadi perbaikan-perbaikan

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana seseorang berpenghasilan rendah,

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG

Regional Revenue. PENDAPATAN REGIONAL Regional Revenue

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan dan hasilnya. Di awal pelita, yaitu pelita I, titik berat

Regional Revenue. PENDAPATAN REGIONAL Regional Revenue

: Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Badung Bali. : Tyasani Taras NIM :

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

I. PENDAHULUAN. ekonomi yang terjadi. Bagi daerah indikator ini penting untuk mengetahui

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. dampak diberlakukannya kebijakan otonomi daerah. Sistem otonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan pendudukyang

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

BAB I PENDAHULUAN. kultural, dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan warga bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan kesehatan. Dari sudut pandang politik, ini terlihat bagaimana. kesehatan yang memadai untuk seluruh masyarakat.

Judul : Analisis Potensi Ekonomi Daerah Provinsi Bali Nama : Luh Nyoman Fajar Nur Ayu NIM : Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melakukan upaya yang berfokus pada peran serta rakyat dengan

2012, No Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan L

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

ABSTRAK. Kata kunci: Anggaran, Budgetary Goal Characteristics, Self-Efficacy, Kinerja Manajerial. iii

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Wilayah negara Indonesia terbentang dari Sabang sampai Merauke. Setiap

I. PENDAHULUAN. perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG DANA ALOKASI UMUM DAERAH PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TAHUN ANGGARAN 2011

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan penggunaan waktu (Boediono, 1999). pada intinya PDB merupakan nilai moneter dari seluruh produksi barang jadi

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai jenis pembelanjaan. Seperti halnya pengeluaran-pengeluaran

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

Judul : Peran E-commerce Terhadap Penjualan Usaha pada Industri Pakain Jadi di Provinsi Bali Nama : I Gusti Ngurah Adi Setyawan Nim :

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian yang secara terus menerus tumbuh akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. fisik/fasilitas fisik (Rustiadi, 2009). Meier dan Stiglitz dalam Kuncoro (2010)

BAB I PENDAHULUAN. Ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. undang-undang di bidang otonomi daerah tersebut telah menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah pembangunan ekonomi bukanlah persoalan baru dalam

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2011 TENTANG DANA ALOKASI UMUM DAERAH PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TAHUN ANGGARAN 2012

BAB I PENDAHULUAN. pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem otonomi daerah, terdapat 3 (tiga) prinsip yang dijelaskan UU

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG

Kata Kunci : Kredit Usaha Rakyat (KUR), Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG

1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan...

PENDAHULUAN. perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebijakan desentralisasi fiskal yang diberikan pemerintah pusat kepada

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011

BAB I PENDAHULUAN. Dalam publikasi United Nations Development Programme (UNDP) melalui Human

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

Transkripsi:

Judul : Pengaruh Pembiayaan Pemerintah Di Sektor Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Indeks Kualitas Manusia Serta Pertumbuhan Ekonomi Pada Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2011-2015 Nama : I Gede Komang Angga Dianaputra NIM : 1206105044 Abstrak Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Keberhasilan suatu negara dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi juga dapat ditunjang dengan kualitas manusianya. Kualitas manusia diukur dalam 2 indikator, yaitu pendidikan yang diukur melalui angka harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah, kesehatan yang diukur melalui angka harapan hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pembiayaan pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan terhadap indeks kualitas manusia serta pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini dilakukan di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Bali. Pengumpulan data yang dilakukan melalui data-data yang terdapat di Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, sedangkan metode analisis yang digunakan yaitu analisis jalur atau path analysis. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa pembiayaan pemerintah di sektor pendidikan berpengaruh signifikan dan positif terhadap indeks kualitas manusia. Pembiayaan pemerintah di sektor kesehatan memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap indeks kualitas manusia. Pembiayaan pemerintah di sektor pendidikan memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pembiayaan pemerintah di sektor kesehatan memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Indeks kualitas manusia memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pembiayaan pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan memiliki pengaruh tidak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi melalui indeks kualitas manusia. Pengaruh tidak langsung tersebut ditunjukkan dengan variabel indeks kualitas manusia merupakan sebagai variabel intervening. Kata kunci: Pembiayaan Pemerintah Di Sektor Penndidikan, Pembiayaan Pemerintah Di Sektor Kesehatan, Indeks Kualitas Manusia, Pertumbuhan Ekonomi. v

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 7 1.3 Tujuan Penelitian... 8 1.4 Kegunaan Penelitian... 8 1.5 Sistematika Penulisan... 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep... 12 2.1.1 Teori Pengeluaran Pemerintah... 12 2.1.2 Indeks Pembangunan Manusia... 16 2.1.3 Indeks Kualitas Manusia... 18 2.1.4 Teori Pertumbuhan Ekonomi... 19 2.1.5 Ukuran Pertumbuhan Ekonomi... 21 2.1.6 Hubungan Pembiayaan Pemerintah di Sektor Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi... 23 2.1.7 Hubungan Pembiayaan Pemerintah di Sektor Pendidikan dan Kehatan Terhadap Indeks Kualitas Manusia... 24 2.1.8 Hubungan Indeks Kualitas Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi... 24 2.2 Hipotesis Penelitian... 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 26 3.2 Lokasi dan Ruang Lingkup Wilayah Penelitian... 26 3.3 Obyek Penelitian... 27 3.4 Identifikasi Variabel... 28 3.5 Definisi Operasional Variabel... 28 3.6 Jenis dan Sumber Data... 28 3.7 Metode Pengumpulan Data... 29 3.8 Teknik Analisis Data... 30 vi

3.8.1 Pengujian Hipotesis Penelitian... 33 BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah atau Wilayah Penelitian... 39 4.1.1 Letak dan Luas Wilayah Provinsi Bali... 39 4.1.2 Perkembangan Pembiayaan Pemerintah di Sektor Pendidikan Pada Provinsi Bali... 40 4.1.3 Perkembangan Pembiayaan Pemerintah di Sektor Kesehatan Pada Provinsi Bali... 42 4.1.4 Perkembangan Indeks Kualitas Manusia Pada Provinsi Bali... 44 4.1.5 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Pada Provinsi Bali... 46 4.2 Pembahasan dan Hasil Penelitian... 47 4.2.1 Pengaruh Pembiayaan Pemerintah di Sektor Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Indeks Kualitas Manusia... 48 4.2.2 Pengaruh Pembiayaan Pemerintah di Sektor Pendidikan dan Kesehatan, Indeks Kualitas Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi... 50 4.2.3 Pemeriksaan Validitas Model... 54 4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian... 55 4.3.1 Uji Variabel Intervening... 63 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 67 5.2 Saran... 67 DAFTAR RUJUKAN...... 69 Lampiran-Lampiran... 72 vii

DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 1.1 Anggaran Pembiayaan Pemerintah di Sektor Pendidikan Tahun 2011-2015 Per Kabupaten/Kota Provinsi Bali... 5 1.2 Anggaran Pembiayaan Pemerintah di Sektor Kesehatan Tahun 2011-2015 Per Kabupaten/Kota Provinsi Bali... 6 2.1 Kriteria Nilai Indikator Kesehatan dan Pendidikan... 19 3.1 Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung dan Pengaruh Total Variabel Pembiayaan Pemerintah di Sektor Pendidikan dan, Kesehatan, Indeks Kualitas Manusia Serta Pertumbuhan Ekonomi Pada Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2011-2015... 38 4.1 Luas Wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Bali... 40 4.2 Klasifikasi Variabel dan Persamaan Jalur Penelitian... 48 4.3 Hasil Model Summary Pengaruh Pembiayaan Pemerintah di Sektor Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Indeks Kualitas Manusia... 49 4.4 Hasil Coefficient Pengaruh Pembiayaan Pemerintah di Sektor Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Indeks Kualitas Manusia... 49 4.5 Hasil Model Summary Pengaruh Pembiayaan Pemerintah di Sektor Pendidikan dan Kesehatan Serta Indeks Kualitas Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi... 50 4.6 Hasil Coefficient Pengaruh Pembiayaan Pemerintah di Sektor Pendidikan dan Kesehatan Serta Indeks Kualitas Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi... 51 4.7 Ringkasan Koefisien Jalur dan Signifikansi Hubungan Antarvariabel... 52 4.8 Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung dan Pengaruh Total Variabel Pengaruh Pembiayaan Pemerintah di Sektor Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Indeks Kualitas Manusia Serta Pertumbuhan Ekonomi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2011-2015... 53 viii

DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 3.1 Model Analisis Jalur Pembiayaan Pemerintah di Sektor Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Indeks Kualitas Manusia Serta Pertumbuhan Ekonomi Pada Kbaupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2011-2015... 31 4.1 Perkembangan Anggaran Perkapita di Sektor Pendidikan Pada Kabupaten,/kota di Bali tahun 2011-2015 (dalam ribu rupiah)... 41 4.2 Perkembangan Anggaran Perkapita di Sektor Kesehatan Pada Kabupaten,/kota di Bali tahun 2011-2015 (dalam ribu rupiah)... 43 4.3 Perkembangan Indeks Kualitas Manusia Pada Kabupaten/Kota di Bali Tahun 2011-2015 (dalam satu satuan indeks)... 45 4.4 Perkembangan PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku di Provinsi Bali Tahun 2011-2015 (dalam juta rupiah)... 46 ix

DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1 Data Pembiayaan Pemerintah Di Sektor Pendidikan dan Kesehatan, Kesehatan Indeks Kualitas Manusia, serta Pertumbuhan Ekonomi Pada Kabupaten/Kota Provinsi Bali... 72 2 Hasil Pengaruh Pembiayaan Pemerintah di Sektor Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Indeks Kualitas Manusia... 74 3 Hasil Pengaruh Pembiayaan Pemerintah di Sektor Pendidikan dan Kesehatan Serta Indeks Kualitas Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi... 75 4 Tabel Luas Di Bawah Kurva Normal (z table)... 76 x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tujuan yang sangat diharapkan bagi suatu negara ataupun daerah. Pertumbuhan ekonomi pada suatu daerah tercermin dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dimana PDRB menggambarkan pergerakan aktivitas perekonomian pada suatu daerah yang dapat dicapai dalam satu periode. Dalam mencapai peningkatan pertumbuhan ekonomi tentunya tidak terlepas dari beberapa upaya yang harus dilaksanakan melalui proses pembangunan. Menurut Sanggelorang dkk (2015:2), pembangunan merupakan suatu proses yang dilaksanakan secara berkesinambungan yang berdasar pada kebutuhan masing-masing daerah sehingga akan terwujud perubahan ke arah yang lebih baik sesuai sasaran tujuan pembangunan tersebut. Dalam pencapaian pembangunan, posisi manusia menjadi yang utama sebagai pelaku programprogram pembangunan. Maka, dalam menjalani program-program pembangunan diperlukannya kualitas manusia yang baik sehingga sasaran dalam mencapai pertumbuhan ekonomi dapat tercapai. Aspek pembangunan manusia menjadi salah satu indikator dalam menentukan kemajuan negaraatau wilayah. Kemajuan suatu negara atau wilayah tidak hanya diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB), melainkan mencakup kualitas manusia yang terdiri dari aspek pendidikan yang tercermin dari rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah, serta kesehatan yang tercermin 1

melalui angka harapan hidup masyarakatnya (Laisina dkk, 2015:2). Kualitas manusia dapat menjadi modal dasar bagi proses pembangunan karena dalam proses pembangunan, manusia tidak hanya menjadi subyek melainkan juga menjadi sebagai objek pembangunan. Dalam mendorong peran manusia dalam proses pembangunan, maka dibutuhkannya investasi untuk mempersiapkan dan menciptakan sumber daya manusia yang produktif, dimana dalam hal ini mengacu pada investasi pendidikan dan kesehatan. Kemajuan suatu daerah dapat diukur berdasarkan indikatornya yang utama yakni pendidikan. Apabila tingkat pendidikan masyarakat tinggi, maka semakin besar peluang masyarakat masuk ke dalam dunia kerja. Dengan pendidikan yang tinggi, masyarakat mampu untuk meningkatkan pendapatan yang lebih tinggi melalui peningkatan produktivitas. Pendidikan adalah salah satu aspek penting bagi pembangunan. Hampir setiap negara memprioritaskan pembangunan pendidikan dalam program pembangunan nasional karena hal terpenting dalam mendukung pelaksanaan pembangunan suatu negara adalah tersedianya penduduk yang terdidik dalam segi kuantitas yang memadai dan kualitas yang baik. Pembangunan pendidikan dari tingkat daerah hingga nasional harus dapat menjamin peningkatan mutu pendidikan dan pemerataan kesempatan pendidikan guna menghadapi tantangan kedepan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan baik lokal maupun nasional (Isti, 2012:2). Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN serta dari APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan 2

pendidikan nasional, hal ini termuat dalam Peraturan Pemerintah No.48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan. Sektor kesehatan juga merupakan hal yang penting dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan dasar manusia akan kesehatan meliputi perbaikan gizi dan pelayanan kesehatan yang dimana merupakan hak bagi tiap warga negara yang dilindungi Undang-Undang Dasar. Adanya pelaksanaan perbaikan di bidang kesehatan merupakan suatu bentuk investasi. Investasi di sektor kesehatan diperlukan dengan tujuan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Perbaikan kesehatan mempengaruhi peningkatan partisipasi tenaga kerja, dimana selanjutnya berdampak pada perbaikan tingkat pendidikan yang akan berkontribusi pada peningkatan output produksi demi mendorong pertumbuhan ekonomi. Besar anggaran kesehatan yang dikeluarkan pemerintah pusat minimal 5 persen dari APBN di luar gaji, sementara besar anggaran kesehatan oleh pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota dialokasikan minimal 10 persen dari APBD di luar gaji, hal ini dicantumkan dalam Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Dalam suatu negara atau wilayah, aspek pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan pembangunan yang paling mendasar. Menurut Meier dan Rauch dalam (Laisina, dkk; 2015:2), modal manusia yang mencakup pendidikan dan kesehatan sangat berkontribusi positif terhadap pembangunan. Bagi negara berkembang, pendidikan mempunyai peran untuk mencapai terciptanya pembangunan dan pertumbuhan yang berkelanjutan dengan pengembangan kapasitas melalui penyerapan teknologi-teknologi modern (Todaro, 2006). 3

Pendidikan dan kesehatan yang baik ditunjang oleh peran pemerintah dalam berinvestasi terhadap pendidikan dan kesehatan melalui anggaran pendidikan dan kesehatan. Melalui anggaran tersebut dapat dilihat keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat. Investasi sumber daya manusia dalam aspek pendidikan dan kesehatan diukur dari alokasi anggaran untuk pendidikan dan kesehatan melalui anggaran pembiayaan pemerintah yang terdapat dalam APBN. Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan salah satu kebijakan fiskal pemerintah yang digunakan dalam mengelola perekonomian suatu daerah. Sama halnya sebagaimana kondisi yang ada pada daerah, pemerintah daerah juga mempunyai anggaran biaya yang dialokasikan untuk segala pembangunan di daerah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Anggaran pemerintah atas pendidikan dan kesehatan merupakan suatu investasi terhadap pertumbuhan ekonomi karena pendidikan dan kesehatan merupakan modal dasar manusia sebagai pelaku pembangunan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi. Dengan modal dasar yaitu pendidikan dan kesehatan yang berkualitas, maka peningkatan pertumbuhan ekonomi mudah dicapai. Pertumbuhan ekonomi selalu berhubungan dengan para pelaku ekonomi yaitu pemerintah yang berperan dalam instrumen kebijakan fiskal. Melalui hal tersebut, berarti bahwa pemerintah memiliki peran dalam menentukan besaran pembiayaan/pengeluaran yang dianggap tepat untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Berikut ini merupakan investasi pemerintah Provinsi 4

Bali melalui pembiayaan pada sektor pendidikan tahun 2011 2015 per Kabupaten/Kota di Provinsi Bali: Tabel 1.1 Anggaran Perkapita di Sektor Pendidikan Tahun 2011-2015 Per Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali (dalam ribu rupiah) Kabupaten/Kota Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Jembrana 570 816 1,020 1,061 1,135 Tabanan 880 958 1,073 1,186 1,336 Badung 880 1,070 974 1,140 1,137 Gianyar 823 882 967 932 1,112 Klungkung 1,118 1,231 1,251 1,300 1,848 Bangli 967 926 1,059 1,133 1,445 Karangasem 823 900 1,081 1,204 1,341 Buleleng 843 838 1,060 1,249 1,246 Denpasar 673 690 413 468 640 Sumber: DJPK Kemenkeu.go.id, 2011-2015 (data diolah) Berdasarkan Tabel 1.1 diatas, dapat dilihat bahwa pembiayaan pemerintah di sektor pendidikan di setiap Kabupaten/Kota mengalami fluktuasi, pada beberapa kabupaten mengalami penurunan pembiayaan pemerintah di sektor pendidikan. Sebagai contoh di Kabupaten Badung, sebelumnya di tahun 2012 pembiayaan pemerintah di sektor pendidikan sebesar 1,070 ribu rupiah, sedangkan di tahun 2014 sebesar 974 ribu rupiah. Kemudian di Kabupaten Gianyar, sebelumnya di tahun 2013 pembiayaan pemerintah sebesar 967 ribu rupiah, sedangkan di tahun 2014 turun menjadi 932 ribu rupiah. Selanjutnya di Kabupaten Bangli, sebelumnya di tahun 2011 sebesar 967 ribu rupiah, sedangkan di tahun 2012 menurun menjadi sebesar 926 ribu rupiah. Terakhir, di Kota Denpasar, di tahun 2012 pembiayaan pemerintah sebesar 690 ribu rupiah, sedangkan di tahun 2013 menurun menjadi 413 ribu rupiah. 5

Kondisi demikian menggambarkan bahwa pembiayaan pemerintah di sektor pendidikan terjadi penurunan hanya di beberapa kabupaten/kota pada tahun tertentu, berbeda halnya dengan pembiayaan pemerintah di sektor kesehatan. Berikut ini merupakan tabel yang menggambarkan kondisi pembiayaan pemerintah di sektor kesehatan: Tabel 1.2 Anggaran Perkapita di Sektor Kesehatan Tahun 2011-2015 Per Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali (dalam ribu rupiah) Kabupaten/Kota Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Jembrana 230 284 338 392 400 Tabanan 272 328 414 455 523 Badung 255 438 362 774 538 Gianyar 225 218 289 328 393 Klungkung 333 387 496 812 798 Bangli 268 334 343 371 568 Karangasem 125 302 325 296 345 Buleleng 170 188 262 197 446 Denpasar 231 272 220 269 269 Sumber: DJPK Kemenkeu.go.id 2011-2015 (data diolah) Berdasarkan tabel 1.2 diatas, anggaran pembiayaan pemerintah di sektor kesehatan tahun 2011-2015 per kabupaten/kota di Provinsi Bali berfluktuasi, beberapa kabupaten dalam tahun tertentu mengalami penurunan seperti Kabupaten badung pada tahun pada tahun 2014 pembiayaan pemerintah di sektor kesehatan sebesar 774 ribu rupiah sedangkan pada tahun 2015 menjadi 538 ribu rupiah, serta Kabupaten Buleleng di tahun 2013 anggaran kesehatannya sebesar 262 ribu rupiah pada tahun 2014 menjadi sebesar 197 ribu rupiah. Adanya penurunan anggaran pada sektor pendidikan dan kesehatan disebabkan oleh beberapa factor diantaranya, pertama, karena penurunan jumlah APBD. Kedua, penyerapan anggaran tahun sebelumnya tidak sesuai target, yang 6

selanjutnya karena memang pada tahun tertentu pemerintah daerah tidak melakukan pembangunan atau kegiatan yang membutuhkan dana besar. Jumlah anggaran pendidikan dan kesehatan tersebut kembali kepada kebutuhan daerah masing-masing dan pemerintah daerah pun memiliki alasan tersendiri untuk menganggarkan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan daerah itu sendiri. Dilihat dari nominal jumlah yang dianggarkan masing-masing kabupaten/kota nampak bahwa anggaran pembiayaan pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan masih mengalami ketimpangan antar wilayah sehingga kondisi ini memicu terjadi perbedaan dalam hal fasilitas atau sarana dan prasarana dalam menunjang peningkatan kesehatan yang berdampak pada kualitas sumber daya manusia di Provinsi Bali. Berdasarkan uraian yang dijelaskan di atas maka yang menjadi fokus penelitian penulis adalah pengaruh pembiayaan pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan terhadap indeks kualitas manusia dan pertumbuhan ekonomi pada kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun 2011-2015. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dari penelitian ini antara lain: 1. Bagaimana pengaruh pembiayaan pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan terhadap indeks kualitas manusia pada kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun 2011-2015? 7

2. Bagaimana pengaruh pembiayaan pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan serta indeks kualitas manusia terhadap pertumbuhan ekonomi pada kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun 2011-2015? 3. Bagaimana pengaruh pembiayaan pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui indeks kualitas manusia pada kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun 2011-2015? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai, antara lain: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pembiayaan pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan terhadap indeks kualitas manusia pada kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun 2011-2015. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pembiayaan pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan serta indeks kualitas manusia terhadap pertumbuhan ekonomi pada kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun 2011-2015. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pembiayaan pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui indeks kualitas manusia pada kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun 2011-2015. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 8

1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi media untuk menerapkan konsep dan teori yang selama ini diperoleh dalam perkuliahan tentang pembiayaan pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan, rata-rata lama sekolah, angka harapan lama sekolah, angka harapan hidup dan pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan melalui berbagai temuan pada penelitian. 2. Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada pemerintah berkaitan dengan pengelolaan pembiayaan pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan, indeks kualitas manusia, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Bali, serta kedepannya dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dalam meneliti pembiayaan pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan dalam menunjang peningkatan indeks kualitas manusia dan pertumbuhan ekonomi. 1.5 Sistematika Penelitian Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang satu dengan bab yang lainnya dan disusun secara sistematis secara terperinci untuk memberikan gambaran dan mempermudah pembahasan. Sistematika dari masing-masing bab dapat diperinci sebagai berikut: 9

BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penelitiannya. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang mendukung dan berhubungan dengan masalah yang akan dibahas yang selanjutnya digunakan sebagai pedoman dalam pemecahan masalah. Dalam laporan penelitian ini, hasil penelitian sebelumnya yang terkait yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini serta disajikan hipotesis atau dugaan sementara atas pokok permasalahan yang diangkat sesuai dengan landasan teori yang ada. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yang diantaranya meliputi desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini akan menyajikan gambaran umum wilayah, perkembangan, dan data serta menguraikan pembahasan yang berkaitan dengan pengujian pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung variabel pembiayaan pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan, 10

indeks kualitas manusia serta pertumbuhan ekonomi pada kabupaten/kota di Provinsi Bali. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan mengemukakan simpulan berdasarkan hasil uraian pembahasan pada bab sebelumnya, keterbatasan dalam penelitian yang telah dilakukan dan saran atas penelitian yang dlakukan agar nantinya diharapkan dapat berguna bagi penelitian selanjutnya. 11