BAB IV KOSEP PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
Mufidah Siti Nur Wahyuni

BAB II METODE PERANCANGAN





BAB II METODE PERANCANGAN

Desain Portable Workstation Untuk Perias Berkonsep Khas Indonesia Edisi Sariayu Trend Warna 2012 Etnika Nusa Tenggara

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (GROOMING KECANTIKAN) 1.Kompentensi: Make up sehari-hari.


1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Putri. Mahasiswa dapat :


BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

LANGKAH-LANGKAH MAKE -UP

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (PENGANTIN INDONESIA II) 1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Basahan.

Mebel Multifungsi Portable untuk Makeup Artist

A. PENDAHULUAN B. Pengetahuan dan Teknik Corective Make Up 1. Pengertian rias wajah korektif

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Badut. Mahasiswa dapat :

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Wajah Panggung. Mahasiswa dapat :

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

PENGOLAHAN MATERIAL KALENG DAN KAYU DALAM DESAIN BANGKU MEJA


Tip's Makeup dg La Tulipe

Rias pengantin yang terkesan sederhana dan segar dengan penampilan yang natural namun tetap anggun dan elegan. Rias pengantin yang terkesan lembut

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA

diatas sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lain-lain.

BAB II METODE PERANCANGAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias TV/Film. Mahasiswa dapat :

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas atau peran, bahkan profesi tertentu. Oleh

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

4 LANGKAH MEWUJUDKAN DAPUR BARU. Panduan Perencanaan

BAHAN AJAR. Tata Rias Korektif Wajah


PRODUCT PHOTOGRAPHY. Pertemuan ke 9. Dosen Pembimbing : Muhammad Fauzi S.Des., M.Ds Program Studi : Desain Produk Universitas Esa Unggul


Biodata : Nama : Melody Cheria Setyo Utami. Tempat & Tanggal Lahir : Padang, 1 Mei 1991 NIM : Program Studi : Desain Komunikasi Visual

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. kayu olahan berupa tripleks. Dengan menggunakan bahan baku yang sudah mengalami

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. menimbulkan perhatian pada makna tambahan (connotative) dan arti

BAB V PAMERAN A. DESAIN FINAL. Gambar 65. Diecast display tema jalan pegunungan 01 (Sumber: Dokumentasi pribadi)

TIPS KOREKSI WAJAH KOTAK

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

BAB IV KONSEP PERANCANGAN


BAB IV KONSEP PERANCANGAN. 1. Denim/Jeans mempunyai ketebalan bahan yang kuat. 2. Bahan Denim/Jeans mampu menahan beban barang yang cukup kuat.

Tugas Kewirausahaan Medan, Desember 2009 ENY BEAUTY SALON. Dosen penanggung jawab: Dr. Budi Utomo, S.P, M.P

BAB V KONSEP. Perancangan photobook ini bertemakan sosial, yang berjudul Ruang. Perancangan photobook ini menggunakan teknik

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik merupakan bahan yang digunakan pada tubuh manusia untuk

No Aspek Penilaian Keterangan 1. Topik / tema sistem pakar yang akan dibangun

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Kecantikan identik dengan penampilan diri dan merupakan aset berharga

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V APLIKASI HASIL EKSPERIMEN PADA PRODUK AKSESORIS

DATA DAN ANALISA PERANCANGAN. Tabel 7. Studi Sejenis komik

PRODUCT PHOTOGRAPHY. Pertemuan ke 8. Dosen Pembimbing : Muhammad Fauzi S.Des., M.Ds Program Studi : Desain Produk Universitas Esa Unggul

BAB IV KONSEP PERANCANGAN


BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan dan sikap untuk menghasilkan lulusan yang kompeten.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II METODE PERANCANGAN


PANDUAN PEMASANGAN KAMAR MANDI

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB III METODE PENCIPTAAN

menjadi tren di pasaran. Mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tak hanya pakaian dan alat-alat kecantikan. Beberapa aksesoris pendukung pun mulai

5. Memungkinkan mendapat efek nilai dekoratif yang lebih luas. 6. Mampu menahan paku dan sekrup lebih baik.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V PAMERAN A. DESAIN FINAL

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat, media promosi sangat diperlukan dalam memasarkan. produk dan membuat produk dikenal oleh masyarakat.

4.1 Bentuk Wajah Oval dan koreksinya Make-up style untuk bentuk wajah oval yaitu : Shading : Berbeda dengan karakter wajah yang lain, teknik shading

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS

LAPORAN Pengabdian Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Setiap

BAB IV KONSEP. 2. Tataran System a. Bagian Bagian Casing PC.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB I PENDAHULUAN. didalam menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP RANCANGAN. tegas dan warna yang mewakili sifat. 1. Penerapan Unsur dan prinsip desain pada make up. unsur desain sebagai berikut:

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB IV KOSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS 1. Komunitas Pengguna Komunitas pengguna beauty case penata rias pengantin ini dirancang untuk penata rias pengantin profesional segmentasi umur 20-35 tahun yang berada di wilayah jabotabek. Karena setiap penata rias pernikahan memiliki klien yang lokasinya berbeda-beda dan tidak menentu dan sehingga penata rias membutuhkan alat atau wadah untuk membantunya dalam membawa peralatan rias dan membantu proses meriasnya di lokasi penata rias pengantin merias. Penata rias pengantin juga membawa cukup banyak alat rias untuk merias seorang pengantin. Oleh karena itu, beberapa fungsi dirancang sesuai dengan kebutuhan penata rias pengantin yang telah diobservasi guna membantu penata rias pengantin dalam membawa alat rias yang dibutuhkan dan dapat membantunya dalam proses merias. Gambar IV.1. Penata rias pengantin Sumber : Tribunnews.com Dari hasil observasi yang perancangan dapat bahwa penata rias pengantin masih memiliki kesulitan atau permasalahan dalam membawa dan meriasnya terhadap beauty case yang digunakannya, 32

oleh karena itu perancang membuat beauty case yang disesuaikan dengan kebutuhan penata rias pengantin yaitu dengan merancang beauty case yang memiliki kotak penyimpanan yang cukup untuk meletakan alat make-up yang dibutuhkan penata rias pengantin, perancang juga membuat peralatan hair-do khusus agar penata rias tidak perlu lagi membawa tas lainnya dan memudahkannnya dalam membawa semua alat rias yang dibutuhkannya, dan tempat hairdonya pun dapat dilepas pasang karena jika sedang tidak dibutuhkan dapat ditinggal dirumah. B. TATARAN SISTEM 1. Cara Penyebaran Produk a. Mengikuti pameran dan bazar produk Untuk mempromosikan produk beauty case ini yaitu dengan mengikuti pameran dan bazar produk yang ada di jabotabek. Dengan mengikuti pameran dan bazar maka saya dapat memperkenalkan dan memasarkan produk beauty case untuk penata rias pengantin ini pada masyarakat dan khususnya para penata rias pengantin professional yang berada di wilayah jabotabek. b. Membuat berbagai media promosi Beauty case ini juga akan dipromosikan dan dijual menggunakan media sosial dan media promosi lainnya. Media sosial sangat dapat berpengaruh dalam mempromosikan dan mejual produk beauty case ini. Media sosial yang digunakan dalam promosi beauty case ini yaitu facebook, twitter, dan instagram. Untuk media promosi lainnya akan menggunakan banner dan brosur produk yang disebar ke tempat-tempat ramai pengunjung 33

c. Memasarkan produk ke toko dan departement store Beauty case untuk penata rias pengantin ini akan dijual ke toko-toko kosmetik dan beberapa departement store, karena segmentasi pada beauty case ini yaitu penata rias pengantin profesional yang kalangan menenah atas. 2. Pemanfaatan Produk Pemanfaatan beauty case bagi pengguna, beauty case memiliki bentuk dan fungsi yang menyesuaikan dengan kebutuhan penata rias pengantin. Fungsi beauty case juga menyesuaikan dengan kebutuhan alat rias yang dibawa penata rias pengantin, kebutuhan mobilitas, dan kebutuhan penata rias pengantin untuk merias, dengan mempertimbangkan aspek-aspek tersebut, objek rancangan beauty case akan efektif dalam pemanfaatan fungsi beauty case yang dikhususkan untuk penata rias pengantin ini, Pada produk beauty case ini terdapat beberapa komponen yang memiliki manfaat yang berbeda-beda. Berikut penjelasan mengenai manfaat masing-masing komponen produk: a. Beauty case untuk tempat Make-up Gambar IV.2. Beauty case untuk tempat Make-up 34

No.1 No.2 No.3 No.4 No.5 No.6 lipstick No.7 : Cermin untuk membantu penata rias pengantin untuk melihat wajah saat merias : Lampu untuk membantu penata rias pengantin untuk penerangan pada wajah agar mendetail terlihat wajahnya : Tempat meletakan foundation, bedak, dan primer : Tempat meletakan concealer, blush on : Tempat meletakan eyeshadow, contour, dan peralatan make-up yang berupa palette : Tempat meletakan pensil alis, eyeliner, mascara, : Tempat khusus meletakan brush b. Beauty case untuk tempat Hair-do Gambar IV.3. Beauty case untuk tempat hair-do No.1 : Tempat untuk meletakan hair dryer No.2 : Skat untuk memperbesar spacer tempat hairdryer No.3 : Tempat meletakan sisir dan aksesoris rambut seperti konde, hairnet, dan lainnya No.4 : Tempat meletakan hairdryer dan catokan saat digunakan 35

No.5 : Tempat meletakan hair spray No.6 : Tempat meletakan catokan No.7 : Tempat untuk meletakan aksesoris rambut seperti jepitan, jarum pentul, dan lainnya 3. Cara Kerja Produk Table. VI.1. Cara kerja beauty case No Gambar Penjelasan 1 Kunci diantara beauty case 1 dan 2 dilepas untuk memisahkan keduanya Gambar IV.4. Beauty case saat dijadikan 1 2 Gambar IV.5. Beauty case laci tertutup Beauty case 1 direbahkan dan dibuka kunci dan tutupnya keatas sekitar 90 derajat 3 Tarik sliding pada beauty case 1 kekiri dan kekanan Gambar IV.6. Beauty case laci terbuka 36

Kotak penyimpanan tengan pada beauty 4 case 1 keluarkan agar dapat mengambil barang di kotak ke 3 Gambar IV.7. Tempat brush 5 Gambar IV.8. Tempat stopkontak dan saklar Buka tutup pada kiri dan kanan bagian cermin untuk menyalakan lampu dan stopkontak 6 Gambar IV.9. Tempat hair-do Beauty case 2 dibuka kunci dan tutupnya ketas sekitar 180 dan 270 derajat 7 Gambar IV.10. Tempat hair-do terbuka Tarik Laci pada bagian bawah beauty case 2 8 Skat pada beauty case ini dapat dilepas/pasang Gambar IV.11. Sekat lepas/pasang 37

4. Sistem Membawa Produk Table. VI.2. Sistem membawa beauty case No Gambar Penjelasan 1 Gambar IV.12. Dibawa dengan ditarik Beauty case ini dapat dibawa dengan cara ditarik yaitu dengan mendirikan beauty case 1 dan menumpuk beauty case 2 diatasnya kemudian dikunci serta menarik handle trollenya dan memiringkan beauty case sekitar 45 0 saat dibawa 2 Gambar IV.13. Dibawa dengan ditenteng Beauty case ini dapat dibawa dengan cara ditenteng juga yaitu dengan mendirikan beauty case 1 atau beauty case 2 serta mengankat beauty case menggunakan handle tenteng pada beauty case. Cara ditenteng ini dipakai jika hanya membawa 1 beauty case saja C. TATARAN PRODUK 1. Konsep Perancangan Dalam merancang beauty case penata rias pengantin tentu saja dibutuhkan suatu konsep desain guna agar beauty case dapat sesuai dengan fungsi yang dapat menyelesainkan masalah-masalah yang sudah diobservasi. Konsep desain dapat diartikan sebagai ide dasar 38

dari suatu pemikiran yang melandasi proses perancangan sebuah desain. Dalam merancang beauty case untuk penata rias pengantin ini tentunya perancang mempunyai konsep desain yang matang, konsep yang dirancang tidak sembarang dibuat oleh perancang namun konsep desain beauty case ini dipertimbangakan dari hasil observasi yang telah dilakukan, sehingga perancangan beauty case ini sesuai dengan solusi dalam permasalahan serta tepat untuk segmentasi yang dipilih. Beauty case yang perancang desain ini yaitu beauty case yang disesuaikan dengan kebutuhan penata rias pengantin dengan ukuran yang medium. Segmentasi beauty case ini yaitu penata rias pengantin profesional yang berumur 25-35tahun di wilayah jabotabek. Konsep beauty case ini dibuat karena penata rias pengantin membutuhkan beauty case yang dapat membantu dan memudahkannya dalam membawa semua alat make-up yang dibutuhkan dan memudahkannya saat merias. Beauty case ini disesuaikan untuk mobilitas dan digunakan dilokasi penata rias pengantin merias. Konsep dalam menyelesaikan masalah penata rias pengantin adalah sebagai berikut: a. Beauty case terdapat tempat alat make-up dan hair-do khusus Pada beauty case ini terdapat tempat hair-do khusus. Tempat hair-do ini dapat dilepas/pasang. Sehingga dapat ditinggal saat tidak digunakan. Tempat hair-do khusus ini dirancang agar penata rias tidak perlu lagi membawa tas lain lagi dan agar lebih simple dalam membawa semua alat rias yang dibutuhkan. 39

Gambar VI.14 Tempat hair-do b. Beauty case terdapat cermin dan lampu yang tidak perlu dilepas pasang Pada beauty case ini terdapat cermin yang berukuran 29x33cm dan lampu yang tidak perlu dilepas/pasang agar mempersimple penata rias pengantin dalam menggunakan lampu. Saat lampu rusak, untuk menggantinya hanya tinggal membuka sekrup yang ada disamping kiri dan kanan beauty case saja. Konsep tersebut dibuat untuk membudahkannya penata rias pengantin dalam mengganti lampu saat rusak. Gambar VI.15 Lampu pada beauty case 40

c. Beauty case yang skat nya dapat dilepas pasang Pada beauty case ini perancang membuat sistem skat dapat dilepas pasang. Skat-skat ini bertujuan untuk memisahkan antar make-up agar tidak jadi satu dan berantakan maka dibuat lah skat-skat pada kotak penyimpanan beauty case ini. Sistem lepas/pasang skat ini bertujuan agar saat penata rias pengantin membutuhkan ruang yang lebih besar maka skat dapat dilepas dan dapat memperluas ruang penyimpanan. Gambar VI.16 Skat yang dapat dilepas/pasang 2. Proses Perancangan a. Membuat Sketsa Desain Setelah menentukan konsep desain beauty case untuk penata rias pengantin ini, perancang membuat sebuah sketsa untuk menuangkan ide-ide yang sudah dipertimbangkan dalam konsep desain dan juga dapat mengeksplore desain seperti apa yang akan dibuat sesuai dengan konsep desain yang telah ditentukan. b. Digitalisasi Sketsa Desain Tahap selanjutnya dalam merancang beauty case ini yaitu membuat digitalisasi dari sketsa desain yang telah ditentukan. Membuat digitalisasi sketsa desain ini bertujuan agar desain yang dirancang menjadi lebih terlihat jelas, detail serta terlihat 41

warna-warna yang akan digunakan sudah dapat terlihat juga dan dapat dilipilih desain mana yang sesuai dengan konsep desain yang berdasarkan hasil observasi. Table. VI.3. Digitalisasi desain beauty case No. Desain Keterangan 1. 2. 3. 4. Gambar IV.17. Desain digital beauty case make-up 1 Gambar IV.18. Desain digital beauty case make-up 2 Gambar IV.19. Desain digital beauty case make-up 3 Gambar IV.20. Desain digital beauty case make-up 4 Desain ini memiliki sistem sliding pada kotak penyimpanannya. Pada bagian kanan terdapat slide yang dapat ditarik untuk meletakan alatalat make-up. Pada bagian depan terdapat tempat untuk meletakan brush dan dibawah ada laci untuk meletakan alat make-up pallete. Sistem beauty case ini digunakan dalam posisi beauty case berdiri Desain ini memiliki sistem buka pada bagian tengah dan kotak penyimpanan terdapat di sisi kanan dan kiri cermin. Pada kotak penyimpanan ada sliding yang dapat ditarik untuk meletakan alat makeup. Desain ini memiliki sistem buka kotak penyimpanan dari bagian tengah, kotak penyimpanan terdapat di sisi kanan dan kiri cermin dan terdapat skat-skat untuk meletakan make-up. Pada bagian atas tutup digunakan untuk tempat brush dan pada laci bawah digunakan untuk meletakan make-up pallete. Pada desain ini memiliki sitem buka tutup keatas 90 0 dan pada kotak penyimpanan paling atas terdapat sliding untuk membuka kotak penyimpanan yang terdapat dibawahnya. Kotak bagian tengah terdapat tempat brush yang dapat sistemnya dilepas, kotak paling bawah untuk meletakan make-up pallete. Skat pada beauty case ini dapat dilepas pasang dan lampu yang tidak perlu dilepas/pasang. Setelah dilakukan beberapa revisi desain maka dipilihlah satu desain yang paling sesuai dengan konsep desain yaitu 42

desain yang simple namun dapat memenuhi kebutuhan penata rias pengantin. Gambar VI.21. Digitalisasi beauty case make-up terpilih Table. VI.2. Digitalisasi desain tempat hair-do No Gambar Keterangan 1. Desain ini hanya tedapat satu tempat yang dibatasi dengan skatskat saja 2. Gambar IV.22. Desain digital beauty case hair-do 1 Gambar IV.23. Desain digital beauty case hair-do 2 Desain tempat hair-do ini terdapat 2 tingkat yaitu bagian atas untuk meletakan hairdryer dan bagian bawah berupa laci untuk meletakan catokan hairspray. aksesoris jepitan, dan lain-lain. 43

Desain tempat hair-do yang dipilih yaitu desain yang kedua. Gambar VI.24. Digitalisasi beauty case hair-do yang terpilih Desain ini dipilih karena bentuk nya lebih simple dan lebih efektif dalam menyimpan peralatan hair-do. Penggunaannya juga tidak sulit dan banyak ruang penyimpanan. c. Menentukan Ukuran pada Desain Rancangan Setelah desain bentuk beauty case dipilih 2 desain, kemudian perancang fokus untuk menentukan ukuran pada desain yang telah dipilih pada tahap sebelumnya. Ukuran pada suatu perancangan desain sangatlah penting karena ukuran pada rancangan mempengaruhi segi kesesuaian kebutuhan dari hasil observasi dan kenyamanan saat produk digunakan oleh penggunanya. Oleh karena itu, dalam menentukan sebuah ukuran pada desain beauty case ini makan perancang harus memperhatikan ukuran-ukuran make-up dan alat hair-do dari hasil observasi dan data standar ukuran beauty case medium yang kebanyakan digunakan oleh penata rias pengantin untuk dijadikan patokan dalam menentukan ukuran pada rancangan yang akan dibuat. Pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan dalam memutuskan ukuran yaitu: 44

1. Dapat memuat alat rias sesuai kebutuhan penata rias pengantin 2. Terdapat tempat hair-do yang khusus namun ukuran tetap standar untuk mudah dibawa 3. Pertimbangan produk untuk mobilisasi Setelah dilakukan beberapa revisi ukuran beauty case untuk penata rias pengantin ini maka didapatkan ukuran yang tidak terlalu besar, masih mudah untuk dibawa kemana saja, dan juga dapat memenuhi kebutuhan penata rias dalam membawa alat rias yang dibutuhkan. Ukuran yang digunakan pada beauty case 1 (tempat make-up) 42x35x20 cm dan ukuran pada beauty case 2 (tempat hair-do) 42x20x20 cm. Berikut ukutan lebih detailnya: Gambar VI.25. Ukuran beauty case 45

Gambar VI.26 Ukuran beauty case d. Gambar Teknik Setelah ukuran pada produk sudah ditentukan, selanjutnya perancang membuat gambar teknik guna untuk memperjelas detail bentuk dan ukuran per tampak beauty case sehingga memudahkan dalam proses produksi. Gambar kerja yang dibuat terdiri dari gambar teknik, gambar potongan, dan gambar isometri. 46

Gambar VI.27. Gambar teknik tas make-up tertutup 47

Gambar VI.28 Gambar teknik tas hair-do tertutup 48

Gambar VI.29 Gambar teknik tas make-up terbuka 49

Gambar VI.30 Gambar teknik tas hair-do terbuka 50

e. Gambar Potongan Gambar VI.31 Gambar potongan tas hair-do terbuka f. Gambar Isometri Gambar isometri ini bertujuan untuk mengetahui tampak prespektif pada produk rancangan dengan sudut 30 0 derajat. 1) Gambar Isometri Tas Make-up Gambar VI.32 Gambar Isometri Tas Make-up 2) Gambar Isometri Tas Hair-do Gambar VI.33 Gambar isometri tas hair-do 51

4. Proses Produksi No Gambar Pejelasan 1 Tahap pembuatan mal untuk cetakan Gambar IV.34. Mal beauty case 2 Gambar IV.35. Proses cetakan Tahap pencetakan masing-masing beauty case dan masing-masing komponen yang terdapat didalamnya 3 Gambar IV.36. Setelah cetakan dilepas Tahap pelepasan fiber yang sudah tercetak dari cetakan 4 Gambar IV.37. Proses perakitan beauty case dan lampu Tahap perakitan dan pemasangan lampu pada beauty case 1 5 Tahap pemasangan sliding pada beauty case Gambar IV.38. Proses perakitan sliding 52

6 Tahap pedempulan beauty case Gambar IV.39. Proses dempul 7 Tahap pengecatan bagian dalam beauty case dan pemasangan cermin Gambar IV.40. Proses pengecatan beauty case dan lampu 8 Tahap pemasangan kulit pada beauty case Gambar IV.41. Proses pemasangan kulit Pertimbangan-pertimbangan saat proses produksi : 1. Ukuran-ukuran fiber yang dicetak untuk beauty case dapat sama dan seimbang saat dirancang 2. Membuat model tempat skat yang dapat dilepas pasang 3. Sliding kotak penyimpanan agar tidak nge-lost saat di slide 4. Penempatan lampu, stopkontak, dan saklat pada beauty case agar sesuai dan cocok saat di aplikasikan 53

D. TATARAN ELEMEN Dalam perancangan dibutuhkan elemen-elemen penunjang untuk memperkuat segi estetika produk. Dengan dibuatnya elemen pendukung ini maka produk akan lebih sempurna dengan kelengkapan elemen estetika yang diaplikasikan pada produk. Elemen-elemen pendukung dalam perancangan yaitu warna, bentuk, visual estetika, dan tekstur. Dengan elemen-elemen ini maka produk akan menjadi utuh dan sempurna rancangannya. Pada rancangan beauty case untuk penata rias pengantin, komposisi pada material, warna, visual, dan tekstur mengikuti dengan konsep moodboard yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar VI.42 Moodboard konsep perancangan 54

1. Material Gambar VI.43 Material Fiberglass Pada perancangan beauty case ini perancang membuat beauty case dengan material fiber. Fiber yang dicetak dengan sistem luar dan dalam permukaannya halus jadi menggunakan sistem 2 kali cetak yaitu cetak bagian luar halus dan bagian dalam halus. Dengan material fiber ini maka akan memudahkan dalam produksi masal karena sistem pembuatannya yaitu menggunakan cetakan. Karakteristik fiber juga cocok sesuai kebutuhan dalam perancangan yaitu mudah dibentuk, kuat, awet, dan ringan. 2. Warna Unsur warna yang digunakan dalam perancangan beauty case ini yaitu warna-warna pastel dan warna coklat. Warna pastel yang digunakan adalah pink pastel, menggunakan warna pink pastel karena sesuai dengan konsep estetika yang ditentukan yaitu feminine. Warna pink termasuk warna yang mencerminkan kefeminiman seorang wanita. Warna pink pastel ini digunakan sebagai warna dasar bagian luar beauty case. Berikut warna pastel yang digunakan pada estetika bagian luar beauty case: 55

Gambar VI.44 Warna pink pastel Pada bagian dalam beauty case menggunakan warna coklat tua, karena warna coklat merupakan warna yang netral dan warna alat make-up kebanyakan berwarna coklat sehingga dapat menetralisir terlihat kotor saat make-up ada yang tumpah. Berikut warna coklat yang digunakan pada estetika pada bagian dalam beauty case ini: Gambar VI.45. Warna Coklat Sumber: color.adobe.com 3. Bentuk Bentuk yang digunakan pada beauty case ini yaitu bentuk persegi panjang. Bentuk persegi ini dipilih karena dapat lebih banyak ruang yang dapat dimanfaatkan untuk penyimpanan dibandingkan bentuk lainnya seperti bulat, segitiga, persegi 5, dan lainnya. Bentuk persegi panjang ini lebih memudahkan dalam peletakan alat make-up. Gambar VI.46 Bentuk beauty case Sumber: Dokumentasi Pribadi 56

4. Visual Estetika Visual estetika pada beauty case ini yaitu menggunakan flower pattern. Sesuai dengan tema estetika yang sudah ditentukan pada konsep desain yaitu menggunakan tema feminine, flower pattern ini cocok untuk mencerminkan kefeminiman pengguna, dimana segmentasi pengguna yaitu wanita. Visual estetika ini bertujuan untuk mempercantik tampilan beauty case sehingga membuat pengguna lebih terlihat modis. Berikut visual estetika yang digunakan pada beauty case ini: 5. Tekstur Gambar VI.47 Bentuk beauty case Sumber: Dokumentasi Pribadi Tektur pada beauty case ini yaitu terdapat tekstur kulit pada bagian luar beauty case. Kulit ini digunakan untuk mempercantik beauty case dan terlihat lebih elegan. Kulit pada beauty case ini menggunakan kulit sintetis yang print gambar visual estetika yang sudah ditentukan pada konsep desain. Penggunaan material kulit ini juga agar beauty case lebih lunak saat dipegang dan tidak keras. 57