I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang I.1.1. Kampus Menjadi Generator Pertumbuhan Ekonomi Bagi Daerah Disekitarnya 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas

Asrama Mahasiswa UNDIP Mohammad Iqbal Hilmi L2B09060

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemilihan Kantor Pemerintahan Desa Merdikorejo Pengguna Bangunan Beserta Aktivitasnya

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN #Lereng#Gunung#Lawu#Kabupaten#Magetan#sebagai#Kota# Pariwisata#

BAB I: PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. demi tercapainya kualitas hidup dari manusia itu sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Isu Perkembangan Properti di DIY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Yogyakarta sebagai Kota Pelajar Pendidikan non formal sebagai wadah aktifitas diluar sekolah

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN.

Gambar 6.1 Alternatif Gambar 6.2 Batara Baruna. 128 Gambar 6.3 Alternatif Gambar 6.4 Alternatif Gambar 6.

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Ide dan gagasan gagasan perancangan integrasi pasar tradisional

TUGAS AKHIR 118 PEREMAJAAN RUMAH SUSUN PEKUNDEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

ASRAMA MAHASISWA UNDIP DI KAMPUS TEMBALANG (Penekanan Desain Arsitektur Kontekstual)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan

tetap akan memberikan kontribusi besar terhadap penurunan konsumsi energi secara nasional. Bangunan merupakan penyaring faktor alamiah penyebab

APARTEMEN DI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

KONDOMINIUM BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan % dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Directorat Data Center UBiNus)

Gedung Kantor LKPP BAB I PENDAHULUAN

MAKALAH TUGAS AKHIR 2014 Wedding Hall BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAGIAN 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Persoalan Perancangan

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB III METODE PERANCANGAN

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB 3 METODE PERANCANGAN. dalam studi Arsitektur, yang dilakukan secara runtun mulai dari munculnya ide

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pemahaman Judul Tanjung Emas Container (Peti Kemas) Apartement

BAB I PENDAHULUAN. ibid 3 Profil Universitas Darussalam Gontor, Jawa Timur Dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

didirikannya dekat dengan lingkungan kampus.

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

LP3A Tugas Akhir 135: Apartemen Tanjung Barat BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Feri Susanty Spesial, Tahun 2007, 6). Populasi dan permintaan penduduk terhadap hunian yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. mendasar yang harus diwujudkan untuk melangsungkan hidupnya.

BAB III METODE PERANCANGAN. permasalahan terkait dengan objek rancangan. Setelah itu akan dirangkum dalam

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

PKM UNDIP DI TEMBALANG TA - 37 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1 metro.koranpendidikan.com, diakses pada 1 Maret 2013, pukul WIB

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. ide yang mendasari dilakukannya perancangan tersebut, hingga konsep rancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KONSEP dan TEKNIK PENYAJIAN GAMBAR PADA PROYEK ARSITEKTUR KOTA (URBAN DESIGN)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama yang mutlak dari setiap individu-individu di bumi ini.

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai kota pelajar,kota pariwisata dan kota budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

REDESAIN PASAR INDUK BATANG Penekanan Desain Arsitektur Tropis

BAB I PENDAHULUAN FRANSISCA RENI W / L2B

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode tersebut berisi tentang penjelasan atas fenomena-fenomena yang terjadi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal antara lain latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penelitian.

BAB III METODE PERANCANGAN

DESAIN ULANG RUMAH SUSUN PEKUNDEN SEMARANG (Penekanan Desain Arsitektur Tropis)

BAB I PENDAHULUAN. a. Strategi/ Pendekatan Perancangan. Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

WISMA TAMU UNIVERSITAS DIPONEGORO

Penataan Bukit Gombel, Semarang dengan Bangunan multifungsi Penekanan pada Green Architecture

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HABITAT SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bambu merupakan salah satu material lokal Indonesia yang sering. kita jumpai di lingkungan masyarakat. Namun dalam pemanfaatannya

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

PENGANTAR BANGUNAN BERTINGKAT

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

LP3A Tugas Akhir Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Diponegoro Tembalang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Pemahaman Judul dan Tema

APARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Universitas Sumatera Utara. Gambar 1.2 Area parkir yang kurang memadai, akibatnya lobby menjadi area parkir. Sumber: (peneliti 2013)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAGIAN 1 PENDAHULUAN

aktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa

1.5. Metodologi Pembahasan Metode Pengamatan 9

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

HOTEL DAN CONVENTION CENTER BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Kampus Menjadi Generator Pertumbuhan Ekonomi Bagi Daerah Disekitarnya 1 Posisi Bulaksumur dan Sekip sebagai lokasi kampus terpadu UGM yang berada di perbatasan antara Kota Yogyakarta dengan Kabupaten Sleman (aglomerasikota Yogyakarta), khususnya di bagian utara kota Yogyakarta turut berperan didalam memacu pertumbuhan kota Yogyakarta ke arah utara. Pada awalnya, kawasan Bulaksumur dan Sekipmasih didominasi oleh lahan-lahan terbuka dikelilingi oleh perkampunganpenduduk, tegalan dan persawahan yang relatif masih rendah intensitaspenggunaan ruangnya. Dengan kata lain, kawasan ini masih dapat dikatakanbersifat rural, dengan ciri-ciri kehidupan pedesaan yang masih menonjol disekeliling lingkungan kampus. Di dalam perkembangan selanjutnya, sejalan dengan perkembangan di bidang akademik dan meningkatnya jumlah mahasiswa yang belajar di UGM, secara fisik kampus terpadu dan mandiri senantiasa mengalami perkembangan yang relatif pesat yaitu sekitar 10.000 m 2 luas lantai bangunan per tahun. Terkait dengan berbagai macam kebutuhan mahasiswa, di sekitar kampus UGM selanjutnya berkembang pula berbagai bentuk fasilitas penunjang, di antaranya pondokan mahasiswa, warung makan, toko swalayan, usaha fotocopy, penjualan buku dan alat tulis, dan sebagainya, tidak terkecuali adalah munculnya pedagang kakilima dalam kondisi yang semakin tidak tertib dan membuat suasana kampus menjadi padat. 1 Sumber: RIP Kamups UGM tahun 2002-2015 1

Gambar 1. 1peta letak kampus UGM (sumber: RIP Kampus UGM 2005-2015) Pertumbuhan permukiman, yang sekaligus berkembang sebagai fasilitas pondokan mahasiswa di sekeliling kampus UGM yang dari segi luasan lahan telah mengalami perkembangan dari 85 Ha.di tahun 1951 menjadi 167 Ha. pada tahun 2001, hingga saat ini tidak memiliki batas fisik dalam bentuk pagar keliling, sehingga penetrasi secara langsung dari berbagai sisi dapat dilakukan dengan bebas. Hal ini di satu pihak menggambarkan menyatunya lingkungan kampus dengan masyarakat di sekitarnya. Namun demikian, di pihak yang lain kondisi yang semacam itu cukup menyulitkan sistem kontrol, khususnya berkaitan dengan tuntutan akan segi keamanan kampus dan kenyamanan dalam arti kebutuhan untuk mewujudkan suasana akademik kampus yang kondusif.. Kondisi seperti ini memerlukan sejumlah penyelesaian untuk menekan seminimal mungkin berbagai dampak negatif yang ditimbulkan, khususnya yang berkaitan dengan kualitas lingkungan yang mendukung perwujudan suasana 2

kampus yang kondusif.sebagaimana diharapkan, Kampus UGM sebagai urban campus pengembangannya diarahkan pada terwujudnya sebuah kampus satu gerbang, terpadu, dan aksesibel bagi semua. I.1.2. Kebutuhan Hunian bagi Mahasiswa UGM Salah satu konsekuensi dari semakin bertambah banyaknya mahasiswa adalah dibutuhkannya fasilitas akomodasi dalam bentuk pondokan.lingkungan di sekitar kampus UGM, dengan jarak jangkau yang relatif dekat ke kampus, merupakan lokasi yang sangat menarik bagi dikembangkannya usaha penyediaan pondokan tersebut oleh masyarakat setempat. Perkembangan usaha pondokan oleh masyarakat tersebut disebabkan pula karena tidak tersedianya fasilitas akomodasi (asrama) di dalam kampus.table di bawah menujukan perkiraan pertumbuhan jumlah mahasiswa UGM sampai tahun 2025. Dengan pertambahan jumlah mahasiswa menjadi 1,5 kali lipat, maka sudah seharusnya universitas membangun asrama mahasiswa sebagai bantuan akomodasi bagi para mahasiswa baru. Dengan adanya asrama mahasiswa berlantai banyak namun dekat dengan kampus, diharapkan dapat menekan laju alih fungsi lahan terbuka hijau menjadi area terbangun. Gambar 1. 2. Total Populasi Civitas Akademia (sumber: RIP Kampus UGM 2005-2015) 3

I.1.3. Rencana Induk Pengembangan Kampus UGM 2 Sebagai kampus perguruan tinggi yang memiliki jumlah fakultas terbanyak di seluruh Indonesia, kampus Universitas Gadjah Mada secara fisik telah mengalami perkembangan yang relatif pesat.hal ini tidak terlepas dari dinamika dan perkembangan kegiatan akademik yang terjadi di dalamnya yang ditengarai dengan semakin berkembangnya jurusan dan program studi pada masing-masing fakultas, termasuk pula dalam hal ini adalah jumlah mahasiswa di Universitas Gadjah Mada yang saat ini mencapai sekitar 55.000 mahasiswa. Perkembangan fisik yang sedemikian pesat juga terkait dengan perkembangan kota dan wilayah perkotaan Yogyakarta. Untuk mengarahkan perkembangan Universitas Gadjah Mada ke arah yang lebih baik, baik dari segi akademik maupun secara fisik, disusunlah Rencana Induk Pengembangan Kampus. Menurut Rencana Induk Pengembangan Kampus, fasilitas Asrama Mahasiswa tidak semata-mata sebagai tempat tinggal mahasiswa yang berasal dari luar Kota Yogyakarta, tetapi diutamakan sebagai tempat pendidikan nonkurikuler yang terkait dengan peningkatan soft-skill mahasiswa. Di dalam Higher Education Long Term Strategy ditemukan cukup jelas mengenai isu soft-skill luasan perguruan tinggi yang perlu ditingkatkan. Negara Malaysia dan SIngapura bahkan telah memasukkan pembangunan asrama mahasiswa dalam kampus pada ketentuan program pengembangan kampus perguruan tinggi.di kedua Negara tersebut, fasilitas asrama diprioritaskan bagi mahasiswa tingkat pertama dengan tujuan agar mahasiswa baru tidak mengalami kesulitan non-akademis sehingga motivasi dan kegiatan belajar pada tahun-tahun awal menjadi efektif. Lokasi asrama juga dipertimbangkan terhadap penciptaan living atmosphere terutama di malam hari.lahan yang cukup luas menyebabkan 2 Sumber: RIP Kamups UGM tahun 2002-2015 4

kawasan kampus pada malam hari terasa sepi dan mati.dengan adanya asrama yang dibangun pada lokasi-lokasi strategis diharapkan menjadi generator kegiatan sekaligus menciptakan kontrol keamanan secara partisipatif oleh penghuni asrama terhadap kampus (campus self-control). Gambar 1. 3. Lokasi Rencana Pembangunan Asrama Mahasiswa (sumber: RIP Kampus UGM 2005-2015) I.1.4. Pendekatan Ekologi pada Rancangan Arsitektur Kebutuhan hidup manusia dalam bentuk fisik seringkali memanfaatkan sumber daya alam, seperti energi dan bahan bangunan tetapi juga memberikan dampak lingkungan yang negatif.apalagi dengan jumlah populasi manusia yang berkembang pesat dan kemajuan teknologi yang semakin canggih.hal ini mempercepat turunnya kualitas alam dan rusaknya siklus ekosistem di dalamnya.darri sekian banyak kebutuhan manusia dalam bentuk fisik salah satunya ialah bangunan serta sarana dan prasarana sebagai wadah berlidung dan beraktivitas. Bangunan didirikan berdasarkan rancangan yang dibuat oleh manusia yang seringkali lebih menekankan pada kebutuhan manusia tanpa memperhatikan dampak terhadap alam sekitarnya.seharusnya manusia sadar betapa pentingnya kualitas alam sebagai penunjang kehidupan.maka setiap kegiatan manusia seharusnya didasarkan pada pemahaman terhadap alam 5

termasuk pada perancangan arsitektur.pemahaman terhadap alam pada rancangan arsitektur adalah upaya untuk menyelaraskan rancangan dengan alam, yakni melalui memahami perilaku alam, ramah dan selaras terhadap alam. Dari berbagai pendapat tentang perancangan arsitektur dengan pendekatan ekologi, pada intinya adalah mendekati masalah perancangan arsitektur dengan menekankan pada keselarasan bangunan dengan perilaku alam, mulai dari tahap pendirian sampai usia bangunan habis. Tujuan perancangan arsitektur melalui pendekatan ekologi adalah upaya untuk menjaga keselarasan bangunan rancangan manusia dengan alam dalam jangka waktu yang panjang.keselarasan ini terjadi melalui kaitan dan kesatuan antara kondisi alam, waktu, ruang, dan kegiatan manusia yang menuntut perkembangan teknologi yang mempertimbangkan nilai-nilai ekologi, dan merupakan suatu upaya yang berkelanjutan. I.2. Rumusan Permasalahan I.2.1. Permasalahan Non-Arsitektural a. Bagaimana merencanakan dan merancang asrama mahasiswa sebagaibantuan akomodasi bagi mahasiswa yang dekat, ekonomis, dan layak ditinggali. b. Bagaimana merancang asrama mahasiswa yang memiliki hubungan simbiosis mutualisme antara penghuni dengan lingkungan tempat tinggalnya. I.2.2. Permasalahan Arsitektural a. Bagaimana mengoptimalkan lahan yang ada untuk mewadahi kegiatan mahasiswa dalam lingkup individu maupun komunitas. b. Bagaimana merencanakan tapak bangunan terkait orientasi, gubahan masa, arah angin, lansekap dan pola sirkulasi sehingga menciptakan hunian yang sehatdan nyaman. c. Bagaimana merencanakan tata ruang yang meliputi fasilitas hunian dan fasilitas bersama, dan sirkulasi yang efektif dan efisien dengan mempertimbangkan kenyamanan pengguna. d. Bagaimana merencanakan dan merancang sistem utilitas dan struktur yang efektif dan efisien pada bangunan bertingkat. 6

e. Bagaimana merencanakan dan merancang bangunan berintegrasi dengan alam sehingga meminimalisir dampak negatif yang diberikan oleh bangunan terhadap llingkungan. f. Bagaimana mengoptimalkan sumber daya alam yang ada untuk memenuhi kebutuhan energi pada bangunan. I.3. Tujuan dan Sasaran I.3.1. Tujuan Merumuskan konsep mengenai bangunan asrama mahasiswa sebagai suatu bentuk dalam kaitannya dengan fungsi, konfigurasi, bentuk dan elemenelemen di dalamnya, khususnya dengan pendekatan arsitektur ekologis sehingga membentuk suatu bangunan asrama yang dapat mengotimalisasi fungsi dari setiap ruang yang ada, namun tetap ramah lingkungan. I.3.2. Sasaran Menghasilkan suatu rumusan konsep perencanaan bangunan asrama mahasiswa dengan titik berat pada optimalisasi ruang pada bangunan baik secara baik secara fisik maupun visual yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti, iklim, pencahayaan alami, angin, dan ekosistem alami yang ada pada site. I.4. Lingkup Pembahasan Pembahasan akan ditekankan pada disiplin ilmu arsitektur untuk mendapatkan suatu pola kegiatan yang mendukung perwujudan fisik. Sedangkan untuk disiplin ilmu lain yang mendukung akan dibahas secara garis besar dalam batas logika dan asumsi sesuai dengan porsi keterlibatannya. Pembahasan hanya akan membahas dan menjawab permasalahan desain secara umum maupun khusus dalam tapak terpilih. Pendekatan desain dalam perancangan asrama mahasiswa UGM adalah desain ekologis. I.5. Metode Pembahasan I.5.1. Pengumpulan Data 7

Secara umum, teknik mengumpulkan data dilakukan dengan carastudi lapangan, studi literatur, dan juga studi kasus. Data secara terbagi menjadi dua jenis yaitu data primer dan sekunder.data primer terdiri dari data kondisi lahan perancangan, baik potensi maupun masalah dan kesukaran dalam site.sedangkan data sekunder merupakan studi-studi kasus, syarat dan standar, teori-teori penunjang dan konsep normatif arsitektur mengenai bangunan pemerintahan.data primer diperoleh dari observasi langsung di lapangan, asistensi, dan juga pencarian melalui internet. Data sekunder diperoleh dari studi literatur sesuai dengan konteks yang akan dibahas. I.5.2. Pengolahan Data Pengolahan data dilangsungkan dalam tiga tahapan sebagai berikut: a. Analisis Merupakan tinjauan mengenai tipologi dan morfologi, standar-standar, kriteria, dan syarat implementasi elemen desain yang baik pada jenis bangunan asrama. b. Sintesis Sintesa data dilakukan terhadap data kondisi eksisting yang ada di area internal dan eksternal pengembangan, permasalahan aktual, data kasus pembanding, dan juga terhadap standar atau teori, untuk menjadi dasar perencanaan konsep perancangan.sintesis merupakan perumusan dari analisis yang telah dilakukan. c. Penyusunan Konsep Dengan adanya integrasi antara data yang diperoleh di lapangan dengan data analisis studi pada tahap sitesis data, untuk selanjutnya akan disusun konsep awal perancangan sebagai dasar proses desain. I.6. Sistematika Penulisan Bab I PENDAHULUAN Berisi penjelasan mengenai latar belakang (pemilihan judul dan lokasi kawasan), permasalahan, tujuan, pendekatan dan sistematika penulisan. Termuat di 8

dalamnya kerangka berpikir yang akan dijadikan pedoman penulisan pada babbab berikutnya. Bab II TINAJUAN TEORI ASRAMA MAHASISWA Berisi pembahasan secara umum mengenai Asrama Mahasiswa meliputi pengertian, sistem kepemilikan, klasifikasi, fasilitas, persyaratan teknis pembangunan dan preseden bangunan housing sebagai studi kasus. Bab III TINJAUAN TEORI ARSITEKTUR EKOLOGI pembahasan meliputi pengertian ekologi, pengertian arsitektur ekologis, prinsipprinsip arsitektur ekologis dan arsitektur ekologis terhadap efesiensi energi serta preseden bangunan yang menerapkan ekologis dalam arsitektur bangunannya. Bab IV PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA Berisi pembahasan mengenai pendekatan yang digunakan, permasalahan yang dihadapi, serta kaitannya dengan konsep awal perancangan. Bab V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA Membahas konsep dan arah pengembangan desain yang direncanakan. I.7. Kerangka Berfikir 9

Gambar 1. 4. Bagan Kerangka Berfikir (Sumber: Pemikiran Penulis) 10

I.8. Keaslian Penulisan Tabel 1. 1. Keaslian Penulisan NO NAMA JUDUL TAHUN ABSTRAKSI 1 Rahma Khairunnisa Asrama Mahasiswa UGM, Yogyakarta dengan Penekanan pada Efisiensi Ruang 2 Yiska Jumeiana Asrama Mahasiswa Internasional di Yogyakarta 3 Fitha Fitri Ramadhiani Asrama Mahasiswa di Kota Bandung dengan Konsep Kenyamanan Termal 4 Marinda Asrama Mahasiswa Yogyakarta sebagai Community Center dengan Pendekatan Bangunan Multifungsi 2007 Dengan lahan yang semakin terbatas, maka rencana pembangunan asrama dapat digunakan secara vertikal. Dengan efisiensi ruang, maka ruang-ruang dalam bangunan dapat dimanfaatkan dengan optimal. 2007 Menciptakan suatu lingkungan buatan dengan sifat khas asrama internasional, dengan karakteristik internasional yang melarut dalam gubahan arsitektur lokal. kontekstualitas 2010 Asrama Mahasiswa dengan memperhatikan tata ruang, privasi, bentuk, massa bangunan,dan sirkulasi yang menunjang kenyaman termal pada iklim tropis. 2010 Asrama Mahasiswa memberikan upaya bagi penghuni untuk berinteraksi dengan masyarakat sekitar dan masyarakat lainnya yang lebih luas cakupannya. Memberikan fasilitas sebagai jembatan untuk tempat bertemu antara mahasiswa dengan masyarakat. (Sumber: Analisis Penulis) 11