Sintesis dan Karakterisasi Carboxymethyl Cellulose (CMC) dari Selulosa Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

LAPORAN AKHIR. Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

JURNAL INTEGRASI PROSES. Website:

Farmaka Volume 15 Nomor 4 26

OPTIMASI KONDISI REAKSI UNTUK SINTESIS KARBOKSIMETIL SELULOSA (CMC) DARI BATANG JAGUNG (Zea mays L.)

PEMBUATAN CMC DENGAN MEDIA REAKSI CAMPURAN LARUTAN PROPANOL ETHANOL DARI ENCENG GONDOK

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(2): ISSN: Agustus 2014

I. PENDAHULUAN. Popularitas salak sebagai buah meja semakin meningkat sejak petani di

SINTESIS DAN KARAKTERISASI CMC (CARBOXYMETHYL CELLULOSE) YANG DIHASILKAN DARI SELULOSA JERAMI PADI ABSTRACT ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

DELIGNIFIKASI AMPAS TEBU UNTUK PEMBUATAN PULP RENDEMEN TINGGI DENGAN PROSES PEROKSIDA ALKALI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan padi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA

PEMBUATAN NATRIUM KARBOKSIMETIL SELULOSA (Na-CMC) DARI SELULOSA LIMBAH KULIT KACANG TANAH (Arachis Hypogea L.)

JURNAL INTEGRASI PROSES. Website:

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOPOLIMER BERNILAI EKONOMI TINGGI DARI LIMBAH TANAMAN JAGUNG

SINTESIS KARBOKSIMETIL SELULOSA (CMC) DARI SELULOSA KULIT DURIAN (Durio zibethinus)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Intisari. BAB I. Pengantar 1. I. Latar Belakang 1 II. Tinjauan Pustaka 3. BAB II.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELUWAK (Pangium edule) DENGAN AKTIVATOR H 3 PO 4

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

3 Metodologi Penelitian

Optimasi Sintesis Karboksi Metil Selulosa (CMC) dari Pelepah Kelapa Sawit Menggunakan Response Surface Methodology (RSM)

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

3 Metodologi Penelitian

PEMBUATAN PULP DARI SERABUT GAMBAS TUA KERING DENGAN PROSES ALKALI DENGAN ALKOHOL

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

KARAKTERISASI KARBOKSIMETIL SELULOSA (CMC) DARI PELEPAH KELAPA SAWIT CHARACTERIZATION OF CARBOXYMETHYL CELLULOSE (CMC) OF PALM MIDRIB

PENENTUAN ph OPTIMUM ISOLASI KARAGINAN DARI RUMPUT LAUT JENIS Eucheuma cottonii. I G. A. G. Bawa, A. A. Bawa Putra, dan Ida Ratu Laila

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksploratif, untuk mengetahui tingkat pencemaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SELULOSA ASETAT DARI ALFA SELULOSA TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

Peralatan dan Metoda

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Disusun Oleh: Diyanti Rizki Rahayu Puspita Ardani Ir. Nuniek Hendriani, M.T. Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M.Eng

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. Metodologi Penelitian

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Latar Belakang. Latar Belakang. Ketersediaan Kapas dan Kapuk. Kapas dan Kapuk. Komposisi Kimia Serat Tanaman

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

3 Metodologi Penelitian

PEMBUATAN PULP DARI SERAT LIDAH MERTUA (Sansevieria) DENGAN MENGGUNAKAN PROSES SODA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENGARUH KOMPOSISI SEKAM PADI DAN AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK KERTAS DENGAN PROSES SODA

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

P FORTIFIKASI KEJU COTTAGE

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan tahapan kegiatan, yaitu: pengambilan sampel cangkang udang di PT.

PEMBUATAN PULP DARI SERAT LIDAH MERTUA (Sansevieria) DENGAN MENGGUNAKAN PROSES ORGANOSOLV

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, untuk mengetahui respon

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

4. Hasil dan Pembahasan

LAMPIRAN. Lampiran 1 Dokumentasi Serbuk Rami padi yang telah di blender.

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan

Lampiran 1 Bagan alir penelitian

5009 Sintesis tembaga ftalosianin

sampel pati diratakan diatas cawan aluminium. Alat moisture balance ditutup dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

PROSES PEMBUATAN BIOPLASTIK BERBASIS PATI SORGUM DENGAN PENGISI BATANG SINGKONG

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melakukan uji morfologi, Laboratorium Teknik Kimia Ubaya Surabaya. mulai dari bulan Februari 2011 sampai Juli 2011.

BAB III METODE PENELITIAN. Pani Desa Botubulohu Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato dan lokasi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KERTAS DARI DAUN NANAS DAN ECENG GONDOK

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Pulp - Cara uji bilangan kappa

PEMBAHASAN. mengoksidasi lignin sehingga dapat larut dalam sistem berair. Ampas tebu dengan berbagai perlakuan disajikan pada Gambar 1.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN

MAKALAH PROGRAM PPM PEMUTIHAN SERAT ECENG GONDOK. Oleh: Kun Sri Budiasih, M.Si NIP Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA

Bab III Metodologi Penelitian

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

Transkripsi:

Sintesis dan Karakterisasi Carboxymethyl Cellulose (CMC) dari Selulosa Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) Synthesis and Characterization of Carboxymethyl Cellulose (CMC) From Water Hyacinths Celullose (Eichhornia crassipes) Adis Mahendra* dan Mitarlis S-1 Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya, Jalan Ketintang, Surabaya, 60231. E-Mail*: Adis16mahendra@gmail.com Abstrak. Penelitian ini tentang sintesis CMC dari variasi jenis pelarut selulosa masih belum banyak dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik CMC yang dihasilkan dari variasi jenis pelarut selulosa yang merupakan bahan dasar sintesis CMC. Penelitian ini terdiri dari 4 tahap, tahap pertama adalah persiapan sampel, tahap kedua adalah isolasi selulosa, tahap ketiga adalah sintesis CMC, dan tahap keempat adalah karakterisasi CMC. Preparasi sampel dilakukan dengan cara eceng gondok dibersihkan, dipotong, dan dikeringkan. Isolasi selulosa dilakukan dengan cara dewaxing, delignifikasi I, dehemiselulosa, delignifikasi II. Sintesis CMC dilakukan dengan cara alkalisasi, karboksimetilasi, netralisasi, dan pengeringan. Karakterisasi CMC dilakukan dengan uji warna, uji kadar air, uji DS, uji ph, uji kadar NaCl, dan uji kemurnian CMC. Karakteristik CMC terbaik diperoleh dari CMC dengan variasi jenis pelarut selulosa dengan H 2 O 2 karena memiliki warna yang lebih putih (cerah) dibandingkan dengan CMC dari jenis pelarut selulosa yang lain, memiliki kadar air terendah sebesar 8,6625%, memiliki nilai DS terbaik 0,95, memiliki nilai ph yang mendekat netral sebesar 7,79, memiliki kadar NaCl yang mendekati CMC standar sebesar 1,2859%, dan memiliki kemurnian yang mendekati mutu 1 SNI sebesar 98,7141%. Kata Kunci: Eceng Gondok, Isolasi Selulosa, Sintesis CMC, Karaketerisasi Abstract. The research of CMC synthesis by variations type of cellulose solvent was rarely found. This research aim to investigate the CMC characteristics as the result from variation type of cellulose solvent which were the basic ingredient of CMC synthesis. The research was consists of four stages, the first stage was the preparation of samples, the second phase was cellulose insulation, the third stage was the synthesis of CMC, and the fourth stage was the characterization of CMC. Sample preparation was done by cleaning, cutting and drying the water hyacinth. Cellulose insulation was done by dewaxing, delignification I, dehemicellulose, delignification II. Synthesis CMC was done by alkalization, carboxymethylation, neutralization, and drying. Characterization of CMC was done by color test, water content test, DS test, ph test, NaCl content test, and purity of the CMC test. The best characteristic of CMC was obtained by using H 2 O 2 as variation type of cellulose solvent because it produced a white color (brighter) of CMC than any other type of cellulose solvent, the lowest water content which is 8.6625%, the best DS value which is 0.95, ph value approach neutral 7.79, NaCl content 1.2859% which approach to CMC standard, and purity 98.7141% which approach SNI quality 1. Keywords: Water Hyacinth, Cellulose Insulation, CMC Synthesis, Characterization 6

PENDAHULUAN Eceng gondok merupakan tanaman air yang hidup di daerah tropis maupun subtropis. Struktur anatomi eceng gondok terdiri dari struktur batang, struktur daun, dan struktur akar. Batang tanaman eceng gondok (petiola) yang berbentuk bulat menggembung, di dalamnya penuh dengan ruang-ruang udara yang berfungsi untuk mengapung di atas permukaan air [1]. Komposisi kimia ecneg gondok tergantung pada kandungan unsur hara tempat tumbuhnya dan sifat daya serapan tanaman tersebut. Eceng gondok mempunyai sifat-sifat yang baik antara lain dapat menyerap logam-logam berat. Kandungan kimia serat eceng gondok terdiri atas 60% selulosa, 8% hemiselulosa, dan 17% lignin [2]. Proses isolasi selulosa eceng gondok ini dilakukan dengan metode campuran yaitu kimiawi dan mekanik [3]. Proses tersebut antara lain dewaxing, delignifikasi I, dehemiselulosa, delignifikasi II, dan selulosa hasil isolasi yang diperoleh. Setelah itu selulosa dari eceng gondok akan disintesis menjadi CMC melalui tahap alkalisasi dan karboksimetilasi. Faktor yang perlu diperhatikan dalam isolasi selulosa adalah ph pada saat proses delignifikasi. Pada proses ini setiap pelarut yang digunakan memiliki ph optimum masing-masing dimana pada penelitian ini ph pada proses delignifikasi dikontrol sebesar 10. Variasi pelarut yang digunakan saat proses delignifikasi adalah H 2 O 2, NaClO, dan NaOH. Sedangkan untuk sintesis CMC, proses yang perlu diperhatikan adalah alkalisasi dan karboksimetilasi. Pada proses alkalisasi NaOH akan mengembangkan selulosa agar reaksi substitusi lebih mudah terjadi. Pada proses karboksimetilasi natrium kloroasetat akan mensubtitusi gugus OH pada selulosa dengan gugus CH 2 COONa [4]. kualitas selulosa ditentukan berdasarkan warna, kadar air, dan rendemennya. Sedangkan untuk kualitas CMC ditentukan berdasarkan warna, kadar air, derajat substitusi (DS), ph, kadar NaCl, dan kemurniannya. Semua uji kualitas CMC akan dibandingkan dengan SNI 06-3736-1995 dan didukung dengan analisis dari spektra FT-IR selulosa dan CMC. METODE Preparasi Sampel Eceng gondok berasal dari sungai di Desa Sidorejo, Krian, Sidoarjo. Tangkai eceng gondok dibersihkan dengan air bersih. Dijemur hingga kering selama 5 hari. Dipotong dan dihaluskan menggunakan blender lalu disaring dengan saringan 50 mesh. Isolasi Selulosa Isolasi selulosa dilakukan beberapa tahap yaitu dewaxing dengan ditambahkan toluena dan etanol dengan perbandingan 2:1, delignifikasi I dengan variasi H 2 O 2, NaClO, dan NaOH pada ph 10, dehemiselulosa dengan ditambahkan NaOH 17,5%, delignifikasi II ditambahkan seperti delignifikasi 1 dan diatur ph nya kembali sampai menunjukkan ph 10. Sintesis CMC Sintesis CMC melalui tahap alkalisasi dengan ditambahkan 25 ml isopropanol 99% dan 100 ml metanol 96% diaduk dengan heater stirrer slama 10 menit. Lalu ditambahkan NaOH 10% dan diaduk dengan heater stirrer. Setelah 1 jam, ditambahkan natrium kloroasetat 98% diaduk dan dipanaskan pada suhu 55 o C selama 3 jam menggunakan heater stirrer. Setelah itu dinetralkan dan dikeringkan dengan oven. Lebih ringkasnya prosedur akan disajikan dalam gambar 1. Preparasi serat Dewaxing Delignifikasi I Penghilangan Hemiselulosa Delignifikasi II Selulosa Hasil Isolasi Alkalisasi dan karboksimetilasi Netralisasi dan pengeringan CMC Hasil Sintesis Identifikasi CMC TAHAP 1 PREPARASI SAMPEL TAHAP 2 EKSTRAKSI SELULOSA Ditambahkan dengan pelarut NaClO 3%, H 2O 2 3%, dan NaOH 3% Dikarakterisasi meliputi uji tekstur, uji warna, penentuan gugus fungsi dengan FT -IR dan ditentukan rendemennya Ditambahkan 15 ml NaOH dan 5 gram Natrium Kloroasetat TAHAP 3 SINTESIS CMC TAHAP 4 IDENTIFIKASI CMC Dikarakterisasi meliputi uji tekstur, uji warna, uji DS, uji ph, uji kadar NaCl, kemurnian CMC, persen hasil CMC, rendemen CMC, dan penentuan gugus fungsi dengan FT-IR 7

Gambar 1. Bagan Prosedur Sintesis CMC Analisis Kadar Air dan Kadar Selulosa Uji Kadar Air Selulosa kering ditimbang dan dikeringkan dengan oven pada suhu 105 o C selama 1 jam. Ditimbang beratnya dan dimasukkan ke dalam oven dan ditimbang lagi sampai berat konstan. Analisis Kadar Air, DS, ph, Kadar NaCl, dan Karakteristik CMC Uji Kadar Air CMC kering ditimbang dan dikeringkan dengan oven pada suhu 105 o C selama 1 jam. Ditimbang beratnya dan dimasukkan ke dalam oven dan ditimbang lagi sampai berat konstan. Uji DS CMC kering ditanur selama 5 jam pada suhu 750 o C. dipindahkan ke dalam oven selama 12 jam suhu 110 o C dan kemudian dimasukkan ke dala eksikator selama 2 jam. Sedikit dari abu tersebut dilarutkan dalam akuademin dan ditambahkan metil merah lalu dititrasi dengan H 2 SO 4 0,1 N. Uji ph CMC kering ditambahkan akuademin dan dipanaskan sampai suhu 70 o C sampai CMC larut. Setelah dingin diukur ph nya. Uji Kadar NaCl CMC kering diencerkan dengan akuademin dan ditambahkan indicator K 2 CrO4 lalu dititrasi dengan AgNO 3. Uji Karakteristik CMC Karakteristik CMC merupakan uji kemurnian CMC dengan cara 100% dikurangi dengan kadar NaCl tanpa dikurangi dengan kadar natrium glikolat. Teknik Analisis Data Data dianalisis secara statistik menggunakan SPSS 16 dengan uji ANAVA satu jalur menggunakan nilai signifikansi p<0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang didapatkan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 yang menjelaskan tentang kadar air dan rendemen dari selulosa hasil isolasi. Tabel 1. Hasil Kadar Air dan Rendemen dari Selulosa Hasil Isolasi Jenis Pelarut Kadar Air Rendemen Selulosa Std 18,7413 H 2 O 2 20,5178 28,0076 NaClO 21,0432 29,2926 NaOH 20,7656 31,3083 dari tabel 1. dijelaskan bahwa rendemen selulosa setiap variasi jenis pelarut berbeda dimana selulosa dengan pelarut H 2 O 2 memiliki rendemen paling kecil dibandingkan dengan selulosa dengan pelarut NaClO dan NaOH. Hal ini dikarenakan selulosa dengan pelarut H 2 O 2 memiliki perlakuan paling efektif terhadap proses isolasi selulosa.yang dikontrol pada ph 10. Dikarenakan pada ph 10 peroksida akan terdekomposisi menjadi ion perhidroksil (HOO - ). Ion perhidroksil sebagai bahan yang aktif bereaksi dengan struktur karbonil pada lignin sehingga lignin terurai dan larut sehingga selulosa dengan pelarut H 2 O 2 juga memiliki warna yang lebih cerah dibandingkan dengan selulosa dengan pelarut lainnya. Kecerahan tersebut menunjukkan bahwa serat-serat selain selulosa seperti lignin dan hemiselulosa berhasil didegradasi dengan perlakuan yang diberikan saat tahap isolasi [5][6][7]. Keefektifan pelarut H 2 O 2 pada proses isolasi selulosa menghasilkan hasil yang sebanding antara rendemen dan warna dimana semakin kecil rendemen maka semakin banyak pula lignin dan hemiselulosa yang terdegradasi sehingga menghasilkan warna yang lebih cerah dan Selulosa dengan pelarut NaClO dan NaOH yang memiliki rendemen lebih besar dan memiliki warna yang kurang cerah mengindikasikan bahwa lignin pada selulosa tersebut belum terdegradasi secara sempurna sehingga proses isolasi selulosa dengan pelarut NaClO dan NaOH kurang efektif dilakukan pada ph 10. Setelah selulosa hasil isolasi diperoleh, maka selulosa tersebut disintesis menjadi CMC. Sintesis CMC dilakukan dengan proses alkalisasi, karboksimetilasi, netralisasi, dan pengeringan. Proses alkalisasi merupakan proses saat terjadi reaksi substitusi antara gugus hidroksil dengan NaOH menghasilkan natrium selulosa. Sedangkan karboksimetilasi merupakan proses dimana terjadi reaksi substitusi terjadi antara gugus Na pada natrium selulosa dengan gugus natrium kloroasetat menghasilkan CMC. CMC tersebut kemudian dinetralkan dengan ditambahkan asam asetat dikarenakan pada saat proses sintesis suasana CMC dalam keadaan alkali. Kemudian CMC tersebut diidentifikasi dengan uji kadar air, DS, ph, kadar NaCl, karakteristik (kemurnian dikurangi dengan kadar NaCl tanpa dikurangi 8

kadar natrium glikolat), dan rendemen dari dilihat pada tabel 2. CMC. Hasil uji CMC yang diperoleh dapat Tabel 2. Hasil Kadar Air, DS, ph, Kadar NaCl, Karakteristik, dan Rendemen dari CMC CMC Variasi Jenis Pelarut Kadar Air DS ph Kadar NaCl Karakteristik Persen Hasil Rendemen CMC Std 8,7025 0,95 7,53 0,8962 99,1038 - - CMC H 2 O 2 8,6625 0,95 7,79 1,2859 98,7141 61,6094 91,8979 CMC NaClO 11,2485 0,74 8,30 1,5976 98,4024 64,6538 96,4402 CMC NaOH 12,3592 0,64 8,42 1,9678 98,0322 77,7796 116,0168 dari tabel 2 dapat dijelaskan bahwa hasil dari setiap CMC baik standar maupun hasil sintesis memiliki nilai yang variatif. Pada uji derajat substitusi (DS) cmc standar dan CMC dengan pelarut H 2 O 2 memiliki nilai yang sama sebesar 0,95 sedangkan untuk CMC dengan pelarut NaClO memiliki nilai DS sebesar 0,74 dan CMC dengan pelarut NaOH sebesar 0,64. Semakin besar nilai DS maka semakin besar pula kelarutan CMC di dalam air [8]. Perbedaan jenis pelarut selulosa yang digunakan sebagai bahan dasar CMC juga mempengaruhi nilai DS CMC. Selulosa yang memiliki karakteristik lebih baik memiliki nilai DS yang lebih baik pula. Kadar NaCl merupakan hasil samping dari reaksi sintesis CMC. Selain itu hasil samping lain dari reaksi CMC adalah natrium glikolat. Namun pada penelitian ini tidak dilakukan pengujian pada kadar natrium glikolat. Reaksi yang terjadi saat proses sintesis CMC sebagai berikut. kemurnian CMC yang dihasilkan. Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang menunjukkan semakin besar jumlah natrium glikolat maka kadar NaCl yang dihasilkan juga semakin besar. Hal ini dikarenakan NaCl merupakan hasil samping reaksi sintesis CMC akibat kelebihan reagen yang ditambahkan [9]. Pada penelitian ini kadar NaCl terbaik terdapat pada CMC dengan pelarut H 2 O 2 sebesar 1,2859%. Perbedaan jenis pelarut pada selulosa yang dijadikan bahan dasar sintesis CMC dapat dilihat juga mempengaruhi kadar NaCl dari CMC. Hal ini dikarenakan selulosa dengan pelarut H 2 O 2 memiliki karakteristik terbaik yang dapat mensubstitusi gugus natrium kloroasetat lebih baik dibandingkan pelarut lainnya sehingga meminimalkan produk samping berupa NaCl. karakteristik CMC yang dimaksud pada penelitian ini adalah kemurnian CMC dikurangi oleh kadar NaCl tanpa dikurangi kadar natrium glikolat. Karakteristik CMC juga memberikan hasil yang lebih baik pada CMC dengan pelarut H 2 O 2 meskipun tidak berbeda secara signifikan. Namun ketika diuji statistik menggunakan SPSS 16, perbedaan jenis pelarut selulosa mengakibatkan hasil dari karakteristik CMC berbeda secara signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan uji anava pada karkateristik CMC yang menghasilkan nilai signifikansi <0,05 sehingga ada pengaruh perbedaan jenis pelarut selulosa terhadap karakteristik dari CMC. dan menghasilkan produk samping sebagai berikut. Kadar NaCl sangat mempengaruhi kemurnian (karakteristik) CMC. Semakin tinggi kadar NaCl maka semakin rendah pula KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dapat diambil kesimpulan yaitu, perbedaan jenis pelarut selulosa yang merupakan bahan dasar dari sintesis CMC mempengaruhi hasil dari semua uji CMC dan karakter CMC terbaik terdapat pada selulosa dengan pelarut H 2 O 2. Penelitian lebih lanjut diperlukan dalam pengembangan sintesis CMC dengan variasi pelarut selulosa terutama 9

menganalisis kadar selulosa pada selulosa hasil isolasi dan kadar natrium glikolat pada CMC hasil sintesis. Solms). Indo. J. Chem. Vol. 5 (3): 228-231 DAFTAR PUSTAKA 1. Widyaningsih, T. S. 2007. Penyerapan Logam Cr total dan Cu2+ dengan Eceng Gondok Pada Sistem Air Mengalir. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada 2. Ahmed, A. F., A, Moahmed, and Naby, Abdel. 2012. Pretreatment and Enzymic Saccharification of Water Hyacinth Cellulose. Carbohydrate Polymers. Vol. 87 (3): 2109-2113 3. Dufresne, D. D. dan Vignon M. R. 2000. Cellulose Microfibrils From Potato Tubercells: Processing and Characterization of Search Cellulose Microfibril Composites. Appl Polym Sci. Vol. 76 (14): 2080-2092 4. Wijaya, Samhani Mahendra, Pitaloka, Alia Badra, dan Asep Handaya Saputra.. Sintesis dan Karakterisasi Carboxymethil Cellulose (CMC) dari Selulosa Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dengan Media Reaksi Isopropanol Etanol. Depok: UI Press 5. Greschik, T. 2008. Treatment of Pulp. United States Patent Application No. 6.557.234 B1 6. Putera, Rizky Dirga Harya. 2012. Ekstraksi Serat Selulosa Dari Tanaman Eceng Gondok (Eichornia crassipes) Dengan Variasi Pelarut. Depok: Universitas Indonesia 7. Tutus, A. 2004. Bleaching of Rice Straw Pulps with Hydrogen Peroxide. Pakistan Journal of Bioogical Sciences. Vol. 7 (8): 1327-1329 8. Saputra, Asep Handaya, Qadhayna, Linnisa, dan Pitaloka, Alia Badra. 2014. Synthesis and Characterization of Carboxymethyl Cellulose (CMC) from Water Hyacinth Using Ethanol-Isobutyl Alcohol Mixture as the Solvents. International Journal of Chemical Engineering and Applications. Vol. 5 (1): 36-40 9. Wijayani, Arum, Ummah, Khoirul, dan Siti Tjahjani. 2005. Karakterisasi Karboksimetil Selulosa (CMC) Dari Eceng Gondok (Eichornia crassipes (Mart) 10