BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
PROSES DAN TEKNIK-TEKNIK KONSELING

BAB II TAHAP PERTENGAHAN KONSELING

KONSELING. Oleh: Muna Erawati

Fungsi dan Peran Konseling. Adhyatman Prabowo, M.Psi

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Tujuan Penulisan

Oleh Oom Sitti Homdijah Program Doctoral Sekolah Pascasarjana UPI

BAB I PENDAHULUAN. juga memasuki dunia pendidikan di negara-negara berkembang termasuk

A. Komunikasi Massa Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak menggunakan media.

PENGEMBANGAN ISTRUMEN EVALUASI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Duduk saling membelakangi, salah seorang berperan sebagai konseli berbicara dan konselor mendengarkan dengan perhatian Duduk berhadapan.

Pengertian Bimbingan dan Konseling? Bimbingan dan Konseling adalah bantuan yang diberikan oleh guru pembimbing kepada semua siswa baik secara perorang

ANNE HAFINA Jurusan PPB FIP UPI (PROSES KONSELING) PROSES KONSELING

MODUL PEDOMAN DAN MATERI KONSELING INDIVIDUAL PENANGGULANGAN NAFZA BAGI FASILITATOR DENGAN SASARAN ORANG TUA DAN REMAJA

Pelatihan Keterampilan Konseling dan Konseling Kelompok bagi Guru BK Kota Yogyakarta

BAB V PEMBAHASAN. hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa perilaku adalah segala sesuatu yang

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Tipe Student Team Achievment Division (STAD) Pada Materi Operasi Perkalian Pecahan

STUDI KASUS PENERAPAN MODEL KONSELING RASIONAL EMOTIF UNTUK MENGATASI SISWA RENDAH DIRI KELAS VII SMP 3 BAE KUDUS 2012/2013

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KETERAMPILAN KOMUNIKASI GURU BK DALAM KONSELING PERORANGAN

Bernardus Widodo, S.Pd.,M.Pd

PENGARUH LATIHAN KETERAMPILAN DASAR KOMUNIKASI KONSELING TERHADAP PENGUASAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PEMBIMBING DI SMA/SMK SE KOTA MAKASSAR

KESIAPAN MAHASISWA DALAM MELAKSANAKAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

Metode Observasi Wawancara Klinis & Sosial

KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING. By: Asroful Kadafi

PELAYANAN KONSELING UNTUK MEMPERSIAPKANSISWA MENGIKUTI UJIAN NASIONAL. Makalah. Tanggal 15 Januari 201 1

BAB II LANDASAN TEORI. dalam mengekspresikan perasaan, sikap, keinginan, hak, pendapat secara langsung,

TEKNIK CLIENT-CENTERED COUNSELING UNTUK ANAK BERBAKAT (STUDI KASUS SLA) DI SMP NEGERI 3 SURABAYA

KONFERENSI KASUS SEBAGAI TEKNIK PEMECAHAN MASALAH KONSELI. Kata kunci : konferensi; kasus; asas kerahasiaan; helper

KETERAMPILAN KONSELING. Rosita E.K.

Keterampilan Konseling. (Attending, Bertanya, Empati, Pemusatan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka dapat dijelaskan bahwa tinjauan pustaka adalah teori-teori yang relevan

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA MADING SISWA SMP DI KECAMATAN KARTASURA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat

KETERAMPILAN KONSELING BAGI GURU. 6/14/2010 Anne Hafina PPB UPI Bandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan.

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR CERDAS BERBAHASA INDONESIA UNTUK SMA/MA KELAS XI KARANGAN ENGKOS KOSASIH TERBITAN :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. didapatkan 10 siswa termasuk dalam kategori sangat rendah dan rendah yang

Small Groups in Counseling and Therapy. Sigit Sanyata 07 Juni 2009

TEKNIK LAYANAN KONSELING PERORANGAN

Fungsi monitoring merupakan aktivitas yang mendasari aktivitas lainnya.

By: Silvi Ayuningsih. *Student. Student of Guidance and Counseling program, STKIP PGRI West Sumatera ABSTRACK

Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Kerangka Ilmu Pendidikan. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Progdi S1 PGSD. Diajukan oleh: RIAS DINNY ADIATAMA A

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Tentang Proses Konseling Keluarga Dalam Mengatasi Perilaku

PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI KONSELING

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

TEKNIK DAN PRAKTIK LABORATORIUM KONSELING. Achmad Suwandi Sisca Folastri Itsar Bolo Rangka Afriyadi Sofyan Rahmat Hidayat Fijriani

BAB I PENDAHULUAN. tingkat tinggi, sedang, maupun rendah. Masalah (problem) didefinisikan sebagai

ASEP SAMSUDIN NIM

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan orang lain. Setiap manusia akan saling ketergantungan dalam. individu maupun kelompok dalam lingkungannya masing-masing.

ABSTRAK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG PERKALIAN MELALUI METODE DISCOVERY

MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK MELALUI PERMAINAN MENANGKAP BOLA MEMANTUL PADA ANAK KELOMPOK B TK ABA SAJEN I TAHUN AJARAN 2011/2012

PILIHAN BAHASA PEDAGANG ETNIS CINA DALAM INTERAKSI JUAL BELI DI PASAR KOTA WONOGIRI. Skripsi

Psikologi Konseling MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10

Prosiding Seminar Nasional Dalam Rangka Dies Natalis Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik/konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya. Pada Pasal

Voluntary counseling and testing (VCT), konseling dilakukan pada saat sebelum

PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN TANPA DIDAMPINGI SUAMI

PERANCANGAN DESAIN IKLAN KOLOM PADA DIVISI IKLAN INDOPOS INTERMEDIA PRESS

SKRIPSI. Oleh Esti Normalita NIM

MODUL PEDOMAN DAN MATERI KONSELING INDIVIDUAL PENANGGULANGAN NAFZA BAGI FASILITATOR DENGAN SASARAN ORANG TUA DAN REMAJA

KATA PENGANTAR. Saeful Ramadon, 2015 EFEKTIVITAS KONSELING KOGNITIF-PERILAKU DALAM MENINGKATKAN KESADARAN IDENTITAS GENDER

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 BAE KUDUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KATA PENGANTAR. Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa

I. PENDAHULUAN. A. Tujuan

Oleh FENI TRISTANTI NIM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara

UPAYA MENINGKATKAN PENGENDALIAN EMOSI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS VIII A Mts. MA AHID KUDUS TAHUN PELAJAAN 2011/2012

PEDOMAN PRAKTIKUM KONSELING

Psikologi Konseling Psychoanalysis Therapy and Person Center Therapy

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MORAL DAN NILAI AGAMA ISLAM (MONA) PADA ANAK USIA DINI DI KB HJ ISRIATI BAITURRAHMAN 2 MANYARAN SEMARANG TAHUN 2011/2012

SKRIPSI SITI CHOLIFAH NIM: /TP

LAYANAN KONSELING KELOMPOK

JURNAL STUDI TENTANG CIRI-CIRI KEPRIBADIAN KONSELOR SEKOLAH SISWA KELAS XI SMKN 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

BAB I PENDAHULUAN. dimana kedua aspek tersebut terjadi secara bersama-sama. Sebagai makhluk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEHAVIORAL DENGAN LATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SALATIGA

PENERAPAN MODEL KONSELING BEHAVIORISTIK UNTUK MENGATASI SISWA SERING TIDAK MASUK SEKOLAH KELAS X SMK NU LASEM REMBANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB III METODE PENELITIAN

Moch Yanwar MANFAAT HASIL BELAJAR MANAJEMEN SUMBER DAYA KELUARGA DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN PRIBADI MAHASISWA DESAIN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan komunikasi saat ini, banyak orang

THE COUNSELING INTERVIEW

Kajian Bimbingan dan Konseling di SD. Khairul Fahmi Hadi Dosen Pengampu mata kuliah Bimbingan dan Konseling : Arie Rakhmat Riyadi M.

PERANCANGAN PENYUTRADARAAN DALAM PRODUKSI FILM DOKUMENTER PETANI KUTA TANDINGAN SKRIPSI APLIKATIF

BAB III PENYAJIAN DATA. prakteknya. Membangun hubungan ini juga sangat penting bagi klien untuk

I K A R A H M A S U S I L A W A T I A R I P R A T I W I U L I F A R A H M A

BAB I PENDAHULUAN. muncul berbagai tantangan dan persoalan serba kompleksitasnya.

Pengertian Bentuk komunikasi yang dilakukan oleh individu, khususnya profesi (konselor, guru, relawan, rohaniawan) dalam membantu & mendampingi klien

PENDAHULUAN. A. Pengertian Wawancara

MODEL KONSELING (Untuk Peer-Counseling) PLPG Rayon 142

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

Tugas Bimbingan dan Konseling

TAHAP AKHIR SEBUAH KELOMPOK oleh: Dra.Ehan.M.Pd BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses bimbingan konseling merupakan suatu kegiatan pencarian data dari seseorang yang sedang mengalami masalah. Dalam pelaksanaan proses konseling terdapat langkahlangkah dan tahapan-tahapan yang harus diperhatikan. Proses konseling dipandang berhasil apabila selama proses konseling terdapat perubahan pada klien. Maka konseling lebih menekankan pada proses dalam kurun waktu tertentu sebagai upaya meningkatkan kepercayaan dan hubungan antara klien dengan konselor. Dalam proses konseling setiap tahapan tidak mutlak harus dilakukan secara berurutan tetapi dapat berjalan tumpang tindih (fleksibel). Setiap upaya yang dilakukan dalam bimbingan konseling tidak lain sebagai upaya membantu klien untuk memahami dirinya dan lingkungannya agar dapat melakukan penyesuaian dengan optimal. Setelah dilakukannya proses konseling diharapkan setiap konflik yang terjadi dapat diatasi sendiri oleh klien. Dengan menggunakan segala kelebihan atau potensi yang ada pada diri klien. Seorang hanya mengarahkan dan membantu mencari pilihan pemecahan masalah yang dialami oleh klien bukan mengintervensi klien. Konseling pada dasarnya merupakan sebuah proses, yang dibuat dengan tujuan menolong klien yang bermasalah. Proses ini mempunyai awal dan akhir. Konseling merupakan satu situasi sementara yang menuntut terbentuknya relasi antara konselor dank lien dengan tujuan menolong klien. Pandangan ini memperlihatkan bahwa membutuhkan waktu. Prosesnya bergerak maju tahap demi tahap. Konseling di pengaruhi oleh kepribadian, lingkungan, dan relasi antara konselor dank lien. Jika melihat konseling sebagai proses, kita juga perlu berusaha memahami bagaimana kita dapat mempengaruhi ini sehingga menghailkan perubahan perubahan pada diri klien. Ada kegiatan kegiatan dan ketrerampilan- keteraplian tertentu yang dibutuhkan pada setiap tahap. Keterampilan keterampilan ini dapat dikembangkan dan harus diterapkan secara seksama untuk mengarahkan klien agar membuka diri secara tepat dan ikut ambil bagian dalam konseling.

B. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah: 1) Agar kita memahami tentang Bimbingan dan Konseling 2) Agar kita memahami tentang keterampilan keterampilan Konseling pada tahap akhir. C. Rumusan Masalah Dalam laporan ini kami membahas mengenai Keterampilan-keterampilan konseling (tahapan-tahapan konseling) tahap akhir yaitu menyimpulkan, merencanakan dan menilai. D. Metode Penulisan Metode penulisan pada makalah ini menggunakan kajian pustaka, serta mencari berbagai sumber dari buku dan internet.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Menurut Cavanagh, konseling merupakan a relationship between a trained helper and a person seeking help in wich both the skill of the helper and the atmosphere that he or she creates help people learn to relate with themselves and other in more growt-producing ways [Hubungan antara seseorang penolong yang terlatih dan seseorang yangmencari pertolongan, dimana keterampilan si penolong dan situasi yang diciptakan olehnya menolong orang untuk belajar berhubungan dengan dirinya sendiri dan orang lain dengan terobosan-terobosan yang semakin bertumbuh (growt-producing ways)]. Bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang ditujukan agar seseorang mampu memahami diri, mengenai lingkungan, dan merencanakan masa depannnya. Seseorang dikatakan mampu memahami dirinyajika yang bersangkutan menunjukkan pemahaman yang tinggi terhadap kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya, bakat dan minatnya, serta karakteristik pribadi lainnya. Konselor Beberapa karakteristik konselor yang efektif: 1. Genuineness/ Murni, adalah orang yang merasa nyaman dengan dirinya sendiri sehingga dapat menjadi didrinya sendiri dalam setiap interaksi. Ini berarti mereka tidak perlu berubah ketika bersama denga orang lain yang berbeda. 2. Non-Possessive Warmth, sikap perhatian yang aktif dan positif dari konselor, yang diperhatikan kepada konseli baik secara verbal maupun non verbal, tetapi untuk mendorong kemandirian bukan ketergantungan terhadap konselor. Karakteristik non-possessive Warmth ini dapat terlihat melalui: Respect, konselor yang memperhatikan konseli dengan mendalam, tetapi bukan perasaan yang sentimental. Pespek menunjukkan rasa belas kasih. Menunjukkan respek yang kuat biasanya bukan dengan kata-kata tetapi denga bahasa non verbal, seperti kontak mata, ekspresi wajah. Konselor yang respek adalah konselor yang menangani konseli dengan serius, melihat konseli sebagai ciptaan yang unik dan

berharga, serta menunjukkan keinginan untuk menolong konseli semakin bertumbuh. Being Non-Judgemental, tidak cepat menghakimi konseli 3. Empathy/ Empati, kemampuan untuk memahami kejadian atau pengalaman konseli seakanakan itu juga menjadi bagian dalam kehidupan kita. Dua kulaitas dari empati: Listening, not just hearing. Listening yang efektif meliputi 2 elemen, yaitu elemen mental melalui pengamatan, pencatatan dan ingatan; elemen sosial melalui pemberian respon yang tepat denga apa yang didengarkan. Identification, kemampuan untuk menilai kompleksitas dari emosi orang lain, mood yang dialami oleh konseli. Untuk itu konselor perlu memiliki kewaspadaan dir dan kedamaian dari dalam. B. Proses Bimbingan Konseling Dari beberapa jenis layanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan kepada peserta didik, tampaknya untuk layanan konseling perorangan perlu mendapat perhatian lebih. Karena layanan yang satu ini boleh dikatakan merupakan ciri khas dari layanan bimbingan dan konseling, yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus Dalam prakteknya, memang strategi layanan bimbingan dan konseling harus terlebih dahulu mengedepankan layanan layanan yang bersifat pencegahan dan pengembangan, namun tetap saja layanan yang bersifat pengentasan pun masih diperlukan. Oleh karena itu, guru maupun konselor seyogyanya dapat menguasai proses dan berbagai teknik konseling, sehingga bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka pengentasan masalahnya dapat berjalan secara efektif dan efisien. Secara umum, proses konseling terdiri dari tiga tahapan yaitu: (1) tahap awal (tahap mendefinisikan masalah); (2) tahap inti (tahap kerja); dan (3) tahap akhir (tahap perubahan dan tindakan). 1. Tahap Awal Tahap ini terjadi dimulai sejak klien menemui konselor hingga berjalan sampai konselor dan klien menemukan masalah klien. Pada tahap ini beberapa hal yang perlu dilakukan, diantaranya :

1. Membangun hubungan konseling yang melibatkan klien (rapport). Kunci keberhasilan membangun hubungan terletak pada terpenuhinya asas-asas bimbingan dan konseling, terutama asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan; dan kegiatan. 2. Memperjelas dan mendefinisikan masalah. Jika hubungan konseling sudah terjalin dengan baik dan klien telah melibatkan diri, maka konselor harus dapat membantu memperjelas masalah klien. 3. Membuat penaksiran dan perjajagan. Konselor berusaha menjajagi atau menaksir kemungkinan masalah dan merancang bantuan yang mungkin dilakukan, yaitu dengan membangkitkan semua potensi klien, dan menentukan berbagai alternatif yang sesuai bagi antisipasi masalah. 4. Menegosiasikan kontrak. Membangun perjanjian antara konselor dengan klien, berisi : Kontrak waktu, yaitu berapa lama waktu pertemuan yang diinginkan oleh klien dan konselor tidak berkebaratan. Kontrak tugas, yaitu berbagi tugas antara konselor dan klien. Kontrak kerjasama dalam proses konseling, yaitu terbinanya peran dan tanggung jawab bersama antara konselor dan konseling dalam seluruh rangkaian kegiatan konseling. 2. Tahap Inti (Tahap Kerja) Setelah tahap Awal dilaksanakan dengan baik, proses konseling selanjutnya adalah memasuki tahap inti atau tahap kerja. Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya : 1. Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah klien lebih dalam. Penjelajahan masalah dimaksudkan agar klien mempunyai perspektif dan alternatif baru terhadap masalah yang sedang dialaminya. Konselor melakukan reassessment (penilaian kembali), bersama-sama klien meninjau kembali permasalahan yang dihadapi klien. 2. Menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara. Hal ini bisa terjadi jika : Klien merasa senang terlibat dalam pembicaraan atau waancara konseling, serta menampakan kebutuhan untuk mengembangkan diri dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Konselor berupaya kreatif mengembangkan teknik-teknik konseling yang bervariasi dan dapat menunjukkan pribadi yang jujur, ikhlas dan benar benar peduli terhadap klien.

Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak. Kesepakatan yang telah dibangun pada saat kontrak tetap dijaga, baik oleh pihak konselor maupun klien. 3. Tahap Akhir (Tahap Tindakan) Pada tahap akhir ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu : 1. Konselor bersama klien membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling. 2. Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan yang telah terbangun dari proses konseling sebelumnya. 3. Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera). 4. Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya Pada tahap akhir ditandai beberapa hal, yaitu ; Menurunnya kecemasan klien. Perubahan perilaku klien ke arah yang lebih positif, sehat dan dinamis. Pemahaman baru dari klien tentang masalah yang dihadapinya. Adanya rencana hidup masa yang akan datang dengan program yang jelas. Keterampilan konseling tahap akhir Kegiatan konseling tidak berjalan tanpa keterampilan. Untuk menguasai beragam keterampilan konseling, diperlukan praktek yang terus-menerus. Hal ini mengingatkan kita pada satu kurun waktu dimana banyak lulusan yang hebat dalam tori dan lemah dalam praktek konseling. Pada tahap akhir konseling disebut juga tindakan (action). Tahap ini bertujuan agar klien mampu menciptakan tindakan positif, seperti perubahan prilaku dan emosi, serta perencanaan hidup masa depan yang positif setelah dapat mengatasi masalahnya, klien akan mandiri, kreatif dan produktif. Teknik-teknik konseling yang ada dan diperlukan pada tahap ini sebagian mencakup yang ada ditahap awal dan pertengahan. Secara spesifik adalah : - Menyimpulkan - Memimpin - Merencanakan - Mengevaluasi.

Disamping itu teknik-teknik tahap awal dan pertengahan tetap bisa digunakan. 1. Attending 2. Empati Tahap Awal 3. Refleksi 4. Eksplorasi 5. Paraphrasi (menangkap pesan utama) 6. Bertanya membuka pertanyaan Definisi Masalah Tahap Inti 1. menyimpulkan sementara 2. Memimpin 3. Memfokuskan 4. Konfrontasi 5. Mengarahkan 6. Mngambil inisiatif 7. Memberi informasi 8. Menafsir Tahap kerja dengan definisi masalah Tahap Akhir 1. Merencanakan program bersama klien 2. Menyimpulkan 3. mengevaluasi 4. Menututup sesi konseling Tahap tindakan (action)

Yang harus dilakukan oleh konselor pada tahap akhir, yaitu: 1. Merencanakan program bersama klien. Rencana atau program pada akhir konseling amat penting. Pertama, menandakan adanya perubahan perilaku atau kemajuan pada diri klien. Kedua, sebagai pedoman untuk kemajuan sesi konseling berikutnya. Calon konselor seharusnya dilatih kapan dia menganggap bahwa sudah saatnya membuat rencana bersama klien berdasarkan penilaiannya bahwa akhir sesi konseling tiba. Rasional Mendekati akhir sesi konseling selalu harus ada rencana klien untuk kegiatan selanjutnya, dalam rangka pengembangan dirinya. Mungkin rencana itu tidak besar namun harus ada. Misalnya, rencana pertemuan berikutnya, rencana pendekatan klien terhadap pacarnya yang ngambek, rencana kuliah sambil kerja, rencana diskusi dengan suami yang dianggap mulai menyeleweng, dsb. Rencana atau program pada akhir sesi konseling amat penting, yaitu: Pertama, menandakan adanya perubahan perilaku atau kemajuan pada dir klien; kedua, sebagai pedoman untuk kemajuan sesi konseling berikutnya. Calon konselor seharusnya dilatih kapan dia menganggap bahwa sudah saatnya membuat rencana bersama klien berdasarkan penilaiannya bahwa akhir sesi konseling sudah tiba. Tujuan Latihan - Agar calon konselor mampu membuat pertimbangan kapan berakhirnya sesi konseling dan sudah saatnya klien membuat rencana atas bantuan konselor. - Agar calon konselor mampu membuat kalimat-kalimat pertanyaan yang mengajak klien untuk membuat rencananya dengan berbagai alasan terutama sesi konselimg hampir selesai. Materi a. Latihan memahami bahwa sesi konseling sudah hampir berakhir. Dugaan itu berdasarkan berbagai alasan-alasan tersebut. b. Latihan membuat kaliamt-kalimat pernyataan mengenai akan selesainya sesi konseling dan menyarankan agar klien membuat rencana selanjutnya. Prosedur latihan Sama dengan teknik-teknik yang terdahulu.

2. Menyimpulkan, mengevaluasi dan menutup sesi konseling Rasional Jika konselor akan menutupi sesi konseling sebaiknya dibuat bersama klien kesimpulan umum hasil proses konseling sejak awal. Di samping itu klien diberi kesempatan memberi penilaian terhadap jalannya konseling dan terhadap perilaku konselor selama membantu klien. Hal ini amat berguna sebagai masukan bagi konselor untuk memperbaiki proses konseling dan pribadinya sendiri. Kesimpulannya adalah berdasarkan perolehan selama proses konseling. Terutama apa yang sudah diperoleh klien yaitu apa kecemasannya telah menurun, apakah dianya sudah merasa lebih lega, apakah rencananya sudah jelas, apakah pertemuan berikutnya perlu dan sebagainya. Evaluasi adalah mengenai jelang diskusi, kemampuan konselor, keadaan diri klien sekarang dan bagaimana rencananya kira kira akan berhasil atau tidak. Tujuan Latihan Latihan menyimpulkan dan sebagainya ini bertujuan : - Agar calon konselor memehami sepenuhnya kapan dia harus menyarankan klien untuk menyimpulkan hasil diskusi, kapan dia meminta klien untuk mengevaluasi proses konseling dan kapan dia akan menutup sesi konseling. - Suapaya calon koselor mampu membuat kalimat pernyataan yang menyarankan kepada klien untuk membuat kesimpulan, evaluasi, dan menutupi sesi konseling. Materi Latihan - Latihan membuat saran kepada klien untuk menyimpulkan dan mengevaluasi juga menutup sesi konseling. - Latihan membuat kalimat- kalimat pernyataan yang menyarankan klien untuk membuat kesimpulan dan mengevaluasi. Selanjutnya memberi saran kepada klien apakah sesi konseling ini sudah bisa diakhiri. Contoh : Konselor : Saya kira sesi konseling ini sudah hampir berakhir. Namun sebelum kita tutup, alangkah baiknya jikalau anda membuat beberapa kesimpulan yang menyangkut proses dan hasil konseling, tentang perolehan anda dari konseling ini, dsb. Konselor : Bagaimana penilaian anda tentang jalannya konseling, hasil yang anda peroleh, dan tentang diri saya sendiri sebagai konselor?

Prosedur Latihan - Buat pasangan-pasangan peserta yang akan berperan sebagai konselor dan klien. Tentukan pula tiga pengamat pada setiap pasangan itu. - Beri kesempatan peserta mempelajari materi latihan yang telah disiapkan oleh pembimbing atau yang mereka buat sendiri. - Lakukan permainan peran oleh calon konselor dan klien dan diamati oleh peserta lain. - Lakukan diskusi dan evaluasi setiap selesai permainan peran konseling mikro. Cat : Alangkah baiknya jika setiap latihan konseling mikro direkam melalui video tape atau paling tidak dengan rekaman suara. Karena dengan video akan jelas sekali kekuatan dan kelemahan calon konselor sehingga membuat penilaian sangat objektif sebab bisa di tayang tayang.

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang ditujukan agar seseorang mampu memahami diri, mengenai lingkungan, dan merencanakan masa depannnya. Seorang konselor harus memiliki kemampuan untuk mengerti dan merasa nyaman denga dirinya sendiri, memiliki sikap perhatian yang aktif dan positif, dan empati. Proses konseling terdiri dari tiga tahapan yaitu: (1) tahap awal (tahap mendefinisikan masalah); (2) tahap inti (tahap kerja); dan (3) tahap akhir (tahap perubahan dan tindakan). (1) Tahap Awal Tahap ini terjadi dimulai sejak klien menemui konselor hingga berjalan sampai konselor dan klien menemukan masalah klien. (2) Tahap Inti (Tahap Kerja) Setelah tahap Awal dilaksanakan dengan baik, proses konseling selanjutnya adalah memasuki tahap inti atau tahap kerja. (3) Tahap Akhir (Tahap Tindakan) Pada tahap akhir ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu : 1. Konselor bersama klien membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling. 2. Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan yang telah terbangun dari proses konseling sebelumnya. 3. Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera). 4. Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya Yang harus dilakukan oleh konselor pada tahap akhir, yaitu: 1. Merencanakan program bersama klien. 2. Menyimpulkan, mengevaluasi dan menutup sesi konseling

DAFTAR PUSTAKA http://.www.farhanzen.wordpress.com/2007/12/13/proses-bimbingan-konseling/ - 47k http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/041/ Mulyadi, Drs. Agus, M.Pd. 2003. Pelayana Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis Bandung. Wilis, Prof. DR. Sofyan S. 2004. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta

KETERAMPILAN KONSELING TAHAP AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Konseling Anak Berkebutuhan Khusus Disusun Oleh: Ratih Eka Kurniawati 054880 Irma Siti Mariam 054882 Nurfaidah Suryani 054933 Imas Soleah 054939 Eka Pranita 054942 Nurul Badriah 055121 JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2008

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan pada Illahi Robbi yang telah memberikan berbagai nikmat kepada kita sekalian, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah kepada Junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw, kepada para keluarganya dan para sahabatnya hingga akhir zaman. Adapun laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Konseling Anak Berkebutuhan Khusus. Berbagai kendala dan suka duka telah kami alami dan ditunjang dengan ilmu pengetahuan yang diperoleh kami selama menunut ilmu. Karena keterbatasan kemampuan yang kami miliki, maka dalam penyelesaian laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar dalam penyelesaian laporan selanjutnya menjadi jauh lebih baik. Dalam penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bimbingan dan arahan dari berbagai pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya laporan ini. Kami berharap semoga laporan ini dapat berguna khususnya bagi mahasiswa, pendidik dan masyarakat pada umumnya. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada kita semua dan melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua. Amin.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Tujuan Penulisan 1 C. Rumusan Masalah 2 D. Metode Penulisan 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Bimbingan dan Konseling 3 B. Proses Bimbingan Konseling 4 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 11