BAB II KAJIAN TEORI. sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran bukan

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Teknik Pembelajaran Pusat Rotasi. Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Hamzah B Uno bahwa

BAB II KAJIAN TEORI. pelajaran tertentu, maka siswa yang demikian telah mencapai hasil belajar yang

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Tentang Strategi Isu Setuju/Tidak Setuju

BAB II KAJIAN TEORI. belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

BAB II KAJIAN TEORI. yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak. 2

BAB II KAJIAN TEORI. siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya

BAB II KAJIAN TEORI. 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Beberapa Istilah dalam Strategi Pembelajaran. dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Beberapa Istilah yang hampir sama

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Daftar Terfokus

BAB I PENDAHULUAN. atau yang lazim disebut Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Materi pelajaran IPA

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB II KAJIAN TEORI. pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar. 1

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB II KAJIAN TEORI. berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. 1 Dengan ini mereka

BAB II KAJIAN TEORI. mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Yogyakarta (Ernawati)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

BAB II KAJIAN TEORI. diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sains. Materi pelajaran Sains harus dikuasi dengan baik oleh siswa. Dasar Sains yang baik akan

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

BAB II KAJIAN TEORI. sebuah proses yang menyebabkan terjadinya perubahan pada input dari sebuah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Tinjauan Tentang Aktivitas Belajar. a. Aktivitas Belajar

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. Kajian tentang kerangka teoretis terdiri dari tinjauan tentang Strategi Cycle

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pelajaran pokok di Sekolah Dasar (SD) pengetahuan dan pemahaman konsep Sains yang bermanfaat dan dapat diterapkan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

I. PENDAHULUAN. perbedaan pada siswa-siswanya. Siswa yang pandai akan terhambat kemajuannya

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Strategi Pembelajaran Menguji Hipotesis. bagian dari pembelajaran kooperatif.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Oemar Hamalik menjelaskan belajar adalah modifikasi atau

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan di dunia pendidikan. Salah satu ilmu. batas tertentu perlu menguasai matematika.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tipe Team Games Tournament (TGT). Pada siswa kelas VIII SMP Islam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permendikbud No. 67 tahun 2013, kurikulum 2013 dirancang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on the Draw dalam Perkuliahan Kalkulus Integral

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bidang ilmu yang diajarkan adalah matematika. Banyak sekali manfaat

BAB II KAJIAN TEORI. murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 1. anak setelah melakukan suatu kegiatan belajar. 2

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 06 Koto Gadang Guguk Kabupaten Solok semester II tahun ajaran

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan siswa berpikir logis, rasional, kritis, ilmiah dan luas. Selain itu,

ABSTRAKSI. Irma Susilowati Guru SMA Negeri 1 Cepiring

ABSTRAK. Kata Kunci: Kualitas Pembelajaran IPS, Model Kooperatif Tipe Jigsaw, Media Visual.

BAB II KAJIAN TEORI. mempelajari sesuatu, kita akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh dan

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE THINK-PAIR-SHARE DAN METODE EKSPOSITORI

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dikatakan sebagai makhluk pendidikan karena dia memiliki

BAB II KAJIAN TEORI. dalam diri pribadi individu yang belajar. 19 Ini berarti bahwa hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang

BAB II LANDASAN TEORI. memperhitungkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

MEIDITA CAHYANINGTYAS K

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB II KAJIAN TEORI. dan mental siswa selama proses pembelajaran. Jika siswa sudah terlibat secara

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Tinjauan Tentang Teknik Cek Kosong a. Pengertian Teknik Pembelajaran Hamdani menjelaskan bahwa teknik pembelajaran diartikan sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan tenaga, waktu, serta kemudahan secara optimal. Hamdani menyatakan apabila dihubungkan dengan proses belajar mengajar, teknik diartikan sebagai cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa. 1 Tukiran menambahkan bahwa teknik pembelajaran merupakan seperangkat komponen yang telah dikombinasikan secara optimal untuk kualitas pembelajaran dalam pelaksanaannya tidak dapat dilepaskan dengan teori pembelajaran, yang menanyakan apakah teknik yang akan digunakan dalam desain pembelajaran? Kapan akan digunakan? Jawabannya adalah teknik dan situasi. Situasi pembelajaran, meliputi hasil dan kondisi pembelajaran, hasil pembelajaran efek dari setiap teknik pembelajaran. 2 1 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia, 2011, hlm. 19 2 Tukiran Taniredja, Model-Model Pembelajaran Inovatif, Bandung: Alfabeta, 2011, hlm. 1 7

8 Arthur L.Costa yang dikutip oleh Trianto menjelaskan bahwa teknik pembelajaran adalah pola kegiatan pembelajaran berurutan yang diterapkan dari waktu ke waktu dan diarahkan untuk mencapai suatu hasil belajar siswa yang diinginkan. Beliau menambahkan teknik pembelajaran juga dijadikan untuk mencapai komponen yang ada dalam pembelajaran. 3 Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Hamzah B Uno bahwa teknik adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik kearah tujuan yang ingin dicapai. 4 Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, teknik diartikan sebagai metode atau sistem mengerjakan sesuatu, cara membuat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni. 5 Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan, dapat dipahami bahwa teknik pembelajaran merupakan pola kegiatan pembelajaran berurutan yang diterapkan dari waktu ke waktu dan diarahkan untuk mencapai suatu hasil belajar siswa yang diinginkan. Hasil belajar siswa yang ditingkatkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, sedangkan teknik yang digunakan adalah teknik cek kosong. b. Teknik Cek Kosong Teknik cek kosong merupakan cara yang paling sederhana untuk meninjau materi pelajaran, dengan memberikan potongan kartu atau cek 3 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta: Kencana, 2009, hlm. 135 4 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hlm. 2 5 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, hlm. 1158

9 kosong dengan dua warna menjadi ukuran kartu remi. Satu warna adalah positif dan lainnya perbaikan. Siswa mempunyai beberapa menit untuk menulis poin-poin terpisah di kartu-kartu terpisah, kemudian saat semuanya siap, siswa menawarkan poin-poin mereka, membaca keras apa yang telah ditulis dan menempatkan kartu dalam dua tumpukan di tengah lingkaran. 6 Lebih lanjut Paul Ginnis menjelaskan bahwa bila dilihat seperti ini, cek kosong terlihat sangat efisien. Pendekatan ini bersama-sama meliputi potongan-potongan isi dan menyampaikan hasil tambahan yang sering kali sulit dipahami. 7 Langkah-langkah Teknik Cek Kosong adalah: Langkah 1: Buat pengaturan diri. Belajar Cek Kosong yang sukses membutuhkan kedisiplinan siswa. Ada beberapa cara untuk mencapai langkah ini, yaitu: 1) Guru terbuka dan tegas mengenai satu atau dua prilaku yang menurutnya akan berbenturan dengan inti dari disiplin diri, yaitu: 1) kami masing-masing akan memberikan perhatian penuh pada siapapun yang berbicara, dan 2) kami akan mendukung self-esteem lainnya. Ini berarti kami tidak akan saling meremehkan. 2) Bawa isu perilaku ke permukaan untuk didiskusikan, yaitu meminta siswa memikirkan pengalaman dan prilaku mereka. 3) Beri siswa pengalaman prilaku lama. 6 Paul Ginnis, Loc.Cit. 7 Ibid, hlm. 310

10 4) Hadapi tindakan siswa yang bertanggung jawab secara langsung. Langkah 2: Tunjukkan perasaan siswa. Umumkan topik baru yang akan dipelajari, tetapi jangan terlalu terinci. Siswa harus tahu secukupnya saja agar dapat merasakan suatu respon emosional Ada beberapa cara untuk mencapai langkah ini, yaitu: 1) Memberikan umpan balik kepada siswa sebuah ringkasan pendek yang menangkap semangat dari apa yang mereka katakan. 2) Bertanya kepada siswa yang tidak banyak bicara jika ada yang ingin disampaikan lagi. Langkah 3: Buat persyaratan belajar jelas. Ada beberapa cara melakukan hal ini, misalnya: 1) Minta siswa bekerja bertiga 2) Beri siswa waktu untuk mempelajari persyaratan secara berpasangan. 3) Berikan bagian bagian berbeda dari silabus untuk kelompok berbeda kemudian jalankan diskusi. 4) Lakukan sebuah sesi tanya jawab terbuka, yaitu siswa menjadi guru. 5) Gunakan kelompok acak dengan bagian komponen berbeda dari silabus, sehingga setiap orang akhirnya dapat mengerti banyak hal.

11 Langkah 4: Munculkan pengetahuan sebelumnya. Tanya kepada siswa apa yang telah mereka ketahui sebelumnya tentang topik, dan apa yang telah bisa mereka lakukan. Langkah 5: Menciptakan lingkungan, yaitu guru memberikan pertanyaan terbuka yang penting, kemudian kelompok diajak berdiskusi. Langkah 6: Analisis sumber dan edit kemungkinannya, guru meminta siswa untuk mendiskusikan pertanyaan tersebut dengan mencari dari beberapa sumber, seperti di buku paket. Langkah 7: Tentukan strategi belajar, guru meminta siswa untuk menuliskan jawaban mereka pada cek kosong berwarna hijau, dan pada cek kosong berwarna merah apabila mereka tidak dapat menjawabnya. Langkah 8: Tulis rencana belajar, dalam hal ini guru menentukan waktu bagi tiap kelompok untuk menyelesaikannya. Langkah 9: Berbagi manajemen belajar, guru memberikan siswa untuk mempresentasikannya ke depan kelas dengan membacakannya dengan keras-keras. Langkah 10 : Tinjauan. Terkadang penting untuk mengumpulkan kelas, untuk peninjauan formatif terhadap perkembangan. Diakhir seluruh siklus, evaluasi terhadap hasil dan proses belajar akan diperlukan. Hasil tersebut akan memberi tahu siswa dan guru jika ada yang perlu dibicarakan lagi. 8 8 Ibid, hlm. 298-307

12 Berdasarkan pendapat Paul Ginnis di atas, maka dapat disimpulkan langkah-langkah teknik cek kosong, yaitu: 1) Guru meminta masing-masing siswa harus memberikan perhatian penuh pada siapapun yang berbicara, baik guru maupun siswa. 2) Guru bertanya kepada siswa apakah ada yang ingin disampaikan lagi tentang peraturan yang dibuat guru. 3) Guru membagi siswa menjadi kelompok yang berjumlah 3 orang 4) Guru menanyakan tentang topik sebelumnya. 5) Guru memberikan pertanyaan terbuka yang penting, yaitu pertanyaan tentang pelajaran yang akan dipelajari. 6) Guru meminta siswa mendiskusikan pertanyaan terbuka tersebut, dengan mencari dari sumber yang tersedia, seperti di buku paket. 7) Guru meminta siswa untuk menuliskan jawaban mereka pada cek kosong berwarna hijau, dan menuliskan poin soal pada cek kosong berwarna merah apabila mereka tidak dapat menjawabnya. 8) Guru menentukan waktu bagi tiap kelompok untuk menyelesaikannya. 9) Guru meminta siswa mempresentasikannya ke depan kelas dengan suara yang jelas. 10) Guru meminta siswa mengerjakan soal evaluasi. Berdasarkan langkah-langkah di atas, dapat dipahami bahwa dalam teknik cek kosong menggunakan pembelajaran kelompok. Kelompok yang dibentuk berdasarkan dari nilai siswa yang tinggi, sedang, rendah, laki-laki

13 dan perempuan. Sedangkan jumlahnya bisa bertiga, berempat, berlima, dan sebagainya. 9 2. Tinjauan Tentang Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hamdani menjelaskan bahwa hasil belajar hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. 10 Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa hasil belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tinggi-rendahnya prestasi belajar siswa. Tulus Tu u menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Hasil belajar akademik merupakan hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah atau di perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasa ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. 11 Abdul Majid menyatakan bahwa hasil belajar diartikan sebagai kemampuan siswa dalam memahami sesuatu yang baru dan kemudian memaknainya. Dengan perkataan lain, hasil belajar adapun perubahan tingkah laku ( change of behavior) para siswa, baik pada aspek 9 Robert E. Slavin, Cooperative learning Teori, Riset dan Praktis, Bandung: Nusa Media, 2008, hlm. 8 10 Hamdani, Op.Cit, hlm. 138 11 Tulus Tu u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta: PT. Grafindo, 2004, hlm. 75

14 pengetahuan, sikap ataupun keterampilan sebagai hasil respons pembelajaran yang dilakukan guru. 12 Kasful Anwar menyatakan bahwa hasil belajar adalah suatu proses untuk menggambarkan perubahan dari diri siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil belajar tersebut ditentukan setelah dilakukan penilaian, artinya penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang siswa. Hasil belajar dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata), dan nilai kuantitatif (berupa angka). 13 Menurut Keller yang dikutip oleh Mulyono Abdurrahman, mengemukakan hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak, hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha (perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak. 14 Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa hasil merupakan skor atau nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan belajar di sekolah. Hasil belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitif, karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran. b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dalam diri siswa itu sendiri dan faktor dari luar siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari dalam diri siswa terutama 12 Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012, hlm. 107 13 Kasful Anwar, Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Bandung: Alfabeta, 2011, hlm. 129 14 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, hlm. 39

15 kemampuan kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Di samping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, teknik/metode yang digunakan, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan lain-lain. 15 Teknik dalam pembelajaran yang guru gunakan termasuk pada salah satu faktor dari luar siswa atau faktor lingkungan yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Mohammad Thobroni menjelaskan bahwa berhasil atau tidaknya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang dibedakan menjadi dua golongan, yaitu : 1) Faktor yang ada pada diri siswa tersebut yang disebut faktor internal atau individual). Faktor individual meliputi hal-hal berikut: a) Faktor kematangan dan pertumbuhan. Faktor ini berhubungan erat dengan kematangan atau tingkat organorgan tumbuh manusia. Misalnya, anak usia enam bulan sudah dipaksa untuk belajar. b) Faktor kecerdasan atau inteligensi. Misalnya, anak umur empat belas tahun ke atas umumnya telah matang untuk belajar ilmu pasti, tetapi pada kenyataannya tidak semua anak-anak tersebut pandai dalam ilmu pasti tersebut. c) Faktor latihan dan ulangan. Dengan rajin berlatih, sering melakukan hal yang berulang-ulang, kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki menjadi semakin dikuasai dan makin mendalam. Sebaliknya, tanpa berlatih pengalamannya yang telah dimiliki dapat menjadi hilang atau berkurang. d) Faktor motivasi. Motivasi merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu. e) Faktor pribadi. Ada orang yang mempunyai sifat keras hati, halus perasaannya, berkemuan keras, tekun, dan sifat sebaliknya. 15 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009, hlm. 177-185

16 2) Faktor yang ada diluar diri siswa tersebut yang disebut faktor eksternal atau sosial). Faktor sosial meliputi hal-hal berikut: a) Faktor keluarga atau keadaan rumah tangga. b) Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam turut menentukan bagaimana dan sampai di mana belajar dialami anak-anak. c) Faktor guru dan cara mengajarnya. Tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru dan bagaimana cara guru mengajarkan pengetahuan tersebut kepada siswa turut menentukan hasil belajar yang akan dicapai. d) Faktor alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar. e) Faktor lingkungan dan kesempatan yang tersedia. f) Faktor motivasi sosial. Yaitu dapat berasal dari orang tua yang selalu mendorong anak untuk rajin belajar.16 Berdasarkan pendapat teori yang telah dijelaskan, dapat dijelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa di samping ditentukan oleh faktor-faktor internal juga dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Teknik yang guru gunakan termasuk pada faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Dalam hal ini teknik cek kosong. 3. Hubungan Teknik Cek Kosong terhadap Hasil Belajar Siswa Setiap guru pasti selalu berusaha bagaimana hasil belajar para siswanya memperoleh nilai sesuai dengan KKM, yaitu dengan menerapkan berbagai strategi atau metode pembelajaran. Namun kenyataannya starategi atau metode pembelajaran yang diterapkan selama ini belum dapat memperbaiki hasil belajar siswa yang masih cenderung rendah. Ini berarti usaha guru perlu ditingkatkan lagi dengan mencari solusi yang jitu, sehingga hasil belajar siswa benar dapat diperbaiki dengan semaksimal mungkin. Salah satu solusi yang peniliti tawarkan adalah dengan menerapkan teknik cek kosong pada pembelajaran IPA. 16 Mohammad Thobroni, Belajar dan Pembelajaran (Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011, hlm. 32-34

17 Paul Ginnis menjelaskan bahwa teknik cek kosong memiliki beberapa keunggulan yang sangat berdampak terhadap hasil belajar siswa, yaitu: a. Hasil dari evaluasi teknik ini akan mengaktifkan siklus berikutnya b. Cek kosong selalu menghasilkan hubungan siswa dan guru yang lebih manis, perilaku yang lebih baik dan sikap lebih bersemangat untuk belajar secara umum c. Siswa belajar bagaimana belajar d. Perkembangan pribadi dan sosial siswa melompat jauh ke depan. Mereka belajar tentang tanggung jawab pribadi dan kelompok e. Kecakapan dan sikap kewarganegaraan inti secara efektif disampaikan, termasuk debat, pengampilan keputusan yang demokratis, pemecahan konflik, dan manajemen belajar. 17 Berdasarkan pendapat Paul Ginnis di atas, dapat disimpulkan bahwa teknik cek kosong mengaktifkan siswa, hubungan guru dan siswa lebih baik, siswa mengetahui bagaimana belajar yang baik, dan siswa lebih dapat bertanggung jawab dalam belajar kelompok. Sehingga diperkirakan bahwa teknik cek kosong ini dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 017 Merangin Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar. B. Kerangka Berfikir Penerapan teknik cek kosong untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 017 17 Paul Ginnis, Op.Cit, hlm. 310

18 Merangin Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar dapat digambarkan dalam bentuk kerangka berpikir dengan skematis dapat memperjelas variabel yang akan diteliti. Lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut: Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 017 Merangin Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar Penerapan Teknik Cek Kosong Solusi 1.Hasil dari evaluasi teknik ini akan mengaktifkan siklus berikutnya 2.Cek kosong selalu menghasilkan hubungan siswa dan guru yang lebih manis, perilaku yang lebih baik dan sikap lebih bersemangat untuk belajar secara umum 3.Siswa belajar bagaimana belajar 4.Perkembangan pribadi dan sosial siswa melompat jauh ke depan. Mereka belajar tentang tanggung jawab pribadi dan kelompok 5.Kecakapan dan sikap kewarganegaraan inti secara efektif disampaikan, termasuk debat, pengampilan keputusan yang demokratis, pemecahan konflik, dan manajemen belajar. Gambar 1. Kerangka Berpikir Berdasarkan gambar di atas, dapat dipahami bahwa teknik cek kosong merupakan salah satu teknik yang sangat cocok menjadi alternatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Hal ini disebabkan teknik cek kosong dapat mengaktifkan siswa, hubungan guru dan siswa lebih baik, siswa mengetahui bagaimana belajar yang baik, dan siswa lebih dapat bertanggung jawab dalam belajar kelompok. Sehingga diperkirakan bahwa teknik cek kosong ini dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 017 Merangin Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar.

19 C. Penelitian yang Relevan Setelah peneliti membaca dan mempelajari beberapa karya ilmiah sebelumnya, penelitian ini relevan dengan: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Djahrudin pada tahun 2012 dengan judul Penerapan Penerapan Teknik Cek Kosong untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas IV SD Negeri Tonjong 1. Pada siklus I motivasi siswa dalam proses pembelajaran hanya mencapai 69,10%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 75,77%. 18 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Djahrudin terletak pada variabel Y. Penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, sedangkan saudara Djahrudin untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Tuti Amelia pada tahun 2009 dengan judul Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan Penerapan Teknik Cek Kosong di Kelas V SDN 21 Air Tiris Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. Pada siklus I aktivitas belajar siswa hanya mencapai 58,30%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 88,54%. 19 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Tuti Amelia terletak pada variabel Y. Penelitian ini untuk meningkatkan hasil 18 Djahrudin, Penerapan Penerapan Teknik Cek Kosong untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas IV SD Negeri Tonjong 1, (on line), tersedia di (http://gurupkn-majalengka.blogspot.com/2012/04/), diunduh Tgl 04 Maret 2013 19 Tuti Amelia, Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan Penerapan Teknik Cek Kosong di Kelas V SDN 21 Air Tiris Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar, Pekanbaru: Pustaka UIN Suska Riau, 2009

20 belajar siswa pada mata pelajaran IPA, sedangkan saudari Tuti Amelia untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Fadil pada tahun 2008 dengan judul Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika dengan Penerapan Teknik Cek Kosong di Kelas IV SDN 005 Gunung Bungsu. Pada siklus I aktivitas belajar siswa hanya mencapai 44,66%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 82,66%. 20 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Fadil terletak pada variabel Y. Penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, sedangkan saudara Fadil untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika. D. Indikator Keberhasilan 1. Indikator Kinerja a. Indikator Aktivitas Guru Indikator penerapan aktvitas guru melalui teknik cek kosong dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut : 1) Guru meminta masing-masing siswa harus memberikan perhatian penuh pada siapapun yang berbicara, baik guru maupun siswa. 2) Guru bertanya kepada siswa apakah ada yang ingin disampaikan lagi tentang peraturan yang dibuat guru. 3) Guru membagi siswa menjadi kelompok yang berjumlah 3 orang 4) Guru menanyakan tentang topik sebelumnya. 20 Fadil, Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika dengan Penerapan Teknik Cek Kosong di Kelas IV SDN 005 Gunung Bungsu, Pekanbaru: Pustaka UIN Suska Riau, 2008

21 5) Guru memberikan pertanyaan terbuka yang penting, yaitu pertanyaan tentang pelajaran yang akan dipelajari. 6) Guru meminta siswa mendiskusikan pertanyaan terbuka tersebut, dengan mencari dari sumber yang tersedia, seperti di buku paket. 7) Guru meminta siswa untuk menuliskan jawaban mereka pada cek kosong berwarna hijau, dan menuliskan poin soal pada cek kosong berwarna merah apabila mereka tidak dapat menjawabnya. 8) Guru menentukan waktu bagi tiap kelompok untuk menyelesaikannya. 9) Guru meminta siswa mempresentasikannya ke depan kelas dengan suara yang jelas. 10) Guru meminta siswa mengerjakan soal evaluasi b. Indikator Aktivitas Siswa Indikator aktivitas siswa dengan penerapan teknik cek kosong dalam kegiatan pembelajaran IPA adalah sebagai berikut : 1) Masing-masing siswa memberikan perhatian penuh pada siapapun yang berbicara, baik guru maupun siswa. 2) Siswa menyepakati tentang peraturan yang dibuat guru. 3) Siswa duduk menjadi kelompok bertiga yang berjumlah 3 orang 4) Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru tentang topik sebelumnya 5) Siswa mencatat pertanyaan terbuka yang diberikan guru tentang pelajaran yang akan dipelajari.

22 6) Siswa mendiskusikan pertanyaan terbuka tersebut, dengan mencari dari sumber yang tersedia, seperti di buku paket. 7) Siswa menuliskan jawaban mereka pada cek kosong berwarna hijau, dan memberikan cek kosong berwarna merah apabila mereka tidak dapat menjawabnya. 8) Siswa menyelesaikannya dalam waktu yang ditentukan guru. 9) Siswa mempresentasikan ke depan kelas dengan suara yang jelas. 10) Siswa mengerjakan soal evaluasi 2. Indikator Hasil Belajar Hasil belajar siswa ditentukan dari ketuntasan individu dan ketuntasan secara klasikal. Secara individu siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai KKM, yaitu 65. Sedangkan secara klasikal siswa dikatakan berhasil apabila ketuntasan siswa mencapai 75%, artinya hampir secara keseluruhan siswa mendapatkan nilai 65. 21 E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian teori yang telah dipaparkan, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: dengan penerapan teknik cek kosong, dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 017 Merangin Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar. hlm. 257 21 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008,