PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN JUMLAH FORKLIFT PADA PROSES PEMUATAN DI GUDANG PT. CM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT

SIMULASI PROSES PEMUATAN KAPAL DI PELABUHAN PT. WINA GRESIK DENGAN TUJUAN MENGURANGI DEMURRAGE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Indonesia

Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT Petrokimia Gresik

Meningkatkan Laju Pembongkaran Pada Dermaga Bongkar Untuk Mengurangi Masalah Antrian Kapal Dengan Metode Simulasi (Studi Kasus: PT Petrokimia Gresik)

Arif Mulyasyah NRP Dosen Pembimbing Ir. Sudiyono Kromodihardjo Msc. PhD

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

PENENTUAN POLA PEMOTONGAN PELAT LEMBARAN UNTUK MEMINIMALKAN PELAT SISA PADA PT. X DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

INISIASI PROYEK PERTEMUAN 3

SIMULASI PELAYANAN PENGISIAN BAHAN BAKAR DI SPBU GUNUNG PANGILUN

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK)

EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI

METODOLOGI PENELITIAN

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

MODEL SIMULASI DISKRIT UNTUK MENGUKUR EFEK KETERLAMBATAN JADWAL PENERBANGAN TERHADAP ANTRIAN PRA TINGGAL LANDAS DAN PASCA PENDARATAN

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN SANDARAN KAPAL INTEGRASI DENGAN LAYANAN KERETA API BARANG. (STUDI KASUS: PT.TERMINAL TELUK LAMONG SURABAYA)

STUDI PENANGANAN PETIKEMAS IMPOR DAN DAMPAKNYA BAGI ANTREAN TRUK (STUDI KASUS : TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA)

SIMULASI TEKNIK PENANGANAN MATERIAL SISTEM PRODUKSI SECARA MANUAL DAN OTOMATIS BERBASIS AUTOMATIC GUIDED VEHICLE (AGV)

FAK. EKONOMI & BISNIS S-1 MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

Simulasi Kebijakan Persediaan Optimal Pada Sistem Persediaan Probabilistik Model P Menggunakan Powersim

BAB I PENDAHULUAN. menerus setiap bulannya. Produksi unit tungku kompor dengan harga

A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah Bangunan Peralatan Produksi Biaya Praoperasi*

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi

VIII. ANALISIS FINANSIAL

EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI

VII. RENCANA KEUANGAN

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

Gambar 9 Sistem penunjang keputusan pengembangan klaster agroindustri aren.

SISTEM TRANSPORTASI BUS KAMPUS UNAND

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

ANALISIS KELAYAKAN SISTEM

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT. SEMEN GRESIK

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

III. METODE PENELITIAN

PERANCANGAN METODE KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN PRIORITAS BONGKAR KAPAL DI PELABUHAN PT PETROKIMIA GRESIK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. PT Trikarya Idea Sakti selaku Developer telah

III METODOLOGI A Kerangka Pemikiran

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

SIDANG TUGAS AKHIR FRANIGA KUSBANDI Dosen Pembimbing Ir. Witantyo, M.Eng.Sc

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat

VIII. ANALISIS FINANSIAL

IV. PEMODELAN SISTEM. A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01

TAKARIR. = Pipa Selubung. = Pipa Produksi

COVER PROPOSAL PROPOSAL PROPOSAL TEKNOLOGI YANG DIMANFAATKAN DI INDUSTRI. (..Judul...) No: (Diisi Panitia) Bidang Fokus :

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

2 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar

III KERANGKA PEMIKIRAN

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xvi. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

SIMULASI PROSES PEMUATAN KAPAL DI PELABUHAN PT. WINA GRESIK DENGAN TUJUAN MENGURANGI DEMURRAGE

Penentuan Skenario Kebijakan Persediaan Terbaik dengan Pendekatan Simulasi Montecarlo

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS

III. METODE PENELITIAN

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PERFORMANSI DISTRIBUSI SEMEN CURAH PT. SEMEN PADANG MELALUI JALUR LAUT DENGAN PENDEKATAN SIMULASI

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI

ANALISA PILIHAN INVESTASI ANTARA APARTEMEN DAN LANDED HOUSE UNTUK KAWASAN MILIK PT. X DI SIDOARJO

IV. METODE PENELITIAN

Manajemen Proyek. Seleksi Proyek Model Keuangan dan Mengelola Portfolio MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 5 ANALISA KEUANGAN

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB V. Kesimpulan Dan Saran

Materi 7 Metode Penilaian Investasi

Transkripsi:

PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI Risa Rininta 1), Nurhadi Siswanto 2), dan Bobby O. P. Soepangkat 3) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia e-mail: risarininta@gmail.com 2) Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember 3) Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Pelabuhan X merupakan pelabuhan khusus yang dikelola oleh oleh PT X sebagai pusat aktivitas pemuatan produk dan bahan baku. Penilaian kinerja terhadap suatu pelabuhan salah satunya dapat dilakukan dengan mengevaluasijumlahdemurrage yang dibayarkan oleh pelabuhan tersebut. Faktor utama terjadinya kasus demurrage di Pelabuhan X adalah waktu tunggu yang disebabkan oleh kurangnya sarana tambat yang dimiliki oleh pelabuhan. Saat ini Pelabuhan X hanya memiliki dua sarana tambat berupa single point mooring (SPM) yang berada di tengah laut. Kedua sarana tambat tersebut memiliki kapasitas masing-masing sebesar 35.000 DWT dan 150.000 DWT. Terdapat dua skenario perbaikan yang diusulkan dalam penelitian ini, yaitu (1) menambah satu sarana tambat ( SPM) dengan kapasitas 35.000 DWT, (2) menambah satu sarana tambat ( SPM) dengan kapasitas 150.000 DWT. Penentuan investasi sarana tambat akan dilakukan dengan menggunakan metode simulasi diskrit. Tujuan dilakukannya simulasi ini adalah untuk menentukan sarana tambat yang harus ditambahkan di Pelabuhan X agar dapat meminimalkan demurrage yang dibayarkan oleh PT X. Tahapan proses simulasi adalah sebagai berikut: (1) mengumpulkan data mengenai aktivitas kapal di Pelabuhan X; (2) membuat model konseptual dari aktivitas kapal di Pelabuhan X yang ada sekarang; (3) melakukan simulasi untuk kondisi sekarang; (4) melakukan verifikasi dan validasi model simulasi; (5) melakukan pengembangan model simulasi dengan menambahkan jumlah sarana tambat; (6) melakukan analisis hasil output dari simulasi. Perangkat lunak ARENA 14.0 akan digunakan untuk menjalankan simulasi yang dibuat.hasil simulasi menunjukkan bahwa, penambahan satu SPM35.000 DWT dapat menurunkan demurrage sebesar 34%, sedangkan penambahan satu SPM150.000 DWT dapat menurunkan demurrage dengan persentase sebesar 31%. Hasil penilaian kelayakan investasi tiap skenario perbaikan menunjukkan bahwa penambahan satu SPM 35.000 DWT memiliki pay-back period selama 7,17 tahun, IRR sebesar 24,93%, dan NPV senilai US$ 7.795.289, sedangkan penambahan satu SPM 150.000 DWT memiliki pay-back period selama 21,84 tahun, IRR sebesar 8,33%, dan NPV senilai US$ 477.349. Kata kunci: Demurrage,Simulasi Diskrit, Waktu Sandar Kapal. PENDAHULUAN PT X adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan minyak bumi. PT X berlokasi di Tuban, Jawa Timur.PT X mengandalkan moda transportasi laut untuk mendistribusikan produk-produknya. PT X memiliki sebuah pelabuhan khusus, yaitu Pelabuhan X. Aktivitas pemuatan produk hasil olahan PT X maupun bahan baku dilakukan di Pelabuhan X. Saat ini, Pelabuhan X memiliki dua sarana tambat kapal berupa single point mooring (SPM) dengan kapasitas 35.000 DWT dan 150.000 DWT. SPMdengan kapasitas 1

35.000 DWT dikhususkan untuk kapal-kapal yang memiliki bobot mati tidak lebih dari 35.000 ton, sedangkan SPMdengan kapasitas 150.000 DWT dikhususkan untuk kapal-kapal dengan bobot mati lebih dari 35.000 ton hingga 150.000 ton. Salah satu indikator kinerja sebuah sistem pelabuhan adalah besarnya jumlah demurrage. Bila jumlah demurrage yang dibayarkan semakin tinggi, maka kinerja pelabuhan dinilai kurang baik. Pelabuhan diwajibkan membayarkan demurrage pada pemilik kapal yang mengalami kelebihan waktu sandar karena disebabkan oleh keterlambatan pelayanan dari pihak pelabuhan. Penyebab utama terjadinya kelebihan waktu sandar kapal di Pelabuhan X adalah kurangnya sarana tambat. Hal ini dibuktikan dengan besarnya persentase waktu tunggu kapal yang disebabkan oleh menunggu sarana tambat yaitu, sebesar 46%. Lamanya waktu tunggu yang disebabkan oleh menunggu sarana tambat mendorongpt X untuk menambah jumlah sarana tambat di Pelabuhan X. PT X berencana untuk menambah satu SPMdengan kapasitas 35.000 DWT atau menambah satu SPMdengan kapasitas 150.000 DWT. Penambahan jumlah sarana tambat diharapkan dapat mengurangi waktu tunggu kapal dan meminimalkan jumlah demurrage. Studi untuk menentukan alternatif perbaikan sistem pelayanan kapal di Pelabuhan X akan dilakukan dengan menggunakan metode simulasi diskrit. Metode ini dipilih karena simulasi dapat digunakan untuk sebuah sistem yang kompleks dan memiliki sifat-sifat stokastik yang sulit dibentuk dengan menggunakan model matematis (Law dan Kelton, 2000). Sistem di Pelabuhan X sangat kompleks memiliki variabilitas tinggi, misalnya waktu antar kedatangan kapal yang berbeda-beda pada tiap kapal. Selain itu, simulasi dapat membandingkan alternatif-alternatif rancangan sistem dan memilih alternatif yang paling baik untuk digunakan ataupun diimplementasikan. Kondisi sistem di Pelabuhan X yang selalu berubah-ubah pada waktu tertentu dinilai cocok dimodelkan dengan menggunakan metode simulasi diskrit. Penelitian yang berkaitan dengan sistem di sebuah pelabuhan pernah dilakukan sebelumnya. Lin dkk. (2013) melaporkan penggunaan metode simulasi diskrit untuk menentukan jumlah crane yang dapat diinvestasikan di Pelabuhan Humen dengan jumlah investasi minimum. Permasalahan serupa juga pernah diteliti oleh Kusumo (2014). Pada penelitian tersebut dilakukan penentuan jumlah forklift pada proses pemuatan di gudang PT CM. Metode simulasi diskrit telah digunakan untuk menentukan jumlah forklift, sehingga dapat meminimalkan biaya operasional perusahaan. Metode simulasi diskrit juga telah digunakan Rizal (2015) dalam menentukan alternatif terbaik untuk men ingkatkan utilitas pelabuhan PT WINA Gresik. Pemilihan alternatif terbaik bertujuan untuk mengurangi demurrage yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Tujuan dilakukannya simulasi ini adalah untuk menentukan sarana tambat yang harus ditambahkan di Pelabuhan X agar dapat meminimalkan demurrage yang dibayarkan oleh PT X. METODE Penelitian ini dilakukan dalam lima tahap, yaitu: (1) identifikasi masalah, (2) pengumpulan dan pengolahan data, (3) simulasi kondisi existing, (4) pengembangan skenario, serta (5) penarikan kesimpulan dan saran. Hal pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi masalah yang ada di Pelabuhan X dengan benar dan jelas. Setelah permasalahan diketahui, maka dapat dilakukan pengumpulan dan pengolahan data. Data yang 2

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari PT X selama tahun 2014. Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini antara lain: 1. Atribut kapal yang dilayani di Pelabuhan X seperti, panjang kapal (LOA), bobot mati kapal (DWT), dan berat muatan kapal (GRT). 2. Data waktu tunggu kapal sebelum dilayani. 3. Data waktu proses mooring operation. 4. Data waktu persiapan sebelum proses pemuatan. 5. Data waktu proses pemuatan. 6. Data waktu setelah proses pemuatan. 7. Data waktu tunggu kapal sebelum berlayar. 8. Data waktu antar kedatangan kapal. Distibusi, rata-rata, dan deviasi standar ditentukan berdasarkan data waktu yang berkaitan dengan aktivitas kapal di Pelabuhan X. Penentuan distribusi, rata-rata, dan deviasi standar dibantu oleh modul Input Analyzer yang terdapat dalam program ARENA 14.0. Tahap Simulasi Kondisi Existing Sebelum simulasi dijalankan, model konseptual disusun terlebih dahulu berdasarkan aktivitas kapal di Pelabuhan X saat ini. Setelah model konseptual dibuat, langkah berikutnya adalah pembuatan model simulasi kondisi existing di tiap-tiap sarana tambat Pelabuhan X. Model simulasi disusun berdasarkan model konseptual yang disesuaikan dengan logika program ARENA 14.0. Terdapat dua model simulasi pada penelitian ini. Model yang pertama dibuat berdasarkan aktivitas kapal di SPM35.000 DWT(lihat Gambar 1), sedangkan model yang kedua dibuat berdasarkan aktivitas kapal di SPM150.000 DWT (lihat Gambar 2). Tahap Uji Verifikasi dan Validasi Model Pada tahap ini dilakukan uji verifikasi terhadap kedua model simulasi yang telah disusun. Pengujian ini bertujuan untuk memastikan kesesuaian model terhadap logika dari program ARENA 14.0. Kemudian, model simulasi divalidasi untuk mengetahui apakah model tersebut dapat mewakili sistem nyata yang dijadikan topik penelitian. Suatu model dinyatakan valid bila output yang dihasilkan dari model simulasi memiliki nilai yang tidak berbeda secara signifikan dari model sistem nyata. Untuk menguji perbedaan nilai dari kedua model tersebut perlu dilakukan uji statistik. Uji statistik yang digunakan adalah uji-t berpasangan dengan α=5%. Tahap Pengembangan Skenario Setelah lolos uji verifikasi dan uji validasi, model simulasi dapat digunakan untuk dikembangkan menjadi skenario perbaikan. Pada penelitian ini, skenario perbaikan yang akan diusulkan adalah: a. Menambah satu sarana tambat SPM35.000 DWT dari kondisi existing. b. Menambah satu sarana tambat SPM150.000 DWT dari kondisi existing. Tahap Perhitungan Biaya Perhitungan biayademurrage dilakukan untuk masing-masing skenario dan terhadap kondisi existing. Selain biayademurrage, perhitungan juga dilakukan untuk biaya investasi pada tiap skenario perbaikan. Untuk membandingkan skenario perbaikan, maka dilakukan analisis kelayakan investasi. Metode yang digunakan untuk analisis kelayakan investasi adalah payback period (PBP), internal rate of return (IRR), dan net present value (NPV). 3

Model Konseptual Pencatatan waktu kedatangan (ATA) kapaldengan bobot mati kurangdari 35.000 ton ke wilayah perairan Pelabuhan X Penentuan waktu sandar baku kapalyangakan beraktivitas disarana tambat Penentuan GRT kapalyang akan beraktivitas disarana tambat Pemeriksaan ketersediaan sarana tambat (SPM 35.000 DWT) Apakah SPM 35.000 DWT kosong? YA Pemanduan kapaloleh tunda menuju ke sarana tambat (SPM 35.000 DWT) A TIDAK Kapalmenunggu hingga sarana tambat (SPM 35.000 DWT) kosong A Proses mooring operation Persiapan sebelum pemuatan Proses pemuatan Setelah proses pemuatan Waktu tunggu sebelum berlayar Kapal tiba di area penambatan SPM 35.00 DWT Pemasangan tali tambat darispm 35.000 DWT ke badan kapal dibantu oleh kapal tunda Pemasangan floating hose dari SPM ke pipa kargo kapal Pembukaan keran pipa kargo kapal untuk memuat produk hasil olahan PT. X dari tangki darat ke ataskapal Pemeriksaan dokumen kapal dan dilanjutkan dengan pelepasan floating hose dari pipa kargo kapal Pembayaran demurrage bila kapal melebihi waktu sandar baku, setelah itu kapal bersiap meninggalkan pelabuhan Pemeriksaan waktu sandar kapal Apakah waktu sandar melebihi waktu sandar baku? YA Perhitungan jumlah demurrage berdasarkan GRT kapal Penyelesaian pembayaran demurrage antara pemilik kapal dengan pihak pengelola pelabuhan Kapal meninggalkan area penambatan dibantu oleh jasa pandu TIDAK Kapal meninggalkan area penambatan dibantu oleh jasa pandu Gambar 1 Model konseptual untuk aktivitas kapal di SPM35.000 DWT 4

Pencatatan waktu kedatangan (ATA) kapaldengan bobot mati lebih dari 35.000 ton ke wilayah perairan Pelabuhan X Penentuan waktu sandar baku kapalyangakan beraktivitas disarana tambat Penentuan GRT kapalyang akan beraktivitas disarana tambat Pemeriksaan ketersediaan sarana tambat (SPM 150.000 DWT) Apakah SPM 150.000 DWT kosong? YA Pemanduan kapaloleh tunda menuju ke sarana tambat (SPM 150.000 DWT) A TIDAK Kapal menunggu hingga sarana tambat (SPM 150.000 DWT) kosong A Proses mooring operation Persiapan sebelum pemuatan Proses pemuatan Setelah proses pemuatan Waktu tunggu sebelum berlayar Kapal tiba di area penambatan SPM 150.00 DWT Pemasangan tali tambat darispm 150.000 DWT ke badan kapal dibantu oleh kapal tunda Pemasangan floating hose dari SPM ke pipa kargo kapal Pembukaan keran pipa kargo kapal untuk memuat memuat bahan baku dariataskapal ke tangki darat Pemeriksaan dokumen kapal dan dilanjutkan dengan pelepasan floating hose dari pipa kargo kapal Pembayaran demurrage bila kapal melebihi waktu sandar baku, setelah itu kapal bersiap meninggalkan pelabuhan Pemeriksaan waktu sandar kapal Apakah waktu sandar melebihi waktu sandar baku? YA Perhitungan jumlah demurrage berdasarkan GRT kapal Penyelesaian pembayaran demurrage antara pemilik kapal dengan pihak pengelola pelabuhan Kapal meninggalkan area penambatan dibantu oleh jasa pandu TIDAK Kapal meninggalkan area penambatan dibantu oleh jasa pandu Gambar 2 Model konseptual untuk aktivitas kapal di SPM150.000 DWT HASIL DAN PEMBAHASAN Uji validasi model simulasi dilakukan dengan menggunakan uji-t berpasangan.uji-t berpasangan digunakan untuk membandingkan dua nilai rata-rata yang berasal dari populasi yang sama. Hipotesis yang digunakan dalam uji-t berpasangan, yaitu: H 0 : δ = 0 H 1 : δ 0 5

Dimana δ adalah perbedaan nilai rata-rata antara kedua sampel. Uji-t dalam penelitian ini menggunakan α = 5%. Hasil uji validasi pada kedua model simulasi kondisi existing dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Tabel perbandingan antara nilai t hitung dengan t tabel untuk waktu sandar dan waktu demurrage Uji Validasi t hitung t tabel Keterangan Waktu sandar kapal di SPM35.000 DWT 0,424 2,262 H 0 gagal ditolak Waktu demurrage di SPM35.000 DWT 1,514 2,262 H 0 gagal ditolak Waktu sandar kapal di SPM150.000 DWT 0,215 2,262 H 0 gagal ditolak Waktu demurragedi SPM150.000 DWT 0,667 2,262 H 0 gagal ditolak Tabel 1 menunjukkan t hitung untuk waktu sandar kapal serta t hitung untuk waktu demurragedi SPM35.000 DWT dan SPM150.000 DWT memiliki nilai yang lebih kecil daripada nilai t tabel. Hal inimenunjukkan bahwa model simulasi yang digunakan telah dapat mewakili sistem nyata. Setelah validasi model berhasil dilakukan, maka model simulasi kondisi existing dapat dikembangkan menjadi model skenario perbaikan. Hasil simulasi pada kondisi existing dan hasil simulasi pada tiap skenario perbaikan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2Tabel perbandingan hasil simulasi antara kondisi existing di tiap sarana tambatdengan hasil simulasi skenario perbaikan 1 dan skenario perbaikan 2 Perbandingan Rata-rata waktu sandar (jam) Rata-rata waktu demurrage (jam) Rata-rata demurrage (US$ per bulan) Kondisi Existing di SPM35.000 DWT 53,74 22,76 186.448,73 Skenario Perbaikan 1 : Penambahan Satu SPM35.000 DWT 30,04 2,63 24.932,87 Selisih antara Kondisi Existing di SPM35.000 DWT dengan Skenario Perbaikan 1 23,70 20,13 161.515,86 Persentase Penurunan 44% 88% 87% Kondisi Existing Di SPM150.000 DWT 72,07 36,68 294.744,43 Skenario Perbaikan 2 : Penambahan Satu SPM150.000 DWT 51,94 7,97 145.912,71 Selisih antara Kondisi Existing di SPM150.000 DWT dengan Skenario Perbaikan 2 20,13 28,71 148.831,73 Persentase Penurunan 28% 78% 50% Tabel 2 menunjukkan bahwa dengan adanya skenario perbaikan, rata-rata waktu sandar kapal, rata-rata waktu demurrage, dan rata-rata jumlah demurrage mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi existing. Hal ini terjadi pada masing-masing sarana tambat. Namun, nilai persentase penurunan rata-rata waktu sandar, rata-rata waktu demurrage, dan rata-rata jumlah demurrage pada skenario perbaikan 1 lebih besar dibandingkan dengan skenario perbaikan 2, yaitu 44%, 88%, dan 87%. Namun, Tabel 2 tidak cukup mewakili jumlah demurrage sesungguhnya yang harus dibayarkan oleh PT X. Jumlah demurrage yang harus dibayarkan oleh PT X merupakan 6

penjumlahan dari demurrage yang terjadi di SPM35.000 DWT maupun SPM150.000 DWT. Untuk kondisi existing, jumlah demurrage diperoleh dari penjumlahan antara demurrage di SPM35.000 DWT dan SPM150.000 DWT pada kondisi existing. Jumlah demurrage pada skenario perbaikan 1 diperoleh dari penjumlahan antara demurrage di SPM150.000 DWT pada kondisi existing dengan demurrage di SPM35.000 DWT setelah dilakukan skenario perbaikan. Jumlah demurrage pada skenario perbaikan 2 diperoleh dari penjumlahan antara demurrage di SPM35.000 DWT pada kondisi existing dengan demurrage di SPM150.000 DWT setelah dilakukan skenario perbaikan. Oleh karena itu, jumlah demurrage yang sesungguhnya pada kondisi existing dan skenario perbaikan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Tabel perbandingan antara jumlah demurrage sesungguhnya pada kondisi existing dengan skenario perbaikan PERBANDINGAN JUMLAH DEMURRAGE (US$ PER BULAN) Kondisi existing 481.193,17 Skenario perbaikan 1 319.677,30 Selisih demurrageantara kondisi existing dengan skenario perbaikan 1 161.515,86 Persentase penurunandemurrage 34% Skenario perbaikan 2 332.361,44 Selisihdemurrage antara kondisi existing dengan skenario perbaikan 2 148.831,73 Persentase penurunandemurrage 31% Tabel 3menunjukkan bahwa penambahan satu SPMdengan kapasitas 35.000 DWT dari kondisi existing dapat menurunkan jumlah demurrage sebesar 34%. Penambahan satu SPMdengan kapasitas 150.000 DWT juga dapat menurunkan jumlah demurrage, namun persentase penurunannya hanya sebesar 31%. Setelah membandingkan hasil simulasi kondisi existing dengan hasil simulasi skenario perbaikan, tahap selanjutnya adalah menghitung biaya investasi yang diperlukan untuk masing-masing skenario perbaikan yang telah diusulkan. Biaya investasi pembangunan SPM35.000 DWT dan SPM150.000 DWT dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Tabel biaya investasi pembangunan SPM35.000 DWT dan SPM150.000 DWT No. Komponen Biaya SPM35.000 DWT SPM150.000 DWT 1 Pembelian SPM(US$) 4.000.000 9.500.000 2 Instalasi pipa SPM(US$) 880.000 1.500.000 3 Biaya proyek (US$) 30.000 30.000 TOTAL (US$) 4.910.000 11.030.000 Analisis kelayakan investasi sarana tambat di Pelabuhan X dilakukan dengan memperhitungkan waktu pakai aset selama 25 tahun, biaya operasional tahunan, rate of return sebesar 7,77%, dan wajib pajak bagi perusahaan minyak dan gas sebesar 25%. Penilaian kelayakan investasi dilakukan dengan membandingkan nilai pay-back period (PBP), internal rate of return (IRR), dan net present value (NPV) dari masing-masing skenario perbaikan. Perbandingan nilai kelayakan investasi untuk masing-masing skenario perbaikan dapat dilihat pada Tabel 5. 7

Tabel 5 Tabel perbandingan hasil penilaian investasi pada masing-masing skenario perbaikan Kriteria penilaian investasi Skenario perbaikan 1 Skenario perbaikan 2 PBP 7,17 tahun 21,84 tahun IRR 24,93% 8,33% NPV US$ 7.795.289 US$ 477.349 KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil analisis dan pembahasan simulasi skenario perbaikan dapat disimpulkan bahwa penambahan satu SPMberkapasitas 35.000 DWT mampu meminimalkan jumlah demurrage yang harus dibayarkan oleh PT X. Penambahan satu SPM35.000 DWT dapat menurunkan jumlah demurrage sebesar 34% dari kondisi existing. Hasil penilaian kelayakan investasi tiap skenario perbaikan menunjukkan bahwa penambahan satu SPM 35.000 DWT memiliki payback period selama 7,17 tahun, IRR sebesar 24,93%, dan NPV senilai US$ 7.795.289, sedangkan penambahan satu SPM 150.000 DWT memiliki pay-back period selama 21,84 tahun, IRR sebesar 8,33%, dan NPV senilai US$ 477.349. Dengan demikian, penambahan satu SPM 35.000 DWT di Pelabuhan X merupakan investasi yang paling menguntungkan bagi perusahaan. Saran yang dapat dipertimbangkan untuk pengembangan penelitian ini adalah penelitian lebih lanjut untuk penjadwalan kedatangan kapal, sehingga antrian kapal yang masuk ke Pelabuhan X dapat diminimalkan dan terjadinya kasus demurrage dapatdiantisipasi. DAFTAR PUSTAKA Kusumo, Y. H. (2014), Penentuan Jumlah Forkliftpada Proses Pemuatan di Gudang PT. CM dengan Menggunakan Metode Simulasi Diskrit. Tesis yang tidak dipublikasikan, Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Law, A. M. dan Kelton, W. D. (2000), Simulation Modeling and Analysis, Third Edition, McGraw-Hill, USA. Lin, J., Gao, B., dan Zhang, C. (2013), Simulation -based Investment Planning For Humen Port, Simulation Modeling Practice and Theory, Vol. 40, hal. 161-175. Rizal, M. H. (2015), Simulasi Proses Pemuatan Kapal di Pelabuhan PT. WINA Gresik dengan Tujuan Mengurangi Demurrage. Tesis yang tidak dipublikasikan, Program Studi Magister Manajemen Teknologi,Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. 8