PERSEPSI PENUMPANG TERHADAP PENGOPERASIAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM ANGKUTAN UMUM DI KOTA MAKASSAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Angkutan umum sebagai salah satu moda transportasi untuk melakukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PENGGUNA BUSWAY Pite Deanda NRP :

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN 8 KORIDOR TRANSJAKARTA

BAB I PENDAHULAN 1.1 Tinjauan Umum 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2017, No Republik Indonesia Nomor 5229); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lntas dan Angkutan Jalan (Lembaran N

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat, di samping berbagai indikator sosial ekonomi lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERENCANAAN ANGKUTAN UMUM (Rute, Terminal, Tempat Henti)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber kebutuhan manusia tidak berada di sembarang tempat, sehingga terjadi. 1. manusia yang membutuhkan perangkutan,

BAB III. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN Kondisi Provinsi DKI Jakarta Kondisi Geografis Jakarta Kondisi Demografis

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DALAM MENDUKUNG ANGKUTAN MASSAL BUSWAY YANG BERKELANJUTAN DI SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008) Evaluasi adalah penilaian. Prestasi yang di perlihatkan, (3) kemampuan kerja.

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SISTEM BUS RAPID TRANSIT

KAJIAN KINERJA PELAYANAN ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA DI PURWOKERTO. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 2

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun jumlah penduduk Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

EVALUASI STANDAR PELAYANAN MINIMAL OPERASIONAL TRANSJAKARTA KORIDOR 9 DAN KORIDOR 12

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Suatu proses bidang kegiatan dalam kehidupan masyarakat yang paling

STUDI OPERASI WAKTU TEMPUH DAN LOAD FACTOR PADA TIAP HALTE BUSWAY TRANSJAKARTA TRAYEK KOTA BLOK M

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan dalam semua bidang kehidupan. Perkembangan yang berorientasi kepada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. umum. Angkutan umum adalah layanan jasa angkutan yang memiliki trayek,

Mass Transit System dan Peta Skematik Selasa, 15 November Dosen Kelas: Adi Nugroho. Tujuan:

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan tataguna lahan yang kurang didukung oleh pengembangan

Pandangan Responden Terhadap Proyek Monorel (MRT) di Jakarta Riset dilakukan pada: November 2013 Berdasarkan panelis dari Nusaresearch

BAB I PENDAHULUAN. sistem transportasi seimbang dan terpadu, oleh karena itu sistem perhubungan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi di Indonesia mengalami perkembangan sangat pesat pada saat

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengidentifikasi beberapa pertanyaan yang terdiri dari segi keamanan,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PILIHAN PELAYANAN PENUMPANG ANGKUTAN PERKOTAAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat kota Padang dalam menjalankan aktifitas sehari-hari sangat tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KINERJA TEKNIS DAN ANALISIS ATP WTP ANGKUTAN TRANS JOGJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM YANG MELAYANI TRAYEK PINGGIRAN-PUSAT KOTA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam kurun waktu tertentu. (Hazian,2008) Transportasi dapat diartikan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha,

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi BAB VIII PENUTUP

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. transportasi sehingga bertambah pula intensitas pergerakan lalu lintas kota.

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI JANGKA PENDEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN Kajian Kebijakan Standar Pelayanan Angkutan Umum di Indonesia (Menurut SK. Dirjen 687/2002)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Menurut C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil (1995:104):

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan faktor pendukung pertumbuhan perekonomian di sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Warpani ( 2002 ), didaerah yang tingkat kepemilikan kendaraaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kehidupan manusia di seluruh dunia tidak terlepas dari yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sarana dan prasarana pendukung salah satunya adalah sarana

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi dan sosial politik di suatu tempat dan kota Yogyakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melayani 10 koridor dengan total panjang lintasan 123,35 km yang

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERENCANAAN TRAYEK KERETA API DALAM KOTA JURUSAN STASIUN WONOKROMO STASIUN SURABAYA PASAR TURI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ARAHAN PENINGKATAN PELAYANAN BUS TRANSJAKARTA BERDASARKAN PREFERENSI PENGGUNA (KORIDOR I BLOK M-KOTA) HASRINA PUSPITASARI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. juga meningkat bahkan melebihi kapasitas sarana dan prasarana transportasi yang

BAB III. tahapan penelitian yang dilakukan sebagai pendekatan permasalahan yang ada. MULAI SURVEY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berjalan beriringan, terlebih di Daerah Istimewa Yogyakarta. Arus perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibu kota Republik Indonesia, dikenal juga sebagai kota

BAB III METODOLOGI. 3.1 Persiapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diketahui tidak dapat hidup sendiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. penumpang, bus kecil, bus sedang,dan bus besar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. BPTJ DAN KONDISI JABODETABEK 2. INDIKATOR KINERJA 3. RENCANA INDUK TRANSPORTASI JABODETABEK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Angkutan umum khususnya di provinsi D.I. Yogyakarta dalam sejarah

BAB III METODOLOGI MULAI. Studi Pustaka. Perumusan Masalah dan Tujuan. Persiapan dan Pengumpulan Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinisikan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. umum, ditemukan kesulitan untuk memilih kendaraan umum mana saja. kemacetan lalu lintas dan polusi udara.

Transkripsi:

PERSEPSI PENUMPANG TERHADAP PENGOPERASIAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM ANGKUTAN UMUM DI KOTA MAKASSAR Muhammad Andry Azis 1, Muhammad Isran Ramli 2 dan Sumarni Hamid Aly 3 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar Email: muhammadandryazis@gmail.com 2 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar Email: muhisran@yahoo.com 3 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar Email: marni_hamidaly@yahoo.com ABSTRAK Studi ini bertujuan menggambarkan persepsi penumpang angkutan umum terhadap pengoperasian dan rencana pengembangan sistem angkutan umum di Kota Makassar, Indonesia. Dalam konteks ini, suatu sistem angkutan umum berbasis bus yang dikenal dengan istilah Bus Rapid Transit (BRT) diperkenalkan untuk diimplemetasikan di Kota Makassar. Melalui survei wawancara menggunakan lembar kusioner, persepsi penumpang angkutan umum di Kota Makassar terhadap kinerja pengoprasian angkutan umum yang beroperasi saat ini yang meliputi penjadwalan, keandalan waktu tempuh perjalanan, kenyamanan, kemampuan berpindah trayek, dan keamanan diobservasi dalam studi ini. Demikian pula halnya dengan persepsi penumpang terhadap rencana pengoperasian BRT di Kota Makassar. Persepsi-persepsi tersebut dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif. Hasil analisis terhadap data survei memperlihatkan bahwa sebagian besar penumpang angkutan umum mempersipkan buruknya pengoperasian angkutan umum yang ada dibanding harapan yang diinginkan. Berdasarkan persepsi tersebut, kebanyakan penumpang angkutan umum dapat menerima rencana pengimplementasian BRT di Kota Makassar. Kata kunci: persepsi penumpang, angkutan umum, Bus Rapid Transit (BRT), Makassar. 1. PENDAHULUAN Untuk Permasalahan transportasi sehari-hari yang sering dialami berupa kemacetan lalu lintas dan terkadang berupa antrian lalu lintas yang cukup panjang, hanyalah merupakan puncak gunung es dari permasalahan sistem transportasi perkotaan di Kota Makassar. Bila dicermati lebih jauh, maka salah satu akar permasalahan yang sesungguhnya adalah belum adanya blue print dari Sistem Angkutan, baik yang bersifat angkutan pribadi maupun angkutan umum yang terencana secara sistematis dan terintegrasi dengan Perencanaan Tata Ruang Kota. Adanya rencana dari pihak Pemerintah Kota Makassar untuk melakukan penataan kembali Sistem Angkutan (khususnya Sistem Angkutan Umum) di Kota Makassar pada khususnya dan terintegrasi dengan wilayah-wialayah di sekitarnya (dalam konteks kawasan Mamminasata), dengan salah satu upaya berupa penerapan sistem angkutan umum massal dengan moda bus atau sering disebut busway (Jalur Khusus Bus), merupakan suatu langkah penciptaan sistem angkutan umum yang terpadu, optimal, efisien dan efektif di Kota Makassar. Secara konsep bus way di kota-kota besar di Indonesia seperti Makassar sangat perlu, karena mencerminkan kebijakan pemerintah kota yang peduli pada pelayanan angkutan umum. Secara khusus, bus way dimaksudkan sebagai salah satu langkah pembenahan angkutan umum agar, secara perlahan terjadi perpindahan penumpang dari kendaraan pribadi ke moda angkutan umum. Jelas tidak gampang menarik penumpang kendaraan pribadi untuk beralih ke bus way, karena kendaraan pribadi memiliki fleksibilitas sesuai dengan yang dimaui oleh pemiliknya. Tapi upaya-upaya untuk menarik penumpang mobil pribadi ke bus way itu tetap perlu dilakukan jumlah mobil pribadi yang beroperasi sedikit. Namun demikian, rencana implementasi angkutan umum massal berbasis bus ini seyogyanya dapat berjalan dengan baik bila mendapatkan dukungan atau apresiasi positif oleh semua pihak yang berkepentingan dengan kelangsungan transportasi (Sustainable Transportation) di Kota Makassar, mulai dari pejalan kaki, penumpang angkutan umum, operator angkutan umum (organda, pemilik, dan sopir pete-pete), institusi pengatur operasional angkutan umum hingga para pakar yang terkait. KoNTekS 6 T-99

Untuk melihat dan memperoleh gambaran sejauh mana tingkat apresiasi penerimaan oleh semua pihak yang berkepentingan dengan kelangsungan transportasi (Sustainable Transportation) di Kota Makassar, khususnya penumpang angkutan umum, terkait tentang rencana untuk menerapkan angkutan umum massal dengan moda bus di Kota Makassar, maka perlu dilakukan kegiatan survai dan analisis serta evaluasi terhadap persepsi penumpang. Tujuan dari studi ini adalah menganalisis dan mengevaluasi tingkat persepsi (sensitivitas) penerimaan pihak pengguna atau penumpang sistem angkutan umum di Kota Makassar sehubungan dengan rencana Pemerintah Kota Makassar untuk menerapkan angkutan umum massal dengan moda bus yang merupakan sistem angkutan umum yang terpadu, optimal, efisien dan efektif di Kota Makassar.. 2. SISTEM ANGKUTAN UMUM DI KOTA MAKASSAR Pergerakan komuter di kota Makassar, salah satu kota terbesar di Indonesia dengan penduduk 1.25 juta jiwa dan luas area 175.77 km2, telah dilayani oleh suatu system transportasi angkutan umum berdimensi kecil dengan kapasitas 11 penumpang. Sistem angkutan umum ini beroperasi dengan system paratransit, system angkutan umum yang tidak mempunyai jadwal kedatangan dan tidak mempunyai halte yang tetap untuk proses menaik-turunkan penumpang. Rute jaringan trayek angkutan umum di Kota Makassar terdiri dari 16 trayek yang terbagi atas 2 kategori trayek. yaitu kategori trayek kampus UNHAS dan kategori trayek non kampus UNHAS. Terdapat 5 trayek pada kategori pertama dan 11 trayek pada kategori kedua, dimana untuk kondisi saat ini terdapat 1 trayek dan 2 trayek yang sudah tidak beroperasi lagi pada kedua kategori trayek secara berurutan. Kondisi jaringan rute angkutan umum di Kota Makassar disajikan pada Tabel 1 (Ali dan Ramli, 2007). Tabel 1 memperlihatkan bahwa panjang rute setiap jaringan trayek bervariasi satu sama lain dari 7,4 km hinga 18 km. Luas area pelayanan juga bervariasi dari 3,72 Km2 sampai 46,17 Km2. Kondisi ini menggambarkan bahwa luas area pelayanan setiap trayek adalah cukup besar. Hal ini berbanding lurus dengan jumlah kendaraan armada yg beroperasi disetiap rute trayek. Terdapat 55 unit armada untuk jumlah minimum, sedangkan untuk jumlah terbesar terdapat 1.015 unit armada yang masing-masing beroperasi di Trayek F1 dan Trayek D secara berurutan. Secara kesuluruan, gambaran visual peta jaringan trayek dari angkutan umum di Kota Makassar disajikan pada Gambar 1 (Ali dan Ramli, 2007; Aly dan Ramli, 2004). Gambar 1 Jaringan Rute Trayek Angkutan Umum di Kota Makassar T-100 KoNTekS 6

3. METODE STUDI Tabel 1 Kondisi Trayek Angkutan Umum No. Kode Rute Luas Area Pelayanan (Km2) Panjang Rute (Km) Jumlah Kendaraan (Units) 1 A 4,84 12,1 189 2 B 13,93 12,4 497 3 C 3,72 7,4 247 4 D 30,61 15,0 1.015 5 E 16,67 11,5 413 6 F 7,99 10,4 331 7 G 6,75 16,0 381 8 H 17,42 15,5 356 9 I 11,4 9,3 327 10 J 10,01 10,2 222 11 B1 44,71 18,0 151 12 E1 46,17 12,5 152 13 F1 36,79 17,0 55 Survai tentang karakteristik dan apresiasi/persepsi penumpang/ pengguna angkutan umum tentang kondisi angkutan umum dan rencana pengembangan moda angkutan umum di Kota Makasssar dilakukan melalui metode wawancara dinamis/bergerak, dimana surveyor melakukan wawancara terhadap penumpang angkutan umum langsung di atas kendaraan angkutan umum yang sedang berjalan. Penentuan sampel responden didasarkan pada metode pengambilan sampel dengan sistem random/acak terhadap populasi yang telah di klasifikasi berdasarkan jenis trayek angkutan umum yang ada di Kota Makassar. Jumlah sampel yang disurvai pada kegiatan ini adalah sebesar 1.500 penumpang, namun demikian data yang valid setelah dilakukan tabulasi data adalah sebesar 1.400 penumpang. 4. PERSEPSI PENUMPANG ANGKUTAN UMUM TERHADAP KINERJA OPERASIONAL ANGKUTAN UMUM Berdasarkan hasil survai terhadap pengguna angkutan umum, maka diperoleh gambaran persepsi penumpang terhadap karakteristik operasional angkutan umum yang meliputi: kemudahan memperolah angkutan umum, jumlah ketersediaan, kemudahan berpindah trayek, kenyamanan penggunaan, pelayanan yang diterima, kondisi pelayanan, ketertiban operator, jadwal, keamanan, keterjangkauan tarif, dan kecepatan/ketepatan waktu, sebagaimana disajikan pada Gambar 1. Kemudahan Memperoleh Angkutan Umum Gambar 1a. memperlihatkan bahwa tingkat kemudahan memperoleh kendaraan angkutan umum oleh pengguna angkutan umum setiap kali pengguna angkutan umum tersebut ingin bepergian adalah sangat mudah. Hal ini diperlihatkan dengan persepsi pengguna yang menyatakan sangat mudah sebesar 31% dan mudah sebesar 56%. Dengan demikian terdapat 88% responden yang menyatakan bahwa untuk mndapatkan kendaraan angkutan umum dikategorikan mudah. Jumlah Ketersediaan Angkutan Umum Berdasarkan hasil survai yang diperlihatkan pada Gambar 1b, terlihat bahwa responden yang menyatakan jumlah kendaraan angkutan umum lebih dari cukup sebesar 45%, responden yang menyatakan jumlahnya mencukupi sebesar 49% dan sisanya sebesar 6% responden menyatakan kurang cukup. Dengan demikian, dominan persepsi responden menyatakan jumlah ketersediaan angkutan umum sudah mencukupi yaitu sebesar 94%. Kemudahan Berpindah Trayek Angkutan Umum Gambar 1c memperlihatkan bahwa terdapat sebesar 62 responden yang menyatakan dapat berpindah dari satu jenis trayek angkutan ke trayek lainnya dengan mudah, dan 20% responden yang menyatakan dapat berpindah trayek dengan sangat mudah. Sedangkan yang menyatakan tidak mudah dan sulit sebesar 15% dan 3%. Dengan demikian, dominan responden menyatakan mudah untuk pindah trayek. KoNTekS 6 T-101

Kenyamanan Menggunakan Angkutan Umum Gambar 1d memperlihatkan bahwa terdapat 35% responden yang menyatakan kenyamanan pelayanan angkutan umum kurang nyaman, 22% responden menyatakan tidak nyaman, 34% responden menyatakan cukup nyaman, dan terdapat 9% responden yang menyatakan pelayanan angkutan umum yang ada nyaman. Dominan responden berpersepsi bahwa pelayanan angkutan umum berada pada tingkatan kurang nyaman dan cukup nyaman. Pelayanan yang Diterima Pengguna Berdasarkan hasil survai pada Gambar 1e, terlihat bahwa 45% responden menyatakan telah dilayani dengan baik oleh operator angkutan umum, 49% responden menyatakan cukup dilayani dengan baik oleh operator, dan terdapat 6% responden yang menyatakan kurang dilayani dengan baik oleh operator angkutan umum. Secara umum terlihat bahwa dominan responden menyatakan cukup dilayani dengan baik oleh operator angkutan umum. Kondisi Pelayanan Angkutan Umum Gambar 1f memperlihatkan bahwa terdapat 48% responden yang menyatakan kondisi pelayanan angkutan umum kurang memadai dan 7% responden menyatakan tidak memadai. Terdapat pula 39% responden menyatakan kondisi pelayanan angkutan umum masih memadai dan terdapat 6% responden yang menyatakan sangat memadai. Dengan demikian secara menyeluruh terlihat bahwa masih sebagian besar responden yang berpersepsi kondisi pelayanan angkutan umum masih kurang memadai. Ketertiban Operator Angkutan Umum Gambar 1g memperlihatkan bahwa terdapat 45% responden menyatakan operator angkutan umum dalam menaik-turunkan penumpang berperilaku tidak tertib, terdapat 36% responden yang menyatakan perilaku operator cukup tertib, terdapat 16% responden yang menyatakan tertib, dan terdapat 3% responden yang menyatakan perilaku operator dalam menaik-turunkan sangat tertib. Jadwal Angkutan Umum Gambar 1h memperlihatkan bahwa dominan responden, yaitu sebesar 74% yang menyatakan bahwa angkutan umum dalam beroperasi sehari-hari belum/tidak mempunyai jadwal waktu operasi tertentu (tidak terjadwal). Namun demikian, terdapat pula sebesar 26% responden yang menyatakan bahwa angkutan umum dalam beroperasi sehari-hari mempunyai jadwal waktu operasi tertentu. Keamanan Angkutan Umum Gambar 1j memperlihatkan bahwa terdapat 33% responden yang menyatakan cukup aman dari gangguan dalam menggunakan angkutan umum, bahkan terdapat 14% responden yang menyatakan aman. Disamping itu, terdapat 21% responden yang menyatakan bahwa penumpang merasa tidak aman dari gangguan saat menggunakan angkutan umum, dan terdapat 32% responden yang menyatakan merasa kurang aman dalam bepergian dengan menggunakan angkutan umum. Secara keseluruhan, terlihat bahwa responden yang menyatakan merasakan adanya gangguan keamanan pada saat menggunakan angkutan umum, lebih banyak (53%) dibandingkan dengan yang berpersepsi merasa aman (47%). Keterjangkauan Tarif Angkutan Umum Gambar 1k memperlihatkan bahwa terdapat 46% responden yang menyatakan bahwa tarif angkutan umum saat ini masih cukup terjangkau oleh penumpang, dan terdapat 29% responden yang menyatakan terjangkau. Disamping itu terdapat 18% responden yang menyatakan tarif yang berlaku sekarang kurang terjangkau dan terdapat 7% responden yang menyatakan besaran tarif angkutan umum yang berlaku saat ini tidak terjangkau oleh mereka sebagai penumpang. Dengan demikian, terlihat bahwa masih sebagian besar responden yang menyatakan bahwa tarif yang ada saat ini masih dapat dijangkau oleh penumpang angkutan umum. Kecepatan/Ketepatan Waktu Perjalanan Angkutan Umum Gambar 1l memperlihatkan bahwa terdapat 36% responden yang menyatakan bahwa kecepatan/ketepatan waktu angkutan umum dalam beroperasi masih kurang, namun demikian terdapat juga sebesar 36% responden yang menyatakan bahwa kecepatanketepatan waktu perjalanan angkutan umum masih cukup andal. Disamping itu, terdapat sebanyak 15% responden yang menyatakan bahwa angkutan umum yang ada tidak cepat/tepat waktu, namun juga terdapat 13% responden yang menyatakan bahwa angkutan umum T-102 KoNTekS 6

masih cepat/tepat waktu dalam beroperasi, sehingga masih dapat diandalkan oleh penumpang dalam melakukan perjalanannya. Sulit Agak sulit 2% 11% Sangat mudah 31% cukup 6% Sangat sedikit 0% mudah 15% Sulit 3% Sangat mudah 20% lebih dari cukup 45% Mudah 56% mencukupi 49% Mudah 62% a. Kemudahan Menemukan b. Jumlah Ketersediaan c. Kemudahan Berpindah Trayek 22% 9% 6% 0% memadai 7% Sangat memadai 6% 34% 45% Memadai 39% 35% 49% memadai 48% d. Kenyamanan Penggunaan e. Pelayanan yang Diterima f. Kondisi Pelayanan Sangat tertib 3% Tertib 16% 26% 21% 14% tertib 45% tertib 36% 74% 32% 33% g. Ketertiban Operator h. Jadwal i. Keamanan 7% 29% 15% 13% 18% 36% 46% 36% j. Keterjangkauan Tarif k. Kecepatan/Ketepatan Waktu Gambar 1. Persepsi Penumpang terhadap Kinerja Operasional Angkutan Umum KoNTekS 6 T-103

5. PERSEPSI PENUMPANG ANGKUTAN UMUM TERHADAP RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM ANGKUTAN UMUM Berdasarkan hasil survai terhadap pengguna angkutan umum, maka diperoleh gambaran persepsi penumpang terhadap karakteristik operasional angkutan umum yang meliputi: kemudahan memperolah angkutan umum, jumlah ketersediaan, kemudahan berpindah trayek, kenyamanan penggunaan, pelayanan yang diterima, kondisi pelayanan, ketertiban operator, jadwal, keamanan, keterjangkauan tarif, dan kecepatan/ketepatan waktu, sebagaimana disajikan pada Gambar 2. Keinginan Akan Sistem Angkutan Umum yang Andal Berdasarkan hasil yang disajikan pada Gambar 2a, terlihat bahwa 88% responden menginginkan adanya pengembangan sistem angkutan umum menjadi suatu sistem yang dapat lebih diandalkan (sistem angkutan umum yang nyaman, aman, cepat dan tertib serta ramah lingkungan, terdapat 9% responden yang menyatakan cukup menginginkan adanya pengembangan, dan hanya terdapat 2% dan 1% responden yang menyatakan kurang dan tidak menginginkan pengembangan sistem. Pengetahuan akan Rencana Jalur Khusus Bus (JKB) Berdasarkan hasil survai sebagaimana disajikan pada Gambar 2b, terlihat bahwa terdapat 34% responden yang menyatakan mengetahui akan adanya rencana pemerintah Kota Makassar untuk menerapkan angkutan umum moda bus dengan sistem JKB, dan sebaliknya terdapat pula 33% responden yang menyatakan tidak mengetahuinya. Disamping itu terdapat 17% responden yang menyatakan cukup mengetahui, dan sebaliknya terdapat 16% responden yang menyatakan kurang mengetahui akan rencana pemerintah Kota Makassar tersebut. Dengan demikian, secara keseluruhan terlihat terjadi perimbangan jumlah responden yang mengetahui dan tidak mengetahui akan rencana tersebut. 2% 1% 33% 34% Lainnya 40% Koran Harian 29% 9% Televisi 13% 17% 88% 16% Lingkungan kerja 18% a. Keinginan SAUM yang Andal b. Pengetahuan Rencana JKB c. Sumber Informasi JKB 4% 31% Keteriban 12% Kecepatan 17% Lainnya 8% Kenyamana n 42% Belum tahu/raguragu 65% d. Kesediaan Berpindah ke JKB e. Alasan Berpindah ke JKB Gambar 2. Persepsi Penumpang terhadap Rencana Pengembangan Sistem Angkutan Umum Sumber Informasi akan Rencana Jalur Khusus Bus (JKB) Keamanan 21% Berdasarkan hasil yang disajikan pada Gambar 2c, terlihat bahwa terdapat 29% responden yang menyatakan mengetahui rencana Pemerintah Kota Makassar tersebut dari koran harian, terdapat 13% responden yang menyatakan mengetahuinya dari televisi, terdapat 18% responden yang menyatakan mengetahuinya di lingkungan kerja masing-masing, dan terdapat 40% responden yang menyatakan mengetahuinya dari sumber lainnya seperti dari radio, di warung kopi dan lain-lain. T-104 KoNTekS 6

Keinginan Berpindah Menggunakan Jalur Khusus Bus (JKB) Berdasarkan hasil yang disajikan pada Gambar 2d di atas, terlihat bahwa dominan responden yaitu sebesar 65% yang menyatakan masih belum tahu/ragu-ragu untuk berpindah menggunakan sistem angkutan umum massal dengan JKB. Namun demikian terdapat juga sebesar 31% responden yang menyatakan akan berpindah, dan terdapat 4% responden yang menyatakan tidak akan berpindah. Pertimbangan Untuk Berpindah ke AU Bus Jalur Khusus Bus (JKB) Berdasarkan hasil yang disajikan pada Gambar 2e di atas, terlihat bahwa terdapat 42% responden yang menyatakan alasannya untuk berpindah menggunakan sistem angkutan umum massal moda bus adalah karena faktor kenyamanan, terdapat 21% responden yang menyatakan karena faktor keamanan, terdapat 17% responden yang menyatakan akan berpindah karena alasan kecepatan, terdapat 12% responden yang menyatakan akan berpindah karena alasan ketertiban, dan sisanya sebesar 8% responden menyatakan kerena alasan lainnya. 6. KESIMPULAN Berdasarkan hasil-hasil analisis pada bagian terdahulu, maka diberikan beberapa simpulan dari studi ini sebagai berikut : Persepsi terhadap kondisi kinerja angkutan umum saat ini Dominan penumpang angkutan umum menyatakan bahwa kondisi kenyamanan dan keamanan angkutan umum sudah kurang nyaman dan aman bahkan sebagian menyatakan tidak nyaman dan aman lagi. Dalam hal ketertiban menaik-turunkan penumpang, juga dominan penumpang menyatakan bahwa angkutan umum tidak tertib dalam kegiatan menaik-turunkan penumpang. Dari segi kecepatan/ketepatan waktu operasi, dominan pihak pengguna menyatakan kurang cepat dan bahkan ada yang menyatakan tidak cepat/tepat waktu lagi dalam beroperasi, Dalam hal jadwal operasi, semua pihak menyatakan bahwa dalam beroperasi, armada angkutan umum tidak mempunyai jadwal yang tetap. Untuk keterjangkauan besaran tarif, pihak pengguna angkutan umum menyatakan tarif yang ada masih cukup terjangkau oleh mereka. Persepsi Rencana Pengembangan Moda Angkutan Umum Sebagian besar pengguna angkutan umum menginginkan agar sistem angkutan umum di Kota Makassar dapat menjadi sistem angkutan yang andal. Mengenai pengetahuan akan rencana Pemerintah Kota Makassar untuk menerapkan Sistem Angkutan Umum Massal berbasis moda Bus, pengguna angkutan umum masih terbagi secara berimbang antara yang sudah tahu dan belum. Untuk kesediaan berpindah menggunakan sistem angkutan umum massal dengan moda bus, dominan pihak pengguna angkutan umum menyatakan masih belum tahu/masih ragu apakah nanti akan berpindah atau tidak. Untuk alasan/pertimbangan untuk berpindah menggunakan angkutan umum massal, dominan pihak pengguna angkutan umum menyatakan karena alasan kenyamanan dan keamanan. DAFTAR PUSTAKA Ali, N., and Ramli, M. I. (2007) Optimasi Kebutuhan Angkutan Umum dengan Metode Break Event Point di Kota Makassar, Prosiding Simposium Nasional-10 Forum studi Transportasi antar Perguruan Tinggi di Indonesia, Jakarta, DKI Jakarta. Jusmin, N., Yudono, A., Hafid, and Renta, I. (2003) Studi Tingkat Kepuasan Penumpang terhadap Kinerja Sopir Angkutan Umum di Kota Makassar, Prosiding Simposium Nasional-6 Forum studi Transportasi antar Perguruan Tinggi di Indonesia, Makassar, Sulawesi Selatan. Ramli, M. I, and Hustim, M. (2003) Studi Pengaruh Naik-Turun Penumpang Angkutan Umum pada Area Persimpangan terhadap Kinerja Simpang Bersinyal di Kota Makassar, Prosiding Simposium Nasional- 6 Forum studi Transportasi antar Perguruan Tinggi di Indonesia, Makassar, Sulawesi Selatan. Aly, S., H., and Ramli, M. I. (2004), Evaluasi Kinerja Angkutan Umum di Provinsi Sulawesi Selatan, Prosiding Simposium Nasional-6 Forum studi Transportasi antar Perguruan Tinggi di Indonesia, Makassar, Sulawesi Selatan. KoNTekS 6 T-105

T-106 KoNTekS 6