BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan sarana transportasi menjadi salah satu komponen pokok dalam kegiatan transportasi untuk memenuhi kebutuhan perjalanan manusia atau barang dari satu titik ke titik lainnya. Berbagai sarana teransportasi yang ada memiliki karakteristik pelayanan yang berbeda mulai dari daya tampung, kecepatan, biaya, kenyamanan, keselamatan dan lain sebagainya yang menjadi pertimbangan bagi user (pengguna) dalam memilih jenis sarana transportasi yang akan digunakan. Perbedaan karakteristik ini menyebabkan setiap user (pengguna) memiliki persepsi yang berbeda pada setiap sarana transportasi yang tersedia. Salah satu sarana transportasi yang cukup lama beroperasi adalah Metromini. Awal keberadaaan Metromini adalah pada masa pemerintahan Presiden Soekarno dimana atas perintah Presiden Soekarno kepada Walikota Jakarta Sumarno sekitar tahun 1962 agar menyediakan buskota guna menunjang transportasi perhelatan Pesta Olahraga Negara-Negara Berkembang atau Games of the New Emerging Forces (GANEFO). Pengadaan dan pengoperasiannya sejak kala itu tanpa badan usaha. Kemudian Gubernur Ali Sadikin pada tahun 1976, membentuk PT Metro Mini guna menaungi pengoperasian bus tersebut. Metromini merupakan salah satu sarana transportasi yang masih eksis dan menjadi salah satu pilihan baik utama maupun alternatif oleh masyarakat khususnya kota Jakarta. Secara kinerja jika dibandingkan dengan sarana

2 transportasi lainnya dan berdasarkan pemberitaan di media massa Metromini menjadi salah satu momok yang kerap menimbulkan masalah, akan tetapi masih banyak pengguna setia yang tetap menggunakan sarana transportasi tersebut. Simpul pondok kopi adalah salah satu daerah atau lokasi dimana Metromini masih terlihat eksis, dimana simpul tersebut merupakan titik temu arus lalu lintas dari arah Bekasi, Cakung dan Duren Sawit. Shelter Busway Simpul Pondok Kopi ST. Klender Area Ketersediaan Metromini Gambar 1. Peta Simpul Pondok Kopi Jakrta Timur Sumber: Google Map 2014 Pada simpul ini terdapat sedikitnya enam sarana transportasi aktif yang melewati jalur yang sama yaitu pada ruas jalan I Gusti Ngurah Rai, Jakarta Timur akan

3 tetapi dengan tujuan yang berbeda. Dalam hal ini peneliti hanya akan mengkaji sarana transportasi dengan rute Pondok Kopi Pasar Senen Keberadaan dua sarana transportasi dengan tujuan yang sama yaitu Metromini dan Transjakarta memberikan efek positif dan negatif. Diantara efek positifnya adalah bertambahnya kapasitas angkutan terutama pada jam sibuk (peak hour), mengurangi jumlah antrian penumpang dan waktu tunggu angkutan bagi penumpang dan lain sebagainya. Sedangkan efek negatifnya diantaranya pembebanan kapasitas ruas jalan, adanya gangguan perjalanan mengingat Metromini kerap berhenti di sembang tempat terutama pada persimpangan dan lain sebaginya. Fenomena ini yang kemudian menjadi inspirasi bagi peneliti untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda Metromini dan bagaimana kemudian faktor-faktor yang ada mampu diintegrasikan untuk memperbaiki dan mengembangkan sistem transportasi massal yang ada khususnya Transjakarta. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka disusunlah rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Indikator apa yang menjadi pengaruh dipilihnya moda transportasi bagi para pengguna Metromini? 2. Bagaimana tanggapan user (pengguna) itu sendiri tentang persepsi angkutan Metromini dibandingkan dengan angkutan atau moda lainnya?

4 3. Bagimana tanggapan user terhadap pengintegrasian Metromini ke dalam Transjakarta? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui kriteria pemilihan moda oleh pengguna Metromini. 2. Mengetahui tingkat pemahaman user (pengguna) terhadap moda pilihannya (yaitu Metromini) 3. Menganalisis pemilihan moda Metromini terhadap moda transportasi Transjakarta. 4. Mengintegrasikan faktor-faktor pemilihan moda pengguna Metromini ke dalam Transjakarta dan rekayasa implementasinya. D. Batasan Masalah 1. Penelitian yang akan dilaksanakan hanya meneliti salah satu angkutan (Metromini) 47 jurusan Pondok Kopi Pasar Senen. 2. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda Metromini dan bagaimana faktor-faktor tersebut di integrasikan ke dalam operasional Transjakarta dengan memperhatikan kecenderungan naik turun penumpang pada daerah tertentu. 3. Penelitian ini tidak mengkaji aspek sosial yang mungkin akan terjadi pada penerapan sekenario integrasi yang dirancang.

5 E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini diantaranya: 1. Tersedianya kajian mengenai kinerja Metromini dalam masyarakat sebagai pertimbangan pengembangan transportasi massal ke depan. 2. Sebagai bahan rujukan dalam perbaikan dan pengembangan sistem transportasi perkotaan khususnya pada pengaturan operasi angkutan umum. F. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian sebelumnya mengenai pemilihan moda diantaranya: Wicaksono (2002). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor-faktor apa yang menyebabkan dipilihnya suatu moda dalam melakukan perjalanan ke kampus dengan metode analisis faktor. Metode Analisis Faktor bertujuan untuk menerangkan struktur hubungan antara variabel-variabel yang diamati dengan jalan membangkitkan beberapa faktor yang jumlahnya lebih sedikit dari banyaknya variabel yang dianalisis. Lena (2005). Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan bobot tingkat kepentingan dari masing-masing komponen dan kriteria dalam penentuan alternatif jenis moda angkutan kota dengan menggunakan metoda Analytical Hierarchy Process (AHP). Komponen angkutan yang dipilih yaitu penumpang (user), pengusaha (operator), pemerintah (regulator) dan ahli transport, dengan kriteria yang digunakan adalah waktu perjalanan, waktu tunggu penumpang, frekuensi, faktor muat, tarif, keandalan, keselamatan, kenyamanan dan keamanan.

6 Analisis sensitivitas untuk mendapatkan alternatif optimum dilakukan dengan skenario perubahan bobot tingkat kepentingan komponen. Lestari (2007). Pemilihan moda di wilayah perkotaan bukan merupakan proses acak melainkan dipengaruhi oleh faktor salah satunya status sosial ekonomi. Tinggi rendahnya status sosial ekonomi seseorang ditentukan oleh pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Penelitian ini dilakukan dengan teknik angket yaitu menyebarkan kusioner kepada karyawan untuk mengetahui karakteristik responden yang berkaitan dengan penggunaan moda untuk perjalanan kerja serta teknik wawancara dan pemeriksaan dokumentasi untuk mengetahui kondisi perusahaan dan data sekunder lainnya.teknik pengambilan sampel kuesioner karyawan menggunakan probability sampling dengan stratified random sampling. Metode analisa didasarkan pada analisa regresi, korelasi dan tabulasi silang (crosstab). Sukarman dan Arliansyah (2013). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan pola pelayanan angkutan pengumpan (feeder) dari lokasi perumahan menuju pemberhentian bus transmusi di sepanjang rute bus transmusi di Palembang, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di Kecamatan Gandus menuju halte bus transmusi Musi II. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan survei. Hasil dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan transportasi pengumpan (feeder) dari daerah pemukiman ke halte bus Musi II dengan mempertimbangkan kebiasaan masyarakat, permintaan masyarakat, dan karakteristik daerah. Ini akan menjadi pengembangan fasilitas pejalan kaki sejauh 1 km dari halte bus, terutama di jalan-

7 jalan yang dilalui kendaraan berat, banyak area parkir untuk sepeda motor dari m2, transportasi umum yang memadai, halte bus berukuran sedang. Kesimpulan yang dibuat adalah untuk menanggapi pola pemekaran (sebaran permukinan) di pinggiran kota. Hal ini diperlukan untuk memiliki sistem transportasi menggunakan feeder-line haul system (feeder-main freight transport). Transportasi utama di daerah perkotaan adalah bus transmusi sementara pengumpan angkutan bus dari pemukiman menuju halte bus transmusi adalah berbagai mode yang umum dimiliki dan digunakan oleh masyarakat selama ini dengan beberapa perbaikan dan fasilitas tambahan yang diperlukan. Beberapa penelitian sebelumnya memiliki kecenderungan pada aspek pemilihan moda ataupun pengadaan feeder untuk mempermudah akses transportasi, sedangkan pada penelitian ini tidak hanya mengetahui aspek dipilihnya suatu moda tetapi juga intrgrasi antara dua moda dengan pengadaan feeder sebagai salah satu rencana ke depan. Dengan perbedaan fokus, lokasi dan objek penelitian inilah sehingga penelitian ini menjadi berbeda dengan penelitian sebelumnya.