BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah obat yang menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga

SKRIPSI. Oleh: HENI SUSILOWATI K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

IFNA ANGGAR KUSUMA K

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PERBEDAAN SUHU DALAM METODE PEMBUATAN AMILUM SINGKONG PREGELATINASI TERHADAP SIFAT FISIK TABLET CHLORPHENIRAMIN MALEAT SECARA KEMPA LANGSUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam pemenuhan kesehatan. Maka diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki beberapa keuntungan antara lain: 1) ketepatan dosis, 2) mudah cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan komposisi dan kandungan nutrisi, jagung mempunyai prospek

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang banyak diproduksi dan disukai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

OPTIMASI FORMULA SEDIAAN TABLET TEOFILIN DENGAN STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR DAN CMC

Desain formulasi tablet. R/ zat Aktif Zat tambahan (eksipien)

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Gambar 1. Tanaman dan Buah nangka (Artocarpus heterophylus)

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan antiinflamasi lainnya. Dosis ibuprofen sebagai anti-inflamasi mg sehari.

BAB I PENDAHULUAN. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya

bahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat ini, banyak orang telah kembali pada pengobatan tradisional

PEMBUATAN TABLET HISAP EKSTRAK ETANOLIK DAUN SAGA

BAB I PENDAHULUAN. mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan (Depkes RI,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sub kingdom : Tracheobionta ( tumbuhan berpembuluh ) Super divisio : Spermatophyta ( menghasilkan biji )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.

PHARMACY, Vol.07 No. 03 Desember 2010 ISSN Dwi Rahayuningsih, Agus Siswanto, Suparman

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGISI MANITOL-LAKTOSA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FORMULASI TABLET EKSTRAK HERBA TAPAK DARA (Catharantus roseus (L) G. Don) DENGAN BAHAN PENGIKAT GELATIN DAN GOM ARAB PADA BERBAGAI KONSENTRASI SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

TABLET/OT 2015 Sediaan tablet adalah Sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau serkuler, kedua permukaanya rata

FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI PENGHANCUR

struktur yang hidrofobik dimana pelepasannya melalui beberapa tahapan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorpsi (Bushra et al,

membentuk warna biru keunguan maka amilum ganyong banyak mengandung

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN AMILUM MANIHOT SEBAGAI BAHAN PENGIKAT SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMASI FORMULA TABLET DISPERSIBLE CAPTOPRIL DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGHANCUR STARCH 1500 DAN BAHAN PENGISI STARLAC SKRIPSI

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

PEMBAHASAN. R/ Acetosal 100 mg. Mg Stearat 1 % Talkum 1 % Amprotab 5 %

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh orang dewasa maupun anak-anak. Loratadin merupakan salah satu jenis

FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI ASAM SITRAT-ASAM MALAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EFFERVESCENT YANG MENGANDUNG Fe, Zn, DAN VITAMIN C SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN PENGHANCUR AMPROTAB TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EKSTRAK DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) SECARA GRANULASI BASAH SKRIPSI

Sifat fisika kimia - Zat Aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Parasetamol memiliki kompaktibilitas yang kurang baik dan sifat alir yang

Beberapa hal yang menentukan mutu tablet adalah kekerasan tablet dan waktu hancur tablet. Tablet yang diinginkan adalah tablet yang tidak rapuh dan

DIAN INDAH PERMATASARI K

2.1.1 Keseragaman Ukuran Kekerasan Tablet Keregasan Tablet ( friability Keragaman Bobot Waktu Hancur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FORMULASI. Oleh FAKULTAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan cairan lain seperti pepsin di dalam lambung. Kondisi hiperasiditas lambung

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE GRANULASI BASAH DALAM PEMBUATAN TABLET KOMPRESI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PEHDAHULUAN. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang banyak. digunakan masyarakat saat ini karena mempunyai banyak

PENGARUH KADAR AMPROTAB SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II PEMBAHASAN. biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal.

KETOKONAZOL TABLET PREFORMULASI DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 (SATU) C S1 FARMASI 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit kurang kalori protein (KKP) dan defisiensi vitamin A serta anemia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK BIJI JINTEN HITAM (Nigella sativa.l) SEBAGAI ANTI INFLAMASI DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGISI XILITOL-LAKTOSA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENAMBAHAN AVICEL PH 101 TERHADAP SIFAT FISIS TABLET EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum. L) SECARA GRANULASI BASAH

OPTIMASI FORMULA TABLET DISPERSIBLE NATRIUM DIKLOFENAK DENGAN BAHAN PENGHANCUR EXPLOTAB DAN BAHAN PELICIN PEG 6000 SKRIPSI

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TABLET PERCOBAAN 2 EVALUASI GRANUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asetaminofen. Kandungan : tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari 101,0 %

j Reaksi dengan Iodin Biru kelam j Merah ungu Bahan! I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK BIJI JINTEN HITAM (Nigella sativa L.) SEBAGAI ANTI INFLAMASI DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGISI MANITOL-LAKTOSA SKRIPSI

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pada jaman dahulu maupun sekarang. Penggunaan obat tradisional oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma Zedoaria (Berg) Roscoe) DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGISI MANITOL-LAKTOSA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Uji KLT Ekstrak Daun Sirih Hijau

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

kurang menyenangkan, meskipun begitu masyarakat percaya bahwa tanaman tersebut sangat berkhasiat dalam menyembuhkan penyakit; selain itu tanaman ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik pada zaman dahulu maupun masa sekarang. Penggunaan obat-obat

Transkripsi:

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tablet Tablet adalah sediaan padat, kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis atau lebih bahan obat atau dengan atau tanpa zat tambahan (Depkes RI, 1995). Bentuk sediaan tablet mempunyai keuntungan yang meliputi ketepatan dosis, praktis dalam penyajian, biaya produksi yang murah, mudah dikemas, tahan alam penyimpanan, mudah dibawa, serta bentuk yang memikat (Lachman et al, 1994) Untuk mendapatkan tablet yang baik tersebut, maka bahan yang akan dikempa menjadi tablet harus memenuhi sifat-sifat berikut: 1. Mudah mengalir, artinya jumlah bahan yang akan mengalir dalam corong air ke dalam ruang cetakan selalu sama setiap saat, dengan demikian bobot tablet tidak akan memiliki variasi yang besar. 2. Kompatibel, artinya bahan mudah 1 kompak jika dikempa, menghasilkan tablet yang keras. 3. Mudah lepas dari cetakan, hal ini dimaksudkan agar tablet yang dihasilkan mudah lepas dan tidak ada bagian yang melekat pada cetakan, sehingga permukaan tablet halus dan licin (Lachman et al, 1994). B. Bahan - bahan tambahan dalam pembuatan Tablet 1. Bahan Pengisi (diluent/filler) Bahan pengisi berfungsi untuk memperbesar volume massa agar mudah dicetak atau dibuat. Bahan pengisi ditambahkan jika zat aktifnya sedikit atau sulit dikempa. Zat aktif kecil, sifat tablet secara keseluruhan ditentukan bahan pengisi yang besar jumlahnya. Untuk obat hidrofobik yang kelarutannya dalam air kecil, maka digunakan bahan pengisi yang larut dalam air (Depkes RI, 1995). Pengisi diperlukan jika dosis obat tidak 3

2 cukup untuk membuat bulk. Pengisi juga dapat ditambah karena alasan kedua yaitu memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung atau memacu aliran. Bahan pengisi yang biasa digunakan antara lain laktosa, manitol, dekstrosa, amilum, sukrosa dan mikrokristal (Lachman et al, 1994). 2. Bahan Pengikat (binder) Bahan pengikat diperlukan dalam pembuatan tablet dengan maksud untuk meningkatkan kohesifitas antar partikel serbuk sehingga memberikan kekompakan dan daya tahan tablet (Voigt,1984). Penambahan ini dimaksudkan agar tablet kompak tidak mudah pecah. Bahan pengikat ini sangat membantu dalam pembuatan granul, diantara bahan pengikat yang digunakan adalah cairan amilum, gelatin, gom arab, tragakan, derivat selulosa dan polivinil pirolidon (Lachman et al, 1994). Penggunaan bahan pengikat yang terlalu banyak atau berlebihan akan menghasilkan massa yang terlalu basah dan granul yang terlalu keras, sehingga tablet yang dihasilkan mempunyai waktu hancur yang lama. 3. Bahan Penghancur (disintegrant) Bahan penghancur dimaksudkan untuk memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet dalam medium air, sehingga pecah menjadi granul atau partikel penyusunnya. Fragmen-fragmen tablet ini memungkinkan untuk larutnya obat dan tercapai bioavailabilitas yang diharapkan. Jenis bahan penghancur seperti pati dan jenis-jenis lainnya adalah jenis bahan penghancur yang paling umum digunakan dan harganya juga paling murah. Biasanya digunakan dengan konsentrasi 5-20% dari berat tablet. Bahan penghancur yang sering digunakan antara lain: amilum kering, derivat amilum, derivat selulosa, alginat, agar (Lachman et al, 1994). Mekanisme aksi penghancur tablet oleh bahan penghancur sebagai berikut : a. Perembesan air (Wicking) Begitu tablet kontak dengan cairan, maka air segera masuk ke dalam tablet melalui saluran pori yang terbentuk selama pentabletan.

3 Karena sifat hidrofilitas bahan penghancur maka perembesan air lewat pori akan lebih cepat dan efektif, sehingga memisahkan partikelpartikel granul dan menghancurkan tablet (Voight, 1995). b. Pengembangan (Swelling) Air merembes kedalam tablet melalui celah antar partikel atau jembatan hidrofil yang terbentuk. Dengan adanya air maka bahan penghancur akan mengembang dimulai dari bagian lokal lalu meluas keseluruh bagian tablet. Akibat pengembangan bahan penghancur menyebabkan tablet pecah dan hancur (Voight, 1995) c. Deformasi/ perubahan bentuk (Deformation) Pada saat pengempaan tablet, partikel/granul yang mengalami penekanan proses pengempaan akan berubah bentuknya. Apabila tablet terkena air maka partikel yang membentuk akan kembali ke bentuk semula sebelum tekanan diberikan. Akibat dari perubahan bentuk, maka partikel/granul penyusun tablet akan berdesakan dan tablet akan hancur (Sulaiman, 2007). 4. Bahan Pelicin (Lubricant) Bahan pelicin ditambahkan pada pembuatan tablet yang berfungsi untuk mengurangi gesekan yang terjadi antara dinding ruang kempa dengan tepi tablet selama pentabletan (lubrikan), memperbaiki sifat alir granul (glidant), atau mencegah bahan yang dikempa agar tidak melekat pada dinding ruang kempa dan permukaan punch (anti adherent). Sebagai bahan pelicin yang umum digunakan adalah magnesium stearat, talk dan kalsium stearat. Jumlah pelicin yang digunakan pada pembuatan tablet satu dengan yang lain berbeda-beda mulai dari yang sedikit kira-kira 0,1% dari berat granul sampai sebanyak-banyaknya 5% (Ansel, 1989). C. Metode Pembuatan Tablet Metode pembuatan tablet pada dasarnya dikenal tiga macam yaitu cetak langsung, granulasi kering dan granulasi basah (Ansel, 1989).

4 1. Metode Granulasi Basah Metode ini merupakan metode pembuatan yang paling banyak digunakan dalam memproduksi tablet kompresi. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode ini dapat dibagi sebagai berikut: menimbang dan mencampur bahan-bahan, pembuatan granulasi basah, pengayakan granul basah, pengeringan, pengayakan granul kering, pencampuran bahan pelicin dan bahan penghancur, pembuatan tablet dengan kompresi (Ansel, 1989). 2. Metode Granulasi Kering Pada metode ini, granul dibentuk oleh penambahan bahan pengikat kering ke dalam campuran serbuk obat dengan cara memadatkan massa yang jumlahnya besar dari campuran serbuk, memecahkannya dan menjadikan pecahan-pecahan menjadi granul, penambahan bahan pelicin dan penghancur kemudian dicetak menjadi tablet (Ansel, 1989). Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak bisa diolah dengan granulasi basah, karena kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk mengeringkannya diperlukan temperatur yang dinaikkan (Ansel, 1989). 3. Metode Cetak Langsung Metode ini digunakan untuk bahan yang mempunyai sifat mudah mengalir sebagaimana sifat-sifat kohesinya yang memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau kering. Kempa langsung dapat diartikan sebagai pembuatan tablet dari bahan-bahan yang berbentuk kristal atau serbuk tanpa merubah karakter fisiknya setelah dicampur dengan ukuran tertentu. Metode ini digunakan pada bahan-bahan (baik obat maupun bahan tambahan) yang mudah mengalir dan memiliki kompresibilitas yang baik yang memungkinkan untuk langsung ditablet dalam mesin tablet tanpa memerlukan proses granulasi. Pada umumnya obat yang dapat dibuat dengan metode kempa langsung hanya sedikit, karena bahan-bahan yang

5 memiliki sifat-sifat tersebut di atas tidak banyak. Cara kempa langsung ini sangat disukai karena banyak keuntungan yaitu secara ekonomi merupakan penghematan besar karena relatif hanya menggunakan sedikit alat, energi dan waktu (Lachman et al, 1994). D. Waktu Alir Granul Sebelum granul dicetak menjadi tablet perlu diketahui sifat fisis granul maka dilakukan pemeriksaan kualitas fisik granul yaitu Waktu alir, waktu yang dibutuhkan bila sejumlah granul dituangkan dalam suatu alat kemudian dialirkan. Mudah tidaknya aliran granul dapat dipengaruhi oleh bentuk granul, sifat permukaan granul dan kelembabannya. Bila granul memiliki ukuran yang tidak seragam menyebabkan daya kohesinya semakin besar sehingga granul sukar mengalir. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu alir yaitu sifat-sifat granul yaitu ukuran partikel, distribusi ukuran partikel dan kelembaban (Lachman et al, 1994). E. Evaluasi Sifat Fisik Tablet Pemeriksaan kualitas tablet dilakukan untuk mengetahui mutu fisik dari tablet yang dihasilkan, pemeriksaan kualitas tablet meliputi : 1. Keseragaman bobot tablet. Ditentukan berdasarkan pada besar dan kecilnya penyimpangan bobot tablet yang dihasilkan dibandingkan terhadap rata-rata tablet (Depkes RI, 1995). Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragamaan bobot yang ditetapkan sebagai berikut: ditimbang 20 tablet, hitung bobot rata-ratanya tiap tablet, jika ditimbang satu persatu tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari lebih dari harga yang ditetapkan kolom B, jika tidak mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet : tidak satu tablet pun

6 yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata -rata yang di tetapkan kolom B (Depkes RI, 1995). Tabel 1. Keseragaman Bobot Tablet (Depkes RI, 1995) Bobot rata-rata 25 atau kurang 26 mg -150 mg 151 mg -300 mg Lebih dari300 mg Penyimpangan bobot rata-rata dalam% A B 15% 30% 10% 20% 7,5% 15% 5% 10% 2. Kekerasan Tablet Kekerasan adalah parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadi keretakan tablet selama pembungkusan, pengangkutan dan pemakaian.kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempakan. Kekerasan tablet biasanya 4 8 kg, tablet dengan kekerasan kurang dari 4 kg akan didapatkan tablet yang cenderung rapuh, tapi bila kekerasan tablet lebih besar dari 8 kg akan didapatkan tablet yang cenderung keras (Sulaiman, 2007). Faktor faktor yang mempengaruhi kekerasan tablet adalah tekanan pada saat pentabletan, sifat bahan yang dikempa serta jumlah serta jenis bahan obat yang ditambahkan saat pentabletan akan meningkatkan kekerasan tablet (Ansel, 1989). 3. Kerapuhan Tablet Kerapuhan adalah parameter lain dari ketahanan tablet dalam melawan pengikisan dan goncangan, besaran yang dipakai adalah % bobot yang hilang selama pengujian dengan alat friabilator. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerapuhan antara lain banyaknya kandungan serbuk (fines), kerapuhan di atas 1% menunjukkan tablet yang rapuh dan dianggap kurang baik (Lachman et al,1994). 4. Waktu hancur tablet Waktu hancur tablet adalah waktu yang dibutuhkan untuk hancurnya tablet dalam medium yang sesuai sehingga tidak ada bagian

7 tablet yang tertinggal diatas kasa alat pengujian. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu hancur adalah sifat fisika kimia granul dan kekerasan tablet, kecuali dinyatakan lain, waktu hancur tablet tidak bersalut tidak boleh lebih dari 15 menit (Depkes RI, 1995). F. Amilum Pregelatinasi Amilum merupakan campuran dua macam struktur polisakarida yang berbeda yaitu amilosa dan amilopektin. Kedua fraksi tersebut dapat dibedakan berdasarkan reaksinya terhadap larutan yodium, dimana amilosa memberikan warna biru ungu sedangkan amilopektin warna merah ungu. Secara struktural, amilosa merupakan rantai unit-unit glukosa yang panjang dan tidak bercabang, digabungkan oleh ikatan glikosidik α-1,4. Sedangkan amilopektin strukturnya bercabang. Amilopektin merupakan polisakarida bercabang dengan ikatan glikosidik α-1,4 pada rantai lurusnya dan ikatan glikosidik α-1,6 pada rantai percabangannya (Suarni dan Widowati, 2002). Gambar 1. Struktur amilosa dan amilopektin (Wade and Weller, 1994) Amilum pregelatinasi merupakan amilum yang diperoleh melalui proses kimia dan mekanik dengan cara memecah granul amilum dengan keberadaan air (Agoes, 2006). Pada umumnya, amilum pregelatinasi mengandung 5% amilosa, 15% amilopektin, dan 80% amilum yang tidak

8 termodifikasi. Amilum pregelatinasi adalah amilum yang dimodifikasi digunakan dalam kapsul dan formulasi tablet sebagai pengisi, pengikat dan penghancur. Sifat-sifat dan karakteristik amilum pregelatinasi: Flowabilitas dan kompresibilitas, distribusi ukuran partikel 30-150µm, diameter 50µm kelarutan: praktis tidak larut dalam pelarut organik dan air dingin (Wade and Weller, 1994). G. Uraian Bahan 1. Aspirin Aspirin (Asetosal/asam asetil salisilat) mengandung tidak kurang dari 99,5% C 9 H 8 O 4, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Merupakan serbuk hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih; tidak berbau, agak sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol (95%)P larut dalam kloroform P, dan dalam eter P. (Depkes RI, 1995). Khasiat aspirin sebagai analgetik dan antidemam (Tan dan Rahardja, 2002). COOH OCOCH 3 Gambar 2. Struktur Aspirin (Depkes RI,1979) 2. Amilum Singkong Pati singkong adalah pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot Utillisima Pohl. Pati singkong merupakan serbuk sangat halus, putih praktis tidak larut dalam air dingin dan etanol, susut pengeringan tidak lebih dari 15,0 %, penetapan dilakukan menggunakan 1,0 g (Depkes RI, 1995). Amilum merupakan bahan penghancur tertua dan paling luas digunakan oleh industri farmasi. Konsentrasi amilum sebagai bahan penghancur adalah 5-20% (Lachman et al,1994). Amilum mempunyai

9 sifat kompresibilitas yang buruk dengan sifat alirnya buruk (Agoes, 2006) tetapi merupakan penghancur paling murah (Lachman et al,1994). Mekanisme aksi dari amilum adalah dengan aksi kapiler, deformasi dan pengembangan ketika kontak dengan air, sehingga dapat memutuskan ikatan hydrogen yang terbentuk pada saat pengempaan (Sulaiman, 2007). Turunan amilum seperti natrium amilum glikonat dan lain-lain yang membesar atau mengembang dengan adanya lembab dan mempunyai efek memecahkan atau menghancurkan tablet setelah masuk kedalam saluran pencernaan (Ansel,1989) 3. Talk Talk adalah magnesium silikat hidrat alam, kadang-kadang mengandung sedikit aluminium silikat. Bentuk serbuk hablur, sangat halus, licin, mudah melekat pada kulit, bebas dari butiran warna putih kelabu. Tidak larut dalam hampir semua pelarut (Depkes RI, 1995). Penyimpanan dalam wadah tertutup, baik digunakan sebagai zat tambahan (Depkes RI, 1995). Talk digunakan sebagai glidant dan di tambahkan sebelum proses petabletan untuk meningkatkan kecepatan alir serbuk dengan konsentrasi 1%-2% dari bobot tablet (Lachman et al, 1994) 4. Asam Stearat Asam stearat merupakan senyawa asam-asam organik padat yang diperoleh dari lemak, terutama terdiri dari asam oktadekanoat (C 18 H 36 O 2 ) dan asam dekanoat (C 16 H 32 O 2 ). Pemerian zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur putih atau kuning pucat, mirip lemak lilin. Kelarutan praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%) P, dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P (Depkes RI, 1979). Untuk itu, asam stearat umumnya lebih digunakan sebagai bahan pelicin/lubrikan dengan amilum pregelatinasi (Wade and Weller, 1994).

10 5. Dekstrosa Dekstrosa merupakan hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau serbuk granul putih, tidak berbau dan berasa manis. Biasanya digunakan sebagai bahan pemanis. Dekstrosa disini dipilih sebagai bahan pengisi karena mempunyai kompresibilitas yang baik dan rasanya manis sehingga cocok untuk pembuatan tablet sebagai filler-binder pada metode cetak langsung.