62 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA Karakteristik komponen yang digunakan sangat mempengaruhi kinerja sistem. Oleh karena itu, diperlukan pengujian komponen-komponen utama seperti Arduino dan komponen pendukung lainya. Pengujian yang dilakukan meliputi pengamatan terhadap penurunan suhu yang dihasilkan oleh modul termoelektrik, koneksi antara Arduino dengan PC (Personal Computer). 4.1. Pengujian Board Arduino Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah port pada arduino dapat berfungsi dengan baik atau tidak. Pengujian rangkaian arduino dilakuakn dengan memberikan program sederhana. Potongan program dibawah ini adalah listing program yang digunakan untuk pengujian rangkaian arduino : Gambar 4.1. Skematik Pengujian Board Arduino
63 Gambar 4.2. Script Pengujian Arduino Dengan mengupload listing program diatas, kita dapat mengetahui apakah arduino dalam keadaan baik dengan cara meletakkan kaki positif LED pada pin 13, dan negatifnya diletakkan pada port GND arduino. Setelah mengupload program dan menempatkan LED pada pin 13, maka LED akan menyala selama satu detik dan kemudian padam selama satu detik, demikian seterusnya. Jika LED dapat menyala dan padam selama satu detik secara terus menerus, maka rangkaian board arduino dalam keadaan baik.
64 4.2. Pengujian Visual Basic 6.0 Fungsi dari program Visual Basic 6.0 ini adalah untuk menampilkan pengukuran yang didapat dari sensor LM35 yang telah dikonversi oleh Arduino Uno. Untuk menampilkan pengukuran Arduino dalam Visual Basic yang perlu diperhatikan adalah penggunaan port(com), port(com)nberapa yang digunakan oleh Arduino Uno dan Visual Basic 6.0 haruslah sama. Pada laporan ini yang digunakan adalah portcom1. Bila port(com) yang digunakan berbeda antara portcom pada Arduino Uno dan PortCOM pada program Visual Basic 6.0 maka program pada visual basic tidak bisa berjalan dan muncul pesan error. Seperti gambar 4.3. Gambar 4.3. Kesalahan Port Number Jika port(com) yang digunakan sama antara Arduino Uno dan Visual Basic 6.0, maka pada saat Visual Basic dijalankan maka akan muncul seperti pada gambar 4.4.
65 Gambar 4.4. Tampilan Visual Basic sebelum di start Gambar 4.5. Tampilan Visual Basic setelah di start
66 Dari pengujian ini diketahui port(com) sama (COM1), Visual Basic 6.0 berjalan pada saat di start. 4.3. Pengujian LCD Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah port pada arduino dapat berfungsi menampilkan 32 karakter (16 karakter di kolom 1 dan 16 karakter di kolom 2). Pengujian rangkaian LCD dilakukan dengan menghubungkan ke rangkaian arduino dan memberikan program sederhana. Potongan program dibawah ini adalah listing program yang digunakan untuk pengujian rangkaian LCD : Gambar 4.6. Script Pengujian LCD
67 Gambar 4.7. Output Pengujian LCD 4.4. Pengujian Kondisi Termoelektrik dan Lampu Indikator ON/OFF Program utama pada sistem ini adalah mendeteksi keadaan pendingin Termoelektrik. Apakah Termoelektrik dalam keadaan ON/OFF dari perubahan suhu pada Termoelektrik yang dibaca oleh sensor suhu LM35 dan disertai dengan tanda kondisi lampu indikator. Pada kondisi Termoelektrik telah disetting batas referensi suhu yang dikeluarkan oleh modul Termoelektrik dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Suhu < dari settingan suhu awal maka, Termoelektrik dalam kondisi OFF. 2. Suhu > dari settingan suhu awal maka, Termoelektrik dalam kondisi ON. Jadi ketika sensor suhu LM35 mengukur suhu yang dikeluarkan oleh pendingin Termoelektrik terjadi penurunan suhu < dari settingan suhu awal, secara otomatis akan memutus termoelektrik yang terhubung dengan Relay maka
68 lampu indikator OFF. Apabila kenaikan suhu > dari settingan suhu awal, secara otomatis relay akan menghubungkan Termoelektrik maka lampu indikator ON. Gambar 4.8. Kondisi Lampu Indikator Termoelektrik OFF Gambar 4.9. Kondisi Lampu Indikator Termoelektrik ON
69 4.5. Pengujian Modul Termoelektrik Sensor suhu LM35 mengukur waktu penurunan suhu yang dihasilkan oleh modul Termoelektrik, pembacaan suhu tersebut langsung diamati melalui LCD, Termometer digital dan PC (Personal Computer). Dari pengujian didapatkan data sebagai berikut : Gambar 4.10. Pembacaan Penurunan Suhu modul Termoelektrik Dari gambar 4.8 didapatkan data penurunan suhu yang dihasilkan oleh modul Termoelektrik dalam waktu 0-5 menit dari suhu ruang 28 C dengan batas settingan suhu terendah 12ºC.
70 Tabel 4.1. Data Penurunan Suhu Modul Termoelektrik Suhu Termoelektrik t (menit) Pembacaan LM35 Pembacaan Termometer Digital 0 28 C 28.2 C 1 23 C 22.8 C 2 18 C 17.9 C 3 16 C 15.8 C 4 14 C 13.6 C 5 12 C 11.3 C Gambar 4.11. Grafik Penurunan Suhu modul Termoelektrik
71 4.5.1. Perhitungan Beban Pendinginan (q cooling ) Beban pendinginan dapat dihitung dengan persamaan : q beban yang didinginkan = m.cp. T Tabel 4.2. Massa dan Kalor Spesifikasi Beban Yang Didinginkan Beban Massa (kg) Cp*(J/(kg.K)) Air 2,64 4186 Alumunium case 0,350 900 Cold sink 0,381 900 Hasil perhitungan q berdasarkan data perhitungan, dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Kalor Untuk Mendinginkan Beban Beban q beban yang didinginkan (Watt) Air 4,069 Alumunium case 1,05 Cold sink 1,61925 Durasi pengujian = 3600 detik
72 Air = 250 ml T awal = 25 C = 298,15 K T akhir = 18 C = 291,15 K m.cp. T = 0,25 kg. 4186 J/kg. (298,15 291,15) K = 7325,5 Joule q air = 7325,5 / 3600 s = 2,0349 Watt Alumunium Case T awal = 25 C = 298,15 K T akhir = 13 C = 286,15 K m.cp. T = 0,35 kg. 900 J/kg. (298,15 286,15) K = 3780 Joule q air = 3780 / 3600 s = 1,05 Watt Cold Sink T awal = 28 C = 301,15 K T akhir = 11 C = 284,15 K m.cp. T = 0,381 kg. 900 J/kg. (301,15 284,15) K = 5829,3 Joule q air = 5829,3 / 3600 s
73 = 1,61925 Watt q cooling = (q air + q alumunium case + q cold sink ) / 3600 = 2,0349 + 1,05 + 1,61925 = 4,73415 Watt