Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Samarinda, April 2016 Kepala, Ir. Fuad Asaddin, M.Si. Nip

BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA Perencanaan Strategis Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKPPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Plan), Rencana Kinerja (Performace Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban

Ketahanan Pangan dan Pertanian. disampaikan pada : Workshop Hari Gizi Nasional (HGN) ke-55

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. Pertanian. Konsumsi Pangan. Sumber Daya Lokal.

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BADAN KETAHANAN PANGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LAPORAN KINERJA BADAN KETAHANAN PANGAN KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2015

Renstra Dispakan RENCANA STRATEGIS DINAS PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN

SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN BERDASARKAN KEMANDIRIAN DAN KEDAULATAN PANGAN

13. URUSAN KETAHANAN PANGAN

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN

URUSAN WAJIB KETAHANAN PANGAN KONDISI UMUM

Lingkup program/kegiatan KKP untuk meningkatkan ketahanan pangan rumahtangga berbasis sumberdaya lokal

BAB II PERENCANAAN KINERJA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : MEWUJUDKAN JAWA TIMUR LEBIH SEJAHTERA, BERDAYA SAING MELALUI KETAHANAN PANGAN YANG BERKELANJUTAN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 s/d 2019

KATA PENGANTAR. Ungaran, Desember 2014 KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH. Ir. Gayatri Indah Cahyani, M.Si NIP

Renja BP4K Kabupaten Blitar Tahun

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

RENCANA KERJA (RENJA) KANTOR KETAHANAN PANGAN KOTA PADANG TAHUN 2015

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2.

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

BKP LAHAT RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN Indikator Kinerja Program Tolok Ukur. Target (Vol & Satuan)

Ketahanan Pangan Masyarakat

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

Bab 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Badan Ketahanan Pangan Prov Kalimantan Selatan

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL GUBERNUR JAWA BARAT,

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI NTB

KATA PENGANTAR. Muara Beliti, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Rawas,

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

LAPORAN KINERJA BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

BAB I PENDAHULUAN. Kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

KATA PENGANTAR. Bontang, Desember 2015 Kepala, Ir. Hj. Yuli Hartati, MM NIP LAKIP 2015, Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

KETAHANAN PANGAN DAN GIZI

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Strategis Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Lumajang 1

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

CUPLIKAN RUMUSAN HASIL KONFERENSI DEWAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2010

DATA PROFIL SKPD. 3. ALAMAT Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare Pagar Alam

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Ketahanan Pangan dan Gizi adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2013

PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROFIL DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI NTB

PENDAHULUAN. Latar Belakang

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2016

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

RINGKASAN EKSEKUTIF. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012

Boks.1 UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG KETAHANAN PANGAN

RENCANA KERJA Tahun 2014

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS. Mesin Pemotong Rumput. iii RENCANA KERJA 2015

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KATA PENGANTAR RENJA DISPORA KAB. MURA

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

RENCANA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN KETAHANAN PANGAN TA.2015

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Kabupaten Cianjur (Renstra -Bappeda) Tahun yang disusun

Renstra BKP5K Tahun

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENCANA KERJA PERUBAHAN TAHUN 2015

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, mengisyaratkan bahwa setiap SKPD wajib menyusun dokumen Rencana Strategis SKPD yang mengacu pada dokumen RPJMD. Renstra SKPD dijabarkan kedalam Rencana Kerja Tahunan. Rencana Kerja Tahunan Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017 adalah dokumen yang memuat program dan kegiatan serta lokasi kegiatan dan indikator kinerja untuk mencapai sasaran pembangunan dibidang ketahanan pangan dan pelaksanaan penyuluhan. Hasil dan evaluasi pelaksanaan APBD tahun lalu serta hasil Musrenbang merupakan input dalam Pelaksanaan Rencana Kerja Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017. Diharapkan Rencana kerja Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017 dapat dilaksanakan sesuai target yang telah ditentukan. Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Ir. DADANG HERMAWAN Pembina Utama Muda NIP. 19600916 198603 1 011 Renja Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017 i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN...1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Landasan Hukum... 2 1.3. Maksud dan Tujuan... 4 1.4. Sistematika Penulisan... 5 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU...8 2.1. Analisis Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah... 8 2.2. Evaluasi Pelaksanaan RENJA Perangkat DaerahTahun 2015 dan Capaian Renstra.... 17 2.2.1. Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Pangan pada Kinerja 2015... 17 2.2.2. Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Kelautan dan Perikanan pada Kinerja 2015... 20 2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Dinas Pangan dan Perikanan... 23 2.4. Review Terhadap Rancangan awal RKPD... 25 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2017...27 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi... 27 3.2. Perumusan Tujuan dan Sasaran... 29 3.3. Program dan Kegiatan Tahun 2017... 30 BAB V PENUTUP...40 LAMPIRAN...41 Renja Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017 ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Ketahanan Pangan dan Perikanan masih merupakan prioritas Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung dalam RPJMD 2016-2021 yang masih dibahas berfokus pada peningkatan ketersediaan pangan, pemantapan distribusi pangan dan percepatan penganekaragaman pangan sesuai dengan karakteristik daerah, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui upaya pemberdayaan kelompok pelaku usaha dan pelaku utama komoditas-komoditas unggulan. Pembangunan ketahanan pangan dan perikanan juga dilaksanakan melalui berbagai upaya dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan sebagai perwujudan pembangunan sosial-ekonomi sebagai bagian pembangunan daerah Kabupaten Bandung secara keseluruhan. Implementasi program pembangunan ketahanan pangan dan pertanian dilaksanakan dengan memperhatikan sub sistem ketahanan pangan yaitu melalui upaya peningkatan produksi, ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan, pemantapan distribusi dan cadangan pangan, serta peningkatan kualitas konsumsi dan keamanan pangan. Dengan demikian, program-program pembangunan ketahanan pangan dan pertanian tersebut diarahkan untuk mendorong terciptanya kondisi sosial-ekonomi yang kondusif, menuju ketahanan pangan masyarakat dan kesejahteraan petani yang mantap dan berkelanjutan. Berbagai peraturan dan perundangan yang ditetapkan oleh Pemerintah, juga telah mengarahkan dan mendorong pemantapan ketahanan pangan yaitu: Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 pada Pasal 2 dan Pasal 3, menyatakan bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota wajib membuat laporan mempertanggungjawabkan urusan ketahanan pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, tentang Pembagian Urusan Pemerintahanantara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; Peraturan Presiden Nomor 83 tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan; Peraturan Presiden Nomor Renja Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017 1

22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal. Sejalan dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bandung, sebagai tindak lanjut dari diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dibentuk Dinas Pangan dan Perikanan. Dinas Pangan dan Perikanan merupakan penggabungan dari fungsi Urusan Pangan serta Urusan Kelautan dan Perikanan. Dalam kerangka melanjutkan pembangunan ketahanan pangan dan perikanan sebagaimana Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Bandung tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021, maka Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung sebagai salah satu Unit eselon II pada Pemerintah Kabupaten Bandung menyusun Rencana Kerja (Renja) Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung Tahun 2017. Rencana Kerja (Renja) ini merupakan dokumen perencanaan kurun waktu satu tahun yang memuat program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pagu indikatif serta perkiraan Anggaran. Renja Dinas Pangan dan Perikanan merupakan penjabaran dari Peraturan Bupati Bandung Nomor 52 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Perubahan Tahun 2017, disusun melalui kolaborasi dokumen Renja Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Tahun 2017 (Urusan Pangan) dan Renja Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2017 (Urusan Perikanan) yang telah tersusun sebelumnya. Dengan tersusunnya Renja Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung Tahun 2017 ini diharapkan dapat menjadi acuan, arahan kebijakan dan strategi pembangunan ketahanan pangan dan perikanan dalam pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan Tahun 2017. 1.2. Landasan Hukum Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung Tahun 2017 disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; Renja Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017 2

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional; 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan; 6. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani; 7. Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Pertanian Pangan Berkelanjutan. 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan; 12. Kepres RI Nomor 132 Tahun 2001 dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 83 Tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; 14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung, Nomor Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021; 16. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bandung; 17. Peraturan Bupati Bandung Nomor 47 Tahun 2012 tentang Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung; 18. Peraturan Bupati Bandung Nomor 47 Tahun 2016 tentang Kebijakan transisi dalam rangka penataan perangkat daerah berdasarkan peraturan Renja Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017 3

Perda Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bandung; 19. Peraturan Bupati Bandung Nomor..Tahun 2016 tentang Kedudukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Pelaksana Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak Berkaitan dengan Pelayanan Dasar; 20. Peraturan Bupati Bandung Nomor..Tahun 2016 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung; 21. Peraturan Bupati Bandung Nomor 52 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Perubahan Tahun 2017; 22. Keputusan Bupati Bandung No 501/Kep.221-BKPPP/2014 Tentang Pembentukan Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Bandung; 23. Keputusan Bupati Bandung No.50/Kep.655-Bappeda/2016 tentang Penetapan Rencana Kerja Perubahan Kabupaten Bandung Tahun 2017; 24. Keputusan Bupati Bandung Tahun 2016, tentang Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung. 1.3. Maksud dan Tujuan Rencana Kerja ini disusun dengan maksud : a) Dijadikan sebagai arah kebijakan dan program dalam pelaksanaan pembangunan ketahanan pangan dan Perikanan di Kabupaten Bandung selama satu tahun ke depan; b) Sebagai penjabaran implementatif dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung; c) Menjadi salah satu pedoman dan bahan acuan bagi seluruh unsur pada Dinas Pangan dan Perikanan dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan. Penyusunanan Renja Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung, bertujuan untuk: a) Menentukan prioritas pembangunan jangka menengah tahun ke-2 (Renstra 2016-2021). b) Terwujudnya integrasi, sinkronisasi dan sinergitas pembangunan ketahanan pangan dan perikanan antar wilayah, antar sektor serta antar lembaga pemerintahan. Renja Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017 4

c) Terwujudnya keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan evaluasi hasil pembangunan. d) Tercapainya target pembangunan dengan menggunakan sumberdaya secara efesien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan. 1.4. Sistematika Penulisan Rencana Kerja Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung Tahun 2017 disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mengemukakan pengertian ringkas tentang Renja Perangkat Daerah, proses penyusunan Renja Perangkat Daerah. 1.2. Landasan Hukum Memuat uraian tentang Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, Peraturan Daerah, Peraturan Bupati yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran Perangkat Daerah. 1.3. Maksud dan Tujuan Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan Renja Perangkat Daerah. 1.4. Sistematika Penulisan Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renja Perangkat Daerah, serta susunan garis besar isi dokumen BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA PERANGKAT DAERAH TAHUN LALU 2.1. Analisis Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah Berisikan kajian terhadap capaian kinerja pelayanan Perangkat Daerah berdasarkan indikator kinerja yang sudah ditetapkan dalam SPM dan IKK (Indikator Kinerja Kunci) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Jenis indikator yang dikaji, disesuaikan dengan tugas dan fungsi masing-masing SKPD, serta ketentuan perundang-undangan yang terkait dengan kinerja pelayanan. Khusus untuk Urusan Perikanan indikator yang digunakan Renja Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017 5

ialah indikator yang ditetapkan sendiri mengingat belum tersedianya SPM dari organisasi tingkat provinsi maupun pusat. 2.2. Evaluasi Pelaksanaan Renja Perangkat Daerah tahun lalu dan capaian Renstra Perangkat Daerah Bab ini memuat Kajian (Review) terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Renja Perangkat Daerah tahun lalu (tahun 2015) dan perkiraan capaian tahun berjalan (Tahun 2016). Selanjutnya dikaitkan dengan pencapaian target perubahan Renstra Perangkat Daerah berdasarkan realisasi program dan kegiatan pelaksanaan Renja SKPD tahun-tahun sebelumnya. Review terhadap rancangan awal Perangkat Daerah serta penelaahan usulan program dan kegiatan masyarakat. 2.3. Isu-isu penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah Berisikan uraian mengenai : 1. Sejauhmana tingkat kinerja pelayanan dan hal kritis yang terkait dengan pelayanan Perangkat Daerah. 2. Permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi Perangkat Daerah. 3. Formulasi isu-isu penting berupa rekomendasi dan catatan yang strategis untuk ditindaklanjuti dalam perumusan program dan kegiatan prioritas tahun yang direncanakan. 2.4. Penelaahan terhadap Rancangan Awal RKPD Perubahan Berisikan uraian mengenai: 1. Proses yang dilakukan yaitu membandingkan rancangan awal RKPD dengan analisis hasil kebutuhan 2. Penjelasan mengenai alasan proses tersebut dilakukan 3. Penjelasan temuan-temuan setelah proses tersebut dan catatan penting terhadap perbedaan dengan rancangan awal RKPD BAB III. TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Berisikan penelaahan yang menyangkut arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional dan provinsi dan yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi Perangkat Daerah. 3.2 Perumusan Tujuan dan Sasaran Perumusan tujuan dan sasaran didasarkan atas perumusan isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi Perangkat Daerah yang dikaitkan dengan sasaran target kinerja Perangkat Daerah. 3.3. Program dan Kegiatan Tahun 2017 Berisikan penjelasan mengenai : Renja Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017 6

a. Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan terhadap rumusan program dan kegiatan b. Uraian garis besar mengenai rekapitulasi program dan kegiatan c. Penjelasan jika rumusan program dan kegiatan tidak sesuai dengan rancangan awal RKPD, baik jenis program/kegiatan, pagu indikatif maupun kombinasi keduanya d. Tabel rencana program dan kegiatan BAB IV. PENUTUP Berisikan uraian berupa : a. Catatan penting yang perlu mendapatkan perhatian baik dalam rangka pelaksanaannya maupun seandainya ketersediaan anggaran tidak sesuai dengan kebutuhan b. Kaidah- kaidah pelaksanaan c. Rencana tindak lanjut LAMPIRAN Renja Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017 7

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU 2.1. Analisis Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah Pelayanan Dinas Pangan dan Perikanan dalam pelaksanaan tugasnya dititikberatkan pada pelayanan ketahanan pangan masyarakat. Ketahanan pangan merupakan unsur terpenting dari ketahanan nasional di bidang ekonomi dan menjadi fokus pembangunan nasional. Perwujudan ketahanan pangan dapat dicapai melalui 4 pilar yaitu : (1) Ketersediaan pangan (produksi dan impor); (2) Cadangan pangan nasional; (3) Penganekaragaman konsumsi pangan; dan (4) Pencegahan dan penaggulangan masalah pangan. Ketersediaan pangan wilayah merupakan prasyarat terwujudnya ketahanan pangan penduduk yang berfungsi menjamin pasokan pangan untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk, dari segi kuantitas, kualitas, keragaman dan keamanannya. Pelayanan dasar yang menjadi tupoksi Urusan Pangan yaitu dengan pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan. Maksud ditetapkannya Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang ketahanan pangan adalah sebagai pedoman Perangkat Daerah Kabupaten Bandung yang membidangi pelayanan urusan wajib ketahanan pangan dalam mencapai Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang secara teknis dilaksanakan di Kabupaten Bandung sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65/Permentan/OT.140/12/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota, di Kabupaten Bandung telah menetapkan Peraturan Bupati Bandung Nomor 47 Tahun 2012 tentang Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Tujuan ditetapkan SPM bidang ketahanan pangan di Kabupaten Bandung adalah: a. meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat pada bidang ketahanan pangan; b. meningkatkan pengawasan kepada SKPD lingkup ketahanan pangan terhadap pelaksanaan kebijakan yang langsung berhadapan dengan masyarakat; c. meningkatkan efesiensi dan efektivitas pelayanan dasar ketahanan pangan Renja Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017 8

Dalam mewujudkan ketahanan pangan pada dasarnya terkait dengan adanya pertumbuhan permintaan pangan yang lebih cepat dari pertumbuhan penyediaannya. Permintaan pangan meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat, serta perkembangan selera. Dinamika sisi permintaan ini menyebabkan kebutuhan pangan di Kabupaten Bandung meningkat dengan cepat, baik dalam jumlah, mutu dan keragamannya. Sementara itu, kapasitas produksi pangan di Kabupaten Bandung terkendala oleh adanya kompetisi pemanfaatan dan penurunan kualitas sumberdaya alam. Apabila persoalan ini tidak dapat diatasi, maka dapat dipastikan akan mempengaruhi ketahanan pangan Kabupaten Bandung. Pada tingkat rumah tangga, persoalan yang menonjol dalam pemantapan ketahanan pangan adalah masih adanya kelompok masyarakat yang mempunyai daya beli rendah (miskin secara ekonomi), ataupun yang tidak mempunyai akses atas pangan karena berbagai sebab. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka bukan tidak mungkin Kabupaten Bandung akan kehilangan potensi dari sebagian sumberdaya manusianya karena kualitasnya menurun. Bila tidak diantisipasi secara dini, rawan pangan bisa saja terjadi terutama di pedesaan, yang menggantungkan sebagian besar hidupnya dari sektor pertanian. Sesuai dengan keadaan tersebut, maka strategi perwujudan ketahanan pangan yang perlu dilaksanakan adalah: (a) membangun ekonomi berbasis pertanian dan pedesaan; dan (b) menggerakkan tanggung jawab seluruh komponen pemangku kepentingan (pemerintah dan masyarakat/swasta) untuk melaksanakan kewajiban dalam memenuhi pangan bagi kelompok masyarakat miskin dan kemiskinan rawan pangan. Pada sisi lain, Kabupaten Bandung mempunyai keunggulan komparatif (comparative advantage) sebagai daerah pertanian. Keunggulan komparatif tersebut merupakan fundamental perekonomian yang perlu didayagunakan melalui pembangunan ekonomi sehingga menjadi keunggulan bersaing (competitive advantage). Dengan begitu perekonomian yang dikembangkan di Kabupaten Bandung memiliki landasan yang kokoh pada sumberdaya domestik, memiliki kemampuan bersaing dan berdayaguna bagi seluruh rakyat Kabupaten Bandung. Memperhatikan cakupan permasalahan tersebut di atas, kebijakan pembangunan ketahanan pangan dan perikanan di Kabupaten Bandung diarahkan guna memperkuat seluruh subsistem dalam sistem ketahanan pangan yang meliputi; subsistem ketersediaan, subsistem distribusi dan subsistem konsumsi pangan.. Renja Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017 9

Pada sisi ketersediaan, kebijakan ketahanan pangan di Kabupaten Bandung diarahkan untuk: (a) menjamin ketersediaan pangan; (b) mengembangkan kemampuan pengelolaan cadangan pangan masyarakat; dan (c) meningkatkan kapasitas produksi melalui optimalisasi pemanfaatan lahan untuk produksi pangan. Pada aspek distribusi, kebijakan ketahanan pangan diarahkan untuk: (a) (b) Meningkatkan sarana dan prasarana distribusi pangan, sehingga efisiensi perdagangan dapat ditingkatkan, termasuk di dalamnya mengurangi kerusakan bahan pangan akibat distribusi yang tidak efisien; Mengembangkan kelembagaan pengolahan dan pemasaran di pedesaan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas distribusi pangan serta percepatan nilai tambah. Dalam hal konsumsi, kebijakan ketahanan pangan diarahkan untuk: (a) Menjamin pemenuhan kebutuhan konsumsi pangan bagi setiap rumah tangga dalam jumlah dan mutu yang memadai, aman dikonsumsi dan bergizi seimbang; (b) Semakin meningkatnya efisiensi dan efektivitas intervensi bantuan pangan/pangan bersubsidi kepada golongan masyarakat tertentu (golongan miskin, ibu hamil, balita gizi buruk, dsb). Terdapat 7 indikator capaian kinerja SPM Bidang Ketahanan dengan uraian sebagai berikut: 1. Pelayanan Dasar Ketersediaan dan Cadangan Pangan : 1) Ketersediaan Energi dan Protein per Kapita. Pencapaian Indikator Ketersediaan Energi dan Protein per Kapita pada tahun 2015 yaitu sebagai berikut: Indikator SPM Capaian Target Pusat Target Realisasi % Energi 2.400 2.149 89.5 2.400 Protein 63 66.7 105.9 63 Hasil kajian mengenai Situasi ketersediaan pangan Kabupaten Bandung tahun 2015 No. Kelompok Pangan Gram/ kap/hari Energi (kkal) % AKE* Protein (g/kap/hari) % AKP** Skor PPH 1 Padi-padian 342,7 1234 51,4 30,5 48,5 25,0 2 Umbi-umbian 66,6 71 2,9 0,4 0,6 1,5 3 Pangan Hewani 110,7 178 7,4 16,0 25,3 14,8 Renja Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017 10

No. Kelompok Pangan Gram/ kap/hari Energi (kkal) % AKE* Protein (g/kap/hari) % AKP** Skor PPH 4 Minyak dan Lemak 38.1 341 14,2 0,1 0,1 5,0 5 Buah/Biji Berminyak 2.7 5 0,2 0 0,1 0,1 6 Kacang-kacangan 39,7 141 5,9 13,2 21,0 10,0 7 Gula 21.7 79 3,3 0,1 0,1 1,7 8 Sayur dan Buah 139,7 100 4,2 6,4 10,2 20,9 9 Lain-lain 0.0 0 0.0 0.0 0.0 0.0 Total 2.149 89,5 66,7 105,9 78,9 Keterangan : * Angka Ketersediaan Energi Ideal = 2.400 kkal/kap/hari ** Angka Kecukupan Protein ideal = 63 g/kap/hari Kelompok pangan yang telah mencapai kondisi ideal yakni padi-padian, minyak dan lemak serta kacang-kacangan. Sementara itu, kelompok pangan umbi-umbian, pangan hewani, buah/biji berminyak, gula, serta sayur dan buah. Berdasarkan tabel 15, situasi ketersediaan energi padipadian sebesar 1.234 kkal/kap/hari, protein sebesar 30,5 gram/kap/hari dan skor PPH 25. Skor PPH kelompok minyak dan lemak sebesar 5 dengan jumlah ketersediaan energi dan protein masing-masing 341 kkal/kap/hari (14,2% AKE) dan 0,1 g/kap/hari (0,1% AKP). Pada kelompok kacang-kacangan, jumlah ketersediaan energi sebesar 141 kkal/kap/hari (5,9% AKE), protein sebesar 13,2 g/kap/hari (21% AKP), dan skor PPH sebesar 10. Kelompok pangan umbi-umbian, pangan hewani, buah/biji berminyak, gula, serta sayur dan buah belum memenuhi skor PPH ideal.kelompok umbiumbian memiliki ketersediaan energi dan protein sebesar 71 kkal/kap/hari (2,9% AKE) dan 0,4 g/kap/hari (0,6% AKP) serta skor PPH sebesar 1,5. Kelompok pangan hewani memiliki jumlah ketersediaan energi sebesar 178 kkal/kap/hari (7,4% AKE) dan protein sebesar 16 g/kap/hari (25,3% AKP), serta skor PPH 14,8. Kelompok pangan buah/biji berminyak memiliki skor PPH 0,1 dan jumlah ketersediaan energi sebesar 5 kkal/kap/hari (0,2% AKE). Kelompok gula memiliki skor PPH sebesar 1,7 dengan jumlah ketersediaan energi dan protein sebesar 79 kkal/kap/hari (3,3% AKE) dan 0,1 g/kap/hari (0,1%). Kelompok pangan sayur dan buah memiliki ketersediaan energi sebesar 100 kkal/kap/hari (4,2% AKE), protein sebesar 6,4 g/kap/hari (10,2%) dan skor PPH sebesar 20,9. Renja Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017 11

Situasi Ketersediaan Pangan Utama (Skor PPH) (%) di Kabupaten Bandung saat ini masih di bawah Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang diatur melalui Permentan Nomor 65 Tahun 2010 yang menetapkan Ketersediaan Pangan Utama (Skor PPH) sebanyak 90%. Hal tersebut dikarenakan adanya hambatan-hambatan untuk mencapai Skor PPH yang ditetapkan SPM, permasalahan yang ada yaitu sulitnya mengubah kebiasaan pola makan masyarakatt khususnya Kabupaten Bandung dalam membudayakan pola konsumsi yang beragam dan seimbang dalam jumlah dan komposisi yang cukup. 2) Penguatan Cadangan Pangan. Cadangan pangan yang dimaksud adalah cadangan pangan milik pemerintah Kabupaten Bandung. Pada tahun 2015 capaian indikator penguatan cadangan pangan sudah melebihi target yaitu 74,5 Ton atau 124,16% dari target Pemerintah Pusat yaitu 60 Ton beras, stok cadangan pangan ini tersimpan di Gudang Bulog Sub Divre Wilayah I Bandung. Indikator ini untuk menangani kerawanan pangan pasca bencana (kerawanan pangan transient). Indikator SPM Capaian Target Pusat Target Realisasi % Penguatan Cadangan Pangan 60 Ton 74.5 Ton 124.16 60 Ton 2. Pelayanan Dasar Distribusi dan Akses Pangan. 3) Ketersediaan Informasi Pasokan Harga dan Akses Pangan. Pencapaian Indikator Informasi Pasokan Harga dan Akses Pangan pada tahun 2015 yaitu sebagai berikut: Berdasarkan jumlah komoditas, lokasi dan waktu pemantauan diperoleh informasi pasokan pangan di Kabupaten Bandung sebesar 84,1% (Tabel dibawah ini). Berdasarkan SPM jumlah ketersediaan informasi pasokan, harga, dan akses pangan minimal 90% pada tahun 2015 sehingga dapat disimpulkan bahwa ketersediaan informasi pasokan pangan di Kabupaten Bandung hampir mencapai indikator SPM. Indikator SPM Capaian Target Pusat Target Realisasi % Stabilitas Harga dan Posakan Pangan 90 84,1 93,4 90 Renja Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017 12

Tabel. Analisis Ketersediaan Informasi Pasokan Pangan Informasi Pasokan Capaian T R R/T*100% 1. Komoditas 9 13 144,4 2. Lokasi 9 9 100,0 3. Waktu (minggu) 52 4 7,7 Ki 84,1 Keterangan: T: Target Ki: Ketersediaan Informasi R: Realisasi Informasi pasokan komoditas beras tersedia di 9 pasar, sedangkan informasi dari komoditas telur ayam tersedia di 7 pasar kecuali Pasar Cileunyi dan Pasar Ciwidey. Informasi pasokan mengenai daging sapi, minyak goreng dan gula pasir terdapat di 6 pasar. Informasi pasokan cabe merah terdapat di 4 pasar, sedangkan informasi pasokan jagung hanya terdapat di 1 pasar. Tabel dibawah ini menunjukan informasi pasokan pangan yang tersedia di Kabupaten Bandung pada tahun 2015. Tabel Informasi pasokan pangan di 10 kecamatan di Kabupaten Bandung tahun 2015 No Kecamatan Jenis Pangan 1 Banjaran Beras, kacang kedelai, cabe merah, gula pasir, daging ayam, telur ayam, daging sapi ((-) data jagung, minyak goreng) 2 Majalaya Beras, daging ayam, telur ayam, minyak goreng, gula pasir, cabe merah ((-) data jagung, daging sapi, kacang kedelai) 3 Baleendah Beras, kacang kedelai, daging sapi, daging ayam, telur ayam, minyak goreng, cabe merah, gula pasir ((-) data jagung) 4 Cileunyi Beras, minyak goreng, daging sapi, gula pasir, kacang kedelai ((-) data jagung, cabe merah, daging ayam, telur ayam) 5 Margahayu Beras, daging ayam, telur ayam, cabe merah, minyak goreng, kacang kedelai, daging sapi, gula pasir, kacang tanah ((-) jagung) 6 Soreang Beras, kacang kedelai, daging sapi, telur ayam, minyak goreng, gula pasir, cabe merah. ((-) data jagung, daging ayam) 7 Ciwidey Beras, daging sapi, minyak goreng, gula pasir. ((-) data jagung, kacang kedelai, daging ayam, cabe merah, telur ayam) 8 Pasirjambu Beras, kacang kedelai, daging sapi, telur ayam, minyak goreng, Renja Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017 13

No Kecamatan Jenis Pangan cabemerah, gula pasir ((-) data jagung, daging ayam) 9 Margaasih Beras, telur ayam, cabe merah, jagung, kacang kedelai ((-) data daging sapi, minyak goreng, gula pasir, daging ayam) Berdasarkan tabel, informasi pasokan pangan di Kecamatan Margahayu lebih lengkap dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Informasi pasokan pangan yang tidak tersedia di Kecamatan Margahayu hanya 1 jenis pangan saja yaitu jagung. Informasi pasokan jagung hanya terdapat di Kecamatan Margaasih. 4) Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan Pencapaian Indikator Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan pada tahun 2015 di Kabupaten Bandung masih berkaitan dengan Indikator no 3 yaitu sebagai berikut: Indikator SPM Capaian Target Realisasi % Target Pusat Stabilitas Harga dan Posakan Pangan 90 84,1 93,4 90 3. Pelayanan Dasar Penganekaragaman dan Keamanan Pangan. 5) Skor Pola Pangan Harapan (PPH). Pencapaian Indikator Skor Pola Pangan Harapan pada tahun 2015 di Kabupaten Bandung yaitu sebagai berikut. Indikator SPM Capaian Target Realisasi % Target Pusat Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 88.9 78.9 88.75 90 Tabel Skor PPH ketersediaan pangan Target dan Realisasi Tahun 2015 No Kelompok pangan Target Skor PPH Realisasi Skor PPH 1 Padi-padian 25 25 2 Umbi-umbian 2 1,5 3 Pangan Hewani 16,6 14,8 4 Minyak dan Lemak 5 5 5 Buah/Biji Berminyak 0,2 0,1 Renja Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017 14

6 Kacang-kacangan 8,6 10 7 Gula 1,4 1,7 8 Sayur dan Buah 30 20,9 9 Lain-lain 0 0 Total 88,9 78,9 Adapun kelompok pangan yang tidak mencapai target yakni umbi-umbian, pangan hewani, buah/biji berminyak, kacang-kacangan serta sayur dan buah. 6) Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan Keamanan pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang mengganggu, merugikan dan membahayakan manusia. Pangan segar adalah pangan yang belum mengalami pengolahan yang dapat dikonsumsi langsung dan/atau yang dapat menjadi bahan baku pengolahan pangan. Indikator pengawasan dan pembinaan keamanan pangan berupa pengujian sampel pangan segar sebanyak 100 jenis makanan baik makanan segar maupun olahan. Pada Tahun 2015 realisasi capaian SPM Bidang Ketahanan Pangan untuk jenis indikator pengawasan dan pembinaan keamanan pangan adalah 22 jenis makanan atau 22%. Untuk tahun 2015 pengawasan dan pembinaan keamanan pangan di Kabupaten Bandung sudah dianggarkan melaui APBD II Perubahan sehingga kegiatan tersebut baru bisa dilaksanakan setelah APBD II Perubahan disahkan. Indikator SPM Capaian Target Realisasi % Target Pusat Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan 80 uji sempel 22 Uji Sempel 27.50 80 uji 4. Pelayanan Dasar Kerawanan Pangan. 7) Penanganan Daerah Rawan Pangan Kerawanan pangan adalah suatu kondisi ketidakcukupan pangan yang dialami daerah, masyarakat atau rumah tangga pada waktu tertentu untuk memenuhi standar kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan Rawan pangan terbagi menjadi dua pengertian : (1) Rawan pangan kronis Renja Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017 15

yaitu ketidakmampuan rumah tangga untuk memenuhi standar minimum kebutuhan pangan anggotanya pada periode yang lama karena keterbatasan kepemilikan lahan, asset produktif dan kekurangan pendapatan, (2) Rawan pangan transien yaitu keadaan rawan pangan yang bersifat mendadak dan sementara yang disebabkan oleh perbuatan manusia maupun karena alam berupa berbagai musibah yang tidak dapat diduga sebelumnya seperti bencana alam. Pencegahan rawan pangan melalui 3 (tiga) pendekatan : - Pengembangan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) - Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and VulnerabilityAtlas) yang menggambarkan kondisi sampai tingkat desa - Perhitungan tingkat kerawanan dengan membandingkan jumlah penduduk miskin yang mengkonsumsi pangan berdasarkan 3 kriteria % AKG sebesar 2000 kal, yaitu : Penduduk sangat rawan : 70% AKG Penduduk pangan resiko sedang : 70% - 89,9% AKG Penduduk tahan pangan : 89,9% AKG Berdasarkan hasil rapat koordinasi tentang penyusunan laporan SPM yang diadakan oleh Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat dengan SKPD Kabupaten/Kota yang membidangi Ketahanan Pangan se- Jawa Barat, disepakati untuk indikator Penanganan Daerah Rawan Pangan melaui pendekatan Pengembangan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG). Berdasarkan data SKPG tahunan, Kabupaten Bandung yang terdiri dari 31 kecamatan hanya sebanyak 80 desa yang terlihat berstatus rawan pangan. Setiap bulan 10 kecamatan yang didalamnya termasuk desa dengan rawan pangan akan dipantau dan ditangani dengan SKPG bulanan. Indikator SPM Capaian Target Realisasi % Target Pusat Penanganan Daerah Rawan Pangan 40 desa 32 desa 80 % 80 desa Adapun Capaian Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan Tahun 2015 tertuang pada: 1) Indikator Kinerja Kunci (IKK); serta 2) Indikator Kinerja Utama (IKU). Renja Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017 16

Indikator Kinerja Kunci merupakan indikator kinerja yang ditetapkan dalam upaya mengevaluasi pelayanan pemerintah daerah. IKK yang dikelola oleh Dinas Peternakan dan Perikanan terdapat dalam Urusan Kelautan dan Perikanan, yaitu berupa capaian produksi ikan dan konsumsi ikan. Pada Tahun 2015, produksi perikanan mencapai 12.970,354 ton atau 101,79% dari target sebesar 12.742,829 ton. Capaian produksi ikan berasal dari rekapitulasi data statistik perikanan pada 3 jenis usaha yang ada di Kabupaten Bandung, yaitu budidaya ikan di kolam air tenang (KAT), minapadi dan perairan umum. Adapun Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan indikator yang menunjang capaian tujuan dan sasaran daerah melalui Rencana Strategis SKPD. IKU pada Dinas Peternakan dan Perikanan terdapat 8 indikator yang ditetapkan yang disajikan dalam tabel berikut: Sasaran/Outcome /Kinerja No Utama 1 Peningkatan produksi ikan konsumsi dan benih Ikan 2 Peningkatan produk olahan peternakan dan perikanan Indikator Kinerja Utama Persen Peningkatan produksi Ikan (%) Persen peningkatan produksi Benih Ikan (%) Persen Peningkatan Produksi Olahan Ikan (%) Target 7 7 5,9 2.2. Evaluasi Pelaksanaan RENJA Perangkat DaerahTahun 2015 dan Capaian Renstra. 2.2.1. Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Pangan pada Kinerja 2015 Guna pencapaian indikator sasaran strategis, yang tertera diatas pada Tahun 2015 ditunjang dengan pelaksanaan program program yang dikelola oleh Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan sebagai berikut : Sasaran Kebijakan Program 1. Meningkatnya koordinasi dalam upaya peningkatan ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan 2. Meningkatnya pengelolaan cadangan pangan daerah. Pengembangan Ketahanan Pangan 1. Ketahanan Pangan 2. Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian dan Perkebunan 3. Peningkatan Kesejahteraan Petani 4. Peningkatan Penerapan Teknologi (Pertanian/Perkebunan) Meningkatnya sarana dan prasarana penunjang kinerja organisasi Peningkatan dan pengembangan kinerja organisasi 1. Pelayanan Administrasi Perkantoran 2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Renja Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017 17

4. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Ketahanan Pangan bertujuan untuk memfasilitasi upaya peningkatan koordinasi manajemen pembangunan ketahanan pangan. Sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatnya kualitas koordinasi manajemen ketahanan pangan. Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan meliputi: (1) Pemantapan koordinasi ketahanan pangan yang dilaksanakan oleh lintas sektor dan lintas wilayah; (2) Penyelenggaraan manajemen program dan kegiatan ketahanan pangan; (3) Penyediaan belanja pegawai, barang dan jasa penyelenggaraan koordinasi ketahanan pangan; (4) Penyediaan anggaran untuk operasional satuan kerja dalam rangka mendukung pencapaian rencana kerja; (5) Terjaminnya ketersediaan pangan bagi seluruh masyarakat; (6) Mantapnya distribusi pangan antar wilayah dan antar waktu (7) Berkembangnya diversifikasi produksi dan konsumsi pangan; (8) Meningkatnya kemandirian pangan masyarakat; serta (9) Meningkatnya kesadaran aparat, petani, dan swasta dalam peningkatan ketahanan pangan. Kegiatan pokok tersebut difokuskan pada upaya: (1) Peningkatan kapasitas Kelembagaan Ketahanan Pangan; (2) Peningkatan Peran Daerah dalam Pengendalian dan Stabilisasi Harga; (3) Percepatan Diversifikasi/Penganekaragaan Konsumsi Pangan; (4) Penanganan Daerah Rawan Pangan; serta (5) Pemantauan dan Analisis. Dalam pencapaian kinerja pada Urusan Pangan, ditunjang dengan pelaksanaan 2 program dan 13 kegiatan. Pada Urusan Wajib Ketahanan Pangan diakomodir dalam Program Ketahanan Pangan yang terdiri dari 7 kegiatan yaitu: Penanganan Daerah Rawan Pangan; Monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan perberasan; Pengembangan cadanga pangan daerah; Pengembangan desa mandiri pangan; Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan; Peningkatan mutu dan keamanan pangan; dan Pengembangan model distribusi yang efisien. Sedangkan pada Urusan Pilihan Pertanian dilaksanakan melalui program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) yang terdiri dari 6 kegiatan yaitu: Penanganan daerah rawan pangan; Penyusunan data base potensi produksi pangan; Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan; Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan; Pengembangan desa mandiri pangan; dan Peningkatan mutu dan keamanan pangan. Renja Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017 18

Sasaran 3 : Meningkatnya Pengelolaan Cadangan Pangan Daerah serta Ketahahanan Pangan Indikator Kinerja dan kegiatan Tahun 2015 berdasarkan Sasaran 3 Kegiatan Kajian Rantai Pasokan dan Pemasaran Pangan Pemantauan dan Analisis Harga Pangan Pokok Koordinasi Kebijakan Perberasan Pengembangan Cadangan Pangan Daerah (Rice Centre) - (*) Pengembangan Lumbung Pangan Kelurahan (*) Indikator Kinerja Terpenuhinya Kajian Rantai Pasokan dan Pemasaran Pangan di Kabupaten Bandung dan Terlaksananya Sosialisasi Kajian Rantai Pasokan dan Pemasaran Pangan Pemantauan Harga Pangan Startegis Terlaksananya Penyaluran Raskin Sesuai Pagu dan Indikator di setiap RTS-PM Terlaksananya Pedoman Penyaluran Cadangan Pokok Daerah Kabupaten Bandung dan Terlaksananya Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten Bandung Tersedianya Lumbung Pangan Masyarakat Realisasi Kinerja 2015 100% 8 UPTD Pasar 31 Kecamatan 43.515 kg 45 LPM Pengembangan Model Distribusi Pangan yang Effisien (*) Penyuluhan Sumber Pangan Alternatif (*) Penanganan daerah rawan pangan Penyusunan data base potensi produksi pangan Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan Terlaksananya Pemantauan dan Sosialisasi Terhadap Kelompok Penerima LDPM, Usaha Ekonomi Produktif dan Kelompok Alat Penguluh Pupuk Organik Terlaksananya Bintek dan Sosialisasi Pengolahan Sumber Pangan Alternatif serta Kegiatan Kuliner Night Terlaksananya Operasioanl Pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi & Terlaksananya Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) Tingkat Kabupaten Bandung Terlaksananya Pendataan Potensi Produksi Pangan di Kabupaten Bandung, Tersosialisasikannya Produk-Produk Olahan Pangan Lokal yang B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman) Tersedianya Data Base Potensi Produksi Pangan Olahan 10 Kelompok 250 Orang 10 Kecamatan, 1 HPS 10 KWT 1 Dok Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan Terlaksananya KRPL Sabilulungan dalam Mendukung Raksa Desa di 8 UPT-PPP pada 31 Kecamatan di Kabupaten Bandung & Pembuatan KRPL di 8 UPT & 1 buah Instalasi KRPL di Dinsos 26 KRPL Renja Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017 19

Pengembangan desa mandiri pangan Terlaksananya Bintek, Pemantauan dan Pembinaan Desa Mandiri Pangan 21 Demapan Peningkatan mutu dan keamanan pangan Terlaksananya Pengawasan Mutu, Keamanan Pangan Segar sesuai Standar Ketentuan & Uji Labolatorium 16 Jenis Realisasi anggaran program dan kegiatan guna menunjang pelaksanaan program tersebut di atas diuraikan dalam tabel sebagai berikut : NO PROGRAM RENCANA REALISASI % 1 2 3 4 5 URUSAN WAJIB KETAHANAN PANGAN I. Program Ketahanan Pangan 1.712.539.000 1.694.631.900 98.95% 1. Kajian Rantai Pasokan dan Pemasaran 102.760.000 102.760.000 100% Pangan 2. Pemantauan dan Analisis Harga Pangan 100.000.000 100.000.000 100% Pokok 3. Koordinasi Kebijakan Perberasan 150.000.000 149.997.500 99.99% 4. Pengembangan Cadangan Pangan Daerah 455.950.000 438.850.000 96.25% (Rice Centre) - (*) 5. Pengembangan Lumbung Pangan Kelurahan 313.229.000 313.049.000 99.94% (*) 6. Pengembangan Model Distribusi Pangan 90.600.000 90.565.000 99.96% yang Effisien (*) 7. Penyuluhan Sumber Pangan Alternatif (*) 500.000.000 499.410.400 99.88% URUSAN PILIHAN PERTANIAN II. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) 1.879.646.160 1.875.168.145 99.76% 1 Penanganan daerah rawan pangan 335.500.000 335.390.000 99.97% 2 Penyusunan data base potensi produksi pangan 3 Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan 4 Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan 75.000.000 72.250.000 96.33% 75.000.000 75.000.000 100.00% 1.043.373.660 1.041.795.645 99.85% 5 Pengembangan desa mandiri pangan 244.272.500 244.272.500 100.00% 6 Peningkatan mutu dan keamanan pangan 106.500.000 106.460.000 99.96% JUMLAH BELANJA WAJIB SKPD + PROGRAM 3.592.185.160 3.569.800.045 99,38 2.2.2. Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Kelautan dan Perikanan pada Kinerja 2015 Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan Rencana Kerja Tahun 2015, Pelaksanaan Urusan Kelautan dan Perikanan yang dikelola oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung melaksanakan 2 Program Urusan Pilihan dan 4 kegiatan dengan alokasi anggaran Belanja Langsung sebesar Rp. 2.326.414.800,- dengan realisasi Renja Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017 20

sebesar Rp. 1.937.301.614,-. Secara rinci evaluasi pelaksanaan Renja Urusan Perikanan Tahun 2015 disajikan dalam Tabel berikut. Koderek Pro Keg 2.05 (URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN) 20 Program Pengembangan Budidaya Perikanan 01 Pengembangan Bibit Ikan Unggul 02 Pendampingan Pada Kelompok Tani Pembudidaya Ikan 03 Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Perikanan 23 Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan 07 Pengembangan pengolahan pemasaran dan pelayanan usaha perikanan 24 Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar 02 Peningkatan pengendalian penyakit ikan dan lingkungan kawasan perikanan JUMLAH URUSAN KELUTAN DAN PERIKANAN U R A I A N Target (Rp) Realisasi (Rp) % 1.637.019.800 1.355.894.400 82,8 361.290.000 360.055.000 99,7 432.450.000 287.766.000 66,5 843.279.800 708.073.400 84,0 400.850.000 396.027.714 98,8 400.850.000 396.027.714 98,8 288.545.000 185.379.500 64,2 288.545.000 185.379.500 64,2 2.326.414.800 1.937.301.614 83,2 Dari segi kinerja, secara ringkas realisasi kinerja sampai dengan 2015, dari 3 indikator, capaian kinerja tahun 2015 tertinggi diperoleh pada Persen peningkatan produksi olahan ikan sebesar 193% dan indikator terendah pada Persen peningkatan ikan Benih sebesar 85%. Sedangkan secara kumulatif terhadap Renstra capaian kinerja terbesar pada Persen peningkatan produksi olahan ikan (138%), diikuti Persen peningkatan Ikan konsumsi sebesar 132% dan Persen peningkatan ikan Benih sebesar 115%. Renja Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017 21

Tabel 6. Target dan Realisasi Indikator Sasaran Tahun 2010-2015 Sasaran Tercapainya produksi ikan konsumsi, benih, dan ikan olahan Tercapainya peningkatan produk olahan peternakan dan perikanan yang berdaya saing Indikator Kinerja Utama - Persen peningkatan Ikan konsumsi (%) - Persen peningkatan ikan Benih (%) - Persen peningkatan produksi olahan ikan (%) 2011 2012 2013 2014 2015 Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi 7 (7 7 (7 6 (6 7,19 (7,19 9,16 (9,16 15,19 (15,19 7 (14 7 (14 6 (12 19,59 (26,78 10,86 (20,02 4,37 (19,57 7(21 7(21 6 (18 7,05 (33,83 8,45(28,47 4,23 (23,81 7(28 7(28 6 (24 8,92 (42,74 10,93 (39,40 6 (29,81 7 (35 7 (35 5,9 (30 6,98 (46,24 5,95 (45,35 11,40 (41.3 Renja Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017 22

2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Dinas Pangan dan Perikanan Prioritas pembangunan Kabupaten Bandung pada Rencana Jangka Panjang Daerah Tahap III (2015-2020) yang dititikberatkan pada peningkatan kualitas pembangunan yang berwawasan lingkungan dan peningkatan perekonomian daerah yang berdaya saing. Dalam prioritas tersebut tersirat bahwa pembangunan pangan dan perikanan selain harus dapat meningkatkan taraf hidup pelaku usaha dan masyarakat, juga harus memperhatikan mutu dan keamanan produk yang dihasilkan serta tidak berdampak negatif pada lingkungan. Ada beberapa isu penting dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Urusan Pangan dan Urusan Kelautan dan Perikanan yaitu sebagai berikut: 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Bandung saat ini tercatat sebanyak 3.534.111 jiwa. Dibandingkan dengan tahun 2011 jumlah ini meningkat sebesar 6 % atau rata-rata 1,5% per tahun. Kondisi ini merupakan tantangan yang cukup berat bagi Pemerintah Kabupaten Bandung khususnya dalam upaya menjamin ketersediaan bahan pangan untuk mencukupi kebutuhan penduduknya, sementara sumberdaya lahan pertanian sebagai pabrik bahan pangan luasnya relatif tetap bahkan cenderung terus berkurang sebagai akibat tekanan pemukiman penduduk dan perkembangan pembangunan di sektor lainnya. Jumlah ini setara dengan meningkatnya kebutuhan konsumsi beras sebesar 5.775 ton ; 1.364 ton buah-buahan; 432 ton daging sapi; 95 ton telur; dan 392 ton susu per tahunnya. 2. Kemiskinan Sebanyak 823.687 Rumah Tangga di Kabupaten Bandung, 185.064 Rumah Tangga (22,47%) di antaranya adalah Rumah Tangga Miskin. Dari 276 desa dan kelurahan, terdapat : - 185 desa yang penduduk miskinnya kurang dari 30% - 69 desa yg penduduk miskinnya >30-40% - 14 desa yg penduduk miskinnya >40-50% - 8 desa (di 3 kecamatan) yang penduduk miskinnya > 50% (ke delapan desa tersebut adalah: Cinanggela dan Mekarjaya (Pacet); Neglasari, Mekarwangi Sudi, dan Talu (Ibun); Babakan dan Sagaracipta (Ciparay) Rencana Kerja Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung 2017 23

Permasalahan yang masih dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan, antara lain; 1. Komposisi kebutuhan pangan masih tetap didominasi oleh beras. Diversifikasi Pangan baru sebatas pada makanan tambahan dan belum menyentuh pada kebutuhan pangan pokok. 2. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat dan aparatus terhadap pemahaman penganekaragaman konsumsi pangan (diversifikasi pangan). 3. Masih belum optimalnya masyarakat dalam memanfaatkan pekarangan yang bermanfaat untuk meningkatkan gizi masyarakat. 4. Masih terjadi kenaikan harga signifikan pada saat-saat menjelang hari besar keagamaan nasional (HBKN). 5. Masih belum optimal pengawasan keamanan pangan sehingga masih terdapat komoditas yang masih tinggi nilai residu. Upaya dalam Pemecahan Masalah, sebagaimana tersebut di atas, antara lain : 1. Intensifikasi sosialisasi, koordinasi, penganekaragaman konsumsi pangan (P2KP) kepada Masyarakat, kelompok dan aparatur. 2. Melaksanakan bimbingan teknis percepatan penganekaragaman konsumsi pangan bagi masyarakat dan kelompok wanita tani binaan BKPPP. 3. Mensosialisasikan kepada masyarakat untuk pemanfaatkan pekarangan dan bekerjasama dengan tim penggerak PKK Kabupaten Bandung. 4. Melaksanakan pemantauan ketersediaan dan stabilitas harga menjelang hari raya keagamaan. 5. Melaksanakan sosialisasi, koordinasi dan apresiasi pengawasan, pembinaan kepada pelaku usaha pertanian dan aparatur. 6. Koordinasi intensif dengan SKPD yang terkait dengan aspek-aspek ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan. 3. Alih Fungsi Lahan Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya, bedampak pada meningkatnya Alih fungsi lahan produktif untuk budidaya perikanan. Ketersediaan lahan dan air bersih merupakan prasyarat Rencana Kerja Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung 2017 24

keberhasilan budidaya perikanan merupakan salah satu hambatan dalam produksi perikanan. Namun seiring dengan kemajuan teknologi dan tekanan tersebut menuntut adanya perubahan paradigma penentuan capaian kinerja program kegiatan. 1. Peningkatan kapasitas dan sarana UPTD Pembenihan Ikan dalam upaya penyebaran benih ikan dan teknologi unggulan. 2. Pengembangan teknologi budidaya dan peningkatan sarana dan prasarana perikanan, pemanfaatan pekarangan serta penumbuhan kawasan budidaya baru bagi usaha perikanan. 3. Perbaikan sistem budidaya ramah lingkungan melalui pengembangan penerapan CPIB dan CBIB. 4. Pengembangan sektor hilir sebagai salah satu mata rantai agribisnis budidaya perikanan yang perlu mendapatkan perhatian. 2.4. Review Terhadap Rancangan awal RKPD Rancangan awal RKPD merupakan kerangka pendahuluan pelaksanaan kegiatan pembangunan daerah yang berhasil dihimpun dari masyarakat, stakeholder dan pemerintah sendiri. Rancangan Awal RKPD merupakan kunci penting dalam menentukan kualitas seluruh proses penyusunan RKPD. Rancangan Awal menginformasikan rancangan kerangka ekonomi daerah, arah kebijakan keuangan daerah, arah prioritas pembangunan daerah dan rencana kerja program dan kegiatan yang dilengkapi dengan rancangan pagu indikatif untuk setiap Perangkat Daerah untuk tahun yang direncanakan sebagai acuan bagi setiap Perangkat Daerah dalam menyiapkan rancangan Renja Perangkat Daerah. Rancangan Awal RKPD berfungsi sebagai koridor perencanaan pembangunan indikatif untuk tahun yang direncanakan dan tahun yang akan datang. Berdasarkan Rancangan awal Dinas Pangan dan Perikanan serta berdasarkan hasil analisis kebutuhan dapat diketahui bahwa kegiatan pada tahun 2017 sesuai dengan lampiran 4 evaluasi rancangan awal RKPD. Rancangan awal RKPD disusun melalui 2 tahapan, yaitu proses inventarisir indicator Renja Perangkat Daerah, berupa sub-sub kegiatan yang bersifat top down berasal dari himpunan kebutuhan program kegiatan dan bottom up melalui mekanisme Musrenbang. Selanjutnya berdasarkan analisis kebutuhan yang telah mempertimbangkan kinerja pencapaian target tingkat kinerja yang dicapai oleh Perangkat Daerah, dan dari hasil evaluasi kegiatan Rencana Kerja Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung 2017 25

yang ada dengan melihat isu strategis, tantangan dan hambatan. Untuk memfasilitasi kebutuhan tersebut diakomodasi dalam Urusan Wajib ketahanan pangan dan Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan, sedangkan untuk menunjang pelaksanaan urusan pilihan difasilitasi dengan program kegiatan pada Urusan Wajib pada setiap SKPD. Sebagai upaya capaian indikator kinerja, maka program/kegiatan yang menjadi prioritas pada tahun 2017 diantaranya adalah: 1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sikap wanita tani dan anggota dalam mengkonsumsi pangan bergizi, berimaan dan aman. 2. Tersedianya peta kerawanan pangan sebagai data base Kabupaten Bandung. 3. Tersosialisasinya keamanan pangan segar mutu bagi aparatur dan pelaku usaha pertanian. 4. Meningkatnya informasi keamanan pangan bagi masyarakat baik pelaku maupun konsumen. 5. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan para pengurus lumbung pangan masyarakat tentang cara pengelolaan lumbung masyarakat. 6. Tumbuhnya lembaga usaha ekonomi produktif di pedesaan dengan meningkatnya jumlah anggota 7. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan peserta dan kelompok afinitas pengurus lembaga keuangan desa melalui pelatihan administrasi pembukuan kelompok desa mandiri pangan. 8. Meningkatkan pengelolaan dan keterampilan anggota kelompok affinitas dalam pelatihan pengolahan pangan. 9. Penambahan sarana dan prasarana penunjang operasional UPTD dalam upaya optimalisasi peran serta Unit Pelaksana Teknis Dinas di daerah, diantaranya sebagai upaya perbaikan genetik dan plasma nutfah pada usaha perikanan unggulan daerah, perlu dilakukan introduksi bibit dan benih unggul serta teknologi tepat guna dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas usaha. 10. Peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan melalui diseminasi dan penerapan teknologi Perikanan 11. Peningkatan kualitas produk olahan perikanan 12. Peningkatan peran serta stakeholder dalam perbaikan tataniaga usaha perikanan 13. Penyediaan sarana prasarana budidaya perikanan yang representatif. Rencana Kerja Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung 2017 26