PANDUAN RAWAT GABUNG IBU DAN BAYI DIRUMAH SAKIT UMUM DAERAH SINJAI

dokumen-dokumen yang mirip
PANDUAN RAWAT GABUNG DAN BAYI RS. MITRA KELUARGA JL. BUKIT GADING RAYA KAV. 2 KELAPA GADING PERMAI JAKARTA 2014

BAB I PENDAHULUAN. ASI (Air Susu Ibu) adalah nutrisi terbaik untuk bayi yang baru lahir, karena memiliki

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

BAB I PENDAHULUAN. (GBHN) diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk keadaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Sebenarnya bayi manusia

KEBERHASILAN BOUNDING ATTACHMENT. Triani Yuliastanti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

LAMPIRAN. Lampiran 1 SURAT PERMOHONAN DATA AWAL

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan progam kesehatan. Pada saat ini AKI dan AKB di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menempuh, menemui, mengarungi, menyebrangi, menanggung, mendapat,

Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D.

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN KUNJUNGAN ANC DENGAN KETERAMPILAN MENYUSUI PADA IBU NIFAS DI RUANG BERSALIN. Siti Aisyah* dan Elis Fitriani** ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa

BAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam

PROGRAM KERJA RUANG BERSALIN DI RUMAH SAKIT MUNYANG KUTE REDELONG TAHUN 2017

KUESIONER PENGARUH ASI EKSKLUSIF TERHADAP MORBIDITAS BAYI SAMPAI USIA 6 BULAN

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 26 Tahun 2017 Seri E Nomor 19 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organitation (WHO) dalam program Millenium Development

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang berkualitas agar masyarakat Indonesia dapat melanjutkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan generasi yang sehat, cerdas, dan taqwa merupakan tanggung

PENGERTIAN MASA NIFAS

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data yang diperoleh dari WHO (World Health Organization),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebutan wanita yang sudah bersuami, panggilan lazim kepada seorang wanita.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 17 SERI E

INFORMASI SEPUTAR KESEHATAN BAYI BARU LAHIR

Lampiran III Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 900/MENKES/SK/VII/2002 Tanggal : 25 Juli 2002

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan waktu, banyak persaingan dalam pelayanan

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tergantng dari motif yang dimiliki (Taufik, 2007). menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, dalam

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF. BAB I KETENTUAN UMUM

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

2012, No Air Susu Ibu yang selanjutnya disingkat ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu. 2. Air Susu Ibu Eksklusif yang selanju

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2014

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan kembalinya organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Wanita

MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi

Hak Anak. Pengarusutamaan Hak Anak

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 37 SERI E

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI

MANFAAT ASI BAGI BAYI

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks

Keuntungan Nonkontrasepsi (cont)

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan di tempatkan dalam sebuah ruangan kamar

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu : 1. Hipotermia 2. Asfiksia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harapan seseorang (Arifin dan Rahayu, 2011). diartikan sebagai rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan

6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

LEMBAR KESEDIAN dalam PENELITIAN

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat stategis, namun keadaan sosial budaya yang bersnekaragam menjadi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisaiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan proses satu jam pertama pasca bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekitar 36% selama periode Berdasarkan hasil Riskesdas. Provinsi Maluku sebesar 25,2% (Balitbangkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM HARI KE-3 DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) Di negara

2. Pendidikan : SD SLTA Perguruan Tinggi

Cara Mencuci Tangan yang Benar

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir memiliki hak untuk segera menyusu dini dengan membiarkan

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara gram,

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. akan melibatkan kerja tubuh. Kegiatan yang dilakukan secara rutinitas setiap hari

Transkripsi:

PANDUAN RAWAT GABUNG IBU DAN BAYI DIRUMAH SAKIT UMUM DAERAH SINJAI

BAB I DEFINISI A. Pengertian 1. Rawat gabung adalah suatu sistem perawatan ibu dan anak bersama-sama pada tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu-waktu, setiap saat ibu dapat menyusui anaknya. 2. Rawat gabung adalah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh seharinya. Ada dua jenis rawat gabung : a. RG kontinu : bayi tetap berada disamping ibu selama 24 jam b. RG parsial : ibu dan bayi bersama-sama hanya dalam beberapa jam seharinya. Misalnya pagi bersama ibu sementara malam hari dirawat di kamar bayi. Rawat gabung parsial saat ini tidak dibenarkan dan tidak dipakai lagi. B. Tujuan rawat gabung 1. Memberikan bantuan emosional a. Ibu dapat memberikan kasih sayang sepenuhnya kepada bayi b. Memberikan kesempatan kepada ibu dan keluarga untuk mendapatkan pengalaman dalam merawat bayi 2. Penggunaan ASI a. Agar bayi dapat sesegera mungkin mendapatkan kolostrum/asi b. Produksi ASI akan makin cepat dan banyak jika diberikan sesering mungkin 3. Pencegahan infeksi, mencegah terjadinya infeksi silang 4. Pendidikan kesehatan, dapat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan kesehatan pada ibu 5. Memberikan stimulasi mental dini tumbuh kembang pada bayi C. Manfaat rawat gabung 1. Bagi ibu a. Aspek psikologi Antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat (early infant-mother bonding) dan lebih akrab akibat sentuhan badan antara ibu dan bayi Dapat memberikan kesempatan pada ibu untuk belajar merawat bayinya Memberikan rasa percaya kepada ibu untuk merawat bayinya. Ibu dapat memberikan ASI kapan saja bayi membutuhkan, sehingga akan memberikan rasa kepuasan pada ibu bahwa ia dapat berfungsi dengan baik sebagaimana seorang ibu memenuhi kebituhan nutrisi bagi bayinya.

Ibu juga akan merasa sangat dibutuhkan oleh bayinya dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Hal ini akan memperlancar produksi ASI. b. Aspek fisik Involusi uteri akan terjadi dengan baik karena dengan menyusui akan terjadi kontraksi rahim yang baik Ibu dapat merawat sendiri bayinya sehingga dapat mempercepat mobilisasi 2. Bagi bayi a. Aspek psikologi Sentuhan badan antara ibu dan bayi akan berpengaruh terhadap perkembangan psikologi bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi akan mendapatkan rasa aman dan terlindung, dan ini merupakan dasar bagi terbentuknya rasa percaya pada diri anak b. Aspek fisik Bayi segera mendapatkan colostrum atau ASI jolong yang dapat memberikan kekebalan/antibodi Bayi segera mendapatkan makanan sesuai pertumbuhannya Kemungkinan terjadi infeksi nosokomial kecil Bahaya aspirasi akibat susu botol dapat berkurang Penyakit sariawan pada bayi dapat dihindari/dikurangi Alergi terhadap susu buatan berkurang 3. Bagi keluarga a. Aspek psikologi Rawat gabung memberikan peluang bagi keluarga untuk memberikan support pada ibu untuk memberikan ASI pada bayi b. Aspek ekonomi Dengan rawat gabung maka pemberian ASI dapat dilakukan sedini mungkin. Bagi rumah bersalin terutama rumah sakit pemerintah, hal tersebut merupakan suatu penghematan anggaran pengeluaran untuk pembelian susu formula, botol susu, dot serta peralatan lain yang dibutuhkan. Beban perawat menjadi lebih ringan karena ibu berperan besar dalam merawat bayinya sendiri, sehingga waktu terluang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain. Lama perawatan ibu menjadi lebih pendek karena involusi rahim terjadi lebih cepat dan memungkinkan tempat tidur digunakan untuk penderita lain. Demikian pula infeksi nosokomial dapat dicegah atau dikurangi, berarti

penghematan biaya bagi rumahsakit maupun keluarga ibu. Bagi ibu juga penghematan oleh karena lama perawatan menjadi singkat. 4. Bagi petugas a. Aspek psikologi Bayi jarang menangis sehingga petugas di ruang perawatan tenang dan dapat melakukan pekerjaan lainnya. b. Aspek fisik Pekerjaan petugas akan berkurang karena sebagian besar tugasnya diambil oleh ibu dan tidak perlu repot menyediakan dan memberikan susu buatan D. Persyaratan Rawat Gabung 1. Kondisi Bayi a. Semua Bayi b. Kecuali bayi berisiko dan mempunyai kelainan yang tidak memungkinkan untuk menyusu pada ibunya 2. Ibu Ibu dalam keadaan sehat jasmani dan rohani 3. Ruangan Rawat Gabung a. Untuk bayi Bayi ditempatkan dalam box tersendiri dekat dengan tempat tidur ibu Bila tidak terdapat tempat tidur bayi,diletakkan ditempat tidur samping ibunya (bedding in) Agar mengurangi bahaya bayi jatuh sebaiknya diberi penghalang Tersedianya pakaian bayi b. Untuk ibu Tempat tidur ibu diusahakan rendah agar memudahkan ibu naik/turun Tersedianya perlengkapan perawatan nifas c. Ruangan Ruangan cukup hangat,sirkulasi udara cukup,suhu minimal 28 C Ruangan unit ibu/bayi yang masih memerlukan pengamatan khusus harus dekat dengan petugas d. Sarana Lemari pakaian (ibu dan bayi) Tempat mandi bayi dan perlengkapannya Kamar mandi bagi ibu Sarana penghubung (bel/intercom) Tersedia poster,leaflet,buku buku,model tentang manajemen laktasi

BAB II RUANG LINGKUP 1. Pelayanan rawat gabung merupakan pelayanan yang diberikan kepada ibu dan bayi,yang baru dilahirkan,dimana ibu dan bayi berada dalam satu tempat tidur atau ruangan. 2. Rawat gabung diharapkan bayi bisa mendapat ASI setiap saat sesuai dengan kebutuhannya (on demand) 3. Rawat gabung dapat dilaksanakan dirumah sakit,rumah bersalin,puskesmas, polindes/poskesdes dan dirumah

4. Pelaksanaan rawat gabung sangat membantu ibu dalam memulai dan menetapkan menyusui secara eksklusif BAB III TATA LAKSANA A. Di poliklinik kebidanan 1. Penyuluhan tentang ASI 2. Memutar film 3. Melayani konsultasi masalah ibu dan anak B. Kamar persiapan 1. Jika rumah sakit telah berfungsi sebagai RS sayang ibu, maka hampir semua ibu yang masuk kamar bersalin sudah mendapat penyuluhan manajemen laktasi sejak mereka berada di poliklinik.

2. Kamar ini dipersiapkan bagi ibu yang tidak pernah melakukan ANC di RS dimana ia akan bersalin. Di dalam ruangan persiapan diperlukan gambar, poster, brosur dsb untuk membantu memberikan konseling ASI. Di ruangan ini tidak boleh terdapat botol susu, dot atau kempengan apalagi iklan susu formula yang semuanya akan mengganggu keberhasilan ibu menyusui. C. Kamar Persalinan 1. Di ruangan ini dapat dipasang gambar, poster tentang menyusui yang baik dan benar. Serta menyusui segera setelah lahir. 2. Dalam waktu 30 menit setelah lahir bayi segera disusukan. Rangsangan pada puting susu akan merangsang hormon prolaktin dan oksitosin untuk segera memproduksi ASI D. Kamar perawatan 1. Bayi diletakkan dekat dengan ibunya 2. Awasi KU dan kenali keadaan-keadaan yang tidak normal 3. Ibu dibantu untuk dapat menyusui dengan baik dan cara merawat payudara 4. Mencatat keadaan bayi sehari-hari 5. KIE tentang perawatan tali pusat, perawatan bayi, perawatan payudara, cara memandikan bayi, immunisasi dan penanggulangan diare 6. Jika bayi sakit pindahkan ke ruang khusus

BAB IV DOKUMENTASI Pencatatan dan pelaporan merupakan bukti dari kualitas pelayanan atau asuhan yang diberikan kepada ibu dan bayi, hal-hal yang perlu ditulis/direkam pada pencatatan dan pelaporan rawat gabung adalah : 1. Catatan perkembangan klien Rawat Gabung sebagai bukti asuhan yang diberikan oleh bidan dengan menggunakan metode SOAP 2. Cakupan Rawat Gabung : a. Jumlah Rawat Gabung; - Rawat Gabung Penuh - Rawat Gabung Parsial b. Inisiasi Menyusu Dini c. Menyusui on cue 3. Jumlah Persalinan a. Persalinan Normal b. Persalinan Tindakan 4. Jumlah ibu dan Bayi yang bermasalah dalam menyusui

5. Jumlah rujukan (dirujuk dan menerima rujukan) Pencatatan dan pelaporan menggunakan system format yang telah ada misalnya dengan mencatat asuhan yang diberikan oleh petugas untuk ibu dan bayi, pada Rekam Medis (RM) 13 dan RL 1 hal 2,serta pada ibuku KIA. Alur pelaporan mengikuti sistem yang telah ada misalnya dirs dari ruangan kemudian dikoordinir oleh bagian pencatatan dan pelaporan RS. Pencatatan dan pelaporan ini penting dilaksanakan sebab catatan ini merupakan data yang dapat dianalisis dan dapat digunakan sebagai bahan informasi. RAWAT GABUNG DIRUANG RAWAT INAP KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RSUD SINJAI