BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dikembangkan bertumpu pada kebudayaan (Risyani, 2009: 69).

ABSTRAK. Kata Kunci : Budaya, Feature, Nusantaraku, Produser, Rasulan. xii + 82 halaman; 17 gambar; 10 tabel Daftar acuan: 14 ( )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fanny Ayu Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV PENUTUP. sebuah karya film. Tanpa manajemen yang diterapkan pada sebuah produksi

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

1.1 BAB I 1.2 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

JURNAL. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan. Pendidikan strata 1. Penyusun. Nama : Theresia Dita Anggraini : D2C607050

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV PENUTUP. sesuai dengan tujuannya program tersebut dibuat. Program news feature adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB I PENDAHULUAN. adalah belajar bagaimana proses editing pada sebuah program acara televisi (TV)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 PERKEMBANGAN SENI PERTUNJUKAN LONGSER DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Arifa, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jazz, blues, rock, dan lain sebagainya. Diantara sekian banyak aliran musik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Budaya lokal menjadi media komunikasi di suatu daerah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Topik yang dipilih oleh penulis adalah editing dalam pasca produksi. tayangan drama dokumenter Seniman Kulit Telur.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Dengan kata lain, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai, dimana didalamnya membahas tentang bagaimana seni menyampaikan pesan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Televisi berasal dari kata tele dan vision yang berarti tele yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya stasiun TV di Indonesia, tidak dipungkiri

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia banyak penduduknya yang mengalami gangguan jiwa, salah satu gangguan jiwa yang paling

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siaran yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi masyarakat dalam memberi

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan. pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. hingga saat ini. Perkembangannya-pun sangat pesat. Misalnya resolusi TV

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KRITIK POPULER FILM DOKUMENTER WARISAN SANG EMPU

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA

BAB IV TAHAPAN PEMBUATAN FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kaya akan karya seni budaya. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pesan bisa menjadi sebuah informasi yang sangat penting untuk

PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kunci dari sukses tidaknya informasi dapat sampai ke masyarakat. Kehidupan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cirebon adalah salah satu kota yang berada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini berada di pesisir utara Jawa Barat atau dikenal dengan Pantura yang menghubungkan Jakarta-Cirebon-Semarang-Surabaya. Kota yang terbentuk sejak abad ke-15 ini membuat Cirebon menjadi salah satu kota dengan kebudayaan yang beragam. Kota Cirebon juga terkenal dengan julukan Kota Wali. Hal ini dikarenakan pada abad XV-XVI, Cirebon menjadi tempat berkumpulnya para Wali, terutama kelompok Wali Sanga atau Wali Sembilan yang bertugas menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Salah satu daya tarik kota Cirebon yaitu memiliki warisan kesenian yang kaya dan sarat akan nilai budaya. Seni atau kesenian adalah alat buatan manusia untuk menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya. Efek tersebut mencakup tanggapan-tanggapan yang berwujud pengamatan, pengenalan, imajinasi yang rasional maupun emosional (Mikke Susanto, 2002: 101). Salah satu bentuk kesenian tersebut adalah seni tradisi yang ada di Cirebon yaitu Tari Topeng Cirebon. Tari atau tarian merupakan salah satu jenis ekspresi jiwa seni manusia yang diungkapkan melalui gerak-gerak dan ritme yang indah. Tari Topeng Cirebon adalah pertunjukan seni tari tradisi yang mempergunakan topeng (kedok) dan memakai pakaian khusus, irahan/makuta (penutup kepala). Selain mempunyai nilai hiburan Tari Topeng Cirebon juga mempunyai nilai-nilai seni dan makna terselubung. Pada masa dimana Cirebon menjadi pusat penyebaran agama Islam, Syarif Hidayatullah yang bergelar Syekh Sunan Gunung Jati berkerja sama dengan Sunan Kalijaga memfungsikan Tari Topeng Cirebon merupakan salah satu dari 6 (enam) jenis kesenian lainnya yaitu, Wayang Kulit, Gamelan Renteng, Brai, Angklung, Reog, dan Berokan sebagai bagian dari upaya penyebaran agama Islam di Cirebon (Sanggupri Bochari, 2001:18). 1

Terdapat 5 (lima) karakter yang ada pada Tari Topeng Cirebon yaitu Panji, Pamindo atau Samba, Rumyang, Tumenggung atau Patih dan Kelana. Dari lima karakter tersebut mempunyai pemaknaan dalam simbol agama Islam terlihat dari uraian tentang Topeng Cirebon (Abdurachman, 1981:121), bahwa pembacaan makna simbolis-filosofis kelima karakter topeng tersebut dapat diartikan sebagai tahapan sifat seseorang menurut kepercayaan masyarakat setempat, terutama dalam pandangan Islam. Kurang tahunya generasi muda sekarang akan nilai yang ada pada Tari Topeng Cirebon menyebabkan Tari Topeng Cirebon hanya dianggap sebagai nilai hiburan saja. Sedangkan menurut Sekretaris Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata, Bagja Edi Rohaedi mengatakan sebagai berikut: Selama ini tidak ada konten muatan lokal yang khusus membahas tentang pendidikan kesenian Cirebon pada tingkat SD, SMP, SMA sehingga generasi muda sekarang tidak banyak yang tahu mengenai kesenian Cirebon karena kurangnya minat dalam mempelajarinya (wawancara hari Jumat, 26 Agustus 2014). Usaha dalam meningkatkan generasi muda agar tahu tentang apa makna di balik Tari topeng Cirebon dari segi Islam masih kurang hal ini menyebabkan generasi muda sekarang menganggap bahwa Tari Topeng Cirebon hanya memiliki fungsi hiburan saja tanpa mengetahui apa saja makna yang terselubung di dalam Tari Topeng Cirebon padahal di dalamnya terdapat makna terselubung tentang ajaran agama Islam yang dapat dijadikan sebagai tuntunan. Berpindahnya budaya masyarakat menyebabkan generasi muda lebih menyukai tontonan televisi daripada menyaksikan langsung Tari Topeng. Hal ini mengakibatkan Tari Topeng Tumenggng mulai punah. Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan modern, Televisi menjadi pilihan untuk memperkenalkan Tari Topeng Tumenggung kepada generasi muda. Dari 5 (lima) karakter yang ada pada Tari Topeng Cirebon, salah satunya adalah Tari Topeng Tumenggung. Tari Topeng Tumenggung dipilih oleh perancang untuk dijadikan bahasan pertama pada program feature televisi dalam pengenalan penggalian makna dibalik seni tradisi. Tari Topeng Tumenggung dipilih karena berbagai alasan dan pertimbangan. Pertama, Topeng Tumenggung dalam kelengkapan kostum tidak menggunakan sobrah (penutup kepala) hanya 2

menggunakan topi, berbeda dengan yang lain sehingga terlihat unik. Kurangnya pengenalan Topeng Tumenggung dalam masyarakat melalui program TV juga menjadi salah satu faktornya. Penggunaan media program televisi dalam pengenalan dan pemahaman tentang Tari Topeng Tumenggung dapat dimanfaatkan sebagai media yang ditujukan untuk generasi muda. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Net TV dalam acaranya yaitu Satu Indonesia. Melalui program tersebut, pihak Net TV telah memperkenalkan seni tari akan tetapi masih secara global dan lebih fokus kepada pelaku seninya saja. Hal inilah yang kemudian menjadi dasar perlu adanya program features televisi yang memperkenalkan makna yang terkandung dalam Tari Topeng Tumenggung. Secara langsung dan tidak langsung program features televisi ini dapat menjadi alat bantu mempermudah dalam mengenalkan serta menginformasikan makna Islam yang terdapat pada Tari Topeng Tumenggung Cirebon. Menurut Andi Fachrudin dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Produksi Televisi, program features televisi adalah program televisi yang memberikan sajian informasi atau berita yang dikemas secara ringan. Program features umumnya menggabungkan unsur opini, dokumenter dan ekspresi, dengan materi cerita/realita atau fakta menjadi bahasan, sehingga tidak ada manipulasi makna dan bisa membuat penonton berlompatan dan berpindah untuk meyaksikannya, membicarakannya, meresponnya, dan mengingatnya. (Fachrudin Andi, 2013:222-224). Sehingga menurut perancang, program features menjadi media yang menarik untuk mengangkat seni tradisi khususnya Tari Topeng Tumenggung agar diminati oleh generasi muda. 1.2 Permasalahan 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disusun di atas maka ditarik beberapa permasalahan yang timbul, antara lain: a. Kurang pemahaman generasi muda tentang makna Islam yang ada di Tari Topeng Tumenggung Cirebon. 3

b. Topeng Tumenggung tidak begitu sering dimunculkan. c. Program features televisi yang sudah ada, cenderung hanya memperkenalkan seni tari secara global dan lebih fokus kepada pelaku seninya. d. Perlunya program features yang bernilai sekaligus memberikan pemahaman lebih mendalam tentang makna nilai dibalik seni tradisi. 1.2.2 Rumusan Masalah Dari identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu: a. Bagaimana menampilkan makna Islam yang terdapat pada Tari Topeng Tumenggung Cirebon? b. Bagaimana program features televisi yang tepat untuk pengenalan penyajian mendalam tentang seni tradisi khususnya Tari Topeng Tumenggung? 1.2.3 Ruang Lingkup Masalah Dari identifikasi masalah di atas maka ruang lingkup dalam perancangan ini dibatasi pada beberapa hal yang menjadi pembatas agar tidak melebar jauh maka ruang lingkup tersebut adalah: a. Apa Media yang dirancang yaitu berupa media program features televisi dengan target audiens program features ini adalah generasi muda dengan rentang usia 16-20 tahun dengan latar pendidikan pelajar dan mahasiswa. b. Bagaimana Dalam perancangan program features televisi ini akan diberi judl Ragam Tradisi dengan jumlah episode 11. Namun yang menjadi fokus perancang adalah satu episode saja, yaitu Makna Islam di balik Tari Topeng Tumenggung. 4

c. Tempat Program features televisi ini pada awalnya akan ditayangkan di televisi lokal Cirebon, akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk ditayangkan di televisi nasional. d.waktu Penayangan program features ini akan ditayangkan pada tahun 2015. 1.3 Tujuan Perancangan Adapun tujuan perancangan ini adalah: a. Untuk menampilkan tentang makna Islam yang ada pada Tari Topeng Tumenggung Cirebon kepada generasi muda. b. Untuk dapat merancang program features televisi yang mampu menjadi media pengenalan penggalian yang mendalam tentang seni tradisi. 1.4 Manfaat Perancangan Adapun manfaat yang diharapkan dalam perancangan ini adalah: a. Untuk Khalayak Umum 1. Perancangan ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan wawasan Tari Topeng Tumenggung bagi generasi muda, guna melestarikan kesenian tradisional yang ada di Cirebon. 2. Sebagai media informasi tentang Tari Topeng Tumenggung dan dapat digunakan sebagai media hiburan yang berwawasan. b. Secara Penulis 1. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai seni tradisi yang ada di Cirebon 2. Sebagai persyaratan dalam mencapai gelar sarjana desain di Telkom University. 1.5 Metode Perancangan Dalam perancangan program features ini, perancang menggunakan rangkaian metode perancangan. Metode tersebut terdiri atas pengumpulan data, analisis 5

dan proses perancangan yang dapat membantu dalam merancang program features televisi yang akan dibuat. Berikut ini adalah penjelasan mengenai metode perancangan yang digunakan dalam program features televisi ini. 1.5.1 Pengumpulan Data a. Studi Literatur Pertama, perancang melakukan studi literatur mengenai Tari Topeng Tumenggung dengan mempelajari sumber-sumber tulisan seperti buku, jurnal dan tesis yang terkait. Adapun studi literatur visual yang perancang lakukan digunakan sebagai acuan dalam proses perancangan. Studi literatur yang digunakam dimulai dari mencari referensi mulai dari youtube, film, dan program TV yang sudah ada. Studi ini dilakukan untuk menentukan konsep perancangan pada program features. b. Observasi Kedua, setelah perancang melakukan studi literatur mengenai Tari Topeng Tumenggung dari beberapa buku, jurnal, dan tesis. Perancang lalu melakukan observasi. Observasi yang dilakukan adalah dengan mengamati Tari Topeng Tumenggung secara langsung baik dari pelaku maupun target audiens. Kemudian setelah itu perancang melakuakan wawancara dengan beberapa narasumber maupun informan di Cirebon. Pendekatan yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu pendekatan etnografi. Pendekatan etnografi digunakan untuk mengetahui lebih dalam tentang Tari Topeng Tumenggung dengan cara terjun langsung dan wawancara mendalam kepada seniman dan tokoh masyarakat. Perancang menggali informasi secara mendalam tentang Tari Topeng Tumenggung dengan terjun langsung ke dalam masyarakat Cirebon dan wawancara kepada seniman dan tokoh masyarakat mengenai Tari Topeng Tumenggung. Kemudian, perancang juga melakukan observasi kepada target audiens dengan menggunakan 6

teknik kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan mengenai Tari Topeng Tumenggung. Beberapa pertanyaan tersebut adalah tentang pengetahuan Tari Topeng Tumenggung. Setelah melakukan observasi, perancang melakukan pencarian penentuan sample dengan teknik random sampling, yaitu sampel diambil secara acak tanpa memperhatikan strata, dan populasi dianggap homogen (Sugiyono, 2013:81). Metode random sampling digunakan untuk menentukan target audiens yang mewakili penonton yang ada di kota Cirebon. 1.5.2 Analisis Data Setelah melakukan pengumpulan data, maka perancang menganalisis data dengan menggunakan pendekatan dan teknik analisis yang relevan. Analisis yang dilakukan terhadap data etnografi tersebut adalah pemahaman terhadap berbagai gejala kultural melalui tiga aspek yaitu bentuk, fungsi dan makna. Setiap gejala kultural memiliki bentuk, kemudian dari bentuk tersebut memiliki fungsi yang pada gilirannya akan memberikan makna tertentu. Bentuk selalu mengikuti fungsi dan makna yang dibuat. Sedangkan fungsi berkaitan dengan tujuan, fungsi juga dikaitkan dengan manfaat yang didapat oleh objek sehingga bentuk mengikuti fungsi. Serta makna dihasilkan melalui tindakan bersama, tindakan yang diselaraskan satu dengan yang lain, diorganisasikan dari tindakan-tindakan yang berbeda dari partisipan yang juga berbeda-beda. (Ratna, 2013:345) Dalam hal ini perancang akan menganalisis bentuk, fungsi dan makna Islam dari Tari Topeng Tumenggung. Pendekatan etnografi dan analisis data yang dilakukan digunakan sebagai acuan untuk perancangan program features yang akan dibuat. 7

1.5.3 Sistematika Perancangan Setelah melakukan pengumpulan data, observasi dan analisis data, maka akan didapatkan hasil analisis yang kemudian dijadikan sebagai landasan dalam perancangan program features Ragam Tradisi. Proses perancangan program features yang akan dibuat ini dimulai dari proses pra-produksi, produksi dan pasca-produksi. Tahapan dalam praproduksi meliputi tiga bagian seperti berikut ini: a. Penemuan Ide Pada tahap ini perancang melakukan pencarian ide dengan melihat fenomena-fenomena yang sedang terjadi pada masyarakat. Fenomena yang diambil yaitu mengenai generasi muda yang kurang mengetahui Tari Topeng Tumenggung dan makna Islam yang terdapat di dalamnya. Setelah menemukan ide, perancang melakukan riset mengenai Tari Topeng Tumenggung dengan studi literatur, observasi, dan wawancara. Dari hasil riset dan analisis tersebut perancang mengembangkan gagasan tersebut menjadi sebuah ide besar secara konseptual yang nantinya akan dimasukkan ke dalam proses perancangan program feature Ragam tradisi. b. Perencanaan Dalam tahap ini perancang melakukan perencanaan dalam membuat statement, treatment, pemilihan talent, narasumber, crew, konsep visual, dan estimasi biaya yang akan digunakan untuk produksi. Selain itu rencana lokasi syuting juga merupakan bagian dari perencanaan yang dibuat. c. Persiapan Tahap ini meliputi pemberesan semua perizinan, naskah dan surat menyurat. Menghubungi kembali para narasumber, talent, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan. 8

Setelah tahapan pra-produksi selesai, pelaksanaan produksi dimulai. Perancang kemudian berkerjasama dengan sutradara, kameramen dan crew serta talent/narasumber mencoba mewujudkan apa yang sudah direncanakan dalam tahap perencanaan. Proses terakhir adalah pasca-produksi dimana perancang akan melakukan supervisi dalam proses editing serta mixing yang dilakukan oleh tim pasca-produksi. Setelah shooting selesai materi hasil shooting di edit untuk menerapkan konsep visual sesuai dengan tema besar maka ditambahkan unsur grafis pada beberapa segmen. Setelah editing dianggap sesuai proses berlanjut pada tahap mixing. Pada tahap mixing pekerjaan yang dilakukan adalah memasukan narasi dan musik ilustrasi. Keseimbangan antara suara asli, suara narasi, dan musik ilustrasi dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas. 9

Skema 1.1 Sistematika Perancangan (Sumber: Data Penulis) 10

1.6 Kerangka Perancangan Skema 1.2 Skema Perancangan (Sumber: Data Penulis) Permasalahan FENOMENA Kurang tahunya generasi muda tentang Tari Topeng Tumenggung dan maknaislam didalmnya FOKUS MASALAH Mengenalkan Tari Topeng Tumenggung dan makna Islam yang terdapat didalamnya kepada generasi muda effect Generasi muda usia 16-20 Tahun Pelajar dan mahasiswa Cirebon PENGUMPULAN DATA - Studi Literatur (Buku, Jurnal, dan Tesis) - Observasi dan Wawancara (Masyarakat Cirebon, Wawancara seniman, tokoh masyarakat, Generasi muda RUMUSAN MASALAH - Bagaimana menampilkan makna Islam yang terdapat pada Tari Topeng Tumenggung? - Bagaimana perancangan program features televisi yang tepat untuk penyajian mendalam tentang seni tradisi? - - Analisis Data Pendekatan Etnografi Analisis Bentuk, Fungsi dan Makna Perancangan program features televisi Ragam Tradis Episode Makna Islam Tari Topeng Tumenggung FPRMAT Features Televisi KARAKTERISTIK Informatif, menghibur, kreatif, timeless KONSEP Gaya visual anak muda Pra-produksi Perencanaan dan persiapan Produksi Mewujudkan apa yang sudah direncanakan dalam tahap praproduksi Pasca-produksi Mewujudkan apa yang sudah direncanakan dalam tahap praproduksi Hasil Perancangan Program features televisi Ragam Tradisi Episode Makna Islam Tari Topeng Tumenggung TV LOKAL CIREBON 11

1.7 Pembabakan Tugas Akhir ini disusun dalam beberapa bab yang terdiri dari: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini perancang menjelaskan tentang latar belakang masalah kejadian/fenomena kurang tahunya generasi muda tentang Tari Topeng Tumenggung dan makna Islam yang terdapat didalamnya. Dijelaskan juga identifikasi masalah, rumusan masalah, ruang lingkup masalah. Serta tujuan perancangan, manfaat perancangan, metode perancangan, kerangka perancangan dan pembabakan. BAB II DASAR PEMIKIRAN Bab ini berisikan dasar pemikiran dari perancangan program features pengenalan Tari Topeng Tumenggung seperti teori-teori media massa, televisi, dan features televisi sehingga teori tersebut dapat menjadi pijakan untuk proses perancangan. BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH Pada bab ini berisikan data Tari Topeng Tumenggung yang sudah didapat, serta menjelaskan analisis data. Analisis yang dilakukan untuk menemukan bentuk, fungsi dan makna yang digunakan untuk acuan dalam konsep perancangan. BAB IV KONSEP & HASIL PERANCANGAN Berisikan penjelasan konsep perancangan yang dilakukan dan hasil perancangan yang telah dibuat. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya. 12