BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan merupakan industri yang memiliki karakteristik unik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dengan standar yang telah ditetapkan perusahan dan standar yang telah ditetapkan

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan keuangan, maka usaha jasa perbankan selain mengedepankan

BAB I PENDAHULUAN. yang di harapkan (Expected Service).(Kotler 1997 : 20). dunia bisnis mencakup kemampuan suatu perusahaan untuk.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dekade terakhir ini, peningkatan kualitas akan jasa yang ditawarkan

BAB I PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain. Perubahan-perubahan tersebut muncul

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan karena mengalami kecelakaan kerja, kematian, termasuk pemutusan

BAB I PENDAHULUAN. dunia perbankan untuk dapat memperoleh banyak nasabah dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indonesian Bank Service Excellence Monitor (BSEM 2010/ /2012)

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di setiap perusahaan. Pada masa ini, praktik pemasaran telah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Layanan perbankan terhadap para pensiunan merupakan bisnis jasa. segmen pensiun yang mengalami perkembangan pada saat ini, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian yang sangat dinamis seperti sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepada nasabahnya selalu mengutamakan pelayanan yang berkualitas. persaingan dan jumlah pesaing menuntut perusahaan untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang ada di negara kita

BAB I PENDAHULUAN. tabungan, dan deposito, serta menyalurkan kembali dana masyarakat tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari industri perbankan di Surabaya dapat. menunjukkan meningkatnya jumlah nasabah yang menggunakan jasa perbankan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era perdagangan bebas dewasa ini, menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai keunggulan kompetitif, karena kualitas merupakan salah satu

PENGARUH PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH TABUNGAN BRITAMA PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nasabah yang puas dan setia tidak akan ragu untuk menyebarkan berita dan halhal

BAB 1 PENDAHULUAN. pemulihan ekonomi Indonesia. Seiring dengan perkembangan bisnis toko ritel,

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan bisnis yang sangat kompetitif dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. regional maupun internasional. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perhatian terhadap loyalitas klien/klien semakin besar.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bahkan hampir setiap transaksi ekonomi dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manajemen yang sangat penting bagi sebuah bank. Hal ini dapat dilihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis moneter yang melanda perekonomian Indonesia. menyebabkan industri perbankan menghadapi berbagai permasalahan.

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya tujuan utama suatu perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Banyaknya jumlah bank menjadikan masyarakat semakin leluasa didalam

BAB I PENDAHULUAN. melalui peranan bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary). meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dimana persaingan bisnisdi pasar domestik maupun

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan, sehingga dalam memilih tempat berinvestasi masyarakat tentunya

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkan. Merek harus mampu memenuhi atau bahkan harus melebihi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Pelanggan. membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan teknologi dibidang perbankan dewasa ini. Berbagai usaha dilakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Parasuraman et al. (1988) menyatakan bahwa kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia hiburan pada kehidupan sekarang sudah semakin maju, maka

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan global yang berkembang saat ini, muncul berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kotler, 2000) Kotler et al (2002)

BAB I PENDAHULUAN. sehingga hal utama yang perlu diperhatikan adalah kepercayaan dan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. dikelola oleh bank tersebut. Dalam hal penghimpunan dana masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya nasabah bank di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman era globalisasi ini untuk melakukan transaksi, dapat digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran. Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini makin banyak bank yang menyediakan layanan internet banking.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia saat ini terus mengalami peningkatan dalam hal Dana

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, memberikan banyak peluang bisnis yang bisa dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks teori perilaku konsumen, kepuasan lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. cepat saji hingga restoran yang menyediakan full course menu. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan yang sebesar-sebesarnya. Dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan swasta, maupun perorangan menyimpan danadananya.melalui

BAB I PENDAHULUAN. memanjakan pelanggan dengan memberikan pelayanan terbaik. Para pelanggan akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan globalisasi yang melanda dunia saat ini, dunia bisnis tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN. dihindari dalam industri. Hal ini ditandai dengan perubahan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. memposisikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. variabel yang mempengaruhi kepercayaan terhadap produk.

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, yang tidak hanya menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. Bakpia Pathok 25 ingin menjadikan produknya sebagai market leader. bertahan dan memenangkan persaingan pasar yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan memenangkan persaingan bila dapat menciptakan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis saat ini mengalami pertumbuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dan berubah dari waktu ke waktu dan kepuasan pelanggan hampir selalu

BAB I PENDAHULUAN. signifikan membuat lembaga-lembaga keuangan Syariah tentunya harus memiliki

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang loyal/customer engagement. (CRM), dimana Customer Relationship Management (CRM) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, persaingan di dunia bisnis juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran yang berorientasi pada pelanggan. Pemasaran seharusnya. yang terintegrasi, yaitu berfokus pada pelanggan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan di Indonesia berkembang pesat sejak adanya

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan, dalam hal ini adalah laba. Laba dapat diperoleh dari para

BAB I PENDAHULUAN. pesat, baik bisnis yang bergerak di bidang manufaktur maupun. jasa.perkembangan perekonomian secara menyeluruh yang diiringi dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Acuan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kazi Omar Siddiq dengan judul

BAB I PENDAHULUAN. Laju perkembangan dunia dewasa ini sangat pesat di segala bidang, terutama

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang word of mouth

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan ekonomi nasional yang mengandung berbagai kelemahan struktural yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan merupakan industri yang memiliki karakteristik unik dibandingkan industri lainnya. Selain industri perbankan diatur oleh regulasi yang sangat ketat, produk perbankan bersifat homogen, artinya produk-produk yang dihasilkan oleh satu bank tidak memiliki banyak perbedaan dengan produk bank lain, hanya berupa produk simpanan, pinjaman, maupun jasa perbankan lainnya. Hal ini tentunya berkaitan dengan kewajiban bank-bank tersebut untuk memenuhi regulasi Bank Indonesia yang secara tidak langsung memperkecil ruang gerak perbankan dalam membuat produk yang dapat menarik minat konsumen, demikian pula dalam menentukan harga (suku bunga). Meskipun demikian bank tetap dituntut untuk bersaing memperebutkan minat konsumen. Akibatnya dengan jenis produk yang homogen tersebut, strategi yang dilakukan oleh hampir sebagian besar bank seringkali tidak jauh dari strategi pelayanan (service), yaitu dengan memberikan pelayanan yang berkualitas kepada nasabahnya. Menurut Reingen dan Walker (2011) sebelum pelanggan membeli suatu jasa, konsumen memiliki harapan tentang kualitas jasa yang didasarkan pada kebutuhankebutuhan pribadi, pengalaman sebelumnya, rekomendasi dan iklan penyedia jasa. Setelah membeli dan menggunakan jasa tersebut, pelanggan akan membandingkan kualitas yang diharapkan dengan apa yang diterima. Kinerja jasa yang berada di atas tingkat jasa yang mereka inginkan akan dipandang memiliki kualitas jasa yang tinggi.

Dunia perbankan saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga keadaan ini menimbulkan bisnis perbankan yang kompetitif dan ketat. Kenyataan seperti ini tidak dapat dipungkiri lagi sehingga setiap bank dituntut untuk menggunakan berbagai cara dalam menarik minat masyarakat. Bank sebagai lembaga keuangan yang usaha utamanya memberikan jasa penyimpanan dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif pinjaman kepada masyarakat juga perlu memfokuskan pada kinerja pelayanan untuk memuaskan pelanggannya. Sebuah perusahan jasa seperti bank hanya dapat memenangkan persaingan dengan cara menyampaikan secara konsisten jasa yang bermutu tinggi dibandingkan para pesaing dan yang lebih tinggi dari harapan pelanggan. Kotler dan Keller (2007) menyatakan bahwa kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi / kesan terhadap kinerja atau hasil dari suatu produk dan harapan-harapannya. Kepuasan merupakan fungsi dari persepsi/kesan atas kinerja dan harapan. Jika kinerja berada di bawah harapan, maka pelanggan tidak puas (dissatisfied). Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas (satisfied). Jika kinerja melebihi harapan, maka pelanggan amat puas / senang, sehingga kepuasan pelanggan memerlukan keseimbangan antara kebutuhan dan keinginan (need and want) dengan apa yang diberikan (given). Persaingan antar bank di Indonesia memunculkan era baru perbankan. Era baru yang dimaksud adalah era yang dinamis dimana tingkat persaingan bisnis antar perusahaan semakin ketat baik di pasar domestik maupun pasar internasional, khususnya persaingan bisnis antar jasa layanan bank. Banyaknya bank menyebabkan persaingan dalam industri perbankan semakin ketat. Masing-masing bank berlomba menarik dana dari masyarakat, baik dengan tawaran hadiah maupun

bunga yang tinggi. Dalam mempersiapkan diri menghadapi persaingan tersebut, maka bank-bank harus jeli dalam melihat peluang pasar serta keinginan dan kebutuhan dari nasabah. Bank yang ingin berkembang dan mendapatkan keunggulan kompetitif harus dapat memberikan jasa berkualitas dengan biaya yang lebih murah, dan pelayanan yang lebih baik dan dapat memuaskan kebutuhan nasabah sehingga timbul loyalitas. Dalam industri jasa, kualitas pelayanan adalah faktor yang sangat penting karena merupakan suatu Profit Strategy untuk memikat lebih banyak pelanggan baru, mempertahankan pelanggan yang ada, menghindari berpindahnya pelanggan dan menciptakan keunggulan khusus. Pemasaran merupakan salah satu media bagi lembaga pelatihan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar tujuan tersebut tercapai maka setiap lembaga pelatihan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen dengan memberikan pelayanan yang menyenangkan, fasilitas-fasilitas dan harga yang menunjang dan prosedur yang ditetapkan, yang mana hal tersebut akan membentuk rasa kepuasan konsumen. Kotler & Keller (2007) mengemukakan bahwa word of mouth communication (WOM) atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan proses komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi baik secara individu maupun kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan informasi secara personal. Subroto dan Nasution (2011), menyatakan dari hasil penelitian tentang pengukuran tingkat kepuasan pelanggan bahwa tingkat kepuasan pelanggan dipengaruhi secara positif oleh dimensi layanan (dimensi empati, kecepatantanggapan dan jaminan). Lee dkk. (2010), menyatakan bahwa determinan-

determinan service quality yang diterima konsumen ternyata mempunyai pengaruh terhadap kepuasan konsumen. Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu : pertama, membandingkan antara model kesenjangan dengan performance model. Kedua, menginvestasi sebab akibat antara service quality dan customer satisfaction. Ketiga, menjelaskan pengaruh beberapa dimensi service quality terhadap customer satisfaction pada jenis industri yang berbeda.hasilnya menyatakan bahwa variance di dalam service quality berbeda dengan expectation dan performance. Hasil penelitian ini juga mendukung hipotesis tentang performance yang diukur berdasarkan service quality akan bervariasi dengan pengukuran yang berbeda. Kotler (2008 : 177), menyatakan kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi dan kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya. Kepuasan merupakan fungsi dan persepsi dan kesan atas kinerja dan harapan. Jika kinerja barada dibawah harapan, pelanggan tidak puas (dissatisfied). Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas (satisfaction). Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas/senang, sehingga kepuasan pelanggan memerlukan keseimbangan antara kebutuhan dan keinginan (need and want) dengan apa yang diberikan (given). Terciptanya kualitas pelayanan pelanggan akan memberi manfaat kepadalembaga keuangan karena nasabah merasa terpenuhi keinginannya sehingga terciptanya loyalitas terhadap jasa pelayanan yang diterima. Selain itu mereka akan lebih loyal terhadap harga, serta akan menyebarkan berita baik dan memberikan rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) kepada teman disekitarnya untuk menggunakan jasa tersebut dan menguntungkan bagi lembaga keuangan.

Kepuasan konsumen, dengan, level of satisfaction yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pada perilaku word of mouth konsumen. Menurut (Hasan, 2010: 27). Proses pengambilan keputusan untuk mengkonsumsi suatu produk, sering kali melibatkan unsur kepercayaan dan kejujuran yang biasanya datang dari orang-orang dekat seperti teman atau saudara. Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak (Kotler, 2008). Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok yakni : sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga dan kenalan), sumber komersial (iklan dan wiraniaga), sumber publik (media masa) dan sumber pengalaman (pemakaian produk). Menurut Arasli dkk. (2005) terkait dengan kualitas layanan menunjukkan adanya temuan positif dimensi pembentuk kualitas layanan (yang terdiri dari Reliability, Assurance, Tangible, Emphaty, dan Responisiveness) terhadap tingkatkepuasan konsumen yang dapat mempengaruhi berkembangnya word-ofmouth positif tentang perusahaan. Word-of-mouth positif yang berkembang dimasyarakat seringkali dihubungkan dengan tingkat kepuasan konsumen setelah mengkonsumsi suatu produk atau jasa. Setyawati (2009), dalam penelitiannya menyatakan bahwa kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pasien, kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap words of mouth, dan kepuasan pasien berpengaruh positif dan signifikan terhadap words of mouth. Hasil penelitian dari Djati dan Darmawan (2006), menyatakan bahwa kualitas layanan terbukti secara signifikan dan berpengaruh kuat terhadap minat mereferensikan atau WOM dengan melalui kepuasan terlebih dahulu. Lima dimensi

kualitas layanan terbukti secara signifikan terpengaruh terhadap komunikasi WOM, hanya dimensi bukti fisik yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap komunikasi WOM Alexandris dan Markata. (2007). Kepuasan konsumen sebagai keseluruhan sikap yang ditunjukkan konsumen atas barang dan jasa. Konsumen akan merasa puas apabila keinginan dan harapan yang diterima terpenuhi. Meskipun perusahaan telah berusaha untuk memberikan kepuasan secara optimal kepada konsumennya. Akan tetapi tingkat kepuasan masing-masing konsumen berbeda, sehingga untuk mengetahui seberapa jauh produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat diterima oleh konsumen itu sulit untuk mengetahuinya. Memahami kebutuhan dan keinginan seseorang dalam hal ini konsumen berpengaruh penting pada kepuasan. Konsumen puas merupakan tujuan dari perusahaan, apabila konsumen puas mereka akan terus melakukan pemakaian terhadap jasa pilihannya dan image baik yang dapat menunjang citra baik perusahaan. Dalam penelitian Widjaja (2009 : 58) mengemukakan bahwa pelanggan yang puas bisa menjadi loyal dengan cara melakukan pembelian ulang (repeat purchase), setia pada perusahaan (firm switching) dan atau melakukan rekomendasi negatif (negative word of mouth). Lymperopoulus dan Chaniotakis (2008) mengemukakan bahwakepuasan pelanggan dapat mendorong pelanggan melakukan WOM positif. Pendapat berikutnya dikemukakan oleh Ekiz dan Arasli (2007) bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan maka semakin tinggi keinginan pelanggan melakukan pembelian ulang dan WOM. Bank BJB adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perbankan yang memiliki berbagai macam produk yang dibutuhkan masayarakat. tidak hanya menekankan pada upaya memuaskan dan memenuhi kebutuhan nasabah, namun lebih dari itu memposisikan nasabah sebagai bagian terpenting dari Bank Bjb,

dengan terus berusaha dalam peningkatan kualitas jasa yang terbaik. Hasil survei majalah Infobank yang bekerja sama dengan Marketing Research Indonesia (MRI) menunjukkan bahwa sepuluh bank umum terbaik dalam hal pelayanan adalah seperti yang disajikan pada Tabel 1.1. Nama Bank Tabel 1.1 Daftar Sepuluh Bank Terbaik dalam Pelayanan Tahun 2013-2014 2013 2014 Skor (%) Skor (%) Peringkat Mandiri 89,24 88,66 1 BII 85,85 87,83 2 OCBC NISP 84,66 84,59 3 BCA 81,79 84,34 4 Permata 80,36 82,35 5 BJB 78,14 81,94 6 CIMB Niaga 85,76 80,76 7 BNI 80,67 80,48 8 Bukopin 79,33 78,61 9 Danamon 84,01 75,18 10 Sumber : Majalah Infobank No. 373 April 2014 Vol. XXXII Hal. 14 Tabel 1.1 menunjukkan bahwa peringkat Bank BJB berada pada urutan 6 pada tahun 2014 dengan nilai 81,94, meningkat pesat dari tahun 2013 dimana Bank bjb berada pada urutan 12 dengan nilai 78,14. Berdasarkan pada komitmen bisnis yang dipegang teguh, Bank BJB secara nasional telah mampu membuktikan keberhasilan dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabahnya, dan Bank BJB sendiri mengharapkan dimasa mendatang peringkat Bank BJB mampu berada pada urutan teratas khusunya dalam pelayanan.

Rendahnya kepuasan nasabah dapat dicerminkan oleh berbagai macam bentuk keluhan. Tabel 1.2 menunjukkan berbagai bentuk keluhan bank Bjb Cabang Subang selama periode tahun 2013 2015. Tabel 1.2 Keluhan Dominan Nasabah Bank Bjb Cabang Subang Selama 2013 2015 ` No. Tahun Keluhan Yang Dominan Frekuensi Persentase Keluhan (%) 1 2013 Informasi yang disampaikan kurang jelas 298 59,84 Sistem informasi yang lambat 105 21,08 Pelayanan yang kurang cekatan 95 19,08 Total 498 100 2 2014 Sulit parkir 12.650 17,14 Pegawai yang tidak bersahabat 10.567 14,32 Informasi yang disampaikan kurang jelas 7.681 10,41 Tingkat suku bunga yang tinggi 9.851 13,35 Sistem informasi yang lambat 13.578 18,40 Antrean yang panjang dan Lama 9.574 12,97 Banking Hall yang tidak nyaman 4.891 6,63 Tidak akuratnya pencatatan data nasabah 5.021 6,80 Total 73.813 100 3 2015 Sulit parkir 23.250 19,10 Banking Hall yang tidak nyaman 5.675 4,66 Pegawaiberpenampilan kurang rapi 9.568 7,86 Pelayanan yang kurang cekatan 18.962 15,58 Sistem informasi yang lambat 20.658 16,97 Tingkat suku bunga yang tinggi 24.874 20,44 Proses administarasi yang lambat 12.010 9,87 Tidak akuratnya pencatatan data nasabah 6.703 5,51 TOTAL 121.700 100 Sumber : Bank bjb Cabang Subang, 2015 Tabel 1.2 secara jelas menunjukkan bahwa selalu terjadi peningkatan pada keluhan nasabah. Tahun (2013) sebagai tahun pertama upaya peningkatan kualitas pelayanan nasabah ditemukan 498 keluhan. Namun memasuki tahun kedua (2014) keluhan meningkat menjadi 73.813 keluhan dengan keluhan tertinggi sistem informasi yang lambat, lalu sulitnya parkir sebanyak 17,14 persen dan pegawai yang tidak bersahabat pun mencapai 14,32 persen dan tahun ketiga (2015) keluhan makin membengkak menjadi 121.700 keluhan. Bila meningkatnya keluhan ini dibiarkan saja maka bukan tidak mungkin bank bjb cabang Subang akan

ditinggalkan nasabahnya dan secara umum banyak bjb Cabang Subang akan kalah saing dengan Bank lainnya. Masalah utama suatu bank adalah apabila nasabah merasa tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan. Oleh karena itu, bank bjb cabang Subang dituntut untuk selalu menjaga kepercayaan nasabah dengan meningkatkan kualitas pelayanan agar kepuasan nasabahnya meningkat. Dan dengan meningkatkan kualitas pelayanan, nasabah merasa puas dan akan melakukan WOM terhadap pelayanan yang mereka dapatkan kepada keluarga, teman ataupun asosiasinya. Karena itu, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui apakah kualitas pelayanan yang diberikan oleh Bank Bjb Cabang Subang bisa memberikan kepuasan bagi para nasabahnya sehingga mereka akan merekomendasikan kepada rekan- rekannya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka penelitian ini akan memfokuskan pada nasabah dengan mengambil judul: Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan dan word of mouth Nasabah Bank Bjb Cabang Subang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang masalah tersebut maka dapat dirumuskan masalah pokok sebagai berikut : 1. Apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan nasabah bank bjb cabang Subang? 2. Apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap word of mouth nasabah bank bjb cabang Subang? 3. Apakah kepuasan nasabah berpengaruh terhadap word of mouth nasabah bank bjb cabang Subang?

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas maka terdapat beberapa hal yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu : 1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah bank bjb cabang Subang 2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap word of mouth nasabah bank bjb cabang Subang 3. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan nasabah terhadap word of mouth nasabah bank bjb cabang Subang 1.4 Manfaat Penelitian Dengan dilaksanakannya penelitian ini maka diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Mengaplikasikan teori dimensi kualitas pelayanan jasa. Khususnya pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan dan word of mouth nasabah. 2. Manfaat Praktis Sebagai masukan dan bahan informasi bagi manajemen bjb cabang Subang dalam pengambilan keputusan khusus mengenai strategi pemasaran di bidang kualitas layanan dalam rangka meningkatkan kepuasan dan word of mouth nasabah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Kualitas Layanan Jasa Jasa bersifat intangible dan lebih merupakan proses yang dialami pelanggan secara subjektif, dimana aktivitas produksi dan konsumsi berlangsung pada saat bersamaan. Kualitas jasa jauh lebih sulit didefinisikan, dijabarkan, dan diukur bila dibandingkan dengan kualitas produk/barang. Perbedaan antara pengertian kualitas barang dan kualitas jasa dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Perbedaan Antara Kualitas Produk dan Jasa No Kualitas Produk Kualitas Jasa 1 Dapat secara objektif diukur dan Diukur secara subjektif dan acapkali ditentukan oleh pemanufaktur. ditentukan oleh konsumen. 2 Kriteria pengukuran lebih mudah Kriteria pengukuran lebih sulit disusun dan dikendalikan. disusun dan seringkali sukar dikendalikan. 3 Standarisasi kualitas dapat Kualitas sulit distandarisasikan dan diwujudkan melalui investasi pada membutuhkan investasi besar pada otomatisasi dan teknologi. pelatihan sumber daya manusia. 4 Lebih mudah mengkomunikasikan Lebih sulit mengkomunikasikan koalitas. kulitas. 5 Dimungkinkan untuk melakukan Pemulihan atas jasa yang jelek sulit perbaikan pada produk cacat guna dilakukan karena tidak bisa menjamin kualitas. mengganti jasa-jasa yang cacat. 6 Produk itu sendiri Bergantung pada komponen memproyeksikan kualitas. peripherals untuk merealisasikan kualitas. 7 Kualitas dimiliki dan dinikmati Kualitas dialami (experienced). (enjoyed). Sumber: Tjiptono (2006: 259)