PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

dokumen-dokumen yang mirip
( 1 Dosen Pendidikan Matematika pada Jurusan PMIPA FKIP Universitas Halu Oleo,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di SMP N 1 kabila Kab.Bonebolango

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Eksperimen Kontrol Jumlah Seluruhnya 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bangunrejo. Populasi yang diteliti

PENEREPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN TEAM GROUP TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PGSD FKIP UN PGRI KEDIRI OLEH:

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

!"#$%#& Interval Kelas =!"#$"%#$"!"#$%&'(

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 1 Batudaa Kabupaten

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. observasi digunakan oleh peneliti untuk mengamati kondisi sekolah meliputi

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Al Huda Bandung Kabupaten Tulungagung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Desain ini sama

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Cilegon yang berlokasi di Jl.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika siswa kelas VIII MTs Ma arif NU Bacem Tahun Ajaran

A. Populasi dan Sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda,

SKRIPSI. Oleh: SUGIYARNO NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal tanggal 17 maret 11 april 2014 di SMKN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 31 Bandar Lampung. Populasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan

BAB IV HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SMP Negeri 7 Kotabumi. Populasi yang diambil

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Mitra Bakti

Tabel 6 Hasil Uji Coba validitas Butir Soal Posttest

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimen semu, yang mana variabel-variabelnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Februari 17 Maret 2014 di kelas VII SMP N 4 Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 7 Subjek Penelitian No Kelas / Sekolah Kelompok model

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keefektifan pembelajaran menggunakan model problem based learning dan model

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP SIKAP PADA MATEMATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS SISWA IX SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian eksperimen ini dilaksanakan di kelas X SMK Telkom

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HIMPUNAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

Transkripsi:

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL Abidin 1), Moh. Salam ) 1) Alumni Program Studi Pendddikan Matematika,,3) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP UHO Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara deskriptif dan inferensial: (1) Kemampuan komunikasi matematis siswa sebelum pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think talk write (TTW), () Kemampuan Komunikasi matematis siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperaatif tipe think talk write, (3) Pengaruh model pembelajaran kooperaatif tipe think talk write terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Berdasarkan hasil analisis kesimpulan: (1) kemampuan komunikasi matematis siswa sebelum pembelajaran menggunakan model pembelajaran pembelajaran kooperaatif tipe think talk write tergolong cukup dimana 40,54% memperoleh nilai antara 64,539 sampai 77,478.siswa dengan nilai rata-rata 67,748. () kemampuan komunikasi matematis siswa setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperaatif tipe think talk write tergolong tinggi dimana 8,05% siswa memperoleh nilai antara 64,539 sampai 90,417 dengan nilai rata-rata 74,10. (3) kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperaatif tipe think talk write lebih baik dibandingkan dengan kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Kata Kunci: pembelajaran kooperatif; komunikasi matematis Pendahuluan Berbagai upaya pembaharuan pendidikan antara lain, pembaharuan dalam kurikulum, pengembangan model pembelajaran, perubahan sistem penilaian dan lain sebagainya. Salah satu unsur yang sering dikaji dalam hubungannya dengan keaktifan dan hasil belajar siswa adalah model yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Selama ini kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas berpusat pada guru, sehingga siswa cenderung kurang aktif. Banyak cara yang dapat di laksanakan agar siswa menjadi aktif, salah satunya dengan mengubah paradigma pembelajaran. Guru bukan sebagai pusat pembelajaran melainkan sebagai pembimbing, motivator dan fasilitator. Selama pembelajaran berlangsung siswalah yang dituntut untuk aktif sehingga guru bukanlah peran utama 118 www.pendmatematikauho.hol.es

pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran matematika. Kesulitan pada pelajaran matematika salah satunya disebabkan oleh pembelajaran matematika kurang bermakna, siswa masih belum aktif terlibat dalam pembelajaran sehingga pemahaman siswa tentang konsep matematika sangat lemah. Oleh karena itu perlu dikembangkan model pembelajaran matematika, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru SMP Negeri 5 Kendari, diketahui bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa masih rendah. Hal ini ditandai dengan siswa belum mampu untuk memberikan pendapat yang benar dan jelas tentang soal-soal yang mereka jawab pada soal berbentuk cerita. Keberanian untuk menyampaikan ide-ide dan pendapat yang benar dan jelas masih kurang pada waktu proses pembelajaran. Hal ini ditandai dengan siswa belum mampu untuk membuat langkah-langkah dalam menjawab soal-soal latihan. Relasi dan fungsi merupakan salah satu materi pelajaran matematika yang diajarkan pada kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 5 Kendari, dari hasil diskusi dengan guru bidang studi sebagian siswa masih kesulitan dalam mempelajari materi ini, hal ini disebabkan ilmu matematika bersifat abstrak. Untuk mengatasi hal ini, tidak cukup hanya dengan menggunakan model pembelajaran yang selama ini mereka gunakan, akan tetapi diperlukan suatu model pembelajaran baru yang memungkinkan siswa terlibat secara aktif di dalam pembelajaran. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran merupakan salah satu hal yang penting dalam pembelajaran. Selama ini model pembelajar yang digunakan guru disekolah dalam mengajar adalah model pembelajaran langsung. Pembelajaran dengan model langsung, guru merupakan subyek utama dalam kegiatan pembelajaran. Guru dalam menyampaikan dan menyajikan bahan pelajaran disertai dengan macam-macam penggunaan metode pembelajaran lain, seperti diskusi, tanya jawab, pemberian tugas dan lain sebangainya. Guru menjelaskan materi yang di ajarkan dengan menggunkan contoh, kemudian siswa diminta untuk menyebutkan kembali dan menerapkan ke soal yang lain, yang sesuai dengan contoh yang dijelaskan. Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu cara yang dapat digunakan pendidik untuk mengatasi masalah tersebut. Cooperative Learning atau pembelajaran kooperatif merupakan fondasi yang baik untuk meningkatkan dorongan berprestasi siswa. Pembelajaran ini akan memberi kesempatan siswa untuk mendiskusikan masalah, mendengarkan pendapat orang lain dan memacu siswa untuk bekerjasama, saling membantu menyelesaikan permasalahan. Pembelajaran kooperatif mencakup siswa yang bekerja dalam sebuah kelompok kecil untuk memecahkan suatu masalah (Suherman, 001: 60), dalam penelitian ini diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think- Talk-Write (TTW). Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write (TTW). siswa diberi masalah matematika dan menyelesaikannya secara individu terlebih dahulu dengan membuat catatan kecil. Kemudian siswa dilibatkan dalam kelompok diskusi untuk mendiskusikan hasil dari catatan kecil yang memungkinkan siswa membangun kepercayaan diri dan terhadap kemampuannya. Selain itu, dengan model pembelajaran ini akan mendorong siswa Abidin, Moh. Salam 119

untuk lebih bertanggung jawab, lebih berpikir kritis dan produktif, dan meningkatkan kemampuan komunikasi matematis. Selanjutnya siswa mengontruksi konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru. Bahasa merupakan salah satu dari alat komunikasi. Komunikasi adalah pengungkapan pikiran, gagasan, ide, pendapat, persetujuan, keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain. Pengungkapan pikiran atau gagasan matematis akan mudah disampaikan dengan menggunakan bahasa matematis. Komunikasi matematis meru-pakan salah satu bahan kajian dalam pengembangan kurikulum matematika. Di dalam kurikulum matematika disebutkan bahwa kemahiran matematika mencakup kemampuan penalaran, komunikasi, pemecahan masalah, koneksi, dan memiliki sikap menghargai kegunaan matematika (NCTM, 1989; Sovchik, 1995; Depdiknas, 004). Penggunaan model pembelajaran erat kaitannya dengan komunikasi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa yang lain. Membiasakan siswa berkomunikasi dalam proses pembelajaran dapat melatih mereka untuk berkomunikasi dan terampil dalam menjalani kehidupan sosial di kelas. Komunikasi matematis sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Melalui komunikasi, siswa bisa menyampaikan ide atau simbol-simbol kepada siswa lain maupun kepada guru. Melihat dinamika tersebut, penulis melakukan penelitian eksperimen dengan judul Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think- Talk-Write (TTW) dan Pembelajaran Konvensional Metode Tabel 1 Desian Eksperimen Random Kelompok Perlakuan Post-test R E T O1 R K - O Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 5 Kendari, dilaksanakan pada semester Ganjil dengan materi relasi dan fungsi tahun ajaran 01/013. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Penelitian ini menggunakan cara Randomized Control Group Design atau Posttes Only Control Group Design, sebagaimana dijelaskan pada desain berikut. (Arikunto, 000: 79 ) R = Random E = kelas eksperimen K = kelas kontrol T = perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write (TTW) pada kelas eksperimen 10 www.pendmatematikauho.hol.es

O1 = O = kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write (TTW) kemampuan komunikasi matematis siswa dengan pembelajaran konvensional. Tes komunikasi matematis berbentuk esay sebanyak 10 nomor Penilaian untuk setiap butir soal tes kemampuan komunikasi matematis digunakan pedoman pemberian skor yang disajikan pada Tabel. Tabel Pemberian Skor Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Aspek-Aspek KKM 1. Merefleksikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide atau model matematika. Membuat model situasi atau masalah matematika ke dalam bentuk gambar, tabel, dan grafik 3. Menyatakan peristiwa sehari-hari ke dalam bahasa dan simbol matematika 4. Menjelaskan atau membuat pertanyaan atau cerita tentang model matematika atau grafis atau tabel yang diberikan SKOR 3 1 0 a. Skor 3 jika kriteria yang diminta lengkap b. Skor jika kriteria yang diminta hampir lengkap c. Skor 1 jika kriteria yang diminta kurang lengkap d. Skor 0 jika tidak ada jawaban/salah memahami dan menerapkan konsep. Analisis validitas instrumen digunakan untuk mengetahui validitas konsep instrumen melalui penilaian panelis. Perhitungan validitas penilaian panelis menggunakan rumus dari Aiken sebagai berikut: n i i-i - (Aiken, 1996: 91) V = Indeks validitas isi n = Cacah dari titik skala hasil penilaian rater i = Titik skala ke-i (i = 1,,3,4,5) i o = Titik skala terendah N = Jumlah rater (Σn i ) c = Banyaknya titik skala Nilai V terletak antara 0 dan 1 (dikatakan valid apabila nilai V,6) Validitas butir soal hasil uji coba instrumen dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar sebagai berikut: Abidin, Moh. Salam 11

N XY X Y N X X NY Y r XY (Arikunto, 005:7). r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y X = skor butir soal Y = skor total N = jumlah subjek Adapun kriteria pengujian sebagai berikut: a. Jika r XY r tabel dengan α =, 5 maka butir soal tersebut valid b. Jika r XY < r tabel dengan α =, 5 maka butir soal tersebut tidak valid. Untuk mengetahui reliabilitas penilaian panelis dan hasil uji coba instrumen digunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut: n r 1 i 11 n 1 t 005:109) (Arikunto, r 11 = reliabilitas, n = Jumlah butir soal σ i = jumlah varians skor tiap butir soal, σ t = varians total Hasil Distribusi nilai posttest siswa akan dijelaskan dalam penjabaran berikut. Dari hasil analisis deskriptif menggunakan SPSS 16.0 for Windows diperoleh bahwa 36,67 sebagai nilai terendah dan 93,33 sebagai nilai tertinggi, dengan nilai rata-rata sebesar 67,748, Median atau nilai tengah sebesar 70,00, modus atau nilai yang sering muncul yaitu 70,00, standar deviasi sebesar 14,077, dan varians sebesar 198,171, distribusi perolehan nilai KKM pada kelas kontrol sebagai berikut. Tabel 3 Distribusi Nilai Posttes Kelas Kontrol No Nilai Tingkat Frekuensi Persen(%) 1.. 3. 4. 5. 9,4 7 X 77,478 X < 9,4 7 64,539 X < 77,478 5,6 X < 64,539 X < 5,6 Sangat Tinggi Tinggi Cukup Kurang Sangat Kurang 1 8 15 7 6.70 1.6 40.54 18.9 16. Jumlah 37 100 1 www.pendmatematikauho.hol.es

Distribusi nilai posttest merupakan distribusi nilai yang diperoleh siswa setelah adanya perlakuan berupa pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Thik Talk Write (TTW). Distribusi nilai posttest siswa akan dijelaskan dalam penjabaran berikut. Dari hasil analisis deskriptif menggunakan SPSS 16.0 for Windows diperoleh bahwa 50,00 sebagai nilai terendah dan 93,33 sebagai nilai tertinggi, dengan nilai rata-rata sebesar 74,10, Median atau nilai tengah sebesar 73,33, modus atau nilai yang sering muncul yaitu 76,67, standar deviasi sebesar 11,067, dan varians sebesar 1,483. Adapun distribusi perolehan nilai KKM pada kelas eksperimen sebagai berikut. Tabel 3 Distribusi Nilai Posttes Kelas Eksperimen No 1.. 3. 4. 5. Nilai Tingkat Frekuensi Persentase (%) 9,4 7 X 77,478 X < 9,4 7 64,539 X < 77,478 5,6 X < 64,539 X < 5,6 Sangat Tinggi Tinggi Cukup Kurang Sangat Kurang 1 1 0 5 1 Jumlah 39,56 30,77 51,8 1,8,56 100 Tahap selanjutnya dalam analisis data adalah analisis inferensial. Melalui analisis inferensial kita dapat mengetahui apakah hipotesis dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Dalam analisis inferensial, terdapat beberapa tahap analisis yang menjadi prasyarat untuk melakukan analisis uji hipotesis yaitu analisis uji normalitas data dan analisis uji homogenitas data. Analisis uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data hasil belajar yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak, sedangkan analisis homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh homogen terhadap populasinya atau tidak, setelah melalui syarat uji normalitas dan homogenitas maka dilanjutkan dengan uji hipotesis seperti pada tabel berikut. Abidin, Moh. Salam 13

Tabel 4 Rangkuman Hasil Print Out Uji Hipotesis t-test for Equality of Means T Df Sig. (- tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Y Equal variances assumed.194 74.031 6.3553.89659.58364 1.1681 Equal variances not assumed.180 68.337.033 6.3553.91489.53918 1.1717 Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai t =,194 dengan P value = 0,031. Karena P value = 0,031 < α =, 5 maka H 0 ditolak yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif tipe thik talk write (TTW) terhadap kemampuan komunikasi matematis pada pokok bahsan fungsi dengan taraf kepercayaan 95%. Pembahasan Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu tentang perbandingan kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write (TTW) dan pembelajaran konvensional pada materi fungsi. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada tanggal 9 Oktober 01 di kelas VIII B dan tanggal 13 Oktober 01 di kelas VIII A dan pertemuan kelima pada tanggal 3 Oktober 01 di kelas VIII B dan tanggal 9 Oktober di kelas VIII A. Evaluasi dilakukan pada tanggal 30 Oktober 01 di kelas VIII B dan tanggal 3 November 01 di kelas VIII A. Total jam pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 1 jam pelajaran. Proses pembelajaran kooperatif tipe Thik Talk Write (TTW) menggunakan 10 jam pelajaran, posttest menggunakan jam pelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini terdiri atas 5 langkah pembelajaran yaitu: orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing kelompok atau individu, menyajikan hasil karya, dan menganalisis dan mengevaluasi kemampuan komunikasi matematis. Rangkaian tahaptahap dalam pembelajaran ini sangat menekankan kepada siswa agar mampu menyelesaikan suatu masalah dengan idenya sendiri, sehingga materi pelajaran dapat mudah diingat oleh siswa dan tidak mudah dilupakan serta dapat melatih dan meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam memecahkan masalah matematika. 14 www.pendmatematikauho.hol.es

Soal-soal posttest yang akan digunakan dalam penelitian terlebih dahulu dinilai oleh 0 orang panelis kemudian diuji cobakan dengan tujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya. Tes tersebut diuji cobakan kepada 50 orang siswa kelas IX E dan kelas IX F SMP Negeri Kendari pada tanggal 7 Agustus 01. Selanjutnya diadakan perhitungan untuk mengetahui soal yang memenuhi kriteria valid dan reliabel. Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa pada penilaian panelis semua soal posttest memenuhi kriteria valid dengan indeks diatas 0,6. Reliabilitas hasil penilaian panelis soal posttest berada pada kategori sangat tinggi. Setelah dilakukan penilaian panelis, kemudian diadakan uji coba butir soal. Berdasarkan hasil analisis, semua soal yang akan digunakan untuk posttest dinyatakan valid dan reliabilitas tes berada pada kategori tinggi dengan nilai r 11 = 0,73 Berdasarkan hasil analisis deskriptif dari data yang diperoleh melalui tes kemampuan Komunikasi Matematis siswa, pada tes yang dilakukan di kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata sebesar 67,74775 yang lebih rendah dari pada nilai rata-rata yang diperoleh pada tes yang di lakukan di kelas eksperimen yaitu sebesar 74,1056. Hal ini mengindikasikan bahwa dari aspek rata-rata, model pembelajaran kooperatif tipe thing talk write (TTW) mampu memberikan pengaruh yang cukup baik dalam meningkatkan kemampuan Komunikasi Matematis siswa. Dari aspek keragaman data (varians), data posttest kelas kontrol memiliki varians 198,1815 sedangkan data posttest kelas eksperimen memiliki varians 1,491. Nilai varians dari kedua data tersebut menunjukkan bahwa data hasil pretest kelas kontrol lebih beragam dari pada data hasil posttest kelas eksperimen. Median (nilai tengah) dari hasil posttest kelas kontrol adalah 70,00 yang hampir sama dengan nilai rata-ratanya. Sedangkan median dari hasil posttest kelas eksperimen juga mendekati nilai rataratanya yaitu sebesar 73,33. Nilai yang paling sering muncul atau nilai yang paling banyak diperoleh (modus) dari hasil posttest kelas kontrol adalah 70,00, sedangkan modus hasil posttest kelas eksperimen adalah 66,67. Berdasarkan uji-t terlihat kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok tersebut berbeda secara nyata pada taraf kepercayaan 95 %. Hal ini berarti bahwa secara signifikan rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen berbeda dengan kelas kontrol. Oleh karena rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol, maka kemampuan komunikasi matematik siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol. Kenyataan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Thik Talk Write (TTW) dapat diterapkan dan dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan Komunikasi Matematisnya, karena dengan kemampuan Komunikasi Matematis yang tinggi, maka prestasi matematika siswa dapat ditingkatkan. Selain itu model pembelajaran ini juga dapat meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah matematika siswa. Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat Abidin, Moh. Salam 15

dikemukakan beberapa kesimpulan bahwa: Pertama, kemampuan komunikasi matematis siswa Kelas VIII B SMP Negeri 5 Kendari menggunakan pembelajaran konvensional pada materi fungsi tergolong cukup dimana 47,6% siswa memperoleh nilai antara 56 dan 70. Selain itu diperoleh nilai rata-rata yaitu 67,748, standar deviasi 14,078, varians 198,171, median 70,00, modus 70,00, nilai minimum 36,67 dan nilai maksimum 93,33. Kedua: Kemampuan komunikasi matematis siswa Kelas VIII A SMP Negeri 5 Kendari setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe thik talk write (TTW) pada materi fungsi tergolong tinggi dimana 57,14% siswa memperoleh skor antara 71 dan 85, selain itu diperoleh nilai rata-rata yaitu 74,10 standar deviasi 11,067, varians 1,483, median 73,33, modus 76,67, nilai minimum 50,00 dan nilai maksimum 93.33. Ketiga: Kemampuan Komunikasi matematis siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe thik talk write (TTW) lebih baik dibandingkan dengan kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi fungsi. Saran Dari hasil penelitian ini dapat disarankan beberapa hal untuk dipertimbangkan sebagai berikut. Pertama: Kepada para guru yang mengajar mata pelajaran Matematika sekiranya dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe thik talk write (TTW) sebagai salah satu alternatif model pembelajaran dalam pembelajaran matematika untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa (penalaran, komunikasi, dan koneksi). Kedua: Hendaknya komunikasi matematis siswa mendapat perhatian yang serius dari pihak guru untuk meningkatkan penguasaan matematika serta kemampuan memecahkan suatu masalah matamatika yang dimiliki siswa. Ketiga: Bagi peneliti yang hendak mengembangkan penelitian ini dapat melakukannya pada materi atau pokok bahasan lainnya. Daftar Rujukan Aiken, R. Lewis. 1996. Rating Scale & Checklist Evaluating Behavior Personality and Attitude. New York: John Wiley & Sons, Inc. Arikunto, Suharsimi. 005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. Lie, Anita. 004. Cooperatif Learning. Jakarta: Grasindo. NCTM. (1989). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics. Reston,VA: NCTM. Slavin, Robert E. 005. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Suherman, H. Erman, dkk. 001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 16 www.pendmatematikauho.hol.es