BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel Tergantung Variabel Bebas : Kecemasan akademik : Efikasi diri B. Definisi Operasional 1. Kecemasan Akademik Kecemasan akademik adalah dorongan pikiran dan perasaan dalam diri individu yang berisikan ketakutan akan bahaya atau ancaman di masa yang akan datang tanpa sebab khusus, sehingga mengakibatkan terganggunya pola pemikiran dan respon fisik serta perilaku sebagai hasil tekanan dalam pelaksanaan tugas dan aktivitas yang beragam dalam situasi akademik. Kecemasan akademik diukur menggunakan skala pengukuran kecemasan akademik yang didasarkan pada komponen psikologis, komponen motorik, komponen kognitif, dan komponen somatik. Semakin tinggi skor total yang diperoleh, semakin tinggi kecemasan akademik yang dialami mahasiswa. Sebaliknya semakin rendah skor total yang diperoleh semakin rendah kecemasan akademik yang dialami mahasiswa. 27
28 2. Efikasi Diri Efikasi diri merupakan keyakinan atau kepercayaan individu terhadap kemampuan yang dimilikinya dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapi, sehingga mampu mengatasi rintangan dan mencapai tujuan yang diharapkannya. Efikasi diukur menggunakan skala pengukuran efikasi diri yang didasarkan pada keyakinan terhadapap kemampuan untuk menyelesaikan dan kepercayaan terhadap keterampilan yang dimiliki. Semakin tinggi skor total yang diperoleh, semakin tinggi efikasi diri yang dimiliki mahasiswa. Sebaliknya semakin rendah skor total yang diperoleh semakin rendah efikasi diri yang dimiliki mahasiswa. C. Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah Mahasiswa aktif jurusan Arsitektur Universitas Islam Indonesia. Metode pengambilan sampel yang dilakukan oleh peneliti sendiri yaitu berupa teknik purposive sampling. Purposive sampling merupakan sampel yang diambil berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan terlebih dahulu. Karakteristik mahasiswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini yaitu mahasiswa yang sedang atau sudah mengambil mata kuliah Studio Perancangan Arsitek. Pertimbangan tersebut berdasarkan akan kebutuhan peneliti untuk meneliti terkait kecemasan akademik yang timbul karena mata kuliah tersebut.
29 D. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data penelitian. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara memberikan skala untuk mendapatkan jenis data kuantitatif kepada subjek. Penelitian ini menggunakan dua macam skala sebagai alat pengumpulan data, yaitu skala efikasi diri dan skala kecemasan akademik, berikut penjelasannya 1. Skala Efikasi Diri Dalam penelitian ini, pengukuran efikasi diri menggunakan skala Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) milik Paul R. Pintrich, David A.F. Smith, and Wilbert J.McKeachie (1991). Skala efikasi diri merupakan salah satu subtes dalam skala MSLQ. Subtes dalam skala MSLQ dapat digunakan tersendiri atau bersama dengan subtes lainnya. Skala MSLQ Pintrich dkk, pertama kali dikembangkan pada tahun 1986 dan versi aslinya dibuat dalam bahasa Inggris. Skala MSLQ ini telah beberapa kali dilakukan revisi dan pada tahun 1991 Pintrich membuat versi terbaru dengan merevisi item-item pada versi sebelumnya. Skala efikasi diri ini terdiri dari 8 item favourable, harapan untuk sukses dan efikasi diri, didefinisikan sebagai penilaian diri terhadap kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas serta kepercayaan seseorang terhadap keterampilan yang dimiliki untuk melakukan tugas. Namun pada penelitian ini hanya digunakan 5 item dan item-item tersebut berbunyi I m confident, dan I m certain,.
30 Peneliti memodifikasi skala tersebut dengan mengganti pilihan jawaban dan rentang skor yang diberikan. Dalam skala asli skor yang diberikan berkisar antara 0-7 sedangkan dalam skala modifikasi skor yang diberikan berkisar antara 1-4. Alasan peneliti memodifikasi pilihan jawaban adalah untuk mempermudah subjek dalam memilih pilihan jawaban dan untuk menyamakan pilihan jawaban dengan skala kecemasan akademik. Alternatif jawaban yang disediakan untuk skala yang telah dimodifikasi adalah sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Pemberian skor dalam setiap aitem bergerak dari angka 1 sampai dengan 4. Untuk aitem yang bersifat favorable, skor tertinggi yang diberikan adalah 4 untuk jawaban sangat sesuai (SS), 3 untuk jawaban sesuai (S), 2 untuk jawaban tidak sesuai (TS), dan 1 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS). Sebaliknya, untuk aitem yang bersifat unfavorable, skor tertinggi yang diberikan adalah 4 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS), 3 untuk jawaban tidak sesuai (TS), 2 untuk jawaban sesuai (S), dan 1 sangat sesuai (SS). Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi tingkat efikasi diri yang dimiliki mahasiswa. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh, maka semakin rendah efikasi diri yang dimiliki mahasiswa.
31 Tabel 1 Skala Efikasi Diri dari No Komponen Indikator Aitem Jml Favorable Unfavorable 1 Efikasi diri Kepercayaan dan keyakinan diri untuk melakukan dan menyelesaian tugas 1, 2, 3, 4, 5 5 Jumlah 5 2. Skala Kecemasan Akademik Skala dalam penelitian ini disusun oleh Ishtifa (2011) mengacu pada komponen kecemasan akademik yang meliputi komponen psikologis, komponen motorik, komponen kognitif, dan komponen somatik yang dipaparkan Holmes (1991) pada teori sebelumnya. Skala ini awalnya berjumlah 40 item, setelah dilakukan try out, hanya tersisa 30 item saja yang valid. Alternatif jawaban yang disediakan adalah sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Pemberian skor dalam setiap aitem bergerak dari angka 1 sampai dengan 4. Untuk aitem yang bersifat favorable, skor tertinggi yang diberikan adalah 4 untuk jawaban sangat sesuai (SS), 3 untuk jawaban sesuai (S), 2 untuk jawaban tidak sesuai (TS), dan 1 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS). Sebaliknya, untuk aitem yang bersifat unfavorable, skor tertinggi yang diberikan adalah 4 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS), 3 untuk jawaban tidak sesuai (TS), 2 untuk jawaban sesuai (S), dan 1 sangat sesuai (SS).
32 Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi tingkat kecemasan akademik mahasiswa. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh, maka semakin rendah kecemasan akademik yang dialami mahasiswa. Tabel 2 Blue print skala kecemasan akademik No Komponen Indikator Aitem Jml Favorable Unfavorable 1 Psikologis Merasa tegang 13, 20 2 Merasa khawatir 1, 11, 15, 22 4 Merasa takut 5,9, 25 3, 28 5 Merasa gugup 4 1 2 Motorik Gemetar 2, 18, 26 3 Terburu-buru 7, 30 2 3 Kognitif Merasa sulit 6, 12, 24 3 berkonsentrasi Tidak mampu dalam 8, 19 2 mengambilkeputusan 4 Somatik Jantung berdebar 10, 14, 16, 5 cepat 21, 27 Tangan mudah berkeringat 17, 23, 29 3 Jumlah 30 E. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa korelasi product moment dari Spearmen, yang diproses melalui program komputer SPSS 17.0 for windows. Metode ini digunakan untuk mengetahui hubungan efikasi diri dengan kecemasan akademik.