BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Hadir dengan cita-cita membangun Negeri nilai-nilai perusahaan yang

BAB II GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) CABANG PEKANBARU. A. Sejarah Berdirinya Bank Mandiri Syariah (BSM)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berdasarkan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terlalu dahulu profil objek penelitian yang penulis kutip langsung dari website

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bank Mandiri Syariah Bentuk Usaha Bank Syariah Mandiri

(Data Mentah) Data Penerimaan Asli Daerah Sektor Pariwisata Kabupaten Lombok Timur, Jumlah Kunjunga Wisatawan dan Jumlah Objek Wisata

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi berdasarkan prinsip jual beli, titipan, sewa dan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam usaha meningkatkan jumlah nasabah baru serta

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU ULAK KARANG PADANG

BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. 1 Sejarah berdirinya PT Bank Syariah Mandiri

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tersebut berupa laporan keuangan bulanan Bank Syariah Mandiri Indonesia dari tahun

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 2 Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama (jiwa)

LAMPIRAN 1 TABEL RESPONDEN No. y x1 x2 x

DAFTAR PUSTAKA. Halim Abdul, (2002). Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta.

BAB III GAMBARAN UMUM PT. BANK SYARIAH MANDIRI A. SEJARAH BERDIRI PT. BANK SYARIAH MANDIRI

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA. Krisis multi-dimensi yang melanda Indonesia pada tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter Sebagaimana

Kredit (Y) Pendapatan (x1) Usia (x3) Modal Kerja (x2) Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Bank yang mencerminkan pada Bank-bank Timur Tengah, bank yang ada di

Produktivitas Padi, Luas Panen dan Produksi Padi di Kabupaten Deli Serdang,

Lampiran 1. Data Regresi. 71 Universitas Sumatera Utara

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Bank Syariah Mandiri (BSM) Hadir dengan cita-cita membangun negeri.

BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI DALAM PERSPEKTIF RASIO CAMELS

BAB V PENUTUP. singkat yang didapat dari hasil penelitian. Saran dibuat berdasarkan pengetahuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum PT Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, dan BNI

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Berdirinya PT. Bank Syariah Mandiri. disusul dengan krisis politik nasional telah membawa dampak

Lampiran 1. Jumlah Deposito, Suku Bunga Deposito, dan Inflasi di Indonesia Tahun

BAB III METODE PENELITIAN. seksama untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Sedangkan penelitian yaitu,

akan di gunakan berbentuk linier atau log linier. Maka dalam penelitian ini

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan uji hipotesis untuk membuktikan adanya

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri Sejarah singkat Bank Syariah Mandiri

BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

Tabel Tabel Indikator Atas Variabel. Universitas Indonesia. Pengaruh karakteristik individu..., Arief Budiman, Program Pascasarjana, 2008

REGRESI LINIER SEDERHANA

LAMPIRAN 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

c. Penilaian dapat anda lakukan berdasarkan skalaberikut Jawaban Kurang Setuju Jawaban Setuju ( S ) Jawaban Sangat Tidak Setuju DATA RESPONDEN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN JURNAL PUBLIKASI

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Deskriptif Rata-rata Standar Deviasi

BAB V PENUTUP. sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian ini.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Nasabah Nasabah merupakan orang atau perusahaan/badan/lembaga yang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri. Perbankan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan integritas

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua

Penentu Posisi Cadangan Devisa di Indonesia; Inflasi, Ekspor, Ataukah Utang Luar Negeri

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV. Analisis Data. 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. satu syarat mutlak untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuannya.

panjang antara ukuran perusahaan (SIZE) dengan capital adequacy ratio dan loan to

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Grafik 4.1. Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia. Pembiayaan BMI

Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk. 2. Sejarah Berdirinya PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk

RISET ITU MUDAH. Salah satu contoh pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah:

Kuisioner Skripsi. Analisis Faktor faktor yang mempengaruhi Pendapatan Pedagang Ikan di Kecamatan Tanah Jawa dan Hutabayu Raja di Kabupaten Simalungun

BAB 1V HASIL DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada BPR yang ada di Propinsi Riau, baik yang berbentuk

No: D237-T05P116. Yoga Tantular Rachman ( ) Ahmad Apandi Prodi Akuntansi Universitas Widyatama ABSTRACT

BAB II GAMBARAN UMUM PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU SUKAJADI DUMAI. A. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri KCP Sukajadi Dumai

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

BAB II PROFIL BANK SYARIAH MANDIRI MEDAN. membawa hikmah tersendiri bagi tonggak sejarah sistem perbankan syariah di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen

PENGARUH NILAI DAN RATING PENERBITAN OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MENERBITKAN OBLIGASI SYARIAH

Pusat Statistik. Adapun data yang telah di olah terdapat terdapat pada tabel 6.1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, kurtosis. dan skewness (kemencengan distribusi).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bursa Efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan sekuritas di Indonesia.

BAB IV HASIL PENELITIAN

HASIL ANALISA DATA ROE LDA DA SDA SG SIZE

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

Pengaruh Return on Assets Dan Return on Equity terhadap Earning Per Share pada PT. Bank Muamalat Indonesia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Objek dari penelitian ini merupakan seluruh bank yang mewakili 75% asset

BAB V PENUTUP. terhadap variabel Y (PAD) Kabupaten Kapuas Hulu. signifikan terhadap variabel Y (PAD) Kabupaten Kapuas Hulu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

75 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya. Kehadiran BSM sejak tahun 1999, merupakan hikmah dan berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk dipanggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil keputusan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagai bank-bank di Indonesia. Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha untuk keluar dari kondisi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada

76 saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan pengembangan tersebut juga menempatkan dan menetapkan Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindakan lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk menembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system). Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konvensi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karena itu, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastruktur yang diperlukan, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi dengan prinsip syariah dengan nama Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan operasional BSB menjadi bank umum syariah dilakukan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.

77 1/24/KEP.BI/1999, pada tanggal 25 Oktober 1999. Kemudian, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi pada hari Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan opersionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. Bank Syariah Mandiri hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik. 1 2. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri a. Visi Bank Syariah Terdepan dan Modern. b. Misi 1) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang berkesinambungan. 2) Meningkatkan kualitas produk dan layanan berbasis teknologi yang melampaui harapan nasabah. 3) Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada segmen ritel. 1 www.syariahmandiri.ac.id

78 4) Mengembangkan bisnis atas dasar nilai-nilai syariah universal. 5) Mengembangkan manjemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat. 6) Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan. 3. Produk Pembiayaan Konsumer Bank Syariah Mandiri a. BSM Implan BSM Implan adalah pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang diberikan oleh bank kepada karyawan tetap perusahaan yang pengajuannya dilakukan secara masal (kelompok). BSM Implan dapat mengakomodir kebutuhan pembiayaan bagi para karyawan perusahaan, misalnya dalam hal perusahaan tersebut tidak memiliki koperasi karyawan, koperasi karyawan belum berpengalaman dalam kegiatan simpan pinjam, atau perusahaan dengan jumlah karyawan terbatas. Akad Pembiayaan yaitu: untuk pembelian barang digunakan akad Wakalah wal Murabahah, sedangkan untuk memperoleh manfaat atas jasa digunakan akad Wakalah wal Ijarah. b. Pembiayaan Peralatan Kedokteran Pembiayaan Peralatan Kedokteran adalah pemberian fasilitas pembiayaan kepada para profesional di bidang kedokteran/kesehatan untuk pembelian peralatan kedokteran. Akad yang digunakan adalah akad murabahah. c. Pembiayaan Edukasi BSM

79 Pembiayaan Edukasi BSM adalah pembiayaan jangka pendek dan menengah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan uang masuk sekolah/perguruan tinggi/lembaga pendidikan lainnya atau uang pendidikan pada saat pendaftaran tahun ajaran/semester baru berikutnya dengan akad ijarah. d. Pembiayaan Kepada Pensiunan Pembiayaan kepada Pensiunan merupakan penyaluran fasilitas pembiayaan konsumer (termasuk untuk pembiayaan multiguna) kepada para pensiunan, dengan pembayaran angsuran dilakukan melalui pemotongan uang pensiun langsung yang diterima oleh bank setiap bulan (pensiun bulanan). Akad yang digunakan adalah akad murabahah atau ijarah. e. Pembiayaan Kepada Koperasi Karyawan untuk Para Anggotanya Penyaluran pembiayaan kepada/melalui koperasi karyawan untuk pemenuhan kebutuhan para anggotanya (kolektif) yang mengajukan pembiayaan melalui koperasi karyawan. f. Pembiayaan Griya BSM Pembiayaan Griya BSM adalah pembiayaan jangka pendek, menengah, atau panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal (konsumer), baik baru maupun bekas, di lingkungan developer dengan sistem murabahah. g. Pembiayaan Griya BSM Bersubsidi

80 Pembiayaan Griya BSM Bersubsidi adalah pembiayaan untuk pemilikan atau pembelian rumah sederhana sehat (RS Sehat/RSH) yang dibangun oleh pengembang dengan dukungan fasilitas subsidi uang muka dari pemerintah. Akad yang digunakan adalah akad murabahah. h. Pembiayaan Kendaraan Bermotor BSM Pembiayaan Kendaraan Bermotor (PKB) merupakan pembiayaan untuk pembelian kendaraan bermotor dengan sistem murabahah. B. Analisis Data Model analisis data yang digunakan untuk mengolah penelitian ini adalah dengan menggunakan model analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel atau lebih. Dalam pengolahan datanya menggunkan Eviews 9, adapun formula atau rumus yang digunakan dari regresi linier berganda yaitu: ROA = β 0 + β 1 MBA + β 2 IST + β 3 BASIL + β 4 IJN + u ROE = β 0 + β 1 MBA + β 2 IST + β 3 BASIL + β 4 IJN + u Dimana: ROA = Tingkat Rentabilitas (ROA) ROE = Tingkat Rentabilitas (ROE)

81 MBA = Pertumbuhan Pembiayaan Murabahah IST = Pertumbuhan Pembiayaan Istishna BASIL = Pertumbuhan Pembiayaan Bagi Hasil IJN = Pertumbuhan Pembiayaan Ijarah Β 0 = Konstanta u = factor error 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Tujuan dilakukan uji normalitas terhadap serangkaian data adalah untuk mengetahui apakah populasi data terdistribusi normal atau tidak. 1) Hasil uji normalitas dari hubungan antara pertumbuhan pembiayaan murabahah, istishna, bagi hasil, dan ijarah terhadap ROA di dapat hasil data sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Regresi Normalitas ROA Jarque-Bera 1.097708 Probability 0.577611 Sumber: data diolah Eviews 9 Dari hasil pengujian normalitas pertumbuhan pembiayaan murabahah, istishna, bagi hasil, dan ijarah terhadap ROA di Bank Syariah Mandiri periode 2010-2016, didapat probability-

82 nya sebesar 0.577611, karena p-value lebih besar dari 5% sehingga dapat dikatakan data tersebut terdistribusi normal. 2) Hasil uji normalitas dari hubungan antara pertumbuhan pembiayaan murabahah, istishna, bagi hasil, dan ijarah terhadap ROE di dapat hasil data sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil Regresi Normalitas ROE Jarque-Bera 2.848620 Probability 0.240674 Sumber: data diolah Eviews 9 Dari hasil pengujian normalitas pertumbuhan pembiayaan murabahah, istishna, bagi hasil, dan ijarah terhadap ROE di Bank Syariah Mandiri periode 2010-2016, didapat probabilitynya sebesar 0.240674, karena p-value lebih besar dari 5% sehingga dapat dikatakan data tersebut terdistribusi normal. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antarvariabel bebas. Jika terdapat hubungan yang sangat tinggi antarvariabel bebas maka tidak layak digunakan untuk menentukan kontribusi secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil uji multikolinearitas dari hubungan antara pertumbuhan pembiayaan murabahah, istishna, bagi hasil, dan ijarah, di dapat hasil data sebagai berikut:

83 Tabel 4.3 Hasil Regresi Multikoliniaritas MBA IST BASIL IJN MBA 1.000000 0.173428 0.265702 0.042338 IST 0.173428 1.000000-0.161282 0.226945 BASIL 0.265702-0.161282 1.000000 0.057666 IJN 0.042338 0.226945 0.057666 1.000000 Sumber: data diolah Eviews 9 Dari hasil pengujian multikolinearitas hubungan antara pertumbuhan pembiayaan murabahah, istishna, bagi hasil, dan ijarah di Bank Syariah Mandiri periode 2010-2016, didapat data yang hasilnya tidak melebihi dari 0,8, sehingga dapat dikatakan data tersebut tidak terjadi multikolinearitas. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel independen dengan variabel pengganggu. 1) Hasil uji heteroskedastisitas dari hubungan antara pertumbuhan pembiayaan murabahah, istishna, bagi hasil, dan ijarah terhadap ROA di dapat hasil data sebagai berikut: Tabel 4.4 Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.695632 Prob. F(4,77) 0.5973 Obs*R-squared 2.859867 Prob. Chi-Square(4) 0.5815 Scaled explained SS 2.841272 Prob. Chi-Square(4) 0.5847 Sumber: data diolah Eviews 9 Dari hasil pengujian heteroskedastisitas pertumbuhan pembiayaan murabahah, istishna, bagi hasil, dan ijarah terhadap ROA di Bank Syariah Mandiri periode 2010-2016,

84 didapat Prob. Chi-Square(4) sebesar 0.5815, karena p-value dari hasil pengujian yang telah dilakukan diatas 5% sehingga dapat dikatakan data tersebut tidak ada heteroskedastisitas. 2) Hasil uji heteroskedastisitas dari hubungan antara pertumbuhan pembiayaan murabahah, istishna, bagi hasil, dan ijarah terhadap ROE di dapat hasil data sebagai berikut: Tabel 4.5 Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.486856 Prob. F(4,77) 0.7453 Obs*R-squared 2.022722 Prob. Chi-Square(4) 0.7316 Scaled explained SS 2.359265 Prob. Chi-Square(4) 0.6700 Sumber: data diolah Eviews 9 Dari hasil pengujian heteroskedastisitas pertumbuhan pembiayaan murabahah, istishna, bagi hasil, dan ijarah terhadap ROE di Bank Syariah Mandiri periode 2010-2016, didapat Prob. Chi-Square(4) sebesar 0.0,7316, karena p-value dari hasil pengujian yang telah dilakukan diatas 5% sehingga dapat dikatakan data tersebut tidak ada heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi serial pada variabel pengganggu. Untuk mengatahui ada tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan dengan melakukan uji durbin watson.

85 1) Hasil uji autokorelasi dari hubungan antara pertumbuhan pembiayaan murabahah, istishna, bagi hasil, dan ijarah terhadap ROA di dapat hasil data sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Regresi Autokorelasi ROA Mean dependent var 0.014509 S.D. dependent var 0.006986 Akaike info criterion -9.093345 Schwarz criterion -8.858543 Hannan-Quinn criter. -8.999076 Durbin-Watson stat 1.989651 Sumber: data diolah Eviews 9 Dari hasil pengujian autokorelasi pertumbuhan pembiayaan murabahah, istishna, bagi hasil, dan ijarah terhadap ROA di Bank Syariah Mandiri periode 2010-2016, didapat durbin-watson stat sebesar 1.989651, karena DW diantara -2 sampai +2 sehingga dapat dikatakan data tersebut tidak ada autokorelasi. 2) Hasil uji autokorelasi dari hubungan antara pertumbuhan pembiayaan murabahah, istishna, bagi hasil, dan ijarah terhadap ROE di dapat hasil data sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Regresi Autokorelasi ROE Mean dependent var 0.149686 S.D. dependent var 0.076656 Akaike info criterion -4.617843 Schwarz criterion -4.383041 Hannan-Quinn criter. -4.523573 Durbin-Watson stat 1.994049 Sumber: data diolah Eviews 9

86 Dari hasil pengujian autokorelasi pertumbuhan pembiayaan murabahah, istishna, bagi hasil, dan ijarah terhadap ROA di Bank Syariah Mandiri periode 2010-2016, didapat durbin-watson stat sebesar 1.994049, karena DW diantara -2 sampai +2 sehingga dapat dikatakan data tersebut tidak ada autokorelasi. 2. Uji Hipotesis a. Uji- t Pengujian hipotesis secara parsial dari variabel-variabel independen terhadap variabel dependen untuk melihat keberartian masing-masing koefisien regresi variabel dependen. Uji parsial masing masing variabel independent dilakukan dengan: H 0 : β 1 = 0, Tidak berpengaruh signifikan positif variabel MBA terhadap ROA. H 1 : β 1 0, Berpengaruh signifikan positif variabel MBA terhadap ROA. H 0 : β 1 = 0, Tidak berpengaruh signifikan positif variabel MBA terhadap ROE. H 1 = β 1 0, Berpengaruh signifikan positif variabel MBA terhadap ROE. H 0 = β 2 = 0, Tidak berpengaruh signifikan positif variabel IST terhadap ROA.

87 H 1 = β 2 0, Berpengaruh signifikan positif variabel IST terhadap ROA. H 0 = β 2 = 0, Tidak berpengaruh signifikan positif variabel IST terhadap ROE. H 1 = β 2 0, Berpengaruh signifikan positif variabel IST terhadap ROE. H 0 = β 3 = 0, Tidak berpengaruh signifikan positif variabel BASIL terhadap ROA. H 1 = β 3 0, Berpengaruh signifikan positif variabel BASIL terhadap ROA. H 0 = β 3 = 0, Tidak berpengaruh signifikan positif variabel BASIL terhadap ROE. H 1 = β 3 0, Berpengaruh signifikan positif variabel BASIL terhadap ROE. H 0 = β 4 = 0, Tidak berpengaruh signifikan positif variabel INJ terhadap ROA. H 1 = β 4 0, Berpengaruh signifikan positif variabel INJ terhadap ROA. H 0 = β 4 = 0, Tidak berpengaruh signifikan positif variabel INJ terhadap ROE. H 1 = β 4 0, Berpengaruh signifikan positif variabel INJ terhadap ROE.

88 1) Hasil uji-t dari hubungan antara pertumbuhan pembiayaan murabahah, istishna, bagi hasil, dan ijarah terhadap ROA di dapat hasil data sebagai berikut: Tabel 4.8 Dependent Variable ROA dengan Uji-t Variable Coefficient t-statistic Prob. C 0.010810 12.44579 0.0000 MBA 0.233477 7.193139 0.0000 IST 0.000432 0.097008 0.9230 BASIL -0.045503-2.062150 0.0426 INJ -0.002687-0.577857 0.5650 Sumber: data diolah Eviews 9 Dari hasil uji-t pertumbuhan pembiayaan murabahah, istishna, bagi hasil, dan ijarah terhadap ROA di Bank Syariah Mandiri periode 2010-2016, dapat dilihat nilai dari masingmasing variabel bebas, hanya dua variabel yang berpengaruh terhadap ROA secara signifikan positif yaitu MBA sebesar 0.0000 dan negatif signifikan yaitu BASIL sebesar 0.0426. 2) Hasil uji-t dari hubungan antara pertumbuhan pembiayaan murabahah, istishna, bagi hasil, dan ijarah terhadap ROE di dapat hasil data sebagai berikut: Tabel 4.9 Dependent Variable ROE dengan Uji-t Variable Coefficient t-statistic Prob. C 0.104932 11.59474 0.0000 MBA 2.754378 8.144430 0.0000 IST -0.005608-0.120938 0.9041 BASIL -0.516057-2.244599 0.0277 INJ -0.013576-0.280181 0.7801 Sumber: data diolah Eviews 9

89 Dari hasil uji-t pertumbuhan pembiayaan murabahah, istishna, bagi hasil, dan ijarah terhadap ROE di Bank Syariah Mandiri periode 2010-2016, dapat dilihat nilai dari masingmasing variabel bebas, hanya dua variabel yang berpengaruh terhadap ROA signifikan positif yaitu MBA sebesar 0.0000 dan negatif signifikan yaitu BASIL sebesar 0.0277. Hasil ini didukung oleh penelitian Dinna Ariyani (2014) menyatakan bahwa variabel independen yaitu pertumbuhan pembiayaan murabahah dan pertumbuhan pembiayaan bagi hasil berpengaruh signifkan terhadap laba. b. Uji F Pengujian ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh seluruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi (R 2 ) menentukan keberartian variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. 1) Hasil uji-f dari hubungan antara pertumbuhan pembiayaan murabahah, istishna, bagi hasil, dan ijarah terhadap ROA di dapat hasil data sebagai berikut:

90 Tabel 4.10 Dependent Variable ROA dengan Uji-F R-squared 0.417039 Adjusted R-squared 0.386756 S.E. of regression 0.005471 Sum squared resid 0.002304 Log likelihood 313.3137 F-statistic 13.77109 Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber: data diolah Eviews 9 Dari hasil uji-f pertumbuhan pembiayaan murabahah, istishna, bagi hasil, dan ijarah terhadap ROA di Bank Syariah Mandiri periode 2010-2016, dapat dilihat nilai dari Prob(fstatistic) sebesar 0.000000, karena p-value dari hasil pengujian yang telah dilakukan di atas dibawah 5% maka data tersebut signifikan, sehingga dapat dikatakan, pertumbuhan pembiayaan murabahah, istishna, bagi hasil, dan ijarah mempengaruhi secara bersama-sama terhadap tingkat rentabilitas ROA. Dari data di atas juga dapat dilihat nilai R-squared sebesar 0.417039, jadi dapat dikatakan bahwah sebesar 42% tingkat rentabilitas (ROA) disebabkan oleh varian dari pertumbuhan pembiayaan murabahah, istishna, bagi hasil, dan ijarah, dan 58% disebabkan oleh faktor lain. 2) Hasil uji-f dari hubungan antara pertumbuhan pembiayaan murabahah, istishna, bagi hasil, dan ijarah terhadap ROE di dapat hasil data sebagai berikut:

91 Tabel 4.11 Dependent Variable ROE dengan Uji-F R-squared 0.474417 Adjusted R-squared 0.447114 S.E. of regression 0.056999 Sum squared resid 0.250163 Log likelihood 121.1339 F-statistic 17.37599 Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber: data diolah Eviews 9 Dari hasil uji-f pertumbuhan pembiayaan murabahah, istishna, bagi hasil, dan ijarah terhadap ROE di Bank Syariah Mandiri periode 2010-2016, dapat dilihat nilai dari Prob(fstatistic) sebesar 0.000000, karena p-value dari hasil pengujian yang telah dilakukan di atas dibawah 5% maka data tersebut signifikan, sehingga dapat dikatakan, pertumbuhan pembiayaan murabahah, istishna, bagi hasil, dan ijarah mempengaruhi secara bersama-sama terhadap tingkat rentabilitas ROE. Dari data di atas juga dapat dilihat nilai R-squared sebesar 0.474417, jadi dapat dikatakan bahwah sebesar 47% tingkat rentabilitas (ROE) disebabkan oleh varian dari pertumbuhan pembiayaan murabahah, istishna, bagi hasil, dan ijarah, dan 53% disebabkan oleh faktor lain. Hasil ini didukung oleh penelitian Dinna Ariyani (2014) menyatakan bahwa pertumbuhan pembiayaan murabahah dan Pertumbuhan pembiayaan bagi hasil secara bersama-sama berpengaruh terhadap laba.

92 C. Pembahasan Hubungan masing-masing pertumbuhan pembiayaan terhadap rentabilitas (ROA dan ROE) di Bank Syariah Mandiri periode 2010-2016, yaitu: 1. Hubungan Pertumbuhan Pembiayaan terhadap ROA a. Pertumbuhan Pembiayaan Murabahah terhadap ROA Produk pembiayaan pada bank syariah merupakan earning asset yang memiliki peranan besar dalam kenaikan profitabilitas. Pembiayaan muabahah merupakan bagian produk pembiayaan yang dimiliki oleh bank syariah yang berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah, sehingga kenaikan pembiayaan murabahah berbanding lurus dengan ROA, artinya bila pembiayaan murabahah di bank syariah naik maka ROA di bank tersebut juga ikut naik. Jadi setiap kenaikan pembiayaan murabahah sangat berpengaruh terhadap kondisi ROA. ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank syariah dalam memperoleh laba secara keseluruhan dari total aktiva yang dimiliki oleh bank syariah. Berdasarkan penjelasan di atas pertumbuhan murabahah mempunyai pengaruh yang positif terhadap ROA yang mengakibatkan semakin tingginya pertumbuhan murabahah maka semakin meningkatnya laba yang di peroleh. Dari hasil uji-t yang telah dilakukan pertumbuhan pembiayaan murabahah terhadap ROA di Bank Syariah Mandiri periode 2010-2016, dapat dilihat nilai dari probabilitas MBA sebesar 0.0000, karena p-value kurang dari 5% maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, yang artinya

93 antara pertumbuhan pembiayaan murabahah berpengaruh signifikan positif terhadap ROA, dan mempunyai pengaruh sebesar 0.233477. Grafik pertumbuhan pembiayaan murabahah terhadap ROA di Bank Mandiri Syariah periode 2010-2016: 0,0300 0,0250 0,0200 0,0150 0,0100 0,0050 Gambar 4.1 Grafik Pertumbuhan Murabahah terhadap ROA 0,1000 0,0800 0,0600 0,0400 0,0200 0,0000-0,0200 ROA MBA 0,0000 1 6 111621263136414651566166717681 Sumber: www.bi.go.id (data diolah) -0,0400 Jadi dari grafik di atas dapat dilihat hubungan pertumbuhan pembiayaan murabahah terhadap ROA mempunyai pengaruh signifikan positif, yang artinya apabila pertumbuhan pembiayaan murabahah meningkat maka rentabilitas yang diukur dengan ROA pun ikut meningkat. Kondisi ini terjadi karena pembiayaan yang disalurkan dengan akad murabahah sangat besar sehingga mempunyai efek yang sangat besar bagi pendapatan, dan pada Bank Syariah Mandiri penyaluran akad pembiayaan terbesar ada pada akad murabahah, ini terbukti dari besar penyaluran pembiayaan murabahah pada Bank Syariah Mandiri periode 2010-2016 sebesar 69,83% dari total

94 pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah Mandiri. Sehingga Bank Syariah Mandiri seharusnya meningkatkan pembiayaan murabahah, supaya memperoleh laba yang lebih maksimal. b. Pertumbuhan Pembiayaan Istishna terhadap ROA Produk pembiayaan pada bank syariah merupakan earning asset yang memiliki peranan besar dalam kenaikan profitabilitas. Pembiayaan istishna merupakan bagian produk pembiayaan yang dimiliki oleh bank syariah yang berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah, sehingga kenaikan pembiayaan istishna berbanding lurus dengan ROA, artinya bila pembiayaan istishna di bank syariah naik maka ROA di bank tersebut juga ikut naik. Jadi setiap kenaikan pembiayaan istishna sangat berpengaruh terhadap kondisi ROA. ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank syariah dalam memperoleh laba secara keseluruhan dari total aktiva yang dimiliki oleh bank syariah. Berdasarkan penjelasan di atas pertumbuhan istishna mempunyai pengaruh yang positif terhadap ROA yang mengakibatkan semakin tingginya pertumbuhan istishna maka semakin meningkatnya laba yang di peroleh. Dari hasil uji-t yang telah dilakukan pertumbuhan pembiayaan istishna terhadap ROA di Bank Syariah Mandiri periode 2010-2016, dapat dilihat nilai dari probabilitas IST sebesar 0.9230, karena p-value lebih dari 5% maka H 0 diterima dan H 1 ditolak, yang artinya antara pertumbuhan pembiayaan istishna berpengaruh tidak signifikan

95 terhadap ROA. Grafik pertumbuhan pembiayaan istishna terhadap ROA di Bank Mandiri Syariah periode 2010-2016: 0,0300 0,0250 0,0200 0,0150 0,0100 0,0050 Gambar 4.2 Grafik Pertumbuhan Istishna terhadap ROA 0,8000 0,6000 0,4000 0,2000 0,0000-0,2000-0,4000 ROA IST 0,0000 1 6 111621263136414651566166717681 Sumber: www.bi.go.id (data diolah) -0,6000 Jadi dari grafik di atas dapat dilihat hubungan pertumbuhan pembiayaan istishna terhadap ROA tidak signifikan, yang artinya pertumbuhan pembiayaan istishna tidak berpengaruh terhadap rentabilitas yang diukur dengan ROA. Kondisi ini terjadi karena terlalu sedikitnya penyaluran pembiayaan dengan akad istishna, walaupun ada beberapa periode terjadi pelonjakan penyaluran pembiayaan dengan akad istishna tetapi kondisi ini tidak mempengaruhi ROA, ini terbukti dari besar penyaluran pembiayaan istishna pada Bank Syariah Mandiri periode 2010-2016 hanya sebesar 0,14% dari total pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah Mandiri. Sehingga Bank Syariah Mandiri seharusnya memaksimalkan pembiayaan istishna di setiap periode, supaya lebih memaksimalkan keuntungan.

96 c. Pertumbuhan Pembiayaan Bagi Hasil terhadap ROA Produk pembiayaan pada bank syariah merupakan earning asset yang memiliki peranan besar dalam kenaikan profitabilitas. Pembiayaan bagi hasil merupakan bagian produk pembiayaan yang dimiliki oleh bank syariah yang berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah, sehingga kenaikan pembiayaan bagi hasil berbanding lurus dengan ROA, artinya bila pembiayaan bagi hasil di bank syariah naik maka ROA di bank tersebut juga ikut naik. Jadi setiap kenaikan pembiayaan bagi hasil sangat berpengaruh terhadap kondisi ROA. ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank syariah dalam memperoleh laba secara keseluruhan dari total aktiva yang dimiliki oleh bank syariah. Berdasarkan penjelasan di atas pertumbuhan bagi hasil mempunyai pengaruh yang positif terhadap ROA yang mengakibatkan semakin tingginya pertumbuhan bagi hasil maka semakin meningkatnya laba yang di peroleh. Dari hasil uji-t yang telah dilakukan pertumbuhan pembiayaan bagi hasil terhadap ROA di Bank Syariah Mandiri periode 2010-2016, dapat dilihat nilai dari probabilitas BASIL sebesar 0.0426, karena p- value kurang dari 5% maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, yang artinya antara pertumbuhan pembiayaan bagi hasil berpengaruh signifikan terhadap ROA, tetapi mempunyai pengaruh negatif sebesar -0.045503. Grafik pertumbuhan pembiayaan bagi hasil terhadap ROA di Bank Mandiri Syariah periode 2010-2016:

97 Gambar 4.3 Grafik Pertumbuhan Bagi Hasil terhadap ROA 0,0300 0,0250 0,0200 0,0150 0,0100 0,0050 0,0000 1 7 13 19 25 31 37 43 49 55 61 67 73 79 0,1400 0,1200 0,1000 0,0800 0,0600 0,0400 0,0200 0,0000-0,0200-0,0400-0,0600-0,0800 ROA BASIL Sumber: www.bi.go.id (data diolah) Jadi dari grafik di atas dapat dilihat hubungan pertumbuhan pembiayaan bagi hasil terhadap ROA mempunyai pengaruh signifikan negatif, yang artinya apabila pertumbuhan pembiayaan bagi hasil meningkat maka rentabilitas yang diukur dengan ROA akan mengalami penurunan. Kondisi ini terjadi karena penyaluran pembiayaan dengan akad bagi hasil sedikit dibanding dengan penyaluran pembiayaan murabahah yang sangat besar, dan besar keuntungan juga belum pasti bisa saja untung maupun rugi sehingga berefek negatif, ini terbukti dari besar penyaluran pembiayaan bagi hasil pada Bank Syariah Mandiri periode 2010-2016 sebesar 28,87% dari total pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah Mandiri. Sehingga Bank Syariah Mandiri harus mengupayakan besar pembiayaan yang disalurkan sesuai dengan pendapatan yang diterima kemudian jika hasilnya sesuai yang diharapkan bank, Bank Syariah

98 Mandiri harus memaksimalkan pembiayan bagi hasil, supaya keuntungan yang diperoleh bank syariah lebih maksimal. d. Pertumbuhan Pembiayaan Ijarah terhadap ROA Produk pembiayaan pada bank syariah merupakan earning asset yang memiliki peranan besar dalam kenaikan profitabilitas. Pembiayaan ijarah merupakan bagian produk pembiayaan yang dimiliki oleh bank syariah yang berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah, sehingga kenaikan pembiayaan ijarah berbanding lurus dengan ROA, artinya bila pembiayaan ijarah di bank syariah naik maka ROA di bank tersebut juga ikut naik. Jadi setiap kenaikan pembiayaan ijarah sangat berpengaruh terhadap kondisi ROA. ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank syariah dalam memperoleh laba secara keseluruhan dari total aktiva yang dimiliki oleh bank syariah. Berdasarkan penjelasan di atas pertumbuhan ijarah mempunyai pengaruh yang positif terhadap ROA yang mengakibatkan semakin tingginya pertumbuhan ijarah maka semakin meningkatnya laba yang di peroleh. Dari hasil uji-t yang telah dilakukan pertumbuhan pembiayaan ijarah terhadap ROA di Bank Syariah Mandiri periode 2010-2016, dapat dilihat nilai dari probabilitas INJ sebesar 0.5650, karena p-value lebih dari 5% maka H 0 diterima dan H 1 ditolak, yang artinya antara pertumbuhan pembiayaan ijarah berpengaruh tidak signifikan

99 terhadap ROA. Grafik pertumbuhan pembiayaan ijarah terhadap ROA di Bank Mandiri Syariah periode 2010-2016: 0,0300 0,0250 0,0200 0,0150 0,0100 0,0050 Gambar 4.4 Grafik Pertumbuhan Ijarah terhadap ROA 0,8000 0,6000 0,4000 0,2000 0,0000-0,2000 ROA IJN 0,0000 1 7 13 19 25 31 37 43 49 55 61 67 73 79 Sumber: www.bi.go.id (data diolah) -0,4000 Jadi dari grafik di atas dapat dilihat hubungan pertumbuhan pembiayaan ijarah terhadap ROA tidak signifikan, yang artinya pertumbuhan pembiayaan ijarah tidak berpengaruh terhadap rentabilitas yang diukur dengan ROA. Kondisi ini terjadi karena terlalu sedikitnya penyaluran pembiayaan dengan akad ijarah, walaupun ada beberapa periode terjadi pelonjakan penyaluran pembiayaan dengan akad ijarah tetapi kondisi ini tidak mempengaruhi ROA, ini terbukti dari besar penyaluran pembiayaan ijarah pada Bank Syariah Mandiri Periode 2010-2016 hanya sebesar 1,16% dari total pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah Mandiri. Sehingga Bank Syariah Mandiri seharusnya memaksimalkan pembiayaan ijarah di setiap periode, supaya lebih memaksimalkan keuntungan.

100 2. Hubungan Pertumbuhan Pembiayaan terhadap ROE a. Pertumbuhan Pembiayaan Murabahah terhadap ROE Produk pembiayaan pada bank syariah merupakan earning asset yang memiliki peranan besar dalam kenaikan profitabilitas. Pembiayaan muabahah merupakan bagian produk pembiayaan yang dimiliki oleh bank syariah yang berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah, sehingga kenaikan pembiayaan murabahah berbanding lurus dengan ROE, artinya bila pembiayaan murabahah di bank syariah naik maka ROE di bank tersebut juga ikut naik. Jadi setiap kenaikan pembiayaan murabahah sangat berpengaruh terhadap kondisi ROE. ROE digunakan untuk mengindikasikan kemampuan bank syariah dalam memperoleh laba dengan menggunakan ekuitas yang dimiliki oleh bank syariah. Berdasarkan penjelasan di atas pertumbuhan murabahah mempunyai pengaruh yang positif terhadap ROE yang mengakibatkan semakin tingginya pertumbuhan murabahah maka semakin meningkatnya laba yang di peroleh. Dari hasil uji-t yang telah dilakukan pertumbuhan pembiayaan murabahah terhadap ROE di Bank Syariah Mandiri periode 2010-2016, dapat dilihat nilai dari probabilitas MBA sebesar 0.0000, karena p-value kurang dari 5% maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, yang artinya antara pertumbuhan pembiayaan murabahah berpengaruh signifikan positif terhadap ROE, dan mempunyai pengaruh sebesar 2.754378.

101 Grafik pertumbuhan pembiayaan murabahah terhadap ROE di Bank Mandiri Syariah periode 2010-2016: 0,3000 0,2500 Gambar 4.5 Grafik Pertumbuhan Murabahah terhadap ROE 0,1000 0,0800 0,2000 0,1500 0,1000 0,0500 0,0000 1 7 13 19 25 31 37 43 49 55 61 67 73 79 Sumber: www.bi.go.id (data diolah) 0,0600 0,0400 0,0200 0,0000-0,0200-0,0400 ROE MBA Jadi dari grafik di atas dapat dilihat hubungan pertumbuhan pembiayaan murabahah terhadap ROE mempunyai pengaruh signifikan positif, yang artinya apabila pertumbuhan pembiayaan murabahah meningkat maka rentabilitas yang diukur dengan ROE pun ikut meningkat. Kondisi ini terjadi karena pembiayaan yang disalurkan dengan akad murabahah sangat besar sehingga mempunyai efek yang sangat besar bagi pendapatan, dan pada Bank Syariah Mandiri penyaluran akad pembiayaan terbesar ada pada akad murabahah, ini terbukti dari besar penyaluran pembiayaan murabahah pada Bank Syariah Mandiri periode 2010-2016 sebesar 69,83% dari total pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah Mandiri. Sehingga

102 Bank Syariah Mandiri seharusnya meningkatkan pembiayaan murabahah, supaya memperoleh laba yang lebih maksimal. b. Pertumbuhan Pembiayaan Istishna terhadap ROE Produk pembiayaan pada bank syariah merupakan earning asset yang memiliki peranan besar dalam kenaikan profitabilitas. Pembiayaan istishna merupakan bagian produk pembiayaan yang dimiliki oleh bank syariah yang berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah, sehingga kenaikan pembiayaan istishna berbanding lurus dengan ROE, artinya bila pembiayaan istishna di bank syariah naik maka ROE di bank tersebut juga ikut naik. Jadi setiap kenaikan pembiayaan istishna sangat berpengaruh terhadap kondisi ROE. ROE digunakan untuk mengindikasikan kemampuan bank syariah dalam memperoleh laba dengan menggunakan ekuitas yang dimiliki oleh bank syariah. Berdasarkan penjelasan di atas pertumbuhan murabahah mempunyai pengaruh yang positif terhadap ROE yang mengakibatkan semakin tingginya pertumbuhan murabahah maka semakin meningkatnya laba yang di peroleh. Dari hasil uji-t yang telah dilakukan pertumbuhan pembiayaan istishna terhadap ROE di Bank Syariah Mandiri periode 2010-2016, dapat dilihat nilai dari probabilitas IST sebesar 0.9041, karena p-value lebih dari 5% maka H 0 diterima dan H 1 ditolak, yang artinya antara pertumbuhan pembiayaan istishna berpengaruh tidak signifikan

103 terhadap ROE. Grafik pertumbuhan pembiayaan istishna terhadap ROE di Bank Mandiri Syariah periode 2010-2016: 0,3000 0,2500 0,2000 0,1500 0,1000 0,0500 Gambar 4.6 Grafik Pertumbuhan Istishna terhadap ROE 0,8000 0,6000 0,4000 0,2000 0,0000-0,2000-0,4000 ROE IST 0,0000 1 6 111621263136414651566166717681 Sumber: www.bi.go.id (data diolah) -0,6000 Jadi dari grafik di atas dapat dilihat hubungan pertumbuhan pembiayaan istishna terhadap ROE tidak signifikan, yang artinya pertumbuhan pembiayaan istishna tidak berpengaruh terhadap rentabilitas yang diukur dengan ROE. Kondisi ini terjadi karena terlalu sedikitnya penyaluran pembiayaan dengan akad istishna, walaupun ada beberapa periode terjadi pelonjakan penyaluran pembiayaan dengan akad istishna tetapi kondisi ini tidak mempengaruhi ROA, ini terbukti dari besar penyaluran pembiayaan istishna pada Bank Syariah Mandiri periode 2010-2016 hanya sebesar 0,14% dari total pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah Mandiri. Sehingga Bank Syariah Mandiri seharusnya memaksimalkan pembiayaan istishna di setiap periode, supaya lebih memaksimalkan keuntungan.

104 c. Pertumbuhan Pembiayaan Bagi Hasil terhadap ROE Produk pembiayaan pada bank syariah merupakan earning asset yang memiliki peranan besar dalam kenaikan profitabilitas. Pembiayaan bagi hasil merupakan bagian produk pembiayaan yang dimiliki oleh bank syariah yang berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah, sehingga kenaikan pembiayaan bagi hasil berbanding lurus dengan ROE, artinya bila pembiayaan bagi hasil di bank syariah naik maka ROE di bank tersebut juga ikut naik. Jadi setiap kenaikan pembiayaan bagi hasil sangat berpengaruh terhadap kondisi ROE. ROE digunakan untuk mengindikasikan kemampuan bank syariah dalam memperoleh laba dengan menggunakan ekuitas yang dimiliki oleh bank syariah. Berdasarkan penjelasan di atas pertumbuhan bagi hasil mempunyai pengaruh yang positif terhadap ROE yang mengakibatkan semakin tingginya pertumbuhan bagi hasil maka semakin meningkatnya laba yang di peroleh. Dari hasil uji-t yang telah dilakukan pertumbuhan pembiayaan bagi hasil terhadap ROE di Bank Syariah Mandiri periode 2010-2016, dapat dilihat nilai dari probabilitas BASIL sebesar 0.0277, karena p- value kurang dari 5% maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, yang artinya antara pertumbuhan pembiayaan bagi hasil berpengaruh signifikan terhadap ROE, tetapi mempunyai pengaruh negatif sebesar -0.516057. Grafik pertumbuhan pembiayaan bagi hasil terhadap ROE di Bank Mandiri Syariah periode 2010-2016:

105 0,3000 0,2500 0,2000 0,1500 0,1000 0,0500 0,0000 Gambar 4.7 Grafik Pertumbuhan Bagi Hasil terhadap ROE 1 7 13 19 25 31 37 43 49 55 61 67 73 79 Sumber: www.bi.go.id (data diolah) 0,1400 0,1200 0,1000 0,0800 0,0600 0,0400 0,0200 0,0000-0,0200-0,0400-0,0600-0,0800 Jadi dari grafik di atas dapat dilihat hubungan pertumbuhan pembiayaan bagi hasil terhadap ROE mempunyai pengaruh signifikan negatif, artinya apabila pertumbuhan pembiayaan bagi hasil meningkat maka rentabilitas yang diukur dengan ROE akan mengalami penurunan. Kondisi ini terjadi karena penyaluran pembiayaan dengan akad bagi hasil sedikit dibanding dengan penyaluran pembiayaan murabahah yang sangat besar, dan besar keuntungan juga belum pasti bisa saja untung maupun rugi sehingga berefek negatif, ini terbukti dari besar penyaluran pembiayaan bagi hasil pada Bank Syariah Mandiri periode 2010-2016 sebesar 28,87% dari total pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah Mandiri. Sehingga Bank Syariah Mandiri harus mengupayakan besar pembiayaan yang disalurkan sesuai dengan pendapatan yang diterima kemudian jika hasilnya sesuai yang diharapkan bank, Bank Syariah Mandiri harus memaksimalkan ROE BASIL

106 pembiayan bagi hasil, supaya keuntungan yang diperoleh bank syariah lebih maksimal. d. Pertumbuhan Pembiayaan Ijarah terhadap ROE Produk pembiayaan pada bank syariah merupakan earning asset yang memiliki peranan besar dalam kenaikan profitabilitas. Pembiayaan ijarah merupakan bagian produk pembiayaan yang dimiliki oleh bank syariah yang berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah, sehingga kenaikan pembiayaan ijarah berbanding lurus dengan ROE, artinya bila pembiayaan ijarah di bank syariah naik maka ROE di bank tersebut juga ikut naik. Jadi setiap kenaikan pembiayaan ijarah sangat berpengaruh terhadap kondisi ROE. ROE digunakan untuk mengindikasikan kemampuan bank syariah dalam memperoleh laba dengan menggunakan ekuitas yang dimiliki oleh bank syariah. Berdasarkan penjelasan di atas pertumbuhan bagi hasil mempunyai pengaruh yang positif terhadap ROE yang mengakibatkan semakin tingginya pertumbuhan bagi hasil maka semakin meningkatnya laba yang di peroleh. Dari hasil uji-t yang telah dilakukan pertumbuhan pembiayaan ijarah terhadap ROE di Bank Syariah Mandiri periode 2010-2016, dapat dilihat nilai dari probabilitas INJ sebesar 0.7801, karena p-value lebih dari 5% maka H 0 diterima dan H 1 ditolak, yang artinya antara pertumbuhan pembiayaan ijarah berpengaruh tidak signifikan

107 terhadap ROE. Grafik pertumbuhan pembiayaan ijarah terhadap ROE di Bank Mandiri Syariah periode 2010-2016: 0,3000 Gambar 4.8 Grafik Pertumbuhan Ijarah terhadap ROE 0,8000 0,2500 0,6000 0,2000 0,1500 0,1000 0,4000 0,2000 0,0000 ROE IJN 0,0500-0,2000 0,0000 1 6 111621263136414651566166717681 Sumber: www.bi.go.id (data diolah) -0,4000 Jadi dari grafik di atas dapat dilihat hubungan pertumbuhan pembiayaan ijarah terhadap ROA tidak signifikan, artinya pertumbuhan pembiayaan ijarah tidak berpengaruh terhadap rentabilitas yang diukur dengan ROE. Kondisi ini terjadi karena terlalu sedikitnya penyaluran pembiayaan dengan akad ijarah, walaupun ada beberapa periode terjadi pelonjakan penyaluran pembiayaan dengan akad ijarah tetapi kondisi ini tidak mempengaruhi ROA, ini terbukti dari besar penyaluran pembiayaan ijarah pada Bank Syariah Mandiri Periode 2010-2016 hanya sebesar 1,16% dari total pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah Mandiri. Sehingga Bank Syariah Mandiri seharusnya memaksimalkan pembiayaan ijarah di setiap periode, supaya lebih memaksimalkan keuntungan.