BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini adalah analasis framing tentang kasus KPK versus Polri di Kompas Petang KOMPAS TV adalah Program informasi dalam bentuk diskusi serius dengan topik-topik terhangat. Kasus KPK versus Polri 2015 ini menarik untuk diikuti karena menurut penulis KPK adalah lembaga independent yang bekerja memberantas korupsi yang selama ini kinerjanya cukup diperhitungkan. Seharusnya KPK dan Polri bisa bekerja sama untuk mengurangi dan memberantas korupsi tetapi pada kasus ini KPK dan Polri terlihat bersaing. Yang menarik adalah bagaimana pemberitaan korupsi ternyata menyita perhatian khalayak, ini terlihat dari respon masyarakat paling besar dibanding pemberitaan-pemberitaan lainnya. Terlebih lagi apabila kasus korupsi menyangkut suatu lembaga atau badan legislatif yang merupakan representasi dari masyarakat. Media memberikan perhatian serius terhadap kasus KPK versus Polri ini. Dapat dilihat sebagian besar media memberitakan kasus ini secara berkala dan menjadikan kasus ini sebagai headline dalam program-program informasinya. Pemberitaan mengenai korupsi melibatkan aparat hukum, uang rakyat dan oknum tersangka yang kebanyakan memiliki wewenang atau jabatan dalam suatu pemerintahan negara sehingga menarik perhatian banyak khalayak. 1
2 Kasus ini bukan yang pertama, Sebelumnya terdapat kasus yang melibatkan lembaga KPK dan Polri. Kasus tersebut dikenal dengan kasus cicak dan buaya. Kasus ini adalah kasus politik yang dikomunikasikan kepada masyarakat melalui media massa karena melibatkan unsur hukum dan pejabat negara serta institusi negara. Antara komunikasi dan politik, dua disiplin yang sama-sama tergolong ke dalam ilmu-ilmu sosial, memang terdapat hubungan yang erat. Bahkan hubungan itu oleh Pye (1963) dalam Nasution (1990), dinilai bersifat intim yang istimewa, karena di dalam daerah kawasan (domain) politik, proses komunikasi menempati fungsi yang fundamental. Di atas segalanya, Kata Pye pula, Bagaimanapun, pendekatan komunikasi telah membantu memberikan pandangan yang mendalam dan lebih halus mengenai perilaku politik. 1 Semasa hayatnya Lasswell telah menulis puluhan buku yang mencakup bidang poltik dan komunikasi. Salah satu karya Lasswell yang berjudul The structure and fungtions of communication in society mengajukan rumusan who say what, to whom, with what channel and with what effect, yang menjadi salah satu bahan penting dan menjadi rujukan oleh mereka yang mempelajari ilmu komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari, semua orang baik pejabat maupun warga negara biasa, memerlukan informasi mengenai apa yang terjadi di sekelilingnya agar ia memperoleh bekal yang cukup untuk mengambil keputusan dalam menjalani 1 Ama La Nora, Ghazaly. Ilmu Komunikasi Politik, Jakarta: Penerbit Andi.2014, hal 39.
3 agenda hidup masing-masing. Informasi hanya bisa diperoleh bila sistem yang menyebarkan berfungsi dengan baik, sehingga setiap pihak berkesempatan memperoleh apa yang diperlukan. Selain itu, informasi yang diperlukan tersebut harus efektif, dalam arti benar-benar memenuhi kebutuhan pihak yang membutuhkannya. 2 Di sisi lain, fungsi komunikasi melintasi dan mempertautkan problema sosiologis dan ekonomis objektif yang bersifat dasar untuk analisis makro dengan problema psikologis subjektif bagi analisis mikro, dimana keduanya harus digabungkan dalam studi mana pun yang lengkap mengenai modernisasi politik. Fagen (1966) seperti dikutip Galnoor (1980) menilai bahwa kepustakaan mengenai komunikasi politik kerap kali baru terbatas pada aspek-aspek politik dari media komunikasi massa saja, atau kalaupun lebih luas lagi, hanya pada setiap aktivitas komunikasi yang menurut pertimbangan bersifat politis dalam arti implikasinya bagi suatu sistem politik. 3 Dengan demikian, tinjauan komunikasi politik dapat digunakan untuk mengalisis masalah sebagai tersebut : a. Menghubungkan pembangunan media massa, organisasi-organisasi artikulasi politik dan pernyataan kepentingan, pembentukan opini kolektif dengan reaksi individual terhadap tantangan ide-ide baru, peradaban atas nilai-nilai yang saling bertentangan, serta mencari perspektif-perspektif baru. 2 Ibid hal 41. 3 Ibid hal 43-44.
4 b. Menunjukan bahwa seluruh masalah yang bersifat kompleks tersebut merupakan dasar dari permasalahan umum konsensus politik. Kebebasan pers oleh insan dan industri dimaknai dan disikapi dengan cara berbeda-beda. Ada yang memanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan sebesarbesarnya, ada yang mendukung kelompok kepentingan tertentu, ada pula yang memaknai untuk mengembangkan idealisme hidup berbangsa dan bernegara. Bagi pembaca media, isu elite politik menarik perhatian. Namun jangan sampai media itu sendiri kehilangan fokus utama seperti keadilan, korupsi, kemiskinan dan isu sosial lainnya luput dari perhatian dalam pemberitaan di media itu sendiri. Korupsi merupakan agenda Nasional. Oleh karena itu media gencar memberikan berita yang menyangkut dengan korupsi. Terlebih lagi Gencarnya pemberitaan mengenai kasus KPK dan Polri di berbagai media massa mengundang pertanyaan yang perlu dikritisi. Karena berbagai media memberitakan dengan gayanya masing-masing dengan esensi berita yang berbeda-beda yang mengakibatkan kebingungan para khalayaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Kompas Petang melakukan pembingkaian terhadap kasus KPK dan Polri. Sebagian besar media termasuk Kompas Petang tak ingin mengorbankan reputasi dan kredibilitas serta idealisme tinggi dengan menunjukan keterpihakannya terhadap lembaga anti korupsi. Hal ini menimbulkan pertanyaan apa saja faktor yang mempengaruhi isi tayangan program Kompas Petang dalam melakukan pembingkaian demikian.
5 Dengan menggunakan analisis framing kita dapat mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh media ketika menyeleksi isu hingga memproduksi suatu tayangan berita. Sudut pandang ini pada akhirnya menentukan fakta yang diambil, bagian mana yang di unggulkan dan bagian mana yang dihilangkan, serta hendak dibawa kemana berita tersebut. 1.2 Fokus Penelitian Sesuai dengan uraian diatas, yang menjadikan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana dan mengapa framing berita program Kompas Petang di Kompas TV dalam kasus KPK versus Polri? 1.3 Tujuan penelitian Adapun Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mengetahui bingkai dan faktor yang mempengaruhi isi berita program Kompas Petang di Kompas TV dalam kasus KPK versus Polri. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis Manfaat penelitian ini secara akademis yaitu diharapkan memberikan pengetahuan tentang faktor pengaruh isi media televisi. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi selanjutnya, terutama penelitian mengenai analis framing selanjutnya.
6 1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan informasi bagi media televisi Kompas TV dalam menyuguhkan pemberitaan terhadap suatu kejadian atau peristiwa.