METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual

dokumen-dokumen yang mirip
METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

SISTEM EVALUASI KINERJA USAHA MIKRO DAN KECIL (STUDI KASUS : USAHA PENGOLAHAN KERIPIK PISANG DI PROPINSI LAMPUNG)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi Karakteristik Teknis Standar Kinerja UMK Makanan Ringan

SISTEM MANAJEMEN AHLI

4.3.2 Penelitian Lapangan Observasi Wawancara Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Analisis data...

III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

MODEL MANAJEMEN STRATEGIS EVALUASI KINERJA USAHA MIKRO DAN KECIL MAKANAN RINGAN

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

RANCANG BANGUN MODEL MANAJEMEN STRATEGI EVALUASI KINERJA USAHA MIKRO DAN KECIL MAKANAN RINGAN RAKHMA OKTAVINA

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

RANCANG BANGUN MODEL MANAJEMEN STRATEGI EVALUASI KINERJA USAHA MIKRO DAN KECIL MAKANAN RINGAN RAKHMA OKTAVINA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut

3. METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok,

BAB III METODE FUZZY ANP DAN TOPSIS

BAB IV METODE PENELITIAN. keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak di

3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

Bab V Penutup. V.1 Kesimpulan

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE

7.1. Pembentukan House of Quality Elemen Desain Kursi Rotan

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperkuat dan mendukung analisis penelitian adalah:

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 3 Metodologi Penelitian

METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian.

III. METODOLOGI PENELITIAN

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

2015 IT PERFORMANCE MANAGEMENT

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dicapai hanya dengan mempertimbangkan dari sisi keuangan atau dari kinerja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

I. PENDAHULUAN. pangsa pasar dan memenangkan persaingan. lingkungan bisnis yang kompleks dalam rangka mewujudkan visi perusahaan.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan keripik tempe ABADI yang

INTEGRASI METODE BALANCE SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENGUKURAN KINERJA DI PERGURUAN TINGGI SWASTA

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (2009, p2) yang dibuat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PENUTUP. Dari hasil analisis yang telah dikembangkan di DISKOMINFO JABAR,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

METODA PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain Penelitian. Jenis dan Metode Penelitian Deskriptif / Survey. Deskriptif / Studi kasus

Lampiran 1. Data Matrix Input AHP. 1. Kriteria Berdasarkan Fokus Peningkatan Kualitas Proses Layanan Pasang Baru

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

III. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Metode yang Digunakan. Metode. Penelitian. T-1 Deskriptif Studi kasus Organisasi Cross

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD DI RUMAH SAKIT PERKEBUNAN PTPN X JEMBER SKRIPSI

KATA PENGANTAR. memberikan rahmat-nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas

3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR...xii DAFTAR ISI...xiv DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR GAMBAR... xviii DAFTAR LAMPIRAN... xix

METODOLOGI Kerangka Pemikiran

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process)

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. saham harus memperhatikan dengan baik keadaan ekonomi yang sedang berlangsung.

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Transkripsi:

METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Bertolak dari kondisi, potensi, dan prospek usaha mikro dan kecil makanan ringan, maka penelitian ini diarahkan untuk menghasilkan model untuk mengevaluasi kinerja usaha mikro dan kecil makanan ringan. Dengan munculnya berbagai paradigma baru dimana bisnis harus digerakkan oleh kepentingan pelanggan, maka dibutuhkan suatu sistem pengukuran kinerja yang efektif (Dearden, 1969 dalam Yuwono et al., 2004) dan alat perbaikan sistem usaha yang juga berfokus pada pelanggan dan sesuai dengan karaktersitik teknis yang menunjukkan kemampuan usaha (stake holder) (Dale, 1990), dengan menggunakan strategi yang tepat untuk menjamin pencapaian tujuan perusahaan (Wheelen dan Hunger, 1996). Model evaluasi kinerja yang dibangun menggunakan pendekatan sistem manajemen strategi. Alasan akan perlunya sistem dalam pelaksanaan manajemen strategi antara lain adalah: (1) untuk menghadapi lingkungan bisnis yang kompleks dan turbulen, (2) perencanaan dan implementasi rencana membutuhkan konsensus, dan (3) keluaran suatu organisasi bersifat maya dan tidak terstruktur (Mulyadi, 2001). Pada tahap pemodelan sistem manajemen strategi, konfigurasi model didasarkan pada sumberdaya, pengetahuan dan resiko. Hal ini berkaitan dengan peran sistem manajemen strategi dalam pengelolaan perusahaan, antara lain: (1) melakukan pengamatan terhadap trend (trendwatching) perubahan lingkungan makro dan lingkungan industri untuk menggambarkan kondisi masa depan perusahaan (envisioning), (2) menterjemahkan visi dan strategi perusahaan dengan menggunakan pengetahuan yang dimiliki, dan (3) mengelola sumberdaya untuk mewujudkan visi organisasi. Pada model evaluasi kinerja UMK, strategi berbasis sumberdaya dan pengetahuan digunakan untuk mentransformasi data menjadi informasi, kemudian informasi diberi penilaian menjadi ide, lalu ide diberi konteks menjadi pengetahuan yang berkaitan dengan proses pengukuran dan perbaikan kinerja UMK. Strategi berbasis resiko

64 dimaksudkan untuk menghadapi ketidakpastian kondisi lingkungan eksternal perusahaan dan berfungsi sebagai media dalam melakukan pengamatan terhadap trend (trendwatching) dan menggambarkan kondisi masa depan UMK (envisioning). Pendekatan yang digunakan pada strategi berbasis resiko adalah aktivitas pemeringkatan (rating) UMK dan deteksi dini melalui prediksi terhadap perubahan nilai (level) kinerja akibat adanya perubahan nilai indikator lingkungan eksternal yang bersifat dinamis. Proses identifikasi terhadap indikator-indikator kinerja pada lingkungan internal, lingkungan eksternal, rencana strategis dan perspektif pengukuran kinerja Balanced Scorecard dilakukan dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas. Pendekatan survai pakar dilakukan untuk mengakuisisi pengetahuan dari pakar mengenai indikator kinerja kunci dan karakteristik teknis standar dalam sebuah proses pengukuran dan perbaikan kinerja usaha mikro dan kecil. Teknik pengukuran kinerja yang menempatkan pelanggan sebagai indikator utama setelah keuangan dibutuhkan untuk menelusuri kinerja harapan pelanggan sehingga akan membawa perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan. Selain itu dibutuhkan penentuan bobot perspektif yang berguna dalam memilih alternatif yang paling tepat melalui penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, strategik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hirarki. Level kinerja yang telah diukur akan memberikan gambaran terhadap perbaikan yang perlu dilakukan oleh usaha mikro dan kecil tersebut. Proses desain ulang sistem usaha secara menyeluruh diperlukan dalam membantu pihak manajemen mengatur elemen-elemen yang dibutuhkan dalam menyaring, mendefinisikan, dan menyebarkan suara pelanggan pada setiap level dari sistem usahanya, sehingga pengusaha mampu mengevaluasi respon potensial dalam menghadapi kebutuhan pelanggan yang universal. Disamping itu teknik perbaikan kinerja yang digunakan harus mampu menempatkan keterbatasan sumberdaya dan kondisi perusahaan sebagai dasar prioritas perbaikan yang terarah dan kontinyu.

65 Integrasi model manajemen strategi evaluasi kinerja yang dirancang diharapkan mampu memberikan hasil pengukuran dan perbaikan evaluasi kinerja yang akurat. Integrasi model tersebut juga diharapkan mampu menghasilkan prioritas inisiatif perbaikan kinerja sehingga sesuai dengan keinginan konsumen, serta memenuhi karakteristik usaha yang bersangkutan. Model perbaikan kinerja tersebut selanjutnya perlu untuk diimplementasikan pada usaha mikro dan kecil makanan ringan keripik pisang untuk melihat apakah model dapat bekerja pada UMK makanan ringan (Gambar 21). Tata Laksana Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari observasi lapang dan melakukan wawancara mendalam serta pengisian kuesioner dengan pelaku UMK makanan ringan dan pakar. Wawancara mendalam dan pengisian kuesioner terhadap pelaku UMK makanan ringan dilakukan untuk memperoleh data tentang indikator kinerja utama usaha mikro dan kecil makanan ringan. Wawancara mendalam terhadap pakar dilakukan untuk menentukan indikator kinerja kunci sebagai input pengukuran kinerja, yang nantinya akan menjadi karakteristik kebutuhan stakeholder dan data tingkat kepentingan dari kebutuhan stakeholder pada tahap perbaikan kinerja. Wawancara mendalam terhadap pakar dilakukan untuk memperoleh data karakteristik teknis dalam perbaikan kinerja dan data penilaian hubungan antar karakteristik teknis. Teknik Analisis Proses identifikasi terhadap indikator-indikator kinerja pada lingkungan internal, lingkungan eksternal, rencana startegik, dan perspektif kinerja dilakukan dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas, dilanjutkan dengan teknik Ordered Weigthed Averaging (OWA) Operators untuk memperoleh indikator kinerja kunci.

66 Kondisi Usaha Mikro dan Kecil Makanan Ringan Potensi Usaha Mikro dan Kecil Makanan Ringan Prospek Usaha Mikro dan Kecil Makanan Ringan Identifikasi Indikator Kinerja dan Karakteristik Teknis Usaha Mikro dan Kecil Makanan Ringan PENDEKATAN SISTEM MANAJEMEN STRATEGI - Basis Sumberdaya - Basis Pengetahuan - Basis Resiko Indikator Kinerja Kunci dan Karakteristik Teknis Standar Rancang Bangun Model Pengukuran Kinerja UMK Makanan Ringan Rancang Bangun Model Perbaikan Kinerja UKM Makanan Ringan Rancang Bangun Model Peramalan Tingkat Kinerja Berdasarkan Perubahan Lingkungan Eksternal yang Bersifat Makro pada UMK Makanan Ringan RANCANG BANGUN SISTEM MANAJEMEN STRATEGI MODEL EVALUASI KINERJA USAHA MIKRO DAN KECIL MAKANAN RINGAN Gambar 21. Kerangka Pikir Model Manajemen Strategi Evaluasi Kinerja Usaha Mikro dan Kecil Makanan Ringan.

67 Teknik pengukuran kinerja yang menempatkan pelanggan sebagai indikator utama setelah keuangan adalah teknik Pengukuran yang Berimbang (Balanced Scorecard). Teknik tersebut sesuai dengan karakteristik sistem pengukuran kinerja yang baik menurut Lynch dan Cross (1993), yang berguna dalam menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan. Penentuan bobot perspektif dalam Balanced Scorecard tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik Proses Hirarki Analitik yang bersifat fuzzy (Fuzzy Analytical Hierarchy Process). Teknik ini berguna dalam memilih alternatif yang paling tepat melalui penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, strategik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hirarki. Level kinerja yang telah diukur akan memberikan gambaran terhadap perbaikan yang perlu dilakukan oleh usaha mikro dan kecil tersebut. Proses desain ulang sistem usaha secara menyeluruh dapat dilakukan dengan menggunakan teknik Penyebaran Fungsi Kualitas (Quality Function Deployment) yang menghasilkan rekomendasi perbaikan dalam bentuk prioritas. Teknik ini berguna sebagai pendekatan yang sistematik untuk membantu pihak manajemen mengatur elemen-elemen yang dibutuhkan dalam menyaring, mendefinisikan, dan menyebarkan suara pelanggan pada setiap level dari sistem usahanya, sehingga pengusaha mampu mengevaluasi respon potensial dalam menghadapi kebutuhan pelanggan yang universal. Disamping itu metoda ini tetap menempatkan keterbatasan sumberdaya dan kondisi perusahaan sebagai dasar prioritas perbaikan yang terarah dan kontinyu. Integrasi Model Ordered Weigthed Averaging (OWA) Operators, Pengukuran yang Berimbang (Balanced Scorecard), Proses Hirarki Analitik yang bersifat fuzzy (Fuzzy Analytical Hierarchy Process), dan Penyebaran Fungsi Kualitas (Quality Function Deployment) diharapkan mampu memberikan hasil evaluasi kinerja yang signifikan. Integrasi model tersebut juga diharapkan mampu menghasilkan prioritas inisiatif perbaikan kinerja sehingga sesuai dengan keinginan konsumen, serta memenuhi karakteristik usaha yang bersangkutan.

68 Penggunaan strategi berbasis risiko dilakukan melalui perancangan model pemeringkatan (rating) UMK dan deteksi dini level kinerja UMK. Model pemeringkatan menggunakan teknik Perbandingan Indeks Kinerja (Comparative Performance Index CPI). Model deteksi dini dilakukan melalui penentuan level kinerja UMK pada berbagai kondisi lingkungan eksternal yang dinamis dengan menggunakan teknik Jaringan Syaraf Tiruan (JST). Tahapan Penelitian Penelitian dilakukan melalui empat tahapan yang terdiri atas studi pendahuluan, identifikasi input model evaluasi kinerja, tahap perancangan model evaluasi kinerja, implementasi model evaluasi kinerja dan penarikan suatu kesimpulan. Studi Pendahuluan Pada studi pendahuluan dilakukan kajian terhadap bahan-bahan pustaka (studi literatur) yang mendukung dari berbagai sumber ilmiah terutama yang berkaitan dengan manajemen strategi dan sistem evaluasi kinerja. Penyusunan komponen-komponen yang harus dimiliki oleh sistem yang dikembangkan dilakukan untuk mendapatkan ciri-ciri dari sistem tersebut. Hal ini akan dilakukan dengan pendekatan deduksi berdasarkan literatur tentang evaluasi kinerja. Pendekatan sistem dilakukan untuk mengetahui faktorfaktor yang penting dalam merepresentasikan proses peningkatan kinerja. Literatur yang digunakan sebagai referensi antara lain buku-buku yang memuat teori, metode dan teknik yang berhubungan dengan substansi penelitian, artikel ilmiah (jurnal, makalah, majalah, prosiding, skripsi, tesis, dan disertasi) yang berkaitan dengan hal-hal yang sesuai dengan kajian penelitian, data sekunder yang berasal dari Biro Pusat Statistik (BPS), Departemen Perindustrian, Departemen Perdagangan, Departemen Pertanian, Kantor Kementrian Usaha Kecil dan Menengah (UKM), dan Dinas Koperasi dan UKM. Data-data tersebut diperoleh melalui kunjungan langsung maupun penelusuran melalui internet.

69 Penentuan indikator-indikator kinerja dan karakteristik teknis usaha dilawali dengan tinjauan teoritis dan observasi lapangan terhadap lingkungan internal dan eksternal, rencana strategis, dan perspektif pengukuran kinerja Balanced Scorecard. Verifikasi dilakukan terhadap 100 usaha mikro dan kecil pengolahan keripik pisang di Propinsi Lampung yang telah beroperasi selama enam bulan. Penentuan jumlah sampel mengikuti ketentuan minimal untuk menunjukkan data berdistribusi normal (Singarimbun, 1995) dan menurut Walpole (1995) agar sampel yang digunakan dalam penelitian akurat, maka sampel penelitian harus disesuaikan dengan tingkat kepercayaan dan tingkat kesalahan tertentu, sehingga ukuran sampel dapat ditentukan dengan persamaan berikut: 2 Z α / n = 2 4 e 2 Dimana, nilai n merupakan jumlah minimal sampel. Nilai α merupakan tingkat signifikansi, diperoleh dari selisih antara 1 dengan nilai tingkat kepercayaan. Nilai e menunjukkan tingkat kesalahan. Penelitian ini menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95% dengan tingkat kesalahan 10%. Hal ini dimaksudkan agar data yang diperoleh tidak akan menyimpang lebih dari 10%. Nilai α sebesar 0,05 (5%), nilai rasio dari α/2 sebesar 0,025 (2,5%) dan nilai e sebesar 0,1 (10%). Nilai Z 0, 025 diperoleh dari nilai tabel normal yaitu 1,96. Berdasarkan persamaan terdahulu diperoleh jumlah minimum sampel (n) yang harus digunakan adalah sebanyak 96,04 sampel. Kuesioner dirancang dengan menggunakan pengukuran skala likert (1 sampai 5) untuk menunjukkan penting atau tidaknya suatu alternatif indikator kinerja dalam pengukuran kinerja UMK makanan ringan. Hasil verifikasi digunakan untuk menghasilkan indikator yang penting dalam proses pengukuran kinerja UMK melalui uji validitas dan reliabilitas. Identifikasi Input Model Evaluasi Kinerja UMK Makanan Ringan Indikator kinerja penting dan karakteristik teknis yang telah dihasilkan diuji dengan menggunakan metode wawancara mendalam (in depth interview) terhadap pakar dan diolah dengan teknik Oredered Weighted Averaging (OWA) Operators untuk menghasilkan indikator kinerja kunci (IKK) dan karakteristik teknis standar (KTS) pada

70 proses evaluasi kinerja UMK makanan ringan. IKK juga menunjukkan karakteristik kebutuhan stakeholder pada tahap analisis perbaikan kinerja. Data perubahan nilai indikator lingkungan eksternal yang bersifat makro dibutuhkan dalam peramalan yang menjadi deteksi nilai kinerja pada masa yang akan datang. Data tingkat bobot kepentingan dari indikator kinerja kunci UMK makanan ringan, diperoleh dari wawancara mendalam terhadap pakar. Penentuan bobot kepentingan, dilakukan dengan penetapan nilai kepentingan berdasarkan label linguistik yang terdapat dalam teknik Fuzzy AHP, yaitu: E = sama penting (equally) W = Sedikit lebih penting (Moderatly) S = Jelas lebih penting (Strongly) VS= Sangat jelas lebih penting (Very Strongly) A = Mutlak lebih penting (Extremly preffered) Penentuan nilai target dilakukan dengan mencari praktik terbaik (best practicess) dan referensi yang relevan. Penentuan tingkat prioritas untuk menentukan best practices in the class, dilakukan melalui wawancara mendalam terhadap pakar. Penentuan bobot kepentingan, dilakukan dengan penetapan nilai kepentingan berdasarkan label linguistik yang terdapat dalam teknik Fuzzy AHP, yaitu: E = sama penting (equally) W = Sedikit lebih penting (Moderatly) S = Jelas lebih penting (Strongly) VS= Sangat jelas lebih penting (Very Strongly) A = Mutlak lebih penting Extremly preffered) Penentuan target level kinerja, diperoleh dari kajian referensi dari best practices in the class yang dihasilkan dengan teknik Fuzzy AHP dan elisitasi pendapat pakar. Penentuan tingkat hubungan antar karakteristik teknis diperoleh dari hasil wawancara mendalam terhadap pakar dan diolah dengan teknik OWA operators. Penentian tingkat hubungan mengikuti kaidah penilaian dengan menggunakan diagram

71 matriks dan pembobotan dengan pendekatan simbol tingkat pengaruh teknis dengan arah, yaitu: 2 = berarti berpengaruh kuat positif, dari kiri ke kanan 1 = berarti berpengaruh sedang positif, dari kanan ke kiri 0 = berarti tidak berpengaruh -1 = berarti berpengaruh sedang negatif, dari kanan ke kiri -2 = berarti berpengaruh kuat negatif, dari kiri ke kanan Pendekatan simbol dapat digunakan untuk menunjukkan tingkat pengaruh teknis, yaitu: = berarti berpengaruh kuat positif, dari kiri ke kanan = berarti berpengaruh sedang positif, dari kanan ke kiri <kosong> = berarti tidak berpengaruh X = berarti berpengaruh sedang negatif, dari kanan ke kiri XX = berarti berpengaruh kuat negatif, dari kiri ke kanan Penentuan hubungan indikator kinerja kunci (IKK) dengan karakteristik teknis standar (KTS) diperoleh dari hasil wawancara mendalam terhadap pakar dan diolah denga teknik OWA Operators. Penentuan hubungan dilakukan dengan penilaian sebagai berikut: Jika IKK memiliki hubungan sangat kuat terhadap KTS, diberi bobot 9 dan simbol Jika IKK memiliki hubungan sedang terhadap KTS, diberi bobot 3 dan simbol Ο Jika IKK memiliki hubungan lemah terhadap KTS, diberi bobot 1 dan simbol Jika IKK tidak memiliki hubungan terhadap KTS, diberi bobot 0 dan simbol (Kosong) Data hubungan-hubungan tersebut adalah sebagai berikut: (i) Hubungan Kuat Hubungan yang kuat antara faktor kebutuhan konsumen dengan faktor kebutuhan teknis menunjukkan bahwa faktor kebutuhan teknis tersebut sangat berpengaruh kepada karakteristik kualitas kinerja yang diinginkan.

72 (ii) Hubungan Sedang Hubungan yang sedang berarti bahwa faktor-faktor kebutuhan teknis juga mempengaruhi setiap faktor kebutuhan konsumen, tetapi tidak terlalu mempengaruhi dibandingkan dengan hubungan kuat. (iii) Hubungan Lemah Hubungan lemah berarti faktor kebutuhan teknis tidak terlalu mempengaruhi kebutuhan konsumen, tetapi keberadaannya harus tetap diperhatikan dan tidak dapat dihilangkan begitu saja, karena bagaimanapun hubungan ini mempengaruhi dalam pembentukan karakteristik kualitas kinerja yang diinginkan konsumen. Penentuan tingkat kepentingan perbaikan indikator kinerja kunci UMK makanan ringan diperoleh dari hasil wawancara mendalam terhadap pakar. Penentuan bobot indikator kinerja kunci dilakukan dengan penetapan nilai kepentingan berdasarkan skala likert (skala lima poin): Nilai 1 jika pakar menganggap tidak penting Nilai 2 jika pakar menganggap kurang penting Nilai 3 jika pakar mengganggap agak penting Nilai 4 jika pakar menganggap penting Nilai 5 jika pakar mengganggap sangat penting Nilai kepentingan rata-rata dicari dengan menggunakan Teknik OWA Operators. Penentuan alternatif rekomendasi perbaikan kinerja, diperoleh berdasarkan kajian teoritis yang dielaborasi dengan pendapat pakar melalui wawancara mendalam (in depth interview) untuk setiap kemungkinan karakteristik teknis yang menjadi prioritas perbaikan, yang diolah dengan teknik OWA Operators. Perancangan Model Evaluasi Kinerja Usaha Mikro dan Kecil Makanan Ringan Perancangan model evaluasi kinerja usaha mikro dan kecil makanan ringan terdiri atas perancangan model pengukuran kinerja yang mengikuti proses dalam teknik balanced scorecard sehingga menghasilkan UMK scorecard dan perancangan model

73 perbaikan kinerja mengikuti pola yang terdapat pada teknik Quality Function Deploymernt (QFD) sehingga menghasilkan QFD UMK. Pemodelan menggunakan pendekatan sistem, dilakukan melalui tahap pembelajaran terhadap struktur sistem dari teori-teori guna menentukan komponen basis sistem serta keterkaitannya dengan metoda survai pakar (expert survai) yang terdiri atas tahap-tahap: 1. Analisis kebutuhan, didasarkan pada data indikator kinerja usaha yang diperoleh dari tinjauan teoritis dan wawancara terhadap ahli (pakar). 2. Formulasi masalah, dilakukan melalui identifikasi diagram alir formulasi masalah. 3. Identifikasi sistem, meliputi pembuatan konfigurasi sistem manajemen strategi dan diagram input-output indikator kinerja usaha mikro dan kecil. 4. Pemodelan sistem evaluasi kinerja usaha mikro dan kecil makanan ringan. Implementasi Model Manajemen Strategi Evaluasi Kinerja Pengujian model manajemen strategi evaluasi kinerja dilakukan melalui implementasi model terhadap beberapa usaha mikro dan kecil makanan ringan di lima sentra produksi keripik pisang Propinsi Lampung. Berdasarkan hasil implementasi tersebut dapat diketahui rekomendasi perbaikan kinerja yang tepat bagi UMK makanan ringan keripik pisang yang bersangkutan. Tahapan yang dilakukan pada implementasi model tersebut adalah: 1. Penentuan usaha mikro dan kecil pengolahan keripik pisang sebagai objek implementasi model. 2. Pengukuran kinerja sampel usaha mikro dan kecil pengolahan keripik pisang, menggunakan model Balanced Scorecard yang telah dirancang. 3. Penentuan indikator kinerja kunci yang menjadi prioritas perbaikan dan penentuan rekomendasi strategi perbaikan dengan metoda Penyebaran Fungsi Kualitas atau Quality Function Deployment (QFD) pada sampel usaha mikro dan kecil pengolahan keripik pisang. 4. Penentuan Peringkat UMK menggunakan teknik Perbandingan Indeks Kinerja (Comparative Performance Index, CPI) dengan skala likert.

74 5. Pengukuran kinerja prediktif usaha mikro dan kecil pengolahan keripik pisang menggunakan model peramalan jaringan syaraf tiruan (Neural Network). Penentuan validitas dari model didasarkan pada hasil komparasi antara nilai-nilai yang dihasilkan pada implementasi model di beberapa usaha mikro dan kecil pengolahan keripik pisang di Propinsi Lampung melalui wawancara mendalam (in depth interview) terhadap pakar dengan menggunakan alat bantu kuesioner dan lembar periksa (check sheet). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan dari beberapa software baik yang sudah ada maupun yang dirancang secara khusus dalam suatu sistem manajemen ahli evaluasi kinerja UMK makanan ringan. Penarikan Kesimpulan Kesimpulan pada penelitian ini diharapkan mampu menjawab tujuan penelitian, meliputi rancangan model integrasi teknik perbaikan kinerja yang mampu memberikan evaluasi kinerja usaha mikro dan kecil makanan ringan dan rancangan sistem manajemen ahli evaluasi kinerja makanan ringan.

75 STUDI PENDAHULUAN Studi Literatur dan Observasi Lapangan Variabel, Faktor, dan Indikator Kebutuhan Stake Holder Kinerja Usaha Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel, Faktor, dan Indikator Karakteristik Teknis Kinerja Usaha Indikator Penting Kinerja Usaha IDENTIFIKASI INPUT (SURVAI PAKAR) Identifikasi Indikator Kinerja Kunci (IKK) Identifikasi Karakteristik Teknis Standar (KTS) Identifikasi Alternatif Rekomendasi Perbaikan Kinerja UMK Penentuan Bobot Indikator Kinerja Kunci Penentuan Tingkat Hubungan antara IKK dan KTS Penentuan Tingkat Hubungan Antar Karakteristik Teknis Penentuan Tingkat Kepentingan Perbaikan IKK PERANCANGAN MODEL EVALUA- SI KINERJA UMK MAKANAN RINGAN Model Pengukuran Kinerja UMK Penentuan Target Kinerja Level kinerja Model Perbaikan Kinerja UMK IMPLEMENTASI DAN KESIMPULAN Prediksi Nilai Kinerja dan Pereringkatan UMK Makanan Ringan Rekomendasi Perbaikan Kinerja UMK Gambar 22. Tahapan Penelitian Rancang Bangun Model Manajemen Strategi Evaluasi Kinerja UMK Makanan Ringan