Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume IX, Nomor 3/Maret 2015

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 10/Oktober 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 9/September 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 8/Agustus 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 5/Mei 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VII, Nomor 12/Desember 2013

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 4/April 2014

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

BERITA RESMI STATISTIK

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL


PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

No. 01/3307/2017, 9 Mei 2017

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JUNI 2016 INFLASI 0,22 PERSEN

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

BPS KABUPATEN KENDAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN KENDAL BULAN OKTOBER 2015 DEFLASI 0,18 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA JANUARI 2016 INFLASI 0,28 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN FEBRUARI 2017 INFLASI 0,41 PERSEN


PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN MARET 2015 INFLASI 0,03 PERSEN


PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI KOTA BLORA FEBRUARI 2016 DEFLASI 0,25 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA AGUSTUS 2017 DEFLASI 0,21 PERSEN

Pada bulan Agustus Perkembangan harga berbagai komoditas sangat bervariasi. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan Agustus te

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA MAGELANG BULAN AGUSTUS 2016 DEFLASI 0.48 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI PURBALINGGA BULAN AGUSTUS 2016 DEFLASI 0,26 PERSEN

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA MAGELANG BULAN JANUARI 2017 INFLASI 1.23 PERSEN

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KOTA PEKALONGAN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI


BERITA RESMI STATISTIK

BPS KOTA TEGAL. BULAN FEBRUARI 2014 KOTA TEGAL INFLASI 0,79 persen

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI


WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JANUARI 2016 INFLASI 0,49 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JULI 2016 INFLASI 1,08 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JULI 2016 INFLASI 0,65 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN NOVEMBER 2016 INFLASI 0,52 PERSEN


PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

BPS KABUPATEN PEMALANG


BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

\\

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI



BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JULI 2016 INFLASI 1,03 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA MARET 2017 DEFLASI 0,07 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

Pada bulan Maret 2016 Perkembangan harga berbagai komoditas sangat bervariatif. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan Maret

KABUPATEN BANJARNEGARA

Transkripsi:

MARET 2015

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume IX, Nomor 3/Maret 2015 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc Redaktur : Ir. Dewa Ngakan Cakrabawa, MM Penyunting/Editor: Ir. Sabarella, MSi Penulis Artikel : Ir. Efi Respati, MSi Ir. Wieta B. Komalasari, Msi Sri Wahyuningsih, S.Si Widyawati Megawati Manurung, SP Metha Herwulan Ningrum Sehusman, SP Yani Supriyati, SE Sekretaris: Heri Dwi Martono Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kanpus Kementan, Gedung D, Lantai IV, Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan, Jakarta Telp./Fax (021) 780-5305, Email : cakra@pertanian.go.id; sabarella@pertanian.go.id Website : http://www.pertanian.go.id atau http://pusdatin.setjen.pertanian.go.id

KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2015 kembali menerbitkan Buletin Bulanan. Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian Volume IX Nomor 3/Maret 2015 ini berisi data dan analisis deskriptif indikator ekspor dan impor komoditas pertanian bulan Nopember Desember 2014, Indeks Harga Konsumen (IHK) perkotaan dan inflasi bulan Pebruari 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Januari - Pebruari 2015. Data ekspor-impor yang dipublikasikan telah disesuaikan dengan klasifikasi kode HS (Harmony System) berdasarkan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2012, dan data NTP mulai bulan Nopember 2013 menggunakan tahun dasar 2012 (2012=100). Data yang disajikan dalam buletin ini bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Besar harapan kami bahwa Buletin ini dapat bermanfaat bagi para pengguna data baik di lingkup maupun pengguna lainnya. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan buletin ini di masa mendatang. Jakarta, Maret 2015 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

DAFTAR ISI Halaman BAB I. PENJELASAN UMUM... 1 1.1. Ekspor Impor... 1 1.2. Indeks Harga Konsumen/Inflasi... 1 1.3. Nilai Tukar Petani (NTP)... 3 BAB II. EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN... 5 2.1. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sektor Pertanian... 5 2.2. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Tanaman Pangan... 7 2.3. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Hortikultura... 9 2.4. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Perkebunan... 13 2.5. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Peternakan... 15 BAB III. INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DAN LAJU INFLASI... 19 3.1. Perkembangan IHK Gabungan 82 Kota di Indonesia Bulan Pebruari 2015... 19 3.2. Perkembangan IHK Gabungan 82 Kota di Indonesia untuk Kelompok Bahan Makanan... 21 3.3. Andil Sub Kelompok Terhadap Inflasi Kelompok Bahan Makanan... 22 BAB IV. NILAI TUKAR PETANI (NTP)... 25 4.1. Perkembangan Indeks Harga yang Diterima (IT), Indeks Harga yang Dibayar (IB) dan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional dan sub sektor Januari 2014 Pebruari 2015...... 25 4.2. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional, Januari Pebruari 2015...... 26 4.3. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional Sektor Pertanian Sempit (tanpa sub sektor Perikanan) Bulan Januari - Pebruari 2015... 27 4.4. Indeks Harga yang Diterima Petani (IT)... 28 4.5. Indeks Harga yang Dibayar Petani (IB)... 28 4.6. Nilai Tukar Petani (NTP)... 29 4.7. Perbandingan IT, IB dan NTP Antar Provinsi di Indonesia... 31 4.8. Upah Buruh Tani... 34

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan BAB I. PENJELASAN UMUM Buletin Bulanan edisi Volume IX Nomor 3, Maret 2015 ini menyajikan keragaan data makro sektor pertanian yang meliputi: 1. Ekspor impor komoditas pertanian bulan Nopember Desember 2014. 2. Indeks harga konsumen (IHK) gabungan 82 Kota di Indonesia dan inflasi bulan Pebruari 2015. 3. Nilai tukar petani nasional dan provinsi di Indonesia bulan Januari - Pebruari 2015. 1.1. Ekspor Impor Data ekspor impor komoditas pertanian adalah data ekspor impor yang berasal dari kode HS 10 digit yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan sudah berstatus angka tetap. Kode HS mengacu pada klasifikasi sesuai Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2012. Cakupan kode HS komoditas pertanian merupakan kesepakatan hasil koordinasi dengan instansi terkait lingkup. Penyajian data perkembangan ekspor impor komoditas pertanian ini dititikberatkan pada kelompok komoditas baik segar maupun olahan yang mencerminkan peranan masing-masing sub sektor terhadap sektor pertanian secara keseluruhan. 1.2. Indeks Harga Konsumen/Inflasi Data perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan laju inflasi/deflasi bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Penyajian perkembangan IHK dan laju inflasi lebih dititikberatkan pada kelompok bahan makanan yang mencerminkan peranan komoditas utama sektor pertanian dalam tingkat inflasi secara nasional. Sejak bulan Januari 2014, Indeks Harga Konsumen (IHK) dihitung berdasarkan pola konsumsi hasil Survei Biaya Hidup (SBH) di 82 kota tahun 2012 yang mencakup sekitar 225-462 komoditas. IHK gabungan 82 kota ini merupakan hasil perhitungan dari Volume IX, Nomor 3/Maret 2015 1

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian gabungan indeks masing-masing kota yang ditimbang dengan banyaknya rumahtangga di kota bersangkutan. IHK dihitung dengan menggunakan formula Laspeyres yang dikembangkan dan dikelompokkan menjadi 7 kelompok yaitu: Bahan makanan yang terdiri dari padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya, daging dan hasil-hasilnya, ikan segar, ikan diawetkan, telur, susu dan hasil-hasilnya, sayursayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, bumbu-bumbuan, lemak dan minyak serta bahan makanan lainnya. Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang terdiri dari makanan jadi, minuman yang tidak beralkohol dan tembakau dan minuman beralkohol. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang terdiri dari biaya tempat tinggal, bahan bakar, penerangan dan air, perlengkapan rumah tangga dan penyelenggaraan rumah tangga. Sandang yang terdiri dari sandang laki-laki, sandang wanita, sandang anak-anak, barang pribadi dan sandang lain. Kesehatan yang terdiri dari jasa kesehatan, obat-obatan, jasa perawatan jasmani, perawatan jasmani dan kosmetika. Pendidikan, rekreasi dan olahraga yang terdiri dari jasa pendidikan, kursuskursus/pelatihan, perlengkapan/peralatan pendidikan, rekreasi dan olahraga. Transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang terdiri dari transportasi, komunikasi pengiriman, sarana dan penunjang transportasi dan jasa keuangan. Laju inflasi/deflasi merupakan persentase (%) perubahan IHK bulanan diperoleh dari : l n l l n 1 Dimana : l n n 1 x l n 1 = Indeks bulan n; = Indeks bulan n-1 Persentase (%) perubahan IHK dalam satu tahun dihitung dengan menggunakan metode point to to point. 100 2 Volume IX, Nomor 3/Maret 2015

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan 1.3. Nilai Tukar Petani (NTP) Data perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Indeks harga yang dibayar petani (IB) disusun berdasarkan data hasil survei bulanan statistik harga konsumen di pasar pedesaan yang dilaksanakan setiap bulan. Indeks harga yang diterima petani (IT) bersumber dari hasil survei harga di tingkat produsen (farm gate) yang dilaksanakan setiap bulan. IT dan IB tersebut dihitung dengan menggunakan formula Laspeyres yang dikembangkan. NTP merupakan rasio antara IT dengan IB yang dinyatakan dalam persentase. Data NTP menggunakan tahun dasar 2007=100, dan mulai data Nopember 2013 terjadi penggantian tahun dasar menjadi 2012=100, serta penambahan rincian tanaman obat pada Indeks Harga yang Dibayar Petani sub sektor hortikultura. Persamaan NTP sebagai berikut : NTP IT IB x100% Volume IX, Nomor 3/Maret 2015 3

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 4 Volume IX, Nomor 3/Maret 2015

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan BAB II. EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN 2.1. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sektor Pertanian Volume ekspor komoditas pertanian pada bulan Desember 2014 dibandingkan dengan bulan Nopember 2014, mengalami peningkatan sebesar 2,4% yaitu dari 3,16 juta ton menjadi 3,24 juta ton. Peningkatan volume ekspor ini disebabkan karena meningkatnya volume ekspor sub sektor perkebunan dan peternakan, sementara sub sektor tanaman pangan dan hortikultura menurun. Seiring dengan peningkatan volume ekspor, nilai ekspor komoditas pertanian pada bulan Desember 2014 mengalami sedikit peningkatan dari US$ 2,473 milyar menjadi US$ 2,474 milyar atau naik sebesar 0,05%. Volume impor komoditas pertanian Indonesia pada bulan Desember 2014 juga mengalami peningkatan dibandingkan bulan Nopember 2014 sebesar 15,74% yakni dari 1,74 juta ton menjadi 2,02 juta ton. Begitupula, dari sisi nilai impor naik sebesar 13,49% yakni dari US$ 1,18 milyar menjadi US$ 1,34 milyar. Peningkatan nilai impor komoditas pertanian tersebut disebabkan oleh naiknya nilai semua sub sektor. Berdasarkan selisih angka ekspor dan impor, maka pada bulan Desember 2014 neraca perdagangan komoditas pertanian Indonesia mengalami surplus dari sisi volume sebesar 1,22 juta ton, demikian juga dari sisi nilai mengalami surplus sebesar US$ 1,13 milyar. Surplus nilai neraca perdagangan komoditas pertanian bulan Desember 2014 menunjukkan penurunan sebesar 12,25% dibandingkan bulan Nopember 2014. Demikian pula, dari sisi volume, mengalami penurunan surplus yaitu sebesar 14,00%. Menurunnya neraca perdagangan sub sektor pertanian ini disebabkan karena peningkatan impor yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan ekspornya. Perkembangan ekspor - impor komoditas pertanian Indonesia menurut sub sektor periode bulan Nopember Desember 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.1. Volume IX, Nomor 3/ Maret 2015 5

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 2.1. Ekspor-impor pertanian Indonesia menurut sub sektor, Januari - Desember 2014 No Sub Sektor Nopember Desember Pertumb. Kumulatif (%) Januari- Des thd Desember 2014 Nop 1 Tanaman Pangan Volume (Kg) - Ekspor 66,157,432 23,426,654-64.59 367,690,024 - Impor 1,420,886,250 1,614,477,211 13.62 18,169,821,042 - Neraca -1,354,728,818-1,591,050,557 17.44-17,802,131,018 Nilai (US$) - Ekspor 25,949,852 15,135,936-41.67 206,174,344 - Impor 536,710,256 619,311,685 15.39 7,658,855,836 - Neraca -510,760,404-604,175,749 18.29-7,452,681,492 2 Hortikultura Volume (Kg) - Ekspor 37,119,228 29,710,077-19.96 433,341,881 - Impor 100,588,791 154,230,486 53.33 1,646,485,039 - Neraca -63,469,563-124,520,409 96.19-1,213,143,158 Nilai (US$) - Ekspor 41,751,551 35,875,688-14.07 512,190,470 - Impor 105,722,509 156,860,838 48.37 1,632,165,852 - Neraca -63,970,958-120,985,150 89.13-1,119,975,382 3 Perkebunan Volume (Kg) - Ekspor 3,041,751,454 3,167,140,578 4.12 35,027,210,997 - Impor 92,411,111 118,188,583 27.89 1,232,500,488 - Neraca 2,949,340,343 3,048,951,995 3.38 33,794,710,509 Nilai (US$) - Ekspor 2,363,049,435 2,375,296,770 0.52 29,721,914,699 - Impor 228,845,316 239,002,707 4.44 2,777,185,422 - Neraca 2,134,204,119 2,136,294,063 0.10 26,944,729,277 4 Peternakan Volume (Kg) - Ekspor 19,634,629 20,181,299 2.78 235,200,353 - Impor 130,456,133 132,082,796 1.25 1,485,130,818 - Neraca -110,821,504-111,901,497 0.97-1,249,930,465 Nilai (US$) - Ekspor 42,381,520 48,136,544 13.58 587,662,918 - Impor 310,820,368 326,366,193 5.00 3,799,883,840 - Neraca -268,438,848-278,229,649 3.65-3,212,220,922 PERTANIAN Volume (Kg) - Ekspor 3,164,662,743 3,240,458,608 2.40 36,063,443,255 - Impor 1,744,342,285 2,018,979,076 15.74 22,533,937,387 - Neraca 1,420,320,458 1,221,479,532-14.00 13,529,505,868 Nilai (US$) - Ekspor 2,473,132,358 2,474,444,938 0.05 31,027,942,431 - Impor 1,182,098,449 1,341,541,423 13.49 15,868,090,950 - Neraca 1,291,033,909 1,132,903,515-12.25 15,159,851,481 Sumber: BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 6 Volume IX, Nomor 3/ Maret 2015

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan 2.2. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Tanaman Pangan Volume ekspor sub sektor tanaman pangan pada bulan Desember 2014 mencapai 23,43 ribu ton atau turun cukup siginikan sebesar 64,59% dibandingkan bulan Nopember 2014. Demikian pula, nilai ekspornya mengalami penurunan sebesar 41,67%, yakni dari US$ 25,95 juta menjadi US$ 15,14 juta. Komoditas ekspor utama sub sektor tanaman pangan sekaligus penyumbang ekspor terbesar sub sektor ini pada bulan Desember 2014 adalah gandum/meslin olahan yang mencapai US$ 3,06 juta. Komoditas berikutnya yang menyumbang nilai ekspor tanaman pangan cukup besar adalah jagung segar yang mencapai US$ 2,21 juta, kedele olahan sebesar US$ 1,48 juta, dan kacang tanah olahan sebesar US$ 1,17. Secara kumulatif, realisasi ekspor komoditas tanaman pangan periode Januari- Desember 2014 mencapai US$ 206,17 juta. Ekspor komoditas sub sektor tanaman pangan bulan Januari Desember 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Ekspor komoditas sub sektor tanaman pangan, Januari Desember 2014 Pertumbuhan Nopember Desember No Komoditas (%) Des thd Nop Kumulatif Jan - Des Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Beras 107,519 88,235 43,300 61,143-59.73-30.70 516,069 759,928 2 Beras olahan 155,304 50,569 4,780 12,095-96.92-76.08 2,509,945 503,982 3 Gandum, Meslin 280 735 3,910 6,715 - - 23,155 40,351 4 Gandum, Meslin olahan 7,554,987 3,547,723 6,121,680 3,064,741-18.97-13.61 86,393,711 43,891,653 5 Jagung 16,094,742 4,184,158 6,961,092 2,206,991-56.75-47.25 40,331,901 13,784,301 6 Jagung olahan 100,000 45,200 27,962 81,005-72 79 4,511,200 2,262,521 7 Kacang tanah 359,229 657,980 351,398 634,396-2.18-3.58 2,510,158 4,351,328 8 Kacang tanah olahan 370,461 1,167,276 400,189 1,165,920 8.02-0.12 3,781,368 11,175,784 9 Kedele 896,653 619,469 1,218,470 438,837 35.89-29 41,303,543 24,414,890 10 Kedele olahan 826,592 1,227,734 1,041,625 1,483,922 26.01 20.87 17,025,125 19,795,203 11 Kacang Hijau 32,503 84,557 14,975 81,513-53.93-3.60 302,607 826,384 12 Ubi jalar 828,419 780,074 786,223 627,375-5.09-19.57 9,592,658 8,371,094 13 Ubi kayu 32,792,660 7,890,381 1,394,329 425,963-96 -95 80,714,697 20,403,789 14 Ubi kayu olahan 745,485 492,504 836,200 536,367 12.17 9 33,785,985 15,581,573 15 Tanaman Pangan Lainnya 5,292,598 5,113,257 4,220,521 4,308,953-20.26-15.73 44,387,902 40,011,563 Total 66,157,432 25,949,852 23,426,654 15,135,936-64.59-41.67 367,690,024 206,174,344 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Perkembangan nilai impor komoditas sub sektor tanaman pangan pada bulan Desember 2014 mengalami peningkatan sebesar 15,39% dibandingkan bulan Nopember 2014, yakni dari US$ 536,71 juta menjadi US$ 619,31 juta. Demikian pula, dari sisi volume impor komoditas tanaman pangan mengalami peningkatan sebesar 13,62% yakni Volume IX, Nomor 3/ Maret 2015 7

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian dari 1,42 juta ton, menjadi 1,61 juta ton. Pada bulan Desember 2014, komoditas utama impor sub sektor ini adalah gandum/meslin segar sebesar US$ 170,89 juta, beras sebesar US$ 112,54 juta, kedele olahan sebesar US$ 106,08 juta, kedele segar sebesar US$ 84,85 juta, dan jagung segar sebesar US$ 75,24 juta. Realisasi impor komoditas tanaman pangan secara kumulatif pada periode Januari Desember 2014 mencapai US$ 7,66 milyar. Perkembangan impor komoditas sub sektor tanaman pangan bulan Januari Desember 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Impor komoditas sub sektor tanaman pangan, Januari Desember 2014 Pertumbuhan Nopember Desember No Komoditas (%) Des thd Kumulatif Jan - Des Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Beras 177,874,569 83,577,749 232,421,376 112,537,525 30.67 34.65 815,284,535 375,145,933 2 Beras olahan 3,765 12,233 6,500 22,100 - - 22,365 74,453 3 Gandum, Meslin 481,196,002 146,238,268 559,741,527 170,893,310 16.32 16.86 7,300,756,391 2,347,843,445 4 Gandum, Meslin olahan 19,685,140 12,205,647 16,834,592 10,478,467-14.48-14.15 273,255,441 161,838,656 5 Jagung 320,430,285 73,822,249 327,995,013 75,237,952 2.36 1.92 3,178,757,536 793,490,271 6 Jagung olahan 12,483,981 6,181,727 15,021,581 7,108,635 20.33 14.99 115,091,471 60,553,440 7 Kacang tanah 7,910,701 8,406,680 21,767,542 23,206,693 175.17 176.05 253,235,986 284,268,067 8 Kacang tanah olahan 72,830 274,149 80,317 296,044 10.28 7.99 1,087,783 3,414,936 9 Kedele 28,562,450 16,681,403 165,896,810 84,845,435 480.82 408.62 1,964,080,895 1,176,407,599 10 Kedele olahan 336,879,551 171,685,972 214,206,539 106,075,380-36.41-38.22 3,800,612,775 2,191,569,672 11 Kacang Hijau 95,335 126,648 98,750 145,460 3.58 14.85 696,631 1,041,592 12 Ubi jalar 486 1,026 0 0 - - 22,876 40,336 13 Ubi kayu 0 0 0 0 - - 0 0 14 Ubi kayu olahan 33,996,301 15,069,245 57,794,719 25,323,959 70.00 68.05 365,085,769 160,491,298 15 Tanaman Pangan Lainnya 1,694,854 2,427,260 2,611,945 3,140,725 54.11 29.39 101,830,588 102,676,138 Total 1,420,886,250 536,710,256 1,614,477,211 619,311,685 13.62 15.39 18,169,821,042 7,658,855,836 Sumber : BPS, diolah Pusdatin ` Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Berdasarkan realisasi ekspor dan impor tersebut, maka neraca perdagangan sub sektor tanaman pangan pada bulan Desember 2014 menunjukkan posisi defisit sebesar US$ 604,18 juta atau mengalami peningkatan defisit sebesar 18,29% dibandingkan bulan Nopember 2014. Pada bulan Desember 2014, defisit neraca perdagangan terbesar terjadi pada komoditas gandum/meslin segar yang mencapai US$ 170,89 juta, disusul kemudian oleh beras sebesar US$ 112,48 juta, kedele olahan sebesar US$ 104,59 juta, kedele segar sebesar US$ 84,41 juta, dan jagung segar sebesar US$ 73,03 juta. Komoditas tanaman pangan yang mempunyai surplus neraca perdagangan adalah kacang tanah olahan, ubi jalar segar, dan ubi kayu segar, masing-masing surplus sebesar US$ 869,88 juta, US$ 627,38 ribu, dan US$ 425,96 ribu. Defisit neraca perdagangan komoditas tanaman pangan 8 Volume IX, Nomor 3/ Maret 2015

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan secara kumulatif dari Januari hingga Desember 2014 mencapai US$ 7,45 milyar. Neraca perdagangan komoditas sub sektor tanaman pangan periode bulan Januari Desember 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.4. Tabel 2.4. Neraca perdagangan komoditas sub sektor tanaman pangan, Januari Desember 2014 Pertumbuhan Nopember Desember No Komoditas (%) Des thd Nop Kumulatif Jan - Des Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Beras -177,767,050-83,489,514-232,378,076-112,476,382 30.72 34.72-814,768,466-374,386,005 2 Beras olahan 151,539 38,336-1,720-10,005 (101) -126.10 2,487,580 429,529 3 Gandum, Meslin -481,195,722-146,237,533-559,737,617-170,886,595 16.32 16.86-7,300,733,236-2,347,803,094 4 Gandum, Meslin olahan -12,130,153-8,657,924-10,712,912-7,413,726-11.68-14.37-186,861,730-117,947,003 5 Jagung -304,335,543-69,638,091-321,033,921-73,030,961 5.49 4.87-3,138,425,635-779,705,970 6 Jagung olahan -12,383,981-6,136,527-14,993,619-7,027,630 21.07 14.52-110,580,271-58,290,919 7 Kacang tanah -7,551,472-7,748,700-21,416,144-22,572,297 183.60 191.30-250,725,828-279,916,739 8 Kacang tanah olahan 297,631 893,127 319,872 869,876 7.47-2.60 2,693,585 7,760,848 9 Kedele -27,665,797-16,061,934-164,678,340-84,406,598 495.24 425.51-1,922,777,352-1,151,992,709 10 Kedele olahan -336,052,959-170,458,238-213,164,914-104,591,458-36.57-38.64-3,783,587,650-2,171,774,469 11 Kacang Hijau -62,832-42,091-83,775-63,947 33 51.93-394,024-215,208 11 Ubi jalar 827,933 779,048 786,223 627,375-5.04-19.47 9,569,782 8,330,758 12 Ubi kayu 32,792,660 7,890,381 1,394,329 425,963 (96) (95) 80,714,697 20,403,789 13 Ubi kayu olahan -33,250,816-14,576,741-56,958,519-24,787,592 71.30 70.05-331,299,784-144,909,725 14 Tanaman Pangan Lainnya 3,597,744 2,685,997 1,608,576 1,168,228-55.29-56.51-57,442,686-62,664,575 Total -1,354,728,818-510,760,404-1,591,050,557-604,175,749 17.44 18.29-17,802,131,018-7,452,681,492 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 2.3. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Hortikultura Total nilai ekspor sub sektor hortikultura pada bulan Desember 2014 adalah US$ 35,88 juta atau mengalami penurunan sebesar 14,07% dibandingkan bulan Nopember 2014. Demikian pula, dari sisi volume ekspor mengalami penurunan sebesar 19,96%, yaitu dari 37,12 ribu ton menjadi 29,71 ribu ton. Jika dilihat secara kumulatif pada periode Januari Desember 2014, total nilai ekspor sub sektor hortikultura adalah sebesar US$ 512,19 juta dan volume sebesar 433,34 juta ton. Komoditas sub sektor hortikultura yang mempunyai nilai ekspor terbesar pada bulan Desember 2014 adalah nenas sebesar US$ 16,75 juta, pisang sebesar US$ 1,84 juta serta cabe sebesar US$ 1,35 juta. Sementara jika dilihat secara kumulatif pada periode Januari Desember 2014, komoditas yang mempunyai kumulatif nilai ekspor tertinggi adalah nenas yaitu sebesar US$ 193,35 juta, komoditas lainnya adalah jahe yaitu sebesar Volume IX, Nomor 3/ Maret 2015 9

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian US$ 49,13 juta, cabe US$ 25,66 juta dan pisang sebesar US$ 16,18 juta. Perkembangan ekspor komoditas hortikultura periode bulan Januari Desember 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.5. Tabel 2.5. Ekspor komoditas sub sektor hortikultura, Januari Desember 2014 No Komoditas Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) A. SAYURAN 1 Kentang 1) 572,536 471,142 622,360 458,339 8.70-2.72 6,535,333 6,088,646 2 Bawang bombay 1) 99,694 92,629 64,741 71,911-35.06-22.37 1,555,359 2,076,387 3 Bawang merah 1) 719,522 603,861 117,720 78,830-83.64-86.95 4,438,787 2,977,696 4 Bawang putih 1) 121,588 181,113 17,940 31,722-85.25-82.48 2,068,925 3,342,440 5 Tomat 1) 113,882 176,161 59,470 64,260-47.78-63.52 1,597,675 2,148,042 6 Bunga kol dan brokoli segar 138,600 28,896 - - - - 449,490 95,086 7 Kubis segar 1,383,684 286,542 1,667,218 303,927 20.49 6.07 25,817,347 5,432,871 8 Terung 136,017 175,025 139,321 145,398 2.43-16.93 1,122,154 1,607,308 9 Kacang kapri 1) 45 18 5 40 - - 47,014 44,498 10 Jamur dan cendawan 540,244 1,123,801 528,580 1,206,789-2.16 7.38 5,684,617 12,195,576 11 Cabe 1) 1,179,781 2,618,231 617,228 1,350,551-47.68-48.42 12,125,085 25,662,270 B BUAH-BUAHAN 12 Pisang segar 2,426,577 1,439,078 3,160,256 1,841,023 30.24 27.93 26,264,029 16,177,426 13 Nenas 1) 16,615,164 17,669,527 15,523,833 16,752,420-6.57-5.19 192,315,262 193,351,052 14 Mangga 385,452 583,555 218,646 331,978-43.28-43.11 1,148,614 1,800,566 15 Manggis 439,983 177,990 1,680,045 498,516 281.84 180.08 10,081,787 6,544,688 16 Jeruk 1) 24,407 11,754 134,502 119,538 451.08 917.00 1,795,669 1,039,511 17 Anggur 1) 1,881 9,212 11,823 21,759 528.55 136.20 218,781 1,562,941 18 Apel 1) 10,501 15,914 397 315-96.22-98.02 73,280 75,716 19 Pir 1) 1,056 253 20,785 48,074 - - 21,841 48,327 20 Lengkeng 1) 0 0 0 0 - - 0 0 C TANAMAN HIAS 21 Anggrek 5,505 58,169 4,290 38,343-22.07-34.08 52,651 639,158 22 Krisan 5,712 74,943 4,501 54,864-21.20-26.79 56,227 831,690 23 Tanaman hidup lainnya 249,756 1,458,392 580,497 1,257,744 132.43-13.76 3,584,734 14,871,995 D TANAMAN BIOFARMAKA 24 Jahe 427,212 363,272 242,269 385,440-43.29 6.10 61,191,401 49,126,585 25 Turmeric (Curcuma) 930,638 967,387 215,469 344,030-76.85-64.44 3,808,159 4,515,333 E HORTIKULTURA LAINNYA 10,589,791 13,164,686 4,078,181 10,469,877-61.49-20.47 71,287,660 159,934,662 Total 37,119,228 41,751,551 29,710,077 35,875,688-19.96-14.07 433,341,881 512,190,470 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: 1 ) wujud segar dan olahan Nopember Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Desember Pertumbuhan (%) Des thd Nop Kumulatif Jan - Des Nilai impor komoditas sub sektor hortikultura pada bulan Desember 2014 mengalami kenaikan sebesar 44,74% dibandingkan bulan Nopember 2014, yakni dari US$ 112,15 juta menjadi US$ 162,32 juta. Demikian pula, dari sisi volume mengalami kenaikan sebesar 51,60%, yaitu dari 104,52 ribu ton menjadi 158,44 ribu ton. Jika dilihat secara 10 Volume IX, Nomor 3/ Maret 2015

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan kumulatif, nilai impor komoditas hortikultura sampai dengan bulan Desember 2014 adalah sebesar US$ 1,64 milyar dengan kumulatif volume sebesar 1,65 juta ton Realisasi nilai impor yang cukup besar pada bulan Desember 2014 adalah jeruk (US$ 35,09 juta), bawang putih (US$ 29,09 juta) dan apel (US$ 28,22 juta). Sementara jika dilihat secara kumulatif pada periode Januari Desember 2014, komoditas yang mempunyai kumulatif nilai impor tertinggi adalah bawang putih yaitu sebesar US$ 364,88 juta, disusul kemudian oleh komoditas jeruk sebesar US$ 202,40 juta, apel sebesar US$ 202,01 juta dan anggur sebesar US$ 159,94 juta. Perkembangan impor komoditas sub sektor hortikultura bulan Januari Desember 2014 disajikan pada Tabel 2.6. Tabel 2.6. Impor komoditas sub sektor hortikultura, Januari Desember 2014 No Komoditas Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) A. SAYURAN 1 Kentang 1) 8,506,646 7,090,842 12,251,014 8,958,840 44.02 26.34 92,966,440 82,812,405 2 Bawang bombay 1) 4,552,915 2,611,489 8,235,224 4,869,122 80.88 86.45 74,057,148 48,390,486 3 Bawang merah 1) 1,965,400 628,605 8,460,400 2,717,730 330.47 332.34 74,903,129 28,308,524 4 Bawang putih 1) 30,621,293 22,350,698 40,702,666 29,094,503 32.92 30.17 498,228,226 364,878,522 5 Tomat 1) 1,001,019 1,104,704 1,025,240 1,151,602 2.42 4.25 11,356,713 12,739,090 6 Bunga kol dan brokoli segar 105,829 176,368 117,724 198,276 11.24 12.42 1,221,759 1,976,024 7 Kubis segar 278,578 260,510 207,594 263,649-25.48 1.20 3,325,952 3,874,148 8 Terung - - - - - - - - 9 Kacang kapri 1) 1,255,745 651,345 2,450,103 1,158,013 95.11 77.79 22,392,109 10,567,701 10 Jamur dan cendawan 415,219 638,439 458,262 782,560 10.37 22.57 4,772,325 7,704,059 11 Cabe 1) 1,871,833 2,154,484 2,375,731 2,888,473 26.92 34.07 26,161,522 30,981,247 B BUAH-BUAHAN 13 Pisang segar - - - - - - 542,111 260,954 14 Nenas 1) 288 408 7,066 5,800 2,353 1,322 168,957 355,155 15 Mangga - - - - - - 233,466 582,069 17 Manggis - - - - - - - - 18 Jeruk 1) 4,987,059 6,194,858 28,080,765 35,095,235 463.07 466.52 158,391,661 202,399,076 19 Anggur 1) 5,151,859 16,871,826 4,446,346 15,530,356-13.69-7.95 54,828,756 159,938,932 20 Apel 1) 14,814,460 21,666,956 19,605,363 28,218,406 32.34 30.24 140,948,160 202,014,209 21 Pir 1) 5,626,028 5,306,090 6,892,428 6,217,752 22.51 17.18 85,540,287 78,499,105 22 Lengkeng 1) 1,225,436 1,613,077 2,826,854 3,609,152 130.68 123.74 72,160,350 90,471,454 C TANAMAN HIAS 24 Anggrek 224 19,412 - - -100.00-100.00 7,783 110,442 25 Krisan - - - - - - 240 6,161 26 Tanaman hidup lainnya 439,524 788,071 474,588 486,904 7.98-38.22 5,600,818 5,857,167 D TANAMAN BIOFARMAKA 27 Jahe 138,576 101,251 509,607 415,114 267.75 309.99 2,763,899 2,464,537 28 Turmeric (Curcuma) 50,174 96,120 2,770 6,744-94.48-92.98 243,447 317,553 E HORTIKULTURA LAINNYA 21,508,303 21,821,766 19,315,116 20,651,374-10.20-5.36 320,664,002 301,324,336 Total 104,516,408 112,147,319 158,444,861 162,319,605 51.60 44.74 1,651,479,260 1,636,833,356 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: 1 ) wujud segar dan olahan Nopember Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Desember Pertumbuhan (%) Des thd Nop Kumulatif Jan - Des Volume IX, Nomor 3/ Maret 2015 11

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Pada bulan Desember 2014, neraca perdagangan sub sektor hortikultura mengalami defisit US$ 126,44 juta dan mengalami kenaikan defisit sebesar 79,62% dibandingkan bulan Nopember 2014. Jika dilihat secara kumulatif, defisit yang terjadi sampai dengan bulan Desember adalah sebesar US$ 1,12 milyar. Komoditas yang mengalami defisit neraca perdagangan yang cukup besar di bulan Desember yakni jeruk (US$ 34,97 juta), bawang putih (US$ 29,06 juta), apel (US$ 28,22 juta). Sementara komoditas hortikultura yang mengalami surplus terbesar adalah nenas (US$ 16,75 juta) dan manggis (US$ 498,52 ribu). Secara kumulatif defisit tertinggi adalah komoditas bawang putih (US$ 361,54 juta) dan surplus tertinggi adalah nenas (US$ 192,99 juta). Perkembangan neraca perdagangan komoditas sub sektor hortikultura bulan Januari Desember 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.7. Tabel 2.7. Neraca perdagangan komoditas sub sektor hortikultura, Januari Desember 2014 No Komoditas Nopember Desember Pertumbuhan (%) Des thd Nop Kumulatif Jan - Des Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) A. SAYURAN 1 Kentang 1) -7,934,110-6,619,700-11,628,654-8,500,501 46.57 28.41-86,431,107-76,723,759 2 Bawang bombay 1) -4,453,221-2,518,860-8,170,483-4,797,211 83.47 90.45-72,501,789-46,314,099 3 Bawang merah 1) -1,245,878-24,744-8,342,680-2,638,900 569.62 10,564.81-70,464,342-25,330,828 4 Bawang putih 1) -30,499,705-22,169,585-40,684,726-29,062,781 33.39 31.09-496,159,301-361,536,082 5 Tomat 1) -887,137-928,543-965,770-1,087,342 8.86 17.10-9,759,038-10,591,048 6 Bunga kol dan brokoli segar 32,771-147,472-117,724-198,276-459.23 34.45-772,269-1,880,938 7 Kubis segar 1,105,106 26,032 1,459,624 40,278 32.08 54.72 22,491,395 1,558,723 8 Lobak Cina 1) 136,017 175,025 139,321 145,398 2.43-16.93 1,122,154 1,607,308 9 Kacang kapri 1) -1,255,700-651,327-2,450,098-1,157,973 95.12 77.79-22,345,095-10,523,203 10 Jamur dan cendawan 125,025 485,362 70,318 424,229-43.76-12.60 912,292 4,491,517 11 Cabe 1) -692,052 463,747-1,758,503-1,537,922 154.10-432 -14,036,437-5,318,977 B BUAH-BUAHAN 13 Pisang segar 2,426,577 1,439,078 3,160,256 1,841,023 30 28 25,721,918 15,916,472 14 Nenas 1) 16,614,876 17,669,119 15,516,767 16,746,620-6.61-5.22 192,146,305 192,995,897 15 Mangga 385,452 583,555 218,646 331,978-43 -43 915,148 1,218,497 17 Manggis 439,983 177,990 1,680,045 498,516 282 180 10,081,787 6,544,688 18 Jeruk 1) -4,962,652-6,183,104-27,946,263-34,975,697 463.13 465.67-156,595,992-201,359,565 19 Anggur 1) -5,149,978-16,862,614-4,434,523-15,508,597-13.89-8.03-54,609,975-158,375,991 20 Apel 1) -14,803,959-21,651,042-19,604,966-28,218,091 32.43 30.33-140,874,880-201,938,493 21 Pir 1) -5,624,972-5,305,837-6,871,643-6,169,678 22.16 16.28-85,518,446-78,450,778 22 Lengkeng 1) -1,225,436-1,613,077-2,826,854-3,609,152 130.68 123.74-72,160,350-90,471,454 C TANAMAN HIAS 24 Anggrek 5,281 38,757 4,290 38,343-19 -1 44,868 528,716 25 Krisan 5,712 74,943 4,501 54,864-21.20-26.79 55,987 825,529 26 Tanaman hidup lainnya -189,768 670,321 105,909 770,840-155.81 15-2,016,084 9,014,828 D TANAMAN BIOFARMAKA 27 Jahe 288,636 262,021-267,338-29,674-192.62-111.33 58,427,502 46,662,048 28 Turmeric (Curcuma) 880,464 871,267 212,699 337,286-75.84-61 3,564,712 4,197,780 E HORTIKULTURA LAINNYA -10,918,512-8,657,080-15,236,935-10,181,497 39.55 17.61-249,376,342-141,389,674 Total -67,397,180-70,395,768-128,734,784-126,443,917 91.01 79.62-1,218,137,379-1,124,642,886 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: 1 ) wujud segar dan olahan Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 12 Volume IX, Nomor 3/ Maret 2015

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan 2.4. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Perkebunan Pada bulan Desember 2014, volume ekspor komoditas perkebunan mengalami peningkatan yaitu sebesar 4,12% dibandingkan bulan Nopember 2014 yaitu dari 3,04 juta ton menjadi 3,17 juta ton. Demikian juga dari sisi nilainya mengalami peningkatan sebesar 0,52% yakni dari US$ 2,36 milyar menjadi US$ 2,38 milyar. Pada bulan Desember 2014, komoditas yang mempunyai realisasi ekspor terbesar yakni minyak sawit mencapai US$ 1,60 milyar, disusul kemudian oleh komoditas karet sebesar US$ 319,77 juta. Komoditas andalan ekspor sub sektor perkebunan lainnya adalah kopi sebesar US$ 102,47 juta, kelapa sebesar US$ 102,27 juta, kakao sebesar US$ 100,55 juta, lada sebesar US$ 33,12 juta dan Jambu mete sebesar US$ 23,20 juta. Perkembangan ekspor sub sektor perkebunan bulan Januari - Desember 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.8. Tabel 2.8. Ekspor komoditas sub sektor perkebunan, Januari Desember 2014 No Komoditas Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Kelapa 140,498,836 96,805,406 173,867,967 102,268,212 23.75 5.64 1,711,603,198 1,347,264,638 2 Karet 181,708,842 276,283,073 209,917,102 319,770,539 15.52 15.74 2,623,470,568 4,741,574,177 3 Minyak sawit 2,525,233,385 1,629,890,755 2,576,974,668 1,579,852,276 2.05-3.07 28,026,621,047 19,555,632,642 4 Kopi 31,306,123 90,974,942 34,656,216 102,466,089 10.70 12.63 384,827,677 1,039,609,487 5 Teh 4,337,196 9,220,993 5,587,155 11,130,260 28.82 20.71 66,398,883 134,583,937 6 Lada 3,603,196 35,394,774 3,434,058 33,124,892-4.69-6.41 34,732,741 323,801,845 7 Tembakau 1,785,940 14,663,556 4,277,481 17,814,075 139.51 21.49 35,009,399 181,322,940 8 Kakao 25,605,282 102,973,146 25,131,512 100,553,206-1.85-2.35 333,678,584 1,244,529,804 9 Kapas 3,189,925 3,911,560 2,433,514 2,724,311-23.71-30.35 38,081,064 46,396,807 10 Cassiavera (kayu manis) 4,356,207 8,505,599 5,477,266 10,644,533 25.73 25.15 58,313,980 107,109,964 11 Kemiri 6,106,097 618,059 820 246-99.99-99.96 266,750,779 20,820,981 12 Gula tebu 63,774,889 8,351,996 75,067,335 10,234,715 17.71 22.54 939,891,335 113,558,504 13 Pinang 17,251,139 20,753,736 17,852,383 19,494,957 3.49-6.07 250,020,609 263,863,401 14 Jambu mete 11,652,927 18,819,358 15,498,851 23,179,817 33.00 23.17 60,842,029 108,404,160 15 Minyak atsiri 349,693 14,980,201 345,384 11,739,204-1.23-21.64 3,352,859 135,804,433 16 Gambir 1,157,450 2,405,259 1,193,680 2,511,061 3.13 4.40 14,173,925 30,494,858 17 Lainnya 19,834,327 28,497,022 15,425,186 27,788,377-22.23-2.49 179,442,320 327,142,121 Total 3,041,751,454 2,363,049,435 3,167,140,578 2,375,296,770 4.12 0.52 35,027,210,997 29,721,914,699 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Nopember Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Desember Pertumbuhan (%) Desember thd Nopember Kumulatif Januari - Desember Indonesia masih melakukan impor beberapa komoditas perkebunan, walaupun dalam proporsi yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan realisasi ekspornya. Impor komoditas perkebunan bulan Januari Desember 2014 mengalami peningkatan dari sisi volume sebesar 27,89%, begitu juga dari sisi nilainya meningkat sebesar 4,44%. Pada bulan Desember 2014, volume impor komoditas perkebunan mencapai 118,19 juta ton Volume IX, Nomor 3/ Maret 2015 13

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian atau setara dengan US$ 239,00 juta, dimana yang dominan diimpor oleh Indonesia adalah kapas, kakao dan tembakau. Realisasi impor kapas pada bulan Desember 2014 mencapai 76,94 ribu ton atau setara dengan US$ 133,96 juta, disusul kemudian oleh kakao sebesar 16,48 ribu ton atau setara dengan US$ 55,26 juta dan tembakau sebesar 4,20 ribu ton atau setara dengan US$ 28,73 juta. Perkembangan impor sub sektor perkebunan bulan Januari - Desember 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.9. Tabel 2.9. Impor komoditas sub sektor perkebunan, Januari Desember 2014 Pertumbuhan (%) Nopember Desember No Komoditas Desember thd Nopember Kumulatif Januari - Desember Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Kelapa 200,936 86,117 249,092 93,248 23.97 8.28 2,708,541 1,722,630 2 Karet 2,330,989 3,187,298 2,646,368 3,588,419 13.53 12.58 28,328,938 47,617,011 3 Minyak sawit 456,213 790,701 488,232 1,106,054 7.02 39.88 4,844,659 8,552,995 4 Kopi 362,110 1,757,140 261,811 1,031,661-27.70-41.29 19,006,134 46,428,732 5 Teh 779,513 1,687,792 1,217,665 2,501,936 56.21 48.24 14,579,376 24,297,232 6 Lada 190,325 1,842,350 126,161 1,203,299-33.71-34.69 6,026,183 48,867,236 7 Tembakau 7,482,056 44,996,732 4,198,816 28,728,204-43.88-36.15 91,518,558 550,665,722 8 Kakao 16,910,711 58,784,023 16,485,085 55,264,657-2.52-5.99 139,670,851 468,378,551 9 Kapas 57,899,209 107,559,472 76,944,675 133,957,198 32.89 24.54 708,790,938 1,410,613,108 10 Cassiavera (kayu manis) 16,507 190,547 6,950 171,934 - - 145,676 697,841 11 Kemiri 156,453 793,734 171,592 427,940 9.68-46.09 1,171,381 2,987,760 12 Gula tebu 643,197 381,809 11,045,792 3,739,893 1617.33 879.52 161,002,998 65,946,477 13 Pinang 0 0 0 0 - - 5 15 14 Jambu mete 350,561 684,897 396,989 1,617,876 13.24 136.22 5,008,242 11,948,351 15 Minyak atsiri 144,427 1,857,311 103,324 1,331,657-28.46-28.30 2,376,053 39,107,949 16 Gambir 0 0 0 0 - - 0 0 17 Lainnya 4,487,904 4,245,393 3,846,031 4,238,731-14.30-0.16 47,321,955 49,353,812 Total 92,411,111 228,845,316 118,188,583 239,002,707 27.89 4.44 1,232,500,488 2,777,185,422 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Komoditas perkebunan merupakan komoditas andalan ekspor Indonesia, karena dari waktu ke waktu neraca perdagangan komoditas perkebunan selalu mengalami surplus. Neraca perdagangan pada bulan Desember 2014 mencapai US$ 2,14 milyar atau mengalami sedikit peningkatan surplus baik dari sisi nilai sebesar 0,10% dan volume sebesar 3,38% dibanding bulan Nopember 2014. Selama periode bulan Desember 2014, surplus neraca perdagangan yang terbesar adalah komoditas minyak sawit mencapai US$ 1,58 milyar, disusul oleh komoditas karet sebesar US$ 316,18 juta, kelapa sebesar US$ 102,17 juta, kopi sebesar US$ 101,43 juta, kakao sebesar US$ 45,29 dan lada sebesar US$ 31,92 juta. Sementara, komoditas yang mengalami defisit neraca perdagangan pada 14 Volume IX, Nomor 3/ Maret 2015

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan bulan Desember 2014 pada komoditas kapas, tembakau dan kemiri masing-masing sebesar US$ 131,23 juta, US$ 10,91 juta dan US$ 427,69 ribu. Neraca perdagangan sub sektor perkebunan bulan Januari Desember 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.10. Tabel 2.10. Neraca perdagangan komoditas sub sektor perkebunan, Januari Desember 2014 No Komoditas Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Kelapa 140,297,900 96,719,289 173,618,875 102,174,964 23.75 5.64 1,708,894,657 1,345,542,008 2 Karet 179,377,853 273,095,775 207,270,734 316,182,120 15.55 15.78 2,595,141,630 4,693,957,166 3 Minyak sawit 2,524,777,172 1,629,100,054 2,576,486,436 1,578,746,222 2.05-3.09 28,021,776,388 19,547,079,647 4 Kopi 30,944,013 89,217,802 34,394,405 101,434,428 11.15 13.69 365,821,543 993,180,755 5 Teh 3,557,683 7,533,201 4,369,490 8,628,324 22.82 14.54 51,819,507 110,286,705 6 Lada 3,412,871 33,552,424 3,307,897 31,921,593-3.08-4.86 28,706,558 274,934,609 7 Tembakau -5,696,116-30,333,176 78,665-10,914,129-101.38-64.02-56,509,159-369,342,782 8 Kakao 8,694,571 44,189,123 8,646,427 45,288,549-0.55 2.49 194,007,733 776,151,253 9 Kapas -54,709,284-103,647,912-74,511,161-131,232,887 36.19 26.61-670,709,874-1,364,216,301 10 Cassiavera (kayu manis) 4,339,700 8,315,052 5,470,316 10,472,599 26.05 25.95 58,168,304 106,412,123 11 Kemiri 5,949,644-175,675-170,772-427,694-102.87 143.46 265,579,398 17,833,221 12 Gula tebu 63,131,692 7,970,187 64,021,543 6,494,822 1.41-18.51 778,888,337 47,612,027 13 Pinang 17,251,139 20,753,736 17,852,383 19,494,957 3.49-6.07 250,020,604 263,863,386 14 Jambu mete 11,302,366 18,134,461 15,101,862 21,561,941 33.62 18.90 55,833,787 96,455,809 15 Minyak atsiri 205,266 13,122,890 242,060 10,407,547 17.93-20.69 976,806 96,696,484 16 Gambir 1,157,450 2,405,259 1,193,680 2,511,061 3.13 4.40 14,173,925 30,494,858 17 Lainnya 15,346,423 24,251,629 11,579,155 23,549,646-24.55-2.89 132,120,365 277,788,309 Total 2,949,340,343 2,134,204,119 3,048,951,995 2,136,294,063 3.38 0.10 33,794,710,509 26,944,729,277 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Nopember Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Desember Pertumbuhan (%) Desember thd Kumulatif Januari - Desember 2.5. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Peternakan Nilai ekspor sub sektor peternakan pada bulan Desember 2014 dibandingkan dengan bulan Nopember 2014 mengalami peningkatan sebesar 13,58% yakni dari US$ 42,38 juta menjadi US$ 48,14 juta. Begitu pula, dari sisi volume ekspor meningkat dari 19,63 juta ton menjadi 20,18 juta ton atau naik 2,78%. Komoditas ekspor utama sub sektor peternakan pada bulan Desember 2014 adalah komoditas kulit dan jangat yang mencapai US$ 10,89 juta, disusul kemudian oleh susu dan kepala susu US$ 7,31 juta, lemak sebesar US$ 6,26 juta dan babi hidup sebesar US$ 5,30 juta. Perkembangan ekspor komoditas sub sektor peternakan bulan Januari - Desember 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.11. Volume IX, Nomor 3/ Maret 2015 15

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 2.11. Ekspor komoditas sub sektor peternakan, Januari - Desember 2014 No Komoditas Kumulatif Jan-Desember Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Sapi hidup 0 0 0 0 - - 0 0 2 Kerbau hidup 0 0 0 0 - - 0 0 3 Babi hidup 2,341,970 4,792,060 2,631,687 5,303,524 12.37 10.67 32,275,177 66,106,392 4 Kambing Hidup 0 0 0 0 - - 2,750 2,750 5 Primata hidup 0 0 0 0 - - 2,190 21,200 6 Kelinci hidup 711 12,010 846 10,856 18.99-9.61 104,236 104,301 7 Binatang melata hidup 27,090 222,393 34,730 280,770 28.20 26.25 380,253 2,699,446 8 Burung hidup 504 59,689 568 75,004 12.70 25.66 5,686 499,281 9 Daging dan jeroan lembu 91 88 25 19-72.53-78.41 2,609 4,253 10 Daging biri-biri atau kambing 27 23 0 0 - - 99 361 11 Daging ayam 14 86 14 86 - - 51 398 12 Daging bebek 0 0 0 0 - - 0 0 13 Daging binatang melata 64,072 73,221 130,527 226,128 103.72 208.83 1,012,268 1,233,674 14 Daging kodok 235,692 1,476,204 377,335 2,350,719 60.10 59.24 3,637,370 22,521,642 15 Susu dan kepala susu 2,348,006 5,270,064 4,247,523 7,310,920 80.90 38.73 38,889,809 90,280,452 16 Yogurt 128,456 117,573 100,259 92,706-21.95-21.15 2,099,219 1,873,178 17 Mentega 833,986 1,186,549 1,586,159 2,344,365 90.19 97.58 13,544,461 17,518,572 18 Keju dan dadih susu 70,273 265,580 55,165 205,577-21.50-22.59 649,558 2,500,327 19 Telur unggas 0 0 0 0 - - 1,100 1,827 20 Madu alam 68,984 170,258 86,725 169,021 25.72-0.73 615,584 1,269,568 21 Bulu babi 0 0 0 0 - - 0 0 22 Bulu unggas 106,850 219,999 188,652 296,901 76.56 34.96 1,632,647 3,420,884 23 Lemak 9,187,724 7,278,020 7,738,456 6,259,563-15.77-13.99 97,395,647 83,198,682 24 Makanan olahan lain 3,535,775 2,278,835 2,272,612 1,473,547-35.73-35.34 35,804,835 27,188,219 25 Obat hewan 65,797 1,235,957 57,502 1,782,552-12.61 44.22 568,253 11,106,199 26 Kulit dan jangat 318,615 9,755,006 539,255 10,885,072 69.25 11.58 5,024,605 126,516,323 27 Wol 106,000 19,080 54,560 15,910 - - 218,258 77,352 28 Lainnya 64,690 7,527,424 78,699 9,053,304 21.66 20.27 1,333,688 129,517,637 Total 19,634,629 42,381,520 20,181,299 48,136,544 2.78 13.58 235,200,353 587,662,918 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Nopember 2014 Desember 2014 Pertumbuhan (%) Des thd Nop Perkembangan nilai impor sub sektor peternakan bulan Desember 2014 dibandingkan bulan Nopember 2014 mengalami peningkatan sebesar 5% begitu pula dari sisi volume meningkat sebesar 1,25%. Pada bulan Desember 2014, realisasi impor komoditas peternakan mencapai 132,08 juta ton atau setara US$ 326,37 juta. Nilai impor terbesar terjadi pada komoditas sapi hidup sebesar US$ 76,14 juta, diikuti oleh susu dan kepala susu yang mencapai US$ 75,28 juta, makanan olahan lain sebesar US$ 46,51 juta, daging dan jeroan lembu sebesar US$ 38,97 juta, kulit dan jangat sebesar US$ 37 juta serta mentega sebesar US$ 29,89 juta. Perkembangan impor komoditas sub sektor peternakan bulan Januari - Desember 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.12. 16 Volume IX, Nomor 3/ Maret 2015

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan Tabel 2.12. Impor komoditas sub sektor peternakan, Januari - Desember 2014 No Komoditas Kumulatif Jan-Desember Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Sapi hidup 28,430,329 79,915,815 26,544,376 76,135,328-6.63-4.73 246,509,182 681,228,606 2 Kerbau hidup 0 0 0 0 - - 875 32,512 3 Babi hidup 0 0 0 0 - - 62 14,592 4 Kambing hidup 0 0 0 0 - - 0 0 5 Primata hidup 0 0 0 0 - - 0 0 6 Kelinci hidup 0 0 24,000 52,270 - - 24,200 56,184 7 Binatang melata hidup 0 0 0 0 - - 1,167 9,699 8 Burung hidup 1,032 8,299 1,651 18,416 59.98 121.91 13,524 111,571 9 Daging dan jeroan lembu 10,569,070 41,470,243 9,581,055 38,969,169-9.35-6.03 107,113,213 443,631,468 10 Daging biri-biri atau kambing 255,842 1,608,101 388,682 2,064,825 51.92 28.40 1,930,298 10,831,447 11 Daging ayam 52,503 137,340 30,266 80,871-42.35-41.12 1,123,495 2,512,712 12 Daging bebek 138,736 301,088 294,298 584,587 112.13 94.16 1,026,758 2,036,649 13 Daging binatang melata 0 0 0 0 - - 8,000 6,000 14 Daging kodok 0 0 22,545 48,007 - - 92,441 228,989 15 Susu dan kepala susu 13,877,167 50,717,694 21,266,550 75,276,278 53.25 48.42 214,421,448 946,065,227 16 Yogurt 14,280 55,885 292 9,619-97.96-82.79 47,592 238,309 17 Mentega 11,000,835 26,779,706 12,681,978 29,894,706 15.28 11.63 129,507,377 347,610,184 18 Keju dan dadih susu 2,236,277 10,688,134 1,864,555 8,314,334-16.62-22.21 19,554,910 96,706,180 19 Telur unggas 73,643 357,772 141,750 803,938 92.48 124.71 1,491,242 8,064,331 20 Madu alam 77,714 382,541 238,834 756,863 207.32 97.85 2,204,272 8,708,340 21 Bulu babi 102,593 598,332 72,778 410,165-29.06-31.45 1,038,307 6,403,010 22 Bulu unggas 19,017 555,116 49,502 1,080,028 160.30 94.56 2,106,590 58,846,194 23 Lemak 526,514 809,404 672,691 965,630 27.76 19.30 5,496,067 9,531,027 24 Makanan olahan lain 58,009,879 50,318,386 52,744,775 46,506,542-9.08-7.58 682,481,549 602,179,385 25 Obat hewan 100,308 3,593,870 104,155 4,569,746 3.84 27.15 1,126,520 47,408,539 26 Kulit dan jangat 4,343,089 41,154,748 3,934,308 36,996,275-9.41-10.10 54,659,646 497,812,545 27 Wol 43,634 497,689 105,594 668,216 142.00 34.26 1,061,975 10,880,917 28 Lainnya 916,284 1,444,504 1,318,161 2,160,380 43.86 49.56 12,090,108 18,729,223 Total 130,456,133 310,820,368 132,082,796 326,366,193 1.25 5.00 1,485,130,818 3,799,883,840 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Nopember 2014 Desember 2014 Pertumbuhan (%) Des thd Nop Neraca perdagangan sub sektor peternakan pada periode bulan Nopember Desember 2014 mengalami peningkatan defisit dari sisi nilai sebesar 3,65%, begitu pula dari sisi volume mengalami peningkatan defisit sebesar 0,97%. Pada bulan Desember 2014, defisit neraca perdagangan komoditas peternakan mencapai US$ 278,23 juta. Defisit neraca perdagangan terbesar terjadi pada komoditas sapi hidup sebesar US$ 76,14 juta, disusul susu dan kepala susu yang mencapai US$ 67,97 juta, makanan olahan lain sebesar US$ 45,03 juta, daging dan jeroan lembu sebesar US$ 38,97 juta, mentega sebesar US$ 27,55 juta dan kulit dan jangat sebesar US$ 26,11 juta. Sementara, surplus neraca perdagangan tiga terbesar di bulan Desember 2014 terjadi pada komoditas babi hidup sebesar US$ 5,30 juta, lemak sebesar US$ 5,29 juta dan daging kodok sebesar US$ 2,30 juta. Neraca perdagangan sub sektor peternakan bulan Januari - Desember 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.13. Volume IX, Nomor 3/ Maret 2015 17

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 2.13. Neraca perdagangan komoditas sub sektor peternakan, Januari - Desember 2014 No Komoditas Nopember 2014 Desember 2014 Pertumbuhan (%) Des thd Nop Kumulatif Jan-Desember Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Sapi hidup -28,430,329-79,915,815-26,544,376-76,135,328-6.63-4.73-246,509,182-681,228,606 2 Kerbau hidup 0 0 0 0 - - -875-32,512 3 Babi hidup 2,341,970 4,792,060 2,631,687 5,303,524 12.37 10.67 32,275,115 66,091,800 4 Kambing hidup 0 0 0 0 - - 2,750 2,750 5 Primata hidup 0 0 0 0 - - 2,190 21,200 6 Kelinci hidup 711 12,010-23,154-41,414-3356.54-444.83 80,036 48,117 7 Binatang melata hidup 27,090 222,393 34,730 280,770 28.20 26.25 379,086 2,689,747 8 Burung hidup -528 51,390-1,083 56,588 105.11 10.11-7,838 387,710 9 Daging dan jeroan lembu -10,568,979-41,470,155-9,581,030-38,969,150-9.35-6.03-107,110,604-443,627,215 10 Daging biri-biri atau kambing -255,815-1,608,078-388,682-2,064,825 51.94 28.40-1,930,199-10,831,086 11 Daging ayam -52,489-137,254-30,252-80,785-42.37-41.14-1,123,444-2,512,314 12 Daging bebek -138,736-301,088-294,298-584,587 112.13 94.16-1,026,758-2,036,649 13 Daging binatang melata 64,072 73,221 130,527 226,128 103.72 208.83 1,004,268 1,227,674 14 Daging kodok 235,692 1,476,204 354,790 2,302,712 50.53 55.99 3,544,929 22,292,653 15 Susu dan kepala susu -11,529,161-45,447,630-17,019,027-67,965,358 47.62 49.55-175,531,639-855,784,775 16 Yogurt 114,176 61,688 99,967 83,087-12.44 34.69 2,051,627 1,634,869 17 Mentega -10,166,849-25,593,157-11,095,819-27,550,341 9.14 7.65-115,962,916-330,091,612 18 Keju dan dadih susu -2,166,004-10,422,554-1,809,390-8,108,757-16.46-22.20-18,905,352-94,205,853 19 Telur unggas -73,643-357,772-141,750-803,938 92.48 124.71-1,490,142-8,062,504 20 Madu alam -8,730-212,283-152,109-587,842 1642.37 176.91-1,588,688-7,438,772 21 Bulu babi -102,593-598,332-72,778-410,165-29.06-31.45-1,038,307-6,403,010 22 Bulu unggas 87,833-335,117 139,150-783,127 58.43 133.69-473,943-55,425,310 23 Lemak 8,661,210 6,468,616 7,065,765 5,293,933-18.42-18.16 91,899,580 73,667,655 24 Makanan olahan lain -54,474,104-48,039,551-50,472,163-45,032,995-7.35-6.26-646,676,714-574,991,166 25 Obat hewan -34,511-2,357,913-46,653-2,787,194 35.18 18.21-558,267-36,302,340 26 Kulit dan jangat -4,024,474-31,399,742-3,395,053-26,111,203-15.64-16.84-49,635,041-371,296,222 27 Wol 62,366-478,609-51,034-652,306-181.83 36.29-843,717-10,803,565 28 Lainnya -851,594 6,082,920-1,239,462 6,892,924 45.55 13.32-10,756,420 110,788,414 Total -110,821,504-268,438,848-111,901,497-278,229,649 0.97 3.65-1,249,930,465-3,212,220,922 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 18 Volume IX, Nomor 3/ Maret 2015

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian BAB III. INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DAN LAJU INFLASI Buletin Bulanan 3.1. Perkembangan IHK Gabungan 82 Kota di Indonesia Bulan Pebruari 2015 Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Pebruari 2015 secara umum menunjukkan penurunan. Berdasarkan pemantauan BPS di 82 kota pada bulan Pebruari 2015 menunjukkan terjadinya Deflasi sebesar 0,36% atau mengalami penurunan Indeks harga Konsumen (IHK) dari 118,71 pada bulan Januari 2015 menjadi 118,28 pada bulan Pebruari 2015. Kelompok penyusun IHK umum gabungan 82 kota terdiri dari 7 kelompok, yaitu: (1) bahan makanan; (2) makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau; (3) perumahan, air, listrik dan bahan bakar; (4) sandang; (5) kesehatan; (6) pendidikan, rekreasi dan olahraga; serta (7) transpor, komunikasi dan jasa keuangan. Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh indeks pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,47% dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,53% sebagai dampak penurunan harga BBM. Sedangkan Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok Makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 0,45%, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,41%, kelompok sandang sebesar 0,52%, kelompok kesehatan sebesar 0,39%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,14%. Kelompok IHK yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok Sandang sebesar 0,52%, dan yang terendah adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,14%. Untuk periode tahun ini (Januari Pebruari) 2015 atau lebih dikenal dengan istilah tingkat laju inflasi tahun kalender, secara umum terjadi Deflasi sebesar 0,61%. Tingkat deflasi tahun kalender terjadi juga pada kelompok Bahan Makanan sebesar 0,88% dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 5,51%. Sementara kelompok pengeluaran lainnya mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 1,10%, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 1,22%, kelompok sandang sebesar 1,37%, kelompok kesehatan sebesar 1,05% dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,40%. Perkembangan IHK gabungan 82 kota di Indonesia pada bulan Pebruari 2015 (2012=100) secara rinci disajikan pada Tabel 3.1. Volume IX, Nomor 03/ Maret 2015 19

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 3.1. Indeks Harga Konsumen (IHK) Gabungan 82 kota di Indonesia, Pebruari 2015 (2012=100) No. Kelompok/ Sub Kelompok Januari IHK 2015 Februari U M U M 118,71 118,28-0,36-0,61 I BAHAN MAKANAN 127,52 125,65-1,47-0,88 Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 119,86 123,10 2,70 4,51 Daging dan Hasil-hasilnya 122,63 121,07-1,27 2,59 Ikan Segar 128,96 129,70 0,57 2,49 Ikan Diawetkan 124,44 125,88 1,16 3,12 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 124,41 123,62-0,63 2,80 Sayur-sayuran 136,63 135,17-1,07-0,04 Kacang - kacangan 125,29 125,49 0,16 0,57 Buah - buahan 135,05 135,37 0,24 1,20 Bumbu - bumbuan 160,60 132,15-17,71-26,21 Lemak dan Minyak 109,62 109,32-0,27-0,16 Bahan Makanan Lainnya 116,66 117,07 0,35 0,74 II MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 119,61 120,15 0,45 1,10 Makanan Jadi 121,32 121,77 0,37 1,10 Minuman yang Tidak Beralkohol 111,55 112,02 0,42 0,89 Tembakau dan Minuman Beralkohol 122,24 123,08 0,69 1,29 III PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR 116,48 116,96 0,41 1,22 Biaya Tempat Tinggal 111,63 111,94 0,28 0,88 Bahan Bakar, Penerangan dan Air 134,34 135,32 0,73 2,20 Perlengkapan Rumahtangga 110,90 111,25 0,32 0,99 Penyelenggaraan Rumahtangga 112,27 112,68 0,37 0,98 IV SANDANG 107,39 107,95 0,52 1,37 Sandang Laki-laki 109,71 110,08 0,34 0,87 Sandang Wanita 108,09 108,41 0,30 0,58 Sandang Anak-anak 107,97 108,25 0,26 0,53 Barang Pribadi dan Sandang Lain 103,69 104,78 1,05 2,94 V KESEHATAN 111,73 112,17 0,39 1,05 Jasa Kesehatan 109,08 109,63 0,50 1,29 Obat-obatan 109,60 109,85 0,23 0,73 Jasa Perawatan Jasmani 117,85 118,51 0,56 1,36 Perawatan Jasmani dan Kosmetika 113,94 114,32 0,33 0,90 VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 110,66 110,81 0,14 0,40 Pendidikan 112,73 112,77 0,04 0,15 Kursus-kursus / Pelatihan 109,64 110,10 0,42 0,79 Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 106,97 107,44 0,44 0,67 Rekreasi 108,81 109,03 0,20 0,83 Olahraga 107,25 107,57 0,30 0,58 VII TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 122,13 120,26-1,53-5,51 Transpor 135,03 131,92-2,30-8,16 Komunikasi Dan Pengiriman 99,32 99,33 0,01-0,02 Sarana dan Penunjang Transpor 109,43 110,08 0,59 1,37 Jasa Keuangan 116,21 116,21 0,00 0,02 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: 1) Persentasi perubahan IHK Februari 2015 terhadap IHK bulan sebelumnya 2) Persentasi perubahan IHK Februari 2015 terhadap IHK bulan Desember 2014 Inflasi Bulan Februari 2015 1) Laju Inflasi Tahun Kalender 2015 2) 20 Volume IX, Nomor 03/Maret 2015

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan 3.2. Perkembangan IHK Gabungan 82 kota di Indonesia untuk Kelompok Bahan Makanan Kelompok bahan makanan bulan Pebruari 2015 mengalami Deflasi sebesar 1,47% atau terjadi penurunan indeks dari 127,52 pada bulan Januari 2015 menjadi 125,65 pada bulan Pebruari 2015. Penyusun kelompok bahan makanan terdiri dari 11 sub kelompok : (1) padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya; (2) daging dan hasilhasilnya; (3) ikan segar; (4) ikan diawetkan; (5) telur, susu dan hasil-hasilnya; (6) sayur-sayuran; (7) kacang-kacangan; (8) buah-buahan; (9) bumbu-bumbuan; (10) lemak dan minyak; serta (11) bahan makanan lainnya. Deflasi kelompok bahan makanan terjadi karena adanya penurunan dari beberapa sub kelompok indeks, dengan penurunan yang cukup besar terjadi pada sub kelompok bumbu-bumbuan mencapai 17,71% yang disebabkan turunnya harga cabe, sementara sub kelompok daging dan hasil-hasilnya mengalami penurunan sebesar 1,27%, sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya sebesar 0,63%, sub kelompok sayur-sayuran sebesar 1,07%, dan sub kelompok lemak dan minyak sebesar 0,27%. Sedangkan Sub kelompok lainnya mengalami inflasi yaitu sub kelompok padi-padian,umbi-umbian dan hasilnya sebesar 2,70%, sub kelompok ikan segar sebesar 0,57%, sub kelompok ikan diawetkan sebesar 1,16%, sub kelompok kacang-kacangan sebesar 0,16%, sub kelompok buahbuahan sebesar 0,24%, dan sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,35%. Pada periode Januari Pebruari 2015 dikenal dengan istilah tingkat laju inflasi tahun kalender, kelompok bahan makanan pada bulan pebruari 2015 mengalami Deflasi sebesar 0,88%. Penurunan harga kelompok bahan makanan dipengaruhi oleh adanya penurunan di beberapa sub kelompok penyusunnya dengan penurunan yang cukup besar terjadi pada sub kelompok bumbu-bumbuan mencapai 26,21, sementara sub kelompok sayur-sayuran turun sebesar 0,04%, dan sub kelompok lemak dan minyak sebesar 0,16%. Sedangkan bahan makanan lainnya mengalami inflasi yaitu sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 4,51%, sub kelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 2,59%, sub kelompok ikan segar sebesar 2,49%, sub kelompok ikan diawetkan sebesar 3,12%, sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya sebesar 2,80%, sub kelompok kacang-kacangan sebesar 0,57%, sub kelompok buahbuahan sebesar 1,20%, dan sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,74%. Volume IX, Nomor 03/ Maret 2015 21

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Perkembangan IHK dan tingkat inflasi sub kelompok bahan makanan bulan Pebruari 2015 (2012=100) secara rinci disajikan pada Tabel 3.1. 3.3. Andil Sub Kelompok Terhadap Inflasi Kelompok Bahan Makanan Kelompok bahan makanan pada bulan Pebruari 2015 memberikan andil/sumbangan terhadap deflasi sebesar 0,3331%. Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi terbesar yaitu sub kelompok bumbu-bumbuan mencapai 0,3846%, sementara sub kelompok daging-dagingan & hasil-hasilnya sebesar 0,0327%, sub kelompok susu, telur & hasil-hasilnya sebesar 0,0172%, sub kelompok sayur-sayuran sebesar 0,0207%, dan sub kelompok lemak dan minyak sebesar 0,0033%. Bahan makanan yang memberikan andil/sumbangan inflasi yaitu sub kelompok padi-padian, umbi-umbian & hasilnya sebesar 0,1112%, sub kelompok ikan segar sebesar 0,0044%, sub kelompok ikan diawetkan sebesar 0,0048%, sub kelompok kacang-kacangan sebesar 0,0005%, sub kelompok buah-buahan sebesar 0,0040% dan sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,0005%. Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi adalah cabai merah sebesar 0,28%, cabai rawit sebesar 0,09%, daging ayam ras sebesar 0,03%, telur ayam ras sebesar 0,02%, Tomat sayur, cabai hijau dan bawang merah masing-masing sebesar 0,01%. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi yaitu beras sebesar 0,11%, mie kering instant, anggur dan bayam masing-masing sebesar 0,01%. Kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasil-hasilnya pada bulan Pebruari 2015 disusun oleh 5 (Lima) komoditas yaitu: (1) beras, (2) Ketela pohon, (3) Mie kering instant, (4) Sagu, (5) Tepung tapioka. Kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya memberikan andil/sumbangan positip terhadap inflasi umum sebesar 0,1112% yang disumbang dari komoditas beras sebesar 0,1051%, komoditas Mie kering instant sebesar 0,0058%, komoditas Sagu sebesar 0,0002% dan komoditas Tepung tapioka sebesar 0,0003%, sedangkan komoditas ketela pohon memberikan andil negatif atau menahan kenaikan harga terhadap inflasi sebesar 0,0002%. Andil sub kelompok terhadap inflasi kelompok bahan makanan dan inflasi umum bulan Pebruari 2015 secara rinci disajikan pada Tabel 3.2. 22 Volume IX, Nomor 03/Maret 2015

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan Tabel 3.2. Andil Sub Kelompok Terhadap Inflasi Kelompok Bahan Makanan, Pebruari 2015 No. Kelompok / Sub Kelompok Andil (%) UMUM -0,3600 BAHAN MAKANAN -0,3331 1 PADI-2AN, UMBI-2AN & HASILNYA 0,1112-101001 BERAS 0,1051-101007 KETELA POHON -0,0002-101011 MIE KERING INSTANT 0,0058-101014 SAGU 0,0002-101021 TEPUNG TAPIOKA 0,0003 2 DAGING-DAGINGAN & HASIL-HASILNYA -0,0327 3 IKAN SEGAR 0,0044 4 IKAN DIAWETKAN 0,0048 5 SUSU, TELUR & HASIL-HASILNYA -0,0172 6 SAYUR-SAYURAN -0,0207 7 KACANG-KACANGAN 0,0005 8 BUAH-BUAHAN 0,0040 9 BUMBU-BUMBUAN -0,3846 10 LEMAK & MINYAK -0,0033 11 BAHAN MAKANAN LAINNYA 0,0005 Sumber : BPS Volume IX, Nomor 03/ Maret 2015 23

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 24 Volume IX, Nomor 03/Maret 2015

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan BAB IV. NILAI TUKAR PETANI (NTP) 4.1. Perkembangan Indeks Harga yang Diterima (IT), Indeks Harga yang Dibayar (IB) dan Nilai Tukar Petani Nasional dan Sub Sektor Januari 2014 Pebruari 2015 Perkembangan IT Nasional bulanan sejak bulan Januari 2014 hingga Pebruari 2015 dengan tahun dasar 2012 (2012=100)) menunjukkan pola terus mengalami peningkatan dengan rata-rata kenaikan sebesar 0,50%. Peningkatan nilai IT ini dikarenakan adanya peningkatan indeks harga jual komoditas. Demikian pula, nilai IB dari Januari 2014 hingga Pebruari 2015 juga terus mengalami peningkatan dengan rata-rata kenaikan sebesar 0,48% yang disebabkan meningkatnya indeks harga barang konsumsi rumah tangga maupun indeks harga biaya produksi dan penambahan barang modal. Peningkatan IT yang sedikit lebih besar daripada peningkatan IB menyebabkan NTP bulanan dari Januari 2014 hingga Pebruari 2015 hanya mengalami peningkatan sebesar 0,02% (Gambar 4.1.). 125.00 120.00 115.00 110.00 105.00 100.00 95.00 90.00 Jan-14 Peb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nop Des-14 Jan-15 Peb-15 IT IB NTP Gambar 4.1. Perkembangan IT, IB, dan NTP Nasional, Januari 2014 - Pebruari 2015 Perkembangan NTP Nasional tahun dasar 2012 (2012=100) menurut sub sektor dari bulan Januari 2014 hingga Pebruari 2015 menunjukkan pola berfluktuasi dan cenderung meningkat untuk semua sub sektor dengan rata-rata pertumbuhan sebagai berikut : NTP sub sektor tanaman pangan naik sebesar 0,17%, sub sektor hortikultura naik sebesar 0,01%, sub sektor peternakan naik sebesar 0,11% dan sub sektor perikanan naik sebesar Volume IX, Nomor 3/Maret 2015 25

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 0,01%, kecuali NTP sub sektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan sebesar 0,27% (Gambar 4.2). 110.00 108.00 106.00 104.00 102.00 100.00 98.00 96.00 94.00 Jan-14 Peb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nop Des-14Jan-15 Peb-15 Tan Pangan Horti Bun Rakyat Nak Kan Gambar 4.2. Perkembangan NTP Nasional Menurut Sub Sektor, Januari 2014 - Pebruari 2015 4.2. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional, Januari - Pebruari 2015 120.00 117.50 115.00 112.50 110.00 107.50 105.00 102.50 100.00 IT IB NTP Januari '15 119.29 117.12 101.86 Pebruari'15 119.02 116.47 102.19 Januari '15 Pebruari'15 Gambar 4.3. Perkembangan IT, IB, dan NTP Nasional, Januari - Pebruari 2015 Perkembangan nilai tukar petani (NTP) Indonesia berdasarkan tahun dasar 2012 (2012=100), pada bulan Pebruari 2015 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya mengalami peningkatan sebesar 0,33% yaitu dari 101,86 menjadi 102,19. Peningkatan 26 Volume IX, Nomor 3/Maret 2015

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan tersebut dikarenakan penurunan indeks harga yang diterima petani lebih kecil bila dibandingkan dengan penurunan indeks yang dibayar petani. Indeks harga yang diterima petani (IT) secara nasional turun sebesar 0,23% yaitu dari 119,29 turun menjadi 119,02 dan indeks yang dibayar petani (IB) mengalami penurunan dari 117,12 menjadi 116,47 atau turun sebesar 0,55%. Perkembangan IT, IB dan NTP bulan Januari 2014 - Pebruari 2015 tersaji pada Gambar 4.3. 4.3. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional Sektor Pertanian Sempit (tanpa sub sektor Perikanan), Januari 2015 - Pebruari 2015 Perkembangan nilai tukar petani (NTP) Indonesia untuk sektor pertanian sempit (tanpa sub sektor perikanan) berdasarkan tahun dasar 2012 (2012=100), Pebruari 2015 bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya mengalami peningkatan sebesar 0,31% yaitu dari 101,83 menjadi 102,15. Peningkatan tersebut dikarenakan penurunan indeks harga yang diterima petani lebih kecil bila dibandingkan penurunan indeks harga yang dibayar petani. Indeks harga yang diterima petani (IT) turun sebesar 0,24% yaitu dari 119,25 turun menjadi 118,97, sementara indeks harga yang dibayar petani (IB) mengalami penurunan sebesar 0,54% yaitu dari 117,10 menjadi 116,47. Perkembangan IT, IB dan NTP bulan Januari 2014 - Pebruari 2015 sektor pertanian sempit tersaji pada Gambar 4.4. dibawah ini. 120.00 117.50 115.00 112.50 110.00 107.50 105.00 102.50 100.00 IT IB NTP Januari '15 119.25 117.10 101.83 Pebruari'15 118.97 116.47 102.15 Januari '15 Pebruari'15 Gambar 4.4. Perkembangan IT, IB, dan NTP Nasional Sektor Pertanian Sempit, Januari - Pebruari 2015 Volume IX, Nomor 3/Maret 2015 27

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 4.4. Indeks Harga yang Diterima Petani (IT) Indeks harga yang diterima petani (IT) sub sektor tanaman pangan pada bulan Pebruari 2015 mengalami peningkatan dari 120,27 menjadi 120,55 atau naik sebesar 0,24% dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan IT sub sektor tanaman pangan tersebut dipengaruhi oleh naiknya indeks harga padi sebesar 0,16% dan indeks harga palawija sebesar 0,57%. Demikian pula IT nasional sub sektor peternakan mengalami peningkatan dari 121,09 menjadi 121,33 atau naik sebesar 0,20% yang dipengaruhi dengan meningkatnya indeks harga ternak besar sebesar 0,48%, meskipun indeks harga ternak kecil mengalami penurunan sebesar 0,09%, indeks harga unggas turun sebesar 0,39% dan indeks harga hasil ternak turun sebesar 0,40%. Sebaliknya IT nasional sub sektor hortikultura bila dibandingkan dengan periode sebelumnya mengalami penurunan dari 120,28 menjadi 119,53 atau turun sebesar 0,63%. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh turunnya indeks harga sayur-sayuran sebesar 1,97%, sementara itu indeks harga buah-buahan dan indeks harga tanaman obat naik sebesar 0,44% dan 0,17%. IT tanaman perkebunan rakyat juga mengalami penurunan yaitu dari 115,25 menjadi 114,04 atau turun sebesar 1,05%. Perkembangan indeks penyusun IT bulan Januari - Pebruari 2015 secara rinci disajikan pada Tabel 4.1. 4.5. Indeks Harga yang Dibayar Petani (IB) Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, maka indeks harga yang dibayar petani (IB) sub sektor tanaman pangan pada bulan Pebruari 2015 mengalami penurunan sebesar 0,55% dari 118,80 menjadi 118,15. Penurunan IB sub sektor tanaman pangan tersebut dipengaruhi oleh turunnya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,79%, sedangkan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,19%. IB nasional sub sektor hortikultura juga mengalami penurunan dari 117,88 menjadi 117,24 atau turun sebesar 0,54%, sebagai akibat turunnya indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,62% dan turunnya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,27%. Untuk IB sub sektor tanaman perkebunan rakyat juga mengalami penurunan dari 117,57 menjadi 116,84 atau turun sebesar 0,62% yang 28 Volume IX, Nomor 3/Maret 2015

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan dipengaruhi oleh turunnya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,75% dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) turun sebesar 0,12%. Begitu juga IB sub sektor peternakan mengalami penurunan dari 113,72 menjadi 113,19 atau turun sebesar 0,47% yang dipengaruhi oleh turunnya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,76% dan indeks biaya produksi penambahan barang modal (BPPBM) turun sebesar 0,18. Perkembangan indeks penyusun IB bulan Januari - Pebruari 2015 secara rinci tersaji pada Tabel 4.1. 4.6. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada bulan Pebruari 2015, kenaikan IT yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan IB pada 3 (tiga) sub sektor, menyebabkan nilai tukar petani (NTP) mengalami peningkatan yaitu NTP sub sektor tanaman pangan mengalami peningkatan sebesar 0,79% dari 101,23 menjadi 102,03, NTP sub sektor peternakan naik sebesar 0,67% dari 106,48 menjadi 107,19 dan NTP sub sektor perikanan juga mengalami peningkatan sebesar 0,70% dari 101,89 menjadi 102,60. Sementara NTP sub sektor Hortikultura mengalami penurunan sebesar 0,09% dari 102,04 menjadi 101,95 dan NTP sub sektor tanaman perkebunan rakyat juga mengalami penurunan sebesar 0,43% dari 98,02 menjadi 97,60. Perkembangan nilai tukar petani (NTP) per sub sektor bulan Januari - Pebruari 2015 secara rinci tersaji pada Tabel 4.1. Volume IX, Nomor 3/Maret 2015 29

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 4.1. Perkembangan IT, IB dan NTP per Sub Sektor, Januari Pebruari 2015 (2012=100) Rincian Januari '15 Pebruari '15 Pertumbuhan (%) Tanaman Pangan A Indeks Harga yang Diterima Petani 120.27 120.55 0.24 - Padi 119.84 120.04 0.16 - Palawija 120.47 121.16 0.57 B Indeks Harga yang Dibayar Petani 118.80 118.15-0.55 - Konsumsi Rumah Tangga 120.46 119.50-0.79 - BPPBM 113.58 113.80 0.19 C Nilai Tukar Petani 101.23 102.03 0.79 Hortikultura A Indeks Harga yang Diterima Petani 120.28 119.53-0.63 - Sayur-sayuran 118.88 116.53-1.97 - Buah-buahan 121.36 121.90 0.44 - Tanaman Obat 116.60 116.79 0.17 B Indeks Harga yang Dibayar Petani 117.88 117.24-0.54 - Konsumsi Rumah Tangga 120.10 119.35-0.62 - BPPBM 111.06 110.76-0.27 C Nilai Tukar Petani 102.04 101.95-0.09 Tanaman Perkebunan Rakyat A Indeks Harga yang Diterima Petani 115.25 114.04-1.05 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 115.25 114.04-1.05 B Indeks Harga yang Dibayar Petani 117.57 116.84-0.62 - Konsumsi Rumah Tangga 119.79 118.89-0.75 - BPPBM 110.50 110.36-0.12 C Nilai Tukar Petani 98.02 97.60-0.43 Peternakan A Indeks Harga yang Diterima Petani 121.09 121.33 0.20 - Ternak Besar 122.59 123.17 0.48 - Ternak Kecil 119.08 118.98-0.09 - Unggas 118.73 118.26-0.39 - Hasil Ternak 117.95 117.48-0.40 B Indeks Harga yang Dibayar Petani 113.72 113.19-0.47 - Konsumsi Rumah Tangga 120.28 119.37-0.76 - BPPBM 107.82 107.63-0.18 C Nilai Tukar Petani 106.48 107.19 0.67 Perikanan A Indeks Harga yang Diterima Petani 119.51 119.50-0.01 - Penangkapan 124.96 124.92-0.03 - Budidaya 115.57 115.59 0.01 B Indeks Harga yang Dibayar Petani 117.29 116.47-0.70 - Konsumsi Rumah Tangga 120.27 119.59-0.56 - BPPBM 112.23 111.16-0.95 C Nilai Tukar Petani Ikan 101.89 102.60 0.70 Sumber : BPS 30 Volume IX, Nomor 3/Maret 2015

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan 4.7. Perbandingan IT, IB dan NTP Antar Provinsi Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, indeks yang diterima petani (IT) pada bulan Pebruari 2015 mengalami peningkatan di 10 (sepuluh) provinsi. Peningkatan IT terbesar terjadi di Provinsi DKI sebesar 1,20% dari 114,91 menjadi 116,29, sedangkan peningkatan terkecil terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 0,04%. Penurunan IT terjadi di 23 (dua puluh tiga) provinsi, penurunan terbesar terjadi di Provinsi Sumatera Barat sebesar 1,55%, sedangkan penurunan terkecil terjadi di Provinsi Nanggroe Aceh D. sebesar 0,02%. Perkembangan IT per provinsi di Indonesia bulan Januari - Pebruari 2015 tersaji pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Perkembangan IT per Provinsi di Indonesia, Januari - Pebruari 2015 (2012=100) No Provinsi Januari'15 Pebruari'15 Pertumbuhan (%) 1 DKI Jakarta 114.91 116.29 1.20 2 Kalimantan Timur 115.89 117.10 1.04 3 Kepulauan Riau 113.66 114.49 0.72 4 Kalimantan Barat 112.51 113.12 0.55 5 Sulawesi Utara 114.66 115.17 0.45 6 Nusa Tenggara Timur 116.92 117.44 0.45 7 Kalimantan Selatan 113.17 113.65 0.42 8 Jawa Timur 124.24 124.65 0.33 9 Papua 110.34 110.61 0.25 10 Bengkulu 111.32 111.36 0.04 11 Nanggroe Aceh D. 111.93 111.91-0.02 12 Nusa Tenggara Barat 118.02 117.78-0.20 13 Jawa Barat 125.54 125.27-0.21 14 Papua Barat 115.53 115.25-0.24 15 Banten 122.02 121.71-0.25 16 Jawa Tengah 118.44 118.04-0.34 17 Sumatera Selatan 113.24 112.82-0.37 18 Yogyakarta 117.03 116.57-0.40 19 Maluku Utara 117.22 116.74-0.41 20 Gorontalo 120.59 119.99-0.49 21 Lampung 119.41 118.75-0.55 22 Jambi 113.21 112.52-0.61 23 Bali 120.25 119.46-0.65 24 Maluku 120.10 119.19-0.76 25 Sulawesi Tengah 113.99 113.13-0.76 26 Sulawesi Selatan 122.32 121.27-0.86 27 Kalimantan Tengah 115.89 114.77-0.97 28 Sulawesi Barat 117.31 116.14-1.00 29 Sumatera Utara 116.39 115.22-1.01 30 Riau 113.64 112.49-1.01 31 Sulawesi Tenggara 116.08 114.89-1.03 32 Bangka Belitung 119.35 117.62-1.45 33 Sumatera Barat 115.38 113.59-1.55 Sumber: BPS, diolah Pusdatin Volume IX, Nomor 3/Maret 2015 31

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, terjadi peningkatan indeks yang dibayar petani (IB) pada bulan Pebruari 2015 di 3 (tiga) provinsi yaitu DKI naik sebesar 0,04%, Jawa Barat naik sebesar 0,04% dan Maluku naik sebesar 0,01%. Sementara penurunan IB terjadi di 30 (tiga puluh) provinsi, penurunan terbesar terjadi di Provinsi Sumatera Barat sebesar 1,67%, sedangkan penurunan terkecil terjadi di Provinsi Sulawesi Utara, Banten dan Maluku Utara sebesar 0,03%. Perkembangan IB per provinsi di Indonesia bulan Januari - Pebruari 2015 secara rinci tersaji pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Perkembangan IB per Provinsi di Indonesia, Januari - Pebruari 2015 (2012=100) No Provinsi Januari'15 Pebruari'15 Pertumbuhan (%) 1 DKI 117.27 117.32 0.04 2 Jawa Barat 118.48 118.53 0.04 3 Maluku 118.68 118.69 0.01 4 Sulawesi Utara 116.94 116.91-0.03 5 Banten 115.75 115.71-0.03 6 Maluku Utara 114.00 113.96-0.03 7 Papua 113.98 113.89-0.08 8 Sulawesi Tengah 115.88 115.74-0.12 9 Kalimantan Barat 116.24 116.04-0.17 10 Nusa Tenggara Timur 115.89 115.62-0.23 11 Papua Barat 116.56 116.11-0.38 12 Bali 115.42 114.97-0.39 13 Kalimantan Timur 116.66 116.19-0.40 14 Sulawesi Selatan 117.27 116.78-0.42 15 Sumatera Selatan 116.05 115.55-0.43 16 Kepulauan Riau 114.38 113.87-0.44 17 Lampung 115.71 115.06-0.56 18 Jawa Timur 118.07 117.39-0.57 19 Kalimantan Tengah 116.71 116.01-0.60 20 Kalimantan Selatan 113.43 112.75-0.60 21 Jawa Tengah 117.06 116.32-0.64 22 Sulawesi Barat 114.97 114.20-0.67 23 Sulawesi Tenggara 116.85 116.04-0.69 24 Nusa Tenggara Barat 116.41 115.51-0.78 25 Yogyakarta 116.57 115.66-0.78 26 Gorontalo 119.12 118.14-0.82 27 Sumatera Utara 118.52 117.23-1.09 28 Bengkulu 117.79 116.41-1.17 29 Nanggroe Aceh D. 116.63 115.23-1.20 30 Bangka Belitung 115.66 114.25-1.23 31 Riau 117.96 116.42-1.31 32 Jambi 118.36 116.75-1.36 33 Sumatera Barat 117.10 115.14-1.67 Sumber: BPS, diolah Pusdatin 32 Volume IX, Nomor 3/Maret 2015

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, terjadi peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan Pebruari 2015 di 21 (dua puluh satu) provinsi. Peningkatan NTP terbesar terjadi di Provinsi Kalimantan Timur sebesar 1,45% dan penurunan terkecil terjadi di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 0,06%. Penurunan NTP terjadi di 11 (sebelas) provinsi, sementara di provinsi Lampung Stabil. Pada bulan Pebruari 2015, terdapat 15 (lima belas) provinsi yang mempunyai NTP dibawah 100 (tahun dasar 2012). Perkembangan NTP per provinsi di Indonesia periode bulan Januari - Pebruari 2015 tersaji pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Perkembangan NTP per Provinsi di Indonesia, Januari Pebruari 2015 (2012=100) No Provinsi Januari'15 Pebruari'15 Pertumbuhan (%) 1 Kalimantan Timur 99.33 100.77 1.45 2 Bengkulu 94.51 95.67 1.23 3 Nanggroe Aceh D. 95.96 97.12 1.20 4 Kepulauan Riau 99.37 100.54 1.17 5 DKI 97.99 99.12 1.16 6 Kalimantan Selatan 99.77 100.80 1.03 7 Jawa Timur 105.23 106.18 0.91 8 Jambi 95.65 96.37 0.76 9 Kalimantan Barat 96.79 97.48 0.71 10 Nusa Tenggara Timur 100.89 101.57 0.68 11 Nusa Tenggara Barat 101.38 101.97 0.59 12 Sulawesi Utara 98.04 98.51 0.48 13 Yogyakarta 100.40 100.79 0.39 14 Gorontalo 101.23 101.57 0.33 15 Papua 96.81 97.12 0.32 16 Jawa Tengah 101.18 101.48 0.30 17 Riau 96.34 96.63 0.30 18 Papua Barat 99.12 99.26 0.14 19 Sumatera Barat 98.54 98.66 0.12 20 Sumatera Utara 98.20 98.28 0.08 21 Sumatera Selatan 97.58 97.64 0.06 22 Lampung 103.20 103.20 0.00 23 Banten 105.42 105.19-0.22 24 Bangka Belitung 103.19 102.96-0.23 25 Jawa Barat 105.95 105.69-0.25 26 Bali 104.18 103.90-0.27 27 Sulawesi Barat 102.04 101.70-0.33 28 Sulawesi Tenggara 99.34 99.00-0.34 29 Maluku Utara 102.83 102.45-0.37 30 Kalimantan Tengah 99.30 98.93-0.38 31 Sulawesi Selatan 104.31 103.84-0.45 32 Sulawesi Tengah 98.37 97.75-0.64 33 Maluku 101.19 100.42-0.76 Sumber: BPS, diolah Pusdatin Volume IX, Nomor 3/Maret 2015 33

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 4.8. Upah Buruh Tani Perkembangan upah buruh tani di Indonesia dapat dilihat dari upah nominal harian dan upah riil harian buruh tani. Upah buruh tani nasional pada tahun 2014 mulai menggunakan tahun dasar 2012 (2012=100). Rata-rata upah nominal harian buruh tani di Indonesia pada bulan Januari tahun 2014 sebesar Rp. 43.808,- per hari dan terus meningkat menjadi sebesar Rp. 45.846,- per hari pada bulan Januari 2015 atau meningkat rata-rata sebesar 0,38%, Namun demikian, setelah dikoreksi dengan faktor inflasi, sejatinya, upah riil harian buruh tani di Indonesia pada Januari 2015 mengalami penurunan rata-rata sebesar 0,26%, seperti tersaji pada Tabel 4.5 dan Gambar 4.5 dibawah ini. Tabel 4.5. Upah Nominal dan Riil Buruh Tani Nasional per hari (2012=100), Januari 2014 Januari 2015 No Jenis Upah Jan '14 Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des '14 Jan '15 (Rupiah) Rata-rata Pertumbuhan (%) 1 Upah Nominal 43.808 43.992 44.125 44.212 44.314 44.430 44.569 44.717 44.833 44.924 45.026 45.491 45.846 0,38 2 Upah Riil *) 39.383 39.372 39.416 39.514 39.516 39.330 39.134 39.119 39.045 38.955 38.466 37.839 38.144-0,26 Keterangan : *) Upah riil = upah nominal/indeks konsumsi rumah tangga pedesaan (2012=100) (Rp/hari) 48.000 46.000 44.000 42.000 40.000 38.000 36.000 Jan '14 Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des '14 Jan '15 Upah Nominal Upah Riil *) Gambar 4.5. Perkembangan Upah Nominal dan Upah Riil Buruh Tani di Indonesia, Januari 2014 Januari 2015 34 Volume IX, Nomor 3/Maret 2015