BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 49 Bandung yang berlamat di Jalan Antapani No 58 Bandung. Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VIII pada semester Genap. Dasar pertimbangan populasi penelitian adalah kelas VIII karena kelas VII merupakan siswa baru sehingga masih beradaptasi dengan lingkungan SMP dan kelas IX dalam persiapan mengahadapi Ujian Nasional. Sedangkan yang menjadi sampelnya adalah dua dari 12 kelas yang dipilih secara purposif berdasarkan pertimbangan guru bidang studi IPS kelas VIII dengan melihat nilai rata-rata kelas yang diambil dari hasil ulangan umum semester ganjil 2010-2011. B. Metode penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen, dimana penelitian dianggap sebagai quasi eksperimen apabila tidak dilakukan randominasi dalam meneliti hubungan sebab akibat (Seniati, Yulianto dan Setiadi 2005 : 35). Ruseffendi (2003:45) mengatakan bahwa dalam suatu penelitian ekperimen, khususnya penelitian yang ingin menyelidiki keefektifan penggunaan metode mengajar baru, diperlukan kelas lain atau kelompok siswa yang menggunakan metode lama atau yang biasa dilakukan sebelumnya sebagai pembanding. Kelas pembanding ini disebut Cucu Lisnawati, 2011 Pengaruh Model ARCS Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu
44 kelas kontrol. Hasil dari kelas kontrol ini akan menjadi pembanding dari kelas eksperimen untuk mengetahui apakah hasil kelas ekperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol 2. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah non-equivalent control group design, pada desain ini terdapat dua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan model ARCS melalui metode Pemecahan Masalah dalam proses pembelajarannya. Sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional dengan pola sebagai berikut: Tabel 3.1 Desain Penelitian GRUP PRE TEST TREATMENT POST TEST A 01 X 02 B 03 04 Keterangan: A : kelompok eksperimen B : kelompok kontrol X : dikenakan treatment atau perlakuan dengan model ARCS melalui metode pemecahan masalah : tidak dikenakan treatment atau perlakuan dengan model ARCS melalui metode pemecahan masalah 01 : sebelum perlakuan (pre test) pada kelompok eksperimen 02: sesudah perlakuan (post test) pada kelompok eksperimen
45 03: pretest pada kelompok kontrol 04 : posttest pada kelompok Kontrol C. Operasional Variabel Operasional variable penelitian ini diuraikan dalam tabel di bawah ini : Tabel 3.2. Operasional Variabel Variabel Definisi Operasional Indikator Model ARCS Motivasi Belajar Model ARCS merupakan suatu bentuk pendekatan pemecahan masalah untuk merancang aspek motivasi serta lingkungan belajar dalam mendorong dan mempertahankan motivasi siswa untuk belajar dengan langkahlangkah : Attention, Relevance, Confidence and Satisfaction. Adapun metode dalam penyampaian materi pembelajaran yang digunakan dalam model ARCS ini yaitu melalui metode pemecahan masalah merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada aspek pemecahan masalah. dengan langkah-langkah : Merumuskan masalah, menganalisis masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, menarik kesimpulan Motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, dengan beberapa indikator yang mendukung. Hasil Belajar Pencapaian kompetensi-kompetensi mata pelajaran IPS yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Dalam penelitian ini pencapaian kompetensi mencakup aspek pengetahuan ranah kognitif yaitu : pengetahuan (C1), pemahaman (C2), Aplikasi (C3), dan analisis (C4) pada pembelajarn IPS dengan Standar Kompetensi Memahami kegiatan perkeonomian di Indonesia dan Kompetensi Dasar Permintaan dan penawaran serta terbentuknya harga pasar Perhatian (Attention) Relevansi (Relevance) Keyakinan (Confidence) Kepuasan (Satisfaction Hasil pre test post test dalam bentuk soal objektif berupa pilihan ganda sebanyak 20 butir soal yang mengacu pada kompetensi dasar Permintaan dan penawaran serta terbentuknya harga pasar
46 D. Teknik Pengumpulan Data 1. Angket Angket dalam penelitian ini digunakan sebagai alat tes yang dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai motivasi belajar siswa baik kelas yang mendapatkan model ARCS melalui Metode Pemecahan Masalah maupun kelas yang tidak mendapat perlakuan sebelum (pretest) dan sesudah mendapat perlakuan (postest). Angket motivasi belajar ini dirancang dalam bentuk pilihan-pilihan pernyataan yang berkaitan dengan perhatian siswa, respon siswa, percaya diri siswa dan kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran IPS. Dimana setiap siswa baik siswa yang mendapat perlakuan model ARCS melalui metode pemecahan masalah maupun siswa yang tidak mendapatkan perlakuan atau menggunakan metode konvensional diminta untuk mengisi kolom jawaban berdasarkan pernyataan yang tersedia Angket motivasi belajar ini menggunakan skala Grafis (Grafic rating Scale), skala grafis merupakan metode pengukuran sikap yang disajikan dalam bentuk grafis atau gambar. Metode ini menyatakan penelitian responden terhadap subjek, objek atau kejadian tertentu dengan angka yang ada dalam gambar atau grafik penelitian. Dengan kriteria angka 1 menunjukan bahwa responden memberikan tanggapan yang sangat tidak setuju terhadap pernyataan yang diajukan atau tingkat motivasinya sangat rendah, sedangkan angka 10 menunjukan sangat setuju terhadap pernyataan yang diajukan atau
47 tingkat motivasinya tinggi (Munir, 2008 :19). Untuk mendapatkan data yang bersifat interval dan diberi skor atau nilai sebagai berikut : Motivasi Rerendah Motivasi tinggi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pilihan jawaban mulai dari 1 sampai dengan 10. Dengan ketentuan Bila jawaban ke kiri maka motivasinya cenderung rendah, bila jawaban ke kanan maka motivasinya cendrung tinggi.. 2. Tes Tertulis Tes tertulis ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar siswa baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol sebelum (pretest) dan sesudah mendapatkan perlakuan (posttest) dengan menggunakan metode yang telah ditentukan. Dalam hal ini, tes tertulis yang diberikan kepada siswa berupa soal berbentuk objektive (pilihan ganda). Tes tertulis yang digunakan dalam penelitian ini antara pretest dengan posttest tetap menggunakan soal yang sama. 3. Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran di dalam kelas untuk melihat secara langsung cara guru menerapkan metode pembelajaran yang ditawarkan serta melihat respon dan perkembangan siswa dalam pembelajaran tersebut. Lembar observasi yang digunakan ada dua bentuk, yaitu lembar observasi pengamatan penampilan guru di dalam kelas
48 dan lembar observasi pengamatan diskusi kelompok siswa. Hasil pengamatan tersebut akan dijelaskan secara deskriptif guna dijadikan sebagai informasi tambahan dalam pengambilan kesimpulan penelitian. 4. Wawancara Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa sebelum dan setelah pembelajaran dengan menggunakan model ARCS melalui metode pemecahan masalah dalam mata pelajaran IPS untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Wawancara dimaksud untuk mengetahui kendala-kendala ataupun kekurangan dalam model ARCS melalui metode pemecahan masalah baik dari segi guru maupun siswa. E. Uji Alat Tes penelitian Soal tes yang akan digunakan sebagai parameter motivasi dan hasil belajar siswa, sebelum digunakan sebagai alat pretest dan posttest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas butir-butir soal tersebut, dengan maksud untuk mengetahui kualitas soal tes. Berikut dijelaskan mengenai alat ukur kualitas tes yang dimaksud. 1. Validitas Uji validitas item butir soal menggunakan bantuan software SPSS versi 17 for windows. Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Nasution 2003 :74). Uji validitas ini dilakukan untuk mengukur konsistensi butir-butir soal sehingga dapat menggambarkan
49 indikator yang diteliti. Suatu alat tes dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variable yang diteliti secara tepat. Berikut disajikan hasil uji validitas motivasi belajar siswa dalam tabel 3.3. Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar Item soal Corrected item-total Kesimpulan correlations 1 0,457 Valid 2 0,649 Valid 3 0,269 Valid 4 0,096 Tidak Valid 5 0,237 Tidak Valid 6 0,174 Tidak Valid 7 0,706 Valid 8 0,700 Valid 9 0,660 Valid 10 0,729 Valid 11 0,652 Valid 12 0,216 Tidak Valid 13 0,457 Valid 14 0,272 Valid 15 0,198 Tidak Valid 16 0,729 Valid 17 0,652 Valid 18 0,659 Valid 19 0,328 Valid 20 0,402 Valid 21 0,462 Valid 22 0,136 Tidak Valid 23 0,274 Valid 24 0,501 Valid 25 0,687 Valid 26 0,103 Tidak Valid
50 Lanjutan Tabel 3.3. 27 0,272 Valid 28 0,647 Valid 29 0,466 Valid 30 0,147 Tidak Valid 31 0,608 Valid 32 0,754 Valid 33 0,609 Valid 34 0,005 Tidak Valid 35 0,057 Tidak Valid 36 0,012 Tidak Valid 37 0,688 Valid 38 0,729 Valid 39 0,652 Valid 40 0,539 Valid 41 0,457 Valid 42 0,576 Valid 43 0,570 Valid 44 0,340 Valid 45 0,188 Tidak Valid 46 0,209 Tidak Valid 47 0,308 Valid 48 0,317 Valid 49 0,211 Tidak Valid 50 0,269 Valid Sumber data diolah dengan SPSS Berdasarkan tabel di atas hasil uji validitas alat tes motivasi belajar siswa diketahui koefisiensi korelasi item total dikoreksi (corrected item-total correlation) tidak semua item soal memiliki kriteria validitas. Dari 50 butir soal terdapat 36 item memberikan nilai positif 0.25, hal tersebut menunjukan 36 item soal valid dan terdapat 14 item soal yang tidak valid. Dengan demikian maka peneliti hanya mengambil jumlah item soal yang valid dan membuang item soal yang tidak valid.
51 tabel 3.4. Hasil uji validitas alat tes hasil belajar siswa dapat dilihat dalam Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Hasil Belajar Item soal Corrected item-total Kesimpulan correlations 1 0,522 Valid 2 0,582 Valid 3 0,431 Valid 4 0,415 Valid 5 0,198 Tidak Valid 6 0,402 Valid 7 0,511 Valid 8 0,552 Valid 9 0,591 Valid 10 0,014 Tidak Valid 11 0,354 Valid 12 0,294 Tidak Valid 13 0,536 Valid 14 0,355 Valid 15 0,115 Tidak Valid 16 0,211 Tidak Valid 17 0,337 Valid 18 0,365 Valid 19 0,021 Tidak Valid 20 0,245 Tidak Valid 21 0,522 Valid 22 0,582 Valid 23 0,431 Valid 24 0,415 Valid 25 0,086 Tidak Valid 26 0,140 Tidak Valid 27 0,511 Valid 28 0,552 Valid 29 0,591 Valid 30 0,014 Tidak Valid Sumber data diolah dengan SPSS
52 Berdasarkan data tabel tersebut di atas diketahui bahwa koefisiensi korelasi item total dikoreksi (corrected item-total correlation) tidak semua item soal memiliki kriteria validitas. Dari 30 butir soal terdapat 21 item memberikan nilai positif 0.25, hal tersebut menunjukan 21 item soal valid dan terdapat 9 item soal yang tidak valid. Dengan demikian maka peneliti hanya mengambil jumlah item soal yang valid, namun untuk mempermudah perhitungan skor nilai maka peneliti hanya akan mengambil 20 item soal dari 21 item soal yang valid, jadi item soal yang dibuang seluruhnya berjumlah 10 item soal. 2. Reliabilitas Setelah dilakukan uji validitas, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Reliabilitas merujuk kepada konsistensi skor yang dicapai oleh siswa yang sama ketika mereka diuji ulang dengan soal yang sama pada kesempatan yang berbeda. Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 17 for windows diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3.5. Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Belajar Siswa Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items.915.915 50 Sumber data diolah dengan SPSS berdasarkan tabel uji reliabilitas di atas menunjukan nilai Cronbach s Alpha yang diperoleh sebesar 0,915 (> 0.70), maka dapat
53 disimpulkan bahwa alat test tersebut memiliki reliabilitas internal yang memadai untuk mengukur motivasi belajar siswa. Tabel 3.6. Hasil Uji Reliabilitas Hasil belajar siswa Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items Sumber data diolah dengan SPSS.817.817 30 Tabel uji reliabilitas di atas menunjukan nilai Cronbach s Alpha yang diperoleh sebesar 0,817 (> 0.70), maka dapat disimpulkan bahwa alat test tersebut memiliki reliabilitas internal yang memadai untuk mengukur hasil belajar siswa. Soal tes tertulis setelah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas selanjutnya dilakukan uji daya pembeda dan uji tingkat kesukaran dengan maksud untuk mengukur tingkat kualitas soal tes. Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2007:211). Untuk klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut : Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda Batasan Kategori 0,00 < D 0,20 Jelek 0,20 < D 0,40 Cukup 0,40 < D 0,70 Baik 0,70 < D 1,00 Baik sekali
54 Sedangkan analisis tingkat kesukaran soal dimaksudkan untuk mengetahui seberapa sukar sebuah soal yang dibuat sebagai alat tes yang baik adalah yang mempunyai tingkat kesukaran sedang, tidak terlalu sukar ataupun tidak terlalu mudah. Klasifikasi indeks kesukaran soal sebagai berikut : Tabel. 3.8 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Batasan Kategori 0,00 P < 0,30 Sukar 0,30 P < 0,70 Sedang 0,70 P < 1,00 Mudah Daya pembeda soal serta tingkat kesukaran soal dilakukan dengan bantuan Anatest kemudian dianalisis. Berikut di paparkan hasil pengujian daya pembeda dan tingkat kesukaran soal alat tes dengan menggunakan bantuan Anatest. Tabel 3.9. Hasil Uji Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda No soal Tingkat Kesukaran Kategori Daya Pembeda 1 57,14 Sedang 55,56 2 45,71 Sedang 33,33 3 42,86 Sedang 44,44 4 60,00 Sedang 44,44 5 77,14 Mudah 44,44 6 68,57 Sedang 77,78 7 37,14 Sedang 55,56 8 48,57 Sedang 77,78 9 45,71 Sedang 55,56 10 37,14 Sedang 44,44 11 62,86 Sedang 88,89 12 65,71 Sedang 44,44 13 62,86 Sedang 44,44
55 Lanjutan Tabel 3.9. 14 60,00 Sedang 33,33 15 57,14 Sedang 55,56 16 54,29 Sedang 66,67 17 82,86 Mudah 44,44 18 60,00 Sedang 77,78 19 31,43 Sedang 44,44 20 57,14 Sedang 44,44 Sumber data: diolah menggunakan Anatest F. Rancangan Analisis Data 1. Uji Normalitas Data Uji Normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah penyebaran kedua populasi berdistribusi secara normal atau tidak. Untuk mengetahuinya maka menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan software SPSS versi 17 for windows. Santoso (2010 :186) mengemukakan bahwa kriteria Uji Normalitas Data dijelaskan sebagai berikut: a. Jika signifikansi (Sig) atau nilai probabilitas yang diperoleh > α (0.05), maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b. Jika signifikansi (Sig) atau nilai probabilitas yang diperoleh < α (0.05), maka sampel bukan berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Data Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah kedua populasi mempunyai variansi yang homogen atau heterogen. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan software SPSS versi 17 for
56 windows dalam menguji homogenitas data yang diperoleh. Adapun kriteria untuk menetapkan homogenitas data menurut Santoso (2010 : 187) yaitu: 1) Jika signifikansi (Sig) atau nilai probabilitas yang diperoleh > α (0.05), maka variansi setiap sampel dikatakan homogen. 2) Jika signifikansi (Sig) atau nilai probabilitas yang diperoleh < α (0.05), maka variansi setiap sampel tidak homogen. 3. Uji Hipotesis Apabila hasil dari uji normalitas dan homogenitas data menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan uji-t (t-test). Namun apabila hasil uji normalitas dan homogenitas data menunjukan bahwa data tersebut tidak berdistribusi normal dan tidak homogen atau salah satu hasil data menujukan tidak berdistribusi normal atau tidak homogen, maka dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan uji non parametrik. Menurut Santoso (2010 : 187) Untuk menentukan ada tidaknya perbedaan, maka perlu diperhatikan kriteria berikut: a. Jika signifikansi atau nilai probabilitas yang diperoleh < 0.05, maka terdapat perbedaan yang nyata antara nilai Pretest dengan Posttest. b. Jika signifikansi atau nilai probabilitas yang diperoleh > 0.05, maka tidak terdapat perbedaan antara nilai Pretest dengan Posttest. 4. Perhitungan Gain Perhitungan gain digunakan untuk mengetahui besarnya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol,
57 dimana analisisnya melalui hasil tes awal (pretest) dan hasil tes akhir (posttest). Analisis dilakukan dengan menggunakan rumus gain ternormalisasi rata-rata (avarange mormalized gain). Adapun rumus tersebut menurut Meltzer (2002) dalam Ramdania (2010 : 56) adalah sebagai berikut : Keterangan : <g> = Skor posttest skor pretes Skor maksimum skor pretest <g> Skor pretest Skor posttest Skor maksimum = Gain ternomalisasi rata-rata = Persentase skor pretest rata-rata = Persentase skor posttest rata-rata = Skor ideal seluruh item soal Selanjutnya hasil gain akan dianalisis melalui kriteria tingkat gain sebagai berikut : Batasan g > 0,7 Tabel 3.10 Kategori Tingkat Gain Kategori Tinggi 0,3 < g 0,7 Sedang g 0,3 Rendah G. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu : 1. Tahap persiapan Pada tahapan ini dilakukan dua kegiatan yaitu penyusunan perangkat pembelajaran dan pengembangan alat tes penelitian. Untuk menyusun
58 perangkat pembelajaran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain materi pelajaran yang akan dikaji dan metode pembelajaran yang akan digunakan. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan studi literatur tentang : a. literatur yang berkaitan dengan pembelajaran b. analisis indikator materi pelajaran c. metode pembelajaran yang sesuai dengan peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. d. analisis model pembelajaran ARCS dan metode pemecahan masalah untuk menentukan langkah-langkah dalam proses pembelajaran. Sedangkan pengembangan alat tes penelitian meliputi langkahlangkah sebagai berikut : a. menyusun kisi-kisi angket motivasi belajar b. menyusun kisis-kisi butir soal tes untuk mengukur hasil belajar siswa c. validasi alat tes d. uji coba alat tes e. revisi alat tes 2. tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan merupakan tahap untuk mengumpulkan data. Pada tahap ini mengimplementasikan model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction) dalam proses pembelajaran dan teknik dalam penyampaian materi menggunakan metode pemecahan masalah. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam tahap ini adalah:
59 a. mengadakan tes awal (pre test) untuk memperoleh data mengenai motivasi dan hasil belajar siswa sebelum mengikuti pembelajaran b. pengarahan terhadap guru kelas VIII mengenai model pembelajaran ARCS dengan menggunakan metode Pemecahan Masalah c. menentukan materi IPS d. menentukan teknik dan media pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan yang akan dibelajarkan e. membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen f. menerapkan model ARCS dengan melalui metode pemecahan masalah pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol diterapkan metode konvensional g. pemberian tes akhir (post test) untuk memperoleh data tentang peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran ARCS melalui metode pemecahan masalah dengan pembelajaran konvensional 3. Tahap penyelesaian Tahapan penyelesaian diantaranya adalah : a. mengolah dan menganalisa data b. membuat kesimpulan dari hasil penelitian c. menyusun laporan hasil penelitian Secara keseluruhan tahapan-tahapan tersebut dapat digambarkan dalam Gambar 3.1.
60 Studi Pendahuluan Persiapan Penelitian Penyusunan materi, alat test, uji coba, revisi dan mempersiapkan perangkat pembelajaran, melatih guru yang akan mengajar Menentukan Subyek penelitian Kelas Eksperimen Kelas kontrol Pre Test Pengolahan dan analisis data Pembelajaran dengan model ARCS melalui metode Pemecahan Masalah Pembelajaran dengan metode konvensional Post Test Pengolahan dan analisis data Observasi Kesimpulan Penyusunan laporan Gambar 3.1 Alur penelitian