BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri besar dan sedang di Jawa Tengah pada tahun 2008

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

BAB III METODE PENELITIAN


BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan setiap 15 detik

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari sekian banyak bidang usaha yang tergolong sangat

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk membantu kehidupan manusia. Penggunaan mesin-mesin,

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. bergeloranya pembangunan, penggunaan teknologi lebih banyak diterapkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kuat. (2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016

BAB 1 : PENDAHULUAN. perusahaan, yang diiringi dengan meningkatnya penggunaan bahan-bahan berbahaya,

BAB I PENDAHULUAN. setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja merupakan tempat yang potensial terhadap risiko

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. industri atau yang berkaitan dengannya (Tarwaka, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan dan keselamatan kerja perlu dilakukan karena menurut Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan dan keselamatan kerja masih merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran aspek..., Aldo Zaendar, FKM UI, 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB 1 : PENDAHULUAN. perhatian dan kerja keras dari pemerintah maupun masyarakat.

HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA PETERNAK AYAM RAS DI KECAMATAN TILATANG KAMANG KABUPATEN AGAM TAHUN 2011 SKRIPSI

KESELAMATAN KERJA. Keselamatan & Kesehatan Kerja

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) (Tambusai,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam UU RI Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dituliskan

BAB 1 : PENDAHULUAN. teknologi serta upaya pengendalian risiko yang dilakukan. Kecelakaan kerja secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai daerah penghasilan furniture dari bahan baku kayu. Loebis dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Hal ini tercermin dalam pokok-pokok pikiran danpertimbangan dalam undang-undang no. 1

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dunia perindustrian di era globalisasi mengalami perkembangan yang semakin pesat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin berkembangnya prindustrian dengan mendayagunakan

KECELAKAAN TAMBANG. Oleh : Rochsyid Anggara

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional Indonesia yang berdampak positif terhadap penyerapan

BAB 1 : PENDAHULUAN. nasional, selain dapat meningkatkan perekonomian nasional juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dalam perusahaan tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keselamatan kerja telah dikenal sejak berabad yang lalu sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. diketahui kapan terjadinya, tetapi hal tersebut dapat dicegah. Kondisi tidak

BAB 1 : PENDAHULUAN. pekerja rumah sakit agar produktivitas pekerja tidak mengalami penurunan. (1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi

ISNANIAR BP PEMBIMBING I:

BAB 1 PENDAHULUAN. kerja, kondisi serta lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka meningkatkan

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesusilaan dan perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia serta nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

BAB I PENDAHULUAN. kerja. 3 K3 di tempat kerja harus dikelola dengan aspek lainnya seperti

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan bagi para pekerja dan orang lain di sekitar tempat kerja untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan taraf hidup serta mengurangi pengangguran. Kehadiran

BAB 1 PENDAHULUAN. bersangkutan.secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang. yang dapat mengakibatkan kecelakaan(simanjuntak,2000).

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS

dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 LATAR BELAKANG. signifikan bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2006, luas lahan areal kelapa

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Labour Organization (ILO), bahwa di seluruh

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan kondisi yang menunjukkan Indonesia tidak dapat menghindarkan diri dari

BAB I PENDAHULUAN. perhatian terhadap aspek keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Lemahnya

1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. dalam kategori dominan sehingga dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. eksis. Masalah utama yang selalu berkaitan dan melekat dengan dunia kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. Produktivitas merupakan salah satu faktor yang mendominasi suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Labour Organizatiom (ILO) 2013, 1 pekerja. pekerja kehilangan nyawa (Depkes, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam kesehariannya disibukkan dengan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. contohnya mesin. Bantuan mesin dapat meningkatkan produktivitas,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERILAKU SELAMAT DAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK GULA TASIKMADU KARANGANYAR

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Melihat perkembangan dunia modern saat ini, kegiatan industri telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian serta lingkungan. Tindakan tidak aman dari manusia (unsafe act)

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari K3 menurut Suma mur (1995), bahwa hygiene perusahaan. produktif. Suardi (2007) K3 mempunyai tujuan pokok dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dalam industri (Heinrich, 1980). Pekerjaan konstruksi merupakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan industri besar dan sedang di Jawa Tengah pada tahun 2008 tercatat sebesar 4.678 unit perusahaan dengan 1694,45 ribu orang tenaga kerja. Sektor industri dibedakan menjadi industri besar dan sedang serta industri kecil dan rumahtangga. Definisi yang digunakan BPS industri besar adalah perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih industri sedang adalah perusahaan dengan tenaga kerja 20 orang smpai dengan 99 orang industri kecil dan rumahtangga adalah perusahaan dengan tenaga kerja 5 orang sampai dengan 19 orang dan industri rumahtangga adalah perusahaan dengan tenaga kerja 1 orang sampai dengan 4 orang. Pembangunan di sektor industri merupakan prioritas utama pembangunan ekonomi tanpa mengabaikan pembangunan di sektor lain. 1 Masalah keselamatan kerja sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu sejalan dengan perkembangan industri. Pada awal perkembangannya penanganan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) masih terbatas pada kegiatan inspeksi untuk memeriksa kondisi lingkungan kerja. H.W. Heinrich seorang ahli K3 dengan teori dominonya mengawali pendekatan K3 secara ilmiah dengan mengemukakan teori tentang sebab kecelakan yang dikenal sebagai unsafe act dan unsafe condition. Pada saat itu, pendekatan K3 adalah untuk menghilangkan sebab kecelakaan di tempat kerja. 2 1

2 Dasar-dasar keselamatan kerja yang ada di indonesia telah diukur dalam Undang-Undang RI No. 1 Th 1970. Pada pasal satu ayat lima, dikemukakan bahwa ahli keselamatan kerja adalah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya UU No.1 Th 1970. Organisasi keselamatan kerja dalam administrasi pemerintah di tingkat pusat diwadahi dalam bentuk Direktorat Pembinaan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Direktorat Perlindungan Perawatan Tenaga Kerja. Fungsi Direktorat ini antara lain: melaksanakan pembinaan, pengawasan, serta penyempurnaan dalam penetapan norma keselamatan kerja di bidang mekanik, bidang listrik, uap dan kebakaran. 3 Sejak UU ditetapkan hingga saat ini, implementasi program K3 belum dilaksanakan secara konsisten. Indonesia merupakan negara terburuk dalam menerapkan program K3 di kawasan ASEAN, karena tingkat kecelakaan kerja tinggi dan derajat kesehatan pekerja masih tergolong rendah dan bahkan memprihatinkan. 4 Pada tahun 2012 berdasarkan data dari International Labour Organization (ILO) angka kematian yang diakibatkan dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK) sebanyak 2 juta kasus di dunia. Di tahun 2013 ILO mencatat setiap 15 detik ada 1 pekerja meninggal di dunia karena kecelakaan kerja dan data pekerja yang mengalami sakit akibat kerja sebanyak 160 pekerja. Sedangkan di Indonesia pada tahun 2013 berdasarkan hasil data laporan pelaksanaan kesehatan kerja di 26 Provinsi di Indonesia terdapat 2.998.766 kasus penyakit umum pada pekerja dan 428.844 kasus penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan. 5

3 Hasil penelitian dari Bayu Wibisono dengan judul Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Tambang Pasir Gali di Desa Pegiringan Kabupaten Pemalang 2013 di dapat responden yang mengalami kecelakaan kerja sebesar 51,8%, kecelakaan kerja yang terjadi yaitu tersandung/terpeleset 3 kali (37,5%) dan terjatuh 3 kali (33,9%). Hasil dari penelitian Mahda Nur Wisiatmoko yang berjudul Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pengangkut Kayu di Penggergajian Kayu Jepara 2013 kecelakaan kerja yang sering terjadi pada 6 bulan terakhir adalah terjepit kayu sebanyak 2 kali (33,3%) dari kejadian tersebut (63,3%) mendapat luka/cidera dan (36,7%) tidak mendapat luka/cidera. Dan dari hasil penelitian Anisa Rosdiana Rachmawati dengan judul Faktor-faktor Utama Yang Berhubungan Dengan Kecelakaan Kerja di Unit Forming PT Sango Ceramics Indonesia Semarang menurut data penyebab utama kecelakaan kerja adalah faktor manusia 85% dan 15% merupakan faktor kondisi berbahaya. 6,7, 8 Risiko kecelakaan kerja dapat diminimalisir dengan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja secara maksimal. Dalam prakteknya terdapat banyak masalah untuk meminimalisir kecelakaan kerja seperti pekerja yang masih mengalami kecelakaan kerja karena perilaku yang tidak aman dari pekerja, tidak mengenakan APD (Alat Pelindung Diri) dan tidak menjalankan SPO (Standar operasional prosedur) yang telah di tetapkan karena kurangnya pengetahuan pekerja tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. PT. Charoen Pokphand Indonesia Semarang adalah pabrik yang berdiri dalam bidang memproduksi pakan ternak yang terletak pada Jl. Raya Semarang- Demak Km 8 Genuk Semarang yang berdiri pertama pada bulan April 1980 dan resmi dioperasikan pada bulan September 1993. Dengan luas 2,8 hektar

4 perusahaan ini mampu memproduksi pakan ternak 3000 ton/bulan. Awalnya perusahaan ini bernama PT. Protenia Prima pada tahun 1989 perusahaan mengambil alih PT.Tunggal Eka Sakti Surabaya sehingga kedua perusahaan tersebut berubah nama menjadi PT. Central Protenia Prima yang disahkan pada tahun 2003. Dari perkembangan perkembangan jaman PT. Central Protenia Prima memperluas lokasinya hingga 4,6 ha dan kapasitas produksi perusahaan mencapai 48.000 ton/bulan dan pada bulan Januari 2008 PT. Central Protenia Prima Semarang berubah nama menjadi PT.Charoen Pokphand Indonesia Semarang. 9 Pada bulan November tahun 2015 jumlah keseluruhan pekerja di PT.Charoen Pokphand Indonesia Semarang berjumlah 456 orang pekerja. Sedangkan untuk bagian maintenance berjumlah 37 orang pekerja. Pekerjaan di unit maintenance merupakan pekerjaan yang berpotensi terjadinya kecelakaan kerja karena tugasnya untuk memperbaiki mesin yang rusak, dan merawat mesin agar dapat beroperasi, mesin-mesin yang di perbaiki berukuran sangat besar dan sudah berumur tua dan dapat mengakibatkan kecelakaan kerja (unsafe condition) kondisi lingkungan selain dari faktor pekerjanya sendiri (unsafe act). Terdapat 4 kecelakaan kerja yang terjadi pada kurun waktu 3 tahun terakhir pada tahun 2013 terdapat satu kecelakaan kerja tergolong ringan ketika pekerja terpercik minyak ketika melakukan pekerjaan, tahun 2014 terdapat satu kecelakaan kerja yang tergolong kecelakaan berat pada pekerja maintenance tertimpa benda berat mengakibatkan cidera pada bagian kaki. Pada tahun 2015 dari bulan Januari sampai Oktober terdapat dua kecelakaan kerja yang tergolong ringan dan berat, kecelakaan kerja ringan yaitu ketika memotong kabel tangan pekerja terkena sayatan mengakibatkan luka teriris sedangkan kecelakaan kerja

5 berat ketika memperbaiki listrik terjadi insiden arus pendek listrik mengakibatkan pekerja mengalami luka dibagian wajah dan lengan. 9 Data yang diperoleh dari survei awal mendapatkan dua narasumber pekerja dari unit maintenance, pekerja yang pertama telah bekerja selama tiga tahun bercerita bahwa temannya ketika bekerja kejatuhan benda berat dikakinya padahal temanya sudah memakai APD (Alat Pelindung Diri) dan sudah melakukan izin kerja kepada petugas safety tetap saja terjadi kecelakaan kerja. Pekerja yang kedua telah bekerja selama tujuh tahun pekerja ini pernah tersengat listrik karena kabel yang dialiri listrik berserakan tak beraturan kemudian tersentuh tubuh pekerja, pekerja telah memakai APD tetapi pada saat itu belum ada prosedur izin kerja. B. Rumusan Masalah Faktor-faktor apa sajakah yang berhubungan dengan kecelakaan kerja pada pekerja maintenance di PT. Charoen Pokphand Indonesia Semarang Tahun 2016? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Tujuan dari penelitian ini menganalisis faktor risiko yang berhubungan dengan kecelakaan kerja pada pekerja maintenance di PT.Charoen Pokphand Indonesia Semarang Tahun 2016 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan faktor kecelakaan kerja (umur, lama kerja, pengetahuan, sikap kerja, perilaku berbahaya, lingkungan berbahaya

6 dan penggunaan APD) di Unit Maintenance PT.Charoen Pokphand Indonesia Semarang. b. Mendiskripsikan kecelakaan kerja pada pekerja Maintenance Di PT.Charoen Pokphand Indonesia Semarang. c. Menganalisis hubungan umur dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja maintenance di PT.Charoen Pokphand Indonesia Semarang. d. Menganalisis hubungan masa kerja dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja maintenance di PT.Charoen Pokphand Indonesia Semarang. e. Menganalisis hubungan pengetahuan dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja maintenance di PT.Charoen Pokphand Indonesia Semarang. f. Menganalisis hubungan sikap kerja dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja maintenance di PT.Charoen Pokphand Indonesia Semarang. g. Menganalisis hubungan perilaku berbahaya dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja maintenance di PT.Charoen Pokphand Indonesia Semarang. h. Menganalisis hubungan lingkungan berbahaya dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja maintenance di PT.Charoen Pokphand Indonesia Semarang. i. Menganalisis hubungan penggunaan APD dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja maintenance di PT.Charoen Pokphand Indonesia Semarang.

7 D. Manfaat Manfaat dari penelitian ini, antara lain : 1. Bagi perusahaan Manfaat penelitian kepada pihak perusahaan adalah sebagai bahan masukan terkait dengan faktor-faktor apa saja yang beresiko terhadap kecelakaan kerja pada pekerja khususnya pekerja maintenance. 2. Bagi pekerja Manfaat penelitian bagi pekerja adalah sebagai penjelasan akan faktor resiko kecelakaan kerja terkait dengan pekerjaan, sehingga sadar akan keselamatan kerja dan dapat melakukan pekerjaannya dengan aman. 3. Bagi keilmuan Manfaat keilmuan penelitian ini adalah untuk menambah referansi agar dapat dijadikan literatur untuk dijadikan penalitian selanjutnya.

8 E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Nama peneliti Judul penelitian Variabel sasaran dan rancanagan penelitian Hasil penelitian 1 Bayu Wibisono (2013) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Tambang Pasir Gali di Desa Pegiringan Kabupaten Pemalang Tahun 2013 Variabel yang diteliti yaitu umur, masa kerja, peralatan kerja, perilaku berbahaya dan praktik penggunaan APD. Jenis penelitian ini adalah surevey analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil uji didapatkan ada hubungan antara umur dengan kecelakaaan kerja p = 0,017, ada hubungan perilaku berbahaya dengan kecelakaan kerja p =0,010, ada hubungan praktik penggunaan APD dengan kejadian kecelakaan kerja p =0,005. Tidak ada hubungan antara masa kerja dengan kecelakaan p= 0,813, tidak ada hubungan peralatan kerja dengan kejadian kecelakaan kerja p =0,358 2 Mahda Nur Widiatmoko (2013) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pengangkut Kayu di Penggergajian Kayu Jepara Tahun 2013 Variabel yang diteliti umur, lama kerja, masa kerja, perilaku berbahaya, praktik penggunaan APD. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil uji menunjukan bahwa tidak ada hubungan umur dengan kejadian kecelakaan kerja p value 0.598, tidak ada hubungan lama kerja dengan kejadian kecelakaan kerja p value 0.447, tidak ada hubungan masa kerja dengan kecelakaan kerja p value 0.142, ada hubungan perilaku berbahaya dengan kejadian kecelakaan kerja p value 0.045, tidak ada hubungan praktik

9 Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Nama peneliti Judul penelitian Variabel sasaran dan rancanagan penelitian Hasil penelitian penggunaan APD dengan kecelakaan kerja p value 0.332 3 Anisa Rosdiana Rachmawati (2015) Faktor-Faktor Utama Yang Berhubungan Dengan Kecelakan Kerja di Unit Forming PT.Sango Ceramics Indonesia Semarang Variabel yang diteliti yaitu umur, lama kerja, pengetahuan, unsafe action, peran petugas k3, unsafe condition. Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan pendekatan cross sectional Hasil penelitian tidak menunjukan adanya hubungan yang segnifikan antara umur (pvalue= 0.067), lama kerja (p-value =0.062), pengetahuan (pvalue= 0.470), dan unsafe condition (pvalue= 0.997) namun hasil menunjukan ada hubungan antara unsafe action (pvalue= 0.027) dan peran petugas k3 (p-value=0.002) dengan kecelakaan kerja Perbedaan penelitia terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan saat ini yaitu tempat dan waktu penelitian yang dilakukan di unit maintenance PT.Charoen Pokphand Indonesia Semarang pada tahun 2016 dan penambahan variabel sikap. Pemilihan objek penelitian di unit maintenance karena pekerjaan di unit tersebut berpotensi besar terjadi kecelakaan kerja di dalam perusahaan.

10 F. Lingkup Penelitian 1. Lingkup keilmuan Lingkup keilmuan penelitian ini adalah ilmu kesehatan masyarakat khususnya dibidang kesehatan dan keselamatan kerja. 2. Lingkup materi Materi dalam penelitian ini meliputi faktor-faktor resiko penyebab kecelakaan kerja. 3. Lingkup lokasi Lokasi penelitian ini adalah PT.Charoen Pokphand Indonesia Semarang. 4. Lingkup metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. 5. Lingkup objek Dalam penelitian objeknya adalah pekerja di PT.Charoen Pokphand Indonesia Semarang di Unit Maintenance. 6. Lingkup Waktu Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai pada bulan November 2015.