BAB II TINJAUAN PUSTAKA. batang, benang sari kuning kehijauan, kelopak hijau, mahkota lonjong berwarna

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lobak mulai dikenal bangsa China sekitar tahun 500 SM. Lobak sering

Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari Meksiko Selatan, Amerika Tengah, dan benua Amerika yang beriklim tropis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan untuk menghasilkan efek lokal, contoh : lotion, salep, dan krim.

PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI SEDIAAN KRIM. I. TUJUAN Untuk mengetahui cara pembuatan dan evaluasi sediaan krim.

Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia. Berat kulit diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh total.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kacang hijau (Phaseolus radiatusl.) merupakan salah satu komoditas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima spesies labu yang umum dikenal, yaitu Cucurbita maxima,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KRIM MALAM TERHADAP PENIPISAN KULIT WAJAH SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI

2. STRUKTUR RAMBUT. Gambar 1.2 Struktur Rambut Sumber web :

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk berupa spiral pada

BAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan jaringan pelindung yang lentur dan elastis, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Sebagai pelindung utama tubuh dari kerusakan fisika, kimia dan

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.2

Struktur Kulit (Cutaneous Membran) EPIDERMIS DERMIS SUBCUTANEOUS/Hypodermis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik memiliki sejarah panjang dalam kehidupan manusia. Berdasarkan hasil penggalian arkeologi, diketahui bahwa kosmetik telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina. Menurut laporan, kedelai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minyak canola telah dipopulerkan beberapa ribu tahun yang lalu, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jenis yang dikenal saat ini. Strawberry yang dibudidayakan sekarang ini

Proses Menua Intrinsik Proses Menua Ekstrinsik

KULIT. Kulit adalah lapisan paling luar tubuh yang terdiri dari selsel hidup dan merupakan lapisan tipis yang penting bagi tubuh.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

Bila dulu scrubbing hanya dapat dilakukan sekali-sekali saja, namun, zaman sudah mulai berubah. Sehingga scrubbing dapat dilakukan kapan saja,

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persea america sinonim dengan P.gratissima Gaertin atau P.drymifolia Schlect

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

Sediaan perawatan dan pembersih kulit adalah sediaan yang digunakan untuk maksud

BAB I PENDAHULUAN. laki-laki. Keagungan dan kekuasaan laki-laki dapat jatuh dan bertekuk lutut di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. terkena polusi dan zat zat yang terdapat di lingkungan kita. Kulit merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. L.) yang diperoleh dari Pasar Sederhana, Kelurahan. Cipaganti, Kecamatan Coblong dan Pasar Ciroyom, Kelurahan Ciroyom,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang, umurnya dapat mencapai 600 tahun. Satu pohon zaitun bisa

BAB I PENDAHULUAN. kepala, kecuali pada bibir, telapak tangan dan telapak kaki. Batang-batang

11/10/2017. Telur. Titis Sari Kusuma. Ilmu Bahan Makanan-Telur MACAM TELUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Habitat asli srikaya berasal dari daerah tropis di Amerika, Karibia,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga kosmetika menjadi stabil (Wasitaatmadja,1997).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing sebesar ton dan hektar. Selama lima

ANEKA RESEP JUS SEHAT. Mastoso Slow Juicer MT-67. Bagian 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diduga berasal dari Amerika Selatan. Pada waktu bangsa Spanyol menduduki

KRIM TABIR SURYA DARI KOMBINASI EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens Merr & Perry) DENGAN EKSTRAK BUAH CARICA (Carica pubescens) SEBAGAI SPF

BAB I BENGKUANG (Pachyrhizus erosus)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2

BAB I PENDAHULUAN. jumlah paparannya berlebihan. Kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari

Kingdom : Plantae. Divisi : Spermatophyta. Class : Dicotyledoneae. Ordo : Cistales. Famili : Caricaceae. Genus : Carica. Spesies : Carica papayal.

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Determinasi tanaman pisang raja (Musa paradisiaca L.) dilakukan di. Universitas Sebelas Maret. Tujuan dari determinasi tanaman ini adalah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar

BAB I PENDAHULUAN. kekeringan, keriput sampai kanker kulit (Tranggono dan Latifah, 2007).

Sistem Ekskresi Manusia

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Gambar Lobak Merah (Raphanus sativus L.) Lampiran 2. Gambar lobak merah yang telah dikeringkan. Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tanaman Lobak Merah 2.1.1 Lobak merah Lobak merupakan herba semusim, tinggi lebih kurang 1 meter, batang lunak membentuk umbi. Daun tunggal, lonjong, tepi daun bergigi, ujung dan pangkal rimpang berwarna hijau dan berbulu. Perbungaan bentuk tandan, di ujung batang, benang sari kuning kehijauan, kelopak hijau, mahkota lonjong berwarna putih, biji lonjong (Yuniarti, 2008). Di Indonesia pengembangan budidaya lobak terkonsentrasi di beberapa daerah di dataran tinggi, di antaranya adalah Lembang, Pangalengan, Pacet dan Cipanas (Bogor). Hampir di sebagian besar propinsi di Indonesia, kecuali Lampung, Daerah Istimewa Yogyakarta, NTT, Sulawesi Tenggara dan Irian Jaya. Daerah pusat produsen lobak yang paling luas adalah Jawa Barat, kemudian Bengkulu, Sumatera Utara, dan Kalimantan Barat (Anonim, 2013). Varietas Raphanus sativus L. yang sudah umum dikenal dibedakan atas tiga varietas, yaitu lobak putih (Raphanus sativus L. var. hortensis Backer), lobak merah (Raphanus sativus L. var. radicula Pres. A. DC.) dan lobak hitarn (Raphanus sativus L. var. niger Mirat) (Anonim, 2013). Hal yang membedakan kandungan lobak merah dengan lobak putih adalah kandungan antosianin yang terdapat pada lobak merah dan tidak dimiliki oleh lobak putih (Jie, et al., 2013). Antosianin memiliki peran biologis diantaranya perlindungan kulit terhadap paparan matahari dan radiasi ultraviolet, serta berperan sebagai antioksidan (Fei, et al., 2010). 5

2.1.2 Taksonomi lobak merah Lobak merah (Raphanus sativus L.) diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta : Dicotyledoneae : Capparales : Brassicaceae : Raphanus Spesies : Raphanus sativus L. Nama lokal : Lobak merah 2.1.3 Kandungan lobak merah Kandungan lobak merah memiliki beberapa kandungan vitamin yang baik untuk kulit sebagai berikut: a. Vitamin C, zat ini sering digunakan dalam krim maupun serum pada produk kosmetik dengan fungsi mengatasi garis-garis penuaan dan pigmentasi yang tidak diharapkan (Prianto, 2014). b. Vitamin A, zat ini sering digunakan dalam kosmetik dan telah terbukti mampu menghilangkan garis-garis penuaan pada kulit dan kelebihan pigmen kulit (Prianto, 2014). Keunggulan vitamin A dalam kosmetik antara lain mudah diserap oleh kulit dan mampu meningkatkan kandungan air kulit (Tranggono dan Latifah, 2007). c. Vitamin E, zat ini dapat berfungsi untuk memelihara stabilitas jaringan ikat di dalam sel sehingga kekenyalan dan kelenturan kulit dapat terjaga. Selain itu, juga berfungsi sebagai pelembab yang dapat mempertahankan ikatan air di 6

dalam kulit dan melindungi lipoprotein yang ada dalam sel ( Tranggono dan Latifah, 2007). Menurut USDA National Nutrient data base, kandungan gizi yang terdapat pada lobak merah (Raphanus sativus L.) adalah sebagai berikut. Tabel 2.1 Kandungan zat gizi lobak merah Zat Gizi Kandungan Persentase (%) Energi 16 kkal 1 Karbohidrat 3,40 g 3 Protein 0,68 g 1 Asam folat 25 µg 6 Pyridoksin 0,071 mg 5,5 Riboflavin 0,039 mg 3 Vitamin A 7 IU < 1 Vitamin C 14,8 mg 25 Vitamin E 0 mg 9 Vitamin K 1,3 µg 1 Sodium 39 mg 2,5 Potasium 233 mg 5 Kalsium 25 mg 2,5 Besi 0,34 mg 4 Magnesium 0,069 mg 2,5 Tembaga 0,05 mg 5 2.2 Ekstraksi Ekstraksi adalah suatu cara menarik satu atau lebih zat dari bahan asal menggunakan suatu cairan penarik atau pelarut. Umumnya ekstraksi dikerjakan 7

untuk simplisia yang mengandung zat-zat berkhasiat atau zat-zat lain untuk keperluan tertentu. Simplisia yang digunakan umumnya sudah dikeringkan, tetapi kadang simplisia segar juga dipergunakan. Simplisia dihaluskan lebih dahulu agar proses difusi zat-zat berkhasiatnya lebih cepat (Syamsuni, 2006). Tujuan ekstraksi dimaksudkan agar zat berkhasiat yang terdapat dalam simplisia masih berada dalam kadar yang tinggi sehingga memudahkan untuk mengatur dosis zat berkhasiat karena dalam sediaan ekstrak dapat distandarisasikan kadar zat berkhasiatnya sedangkan kadar zat berkhasiat dalam simplisia sukar diperoleh kadar yang sama (Anief, 1983). 2.3 Kulit 2.3.1 Struktur kulit Kulit tubuh terbentuk atas dua lapisan yaitu lapisan kulit luar (epidermis) dan lapisan kulit dalam (dermis). Di bawah dermis terdapat satu lapisan yang tersusun atas jaringan lemak atau jaringan adiposa (Saputra dan Evi, 2009). Lapisan kulit luar (epidermis) tersusun atas jaringan epitel berlapis dan dibagi menjadi dua lapisan, yaitu a. Lapisan tanduk atau lapisan horny Lapisan ini terdapat di bagian paling luar dan sel-sel di bagian ini berbentuk pipih dan tertekan serta telah kehilangan sifat bentuk selnya. Sel-sel di bagian luar lapisan ini merupakan sel-sel yang sudah mati dan jika sudah aus atau terkikis, sel tersebut diganti oleh sel yang baru dari lapisan sel-sel hidup. b. Lapisan germinalis Sel-sel di bagian ini berbentuk bulat dan memiliki nukleus. Sel pada lapisan germinalis senantiasa membelah dan membentuk sel baru untuk 8

mengganti sel yang hilang karena terkikis lapisan tanduk di depan kulit luar. Kulit luar tidak dilengkapi dengan pembuluh darah. Kulit ini menerima zat makanan melalui cairan limfa yang mengalir di antara sel-sel di lapisan bagian bawah. Ketebalan kulit luar berbeda-beda mengikuti tempatnya di bagian tubuh. Kulit yang paling tebal adalah kulit di bagian telapak kaki. Pigmen yang dikenal dengan melanin yang terdapat pada kulit menentukan warna kulit manusia (Saputra dan Evi, 2009). Lapisan kulit dalam merupakan kulit yang sebenarnya dan tersusun atas jaringan ikat, terutama jaringan fibrosa dan elastis. Lapisan kulit dermis terdapat struktur sebagai berikut a. Kelenjar keringat Kelenjar keringat adalah kelenjar kecil yang sangat penting. Kelenjar ini sebagian besar terdapat di telapak tangan, telapak kaki, dahi, dan ketiak. Kelenjar keringat tersusun atas saluran berbentuk melingkar dan mengandung banyak pembuluh darah. Dari kelenjar ini, saluran tersebut naik ke atas kemudian menembus kulit yang disebut liang keringat atau liang roma. Keringat berasal dari darah dan mengandung air serta natrium klorida. Keringat merupakan limbah dari tubuh yang membantu menyejukkan tubuh dan membantu pengaturan suhu tubuh serta keseimbangan air dan elektrolit tubuh. b. Kelenjar sebaseus atau kelenjar minyak 2.3.2 Fungsi kulit Kulit itu hidup, responsif dan dapat berubah sesuai dengan stimulasi dari lingkungan luar. Oleh karena itu, kulit menjadi sangat efektif dalam melindungi 9

tubuh dari lingkungan luar. Kulit memiliki fungsi perlindungan dan fungsi sebagai indera peraba. Kulit memiliki beberapa fungsi, di antaranya: a. Pemeliharaan, kulit melindungi struktur-struktur dalam yang lembut. Kulit yang tidak terluka merupakan benteng yang menahan serangan bakteri. b. Organ indra, ujung saraf di dalam kulit menerima rangsang sensorik dan menghantarkan rangsang suhu, sentuhan dan sakit ke otak. c. Ekskresi, keringat merupakan salah satu limbah dalam tubuh; air yang mengandung natrium karbonat dikeluarkan dari tubuh melalui kulit tubuh. Keringat juga berperan dalam pengaturan suhu tubuh. d. Minyak yang dihasilkan oleh tubuh membasahi dan melembutkan kulit serta mencegah rambut menjadi kering dan rapuh. e. Ergosterol yang terdapat pada didalam kulit ketika terpapar terhadap sinar UV matahari diubah menjadi vitamin D. Oleh sebab itu, kulit merupakan sumber vitamin D bagi tubuh f. Penyerapan, sedikit bahan berminyak jika digosokkan dapat menyerap ke dalam kulit. g. Kuku dan rambut berasal dari kulit (Saputra dan Evi, 2009). 2.3.3 Klasifikasi Kulit Pada umumnya, keadaan kulit dibagi menjadi tiga jenis yaitu kulit kering, kulit normal, dan kulit berminyak. a. Kulit kering merupakan kulit dengan kadar air yang kurang. Ciri-ciri yang terlihat pada kulit kering yaitu kusam, bersisik, mulai tampak kerutan-kerutan dan pori-pori tidak kelihatan. 10

b. Kulit normal adalah kulit dengan kadar air yang tinggi. Ciri-ciri yang terlihat pada kulit normal yaitu kulit tampak segar dan cerah, cukup tegang dan bertekstur halus, pori-pori kelihatan tetapi tidak terlalu besar, kadang terlihat berminyak di daerah dahi, dagu dan hidung. c. Kulit berminyak adalah kulit dengan kadar air dan minyak yang tinggi. Ciri-ciri kulit berminyak yaitu tekstur kulit kasar dan berminyak, pori-pori besar, mudah kotor dan berjerawat (Tranggono dan Latifah, 2007). 2.3.4 Kelembaban kulit Peran kelembaban kulit adalah untuk menjaga kadar air yang berada dalam kulit dalam rangka mempertahankan elastisitasnya. Kulit lapisan epidermis dan lapisan dermis memiliki kadar air berkisar 80%. Tetapi pada bagian teratas lapisan epidermis terdapat lapisan keratin yang hanya memiliki kadar air antara 10-30%. Kandungan air sangat menentukan elastisitas bagian atas kulit sehingga kulit akan tampak lembut, halus, dan bercahaya. Tekstur kulit yang lembab terlihat lebih tebal sehingga kulit terlihat lebih rata dan kerutan-kerutan pada kulit terangkat ke permukaan (Prianto, 2014). Kulit yang kering umumnya memiliki kadar minyak yang rendah. Kurangnya minyak pada kulit mengakibatkan kandungan air yang berada pada permukaan kulit lebih cepat menguap, yang selanjutnya mengakibatkan kekeringan pada kulit. Akibatnya kulit terlihat lebih kasar, bergaris, dan bagian atasnya terlihat berkerak (Prianto, 2014). Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi kelembaban kulit. Kelembaban kulit yang berkurang disebabkan hilangnya kadar air dari kulit yang 11

menyebabkan kekeringan pada kulit. Faktor-faktor yang mempengaruhi hilangnya kadar air dari kulit, yaitu: a. Lingkungan yang kering, lingkungan yang kering adalah lingkungan yang memiliki kadar kelembaban udara sekitar rendah. Lingkungan sekitar yang lembab sangatlah berpengaruh pada kestabilan kadar air dalam kulit. b. Angin, angin dapat menarik air dari dalam kulit. Dalam kehidupan sehari-hari, ruangan yang memiliki pendingin udara (AC) memiliki kelembaban udara yang rendah sehingga mempercepat penguapan air dari kulit. c. Paparan terhadap bahan kimia atau unsur lainnya, bahan kimia yang terkena kulit dapat mengurangi kadar minyak pada kulit akibatnya penguapan air dari kulit akan semakin cepat (Prianto, 2014). 2.4 Krim Menurut FI ed. III, krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi yang mengandung air tidak kurang dari 60%, dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Adapun menurut FI ed. IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Sebagai sediaan luar, krim harus memenuhi beberapa persyaratan berikut: a. Stabil selama pemakaian. Oleh karena itu, krim harus bebas dari inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembaban yang ada di dalam kamar. b. Lunak. Semua bahan dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi lunak dan homogen. 12

c. Mudah dipakai. Umumnya krim tipe emulsi adalah yang paling mudah dipakai dan dihilangkan dari kulit. d. Terdistribusi secara merata. Obat harus terdispersi merata melalui dasar krim padat atau cair pada penggunaan (Widodo, 2013). Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asamasam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air yang dapat dicuci dengan air atau disperse air dalam minyak tergantung tipe emulsi sediaan serta lebih ditujukan untuk pemakaian kosmetik dan estetika. Krim digolongkan menjadi dua tipe, yakni: a. Tipe a/m, yaitu air terdispersi dalam minyak. Contohnya cold cream. Cold cream adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk memberikan rasa dingin dan nyaman pada kulit, sebagai krim pembersih, berwarna putih, dan bebas dari butiran. Cold cream mengandung minyak mineral dalam jumlah yang besar. b. Tipe m/a, minyak terdispersi dalam air. Contohnya vanishing cream. Vanishing cream adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk membersihkan, melembabkan, dan sebagai alas bedak. Vanishing cream sebagai pelembab (moisturizing) akan meninggalkan lapisan berminyak/film pada kulit. Secara fisik krim memiliki konsentrasi yang lebih kental daripada losion. Hal ini dikarenakan konsentrasi minyak pada krim umumnya lebih besar daripada air. Sedangkan losion adalah sediaan krim yang mengandung lebih banyak air daripada konsentrasi minyak dalam sediaan. Pemakaian krim dan losion tergantung pada jenis kulit masing-masing. Fungsi umum sediaan krim pada kosmetik untuk melembabkan kulit (Prianto, 2014). 13

2.5 Basis Krim Bahan dasar berfungsi sebagai campuran dasar bahan aktif yang memudahkan penyerapan dan penyebaran bahan aktif kepada target jaringan yang diinginkan. Syarat utama bahan dasar adalah tidak boleh mengubah fungsi dan struktur dasar bahan aktif yang terdapat dalam sebuah produk kosmetik (Prianto, 2014). Ada beberapa bahan dasar yang sering digunakan dalam pembuatan krim, di antaranya sebagai berikut: a. Fase minyak, yaitu bahan obat yang larut dalam minyak dan bersifat asam. Contohnya, asam stearat, adeps lanae, parafin cair, parafin padat, minyak lemak, vaselin, setil alkohol, dan sebagainya. b. Fase air, yaitu bahan obat yang larut dalam air dan bersifat basa. Contohnya, Natrium tetraborat, trietanolamin (TEA), NaOH, KOH, gliserin, polietilenglikol (PEG). c. Pengemulsi, bahan pengemulsi yang digunakan dalam krim disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang akan dibuat atau dikehendaki. Misalnya, lemak bulu domba, setaseum, stearil alkohol. d. Pengawet, yaitu bahan yang digunakan untuk meningkatkan stabilitas sediaan. Bahan pengawet yang sering digunakan umumnya metil paraben (nipagin) 0,12-0,18% dan propil paraben (nipasol) 0,02-0,05%. e. Pendapar, yaitu bahan yang digunakan untuk mempertahankan ph sediaan. f. Antioksidan, yaitu bahan yang digunakan untuk mencegah ketengikan akibat oksidasi oleh cahaya pada minyak tak jenuh (Widodo, 2013). 14

2.6 Pelembab Kulit merupakan organ tubuh yang paling cepat kekurangan cairan, hal ini disebabkan oleh penguapan akibat paparan sinar matahari dan serangan polusi serta radikal bebas. Kulit tubuh yang tidak dirawat dapat menjadi kering dan bersisik, maka salah satu usaha untuk memperbaikinya adalah dengan menggunakan pelembab kulit (Fauzi dan Rina, 2012). Pelembab kulit termasuk ke dalam kosmetik yang bertujuan untuk memelihara kulit (Prianto, 2014). Pelembab bekerja dengan cara menjaga kandungan air di lapisan kulit paling luar. Karakter utama sebuah pelembab ditentukan oleh kadar minyaknya. Krim kental baik untuk kulit kering, sedangkan yang encer dan lotion cocok untuk kulit berminyak karena kandungan airnya lebih banyak (Jaelani, 2009). Secara umum pelembab tubuh (moisturizer) dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu body lotion, body cream, dan body butter. Pelembab dalam bentuk krim lebih pekat dibanding lotion dan mengandung lebih banyak minyak pelembab. Pelembab dalam bentuk sediaan krim ini paling baik untuk kulit yang kering, seperti lengan dan kaki yang tidak memiliki banyak kelenjar minyak dibanding dada dan punggung. Krim tubuh yang menggunakan bahan alami menjadi alternatif terbaik untuk perawatan kulit (Fauzi dan Rina, 2012). Menurut Prianto (2014), kegunaan pelembab adalah sebagai berikut: a. Mencegah kerusakan tekstur kulit yang disebabkan oleh kulit yang kering. b. Melindungi bagian atas kulit dengan minyak yang merupakan lapisan pelembab dari kotoran dan debu. 15

c. Memberikan warna kulit yang cerah, kulit wajah terlihat lebih elastis dan segar. Kerutan kulit muka tidak terlihat jelas dikarenakan permukaan kulit terangkat ke atas oleh adanya efek pelembab. Ada dua bahan utama yang sering digunakan dalam pelembab yaitu oklusif dan humektan. Oklusif adalah suatu unsur yang berperan dalam memproduksi lapisan minyak di atas permukaan kulit. Peran oklusif adalah untuk mencegah peguapan air dari dalam kulit. Oklusif adalah bahan minyak yang didapat dari hewan, mineral dan tumbuh-tumbuhan (Prianto, 2014). Humektan adalah suatu bahan utama dalam pelembab yang dapat menyerap air. Golongan bahan ini dapat menyerap air ke bagian dalam lapisan keratin sehingga menambah konsentrasi air dalam kulit. Penggunaan humektan diperuntukkan daerah yang memiliki kelembaban udara yang tinggi karena fungsi dasarnya adalah menarik air dari luar ke dalam kulit (Prianto, 2014). Zat-zat yang bersifat humektan adalah gliserin, propilen glikol, sorbitol, gelatin, asam hialuronat, dan beberapa vitamin (Wasitaatmadja, 1997). 16