BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam membahas analisis tingkat kesejahteraan, tentu kita harus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus mengetahui pengertian sejahtera terlebih dahulu. Kesejahteraan itu meliputi

I. PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan merupakan persoalan yang kompleks, karena

BAB I PENDAHULUAN. terakhir. Pertumbuhan Indonesia hanya mencapai 5,8% pada tahun 2013 dan turun

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan global di masa mendatang juga akan selalu berkaitan dengan

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor Pertanian memegang peranan yang cukup strategis bagi sebuah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI TUKAR PETANI SEBAGAI INDIKATOR KESEJAHTERAAN PETANI PADI DI KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Setiap negara akan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi hampir

BAB III VISI DAN MISI

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara agraris yang artinya sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, memperluas angkatan kerja dan mengarahkan pendapatan yang merata

I. PENDAHULUAN. untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan suatu bangsa. Dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. individu manusia setelah pangan dan sandang. Pemenuhan kebutuhan dasar

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KETERKAITAN JENIS SUMBERDAYA LAHAN DENGAN BESAR DAN JENIS PENGELUARAN RUMAH TANGGA DI PEDESAAN LAMPUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pembangunan adalah kenyataan fisik sekaligus keadaan mental (state

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan

I. PENDAHULUAN. Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara beriklim tropis mempunyai potensi yang besar

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mewujudkan ketahanan pangan, penciptaan lapangan kerja,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup.

BAB I PENGANTAR. peran strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Namun, di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan merupakan indikator penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. asasi manusia, sebagaimana tersebut dalam pasal 27 UUD 1945 maupun dalam

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGANTAR ILMU PERTANIAN

8.1. Keuangan Daerah APBD

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan dan bahan baku industri, penyumbang PDB, penghasil devisa. Menurut data RENSTRA KEMENTAN (2015) dalam lima tahun

BAB I PENDAHULUAN. menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Sektor pertanian telah. masyarakat, peningkatan Pendapatan Domestik Regional Bruto

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

prasyarat utama bagi kepentingan kesehatan, kemakmuran, dan kesejahteraan usaha pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang maupun negara maju, meskipun telah terjadi perbaikan-perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. sektor yang penting yaitu sebagian besar penggunaan lahan. Pertanian di Indonesia dapat berjalan dengan baik karena didukung adanya

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB I PENDAHULUAN. oleh si miskin. Penduduk miskin pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. orang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka yaitu sandang, pangan, dan papan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang. kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi.

PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masalah klasik dan mendapat perhatian khusus dari negara-negara di dunia.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

f f f i I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan waktu pertumbuhan penduduk yang cepat. fungsi. Masalah pertanahan akan selalu timbul dari waktu ke waktu.

Pemanfaatan DATA Statistik Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan sektor pertanian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. penduduk miskin, kepada tingkatan yang lebih baik dari waktu ke waktu.

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2009

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Selama beberapa dekade terakhir sektor pertanian masih menjadi tumpuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan

I. PENDAHULUAN. (Riyadi, 2002). Dalam komponen pengeluaran konsumsi masyarakat Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2010

I. PENDAHULUAN. dan sumber devisa negara, pendorong pengembangan wilayah dan sekaligus

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya perubahan struktur penguasaan lahan pertanian, pola

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)

Pertumbuhan PDB atas dasar harga konstan tahun 1983

I. PENDAHULUAN. perubahan besar dalam struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akademisi ilmu ekonomi, secara tradisional pembangunan dipandang sebagai

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Adhi Yudha Bhaskara, Drs. Marhadi Slamet Kistiyanto, M. Si, Ir. Juarti, M. P. Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

POLICY BRIEF DINAMIKA SOSIAL EKONOMI PERDESAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. politik. Oleh karena itu, ketersediaan beras yang aman menjadi sangat penting. untuk mencapai ketahanan pangan yang stabil.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kesejahteraan Dalam membahas analisis tingkat kesejahteraan, tentu kita harus mengetahui pengertian sejahtera. Pengertian sejahtera menurut W.J.S Poerwadarminta adalah suatu keadaan yang aman, sentosa, dan makmur. Dalam arti jika kebutuhan akan keamanan, keselamatan dan kemakmuran ini dapat terpenuhi, maka akan terciptalah kesejahteraan. Kemudian dalam hubungannya dengan kesejahteraan, kata sosial menggambarkan tingkat kesejahteraan rakyat. Kemudian kaitannya menuju pembangunan nasional yang merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia, Dalam pelaksanaannya akan dilakukan program untuk mengatasi masalah-masalah sosial seperti bantuan pendidikan, pendidikan dan program pengentasan kemiskinan. Menurut Undang-undang No. 11 tahun 2009 tentang kesejahteraan masyarakat, memuat bahwa kesejahteraan masyarakat ialah suatu kondisi dimana terpenuhinya kebutuhan material spiritual dan sosial warga negara agar bisa hidup layak dan mampu mengembangkan dirinya, sehingga mampu melakukan fungsi sosialnya. Dari Undang Undang di atas dapat kita cermati bahwa ukuran tingkat kesejahteraan dapat dinilai dari kemampuan seorang individu atau kelompok dalam usahanya memenuhi kebutuhan material dan spiritualnya. Kebutuhan material dapat kita hubungkan dengan pendapatan yang nanti akan mewujudkan 13

kebutuhan akan pangan, sandang, papan dan kesehatan. Kemudian kebutuhan spiritual kita hubungkan dengan pendidikan, kemudian keamanan dan ketentaraman hidup. Menurut konsep lain, kesejahteraan bisa di ukur melalui dimensi moneter maupun non moneter, misalnya ketimpangan distribusi pendapatan, yang didasarkan pada perbedaan tingkat pendapatan penduduk di suatu daerah. Kemudian masalah kerentanan (vulnerability), yang merupakan suatu kondisi dimana peluang atau kondisi fisik suatu daerah yang membuat seseorang menjadi miskin atau menjadi lebih miskin pada masa yang akan datang. Hal ini merupakan masalah yang cukup serius karena bersifat struktural dan mendasar yang mengakibatkan risiko-risiko sosial ekonomi dan akan sangat sulit untuk memulihkan diri (recover). Kerentanan merupakan suatu dimensi kunci dimana perilaku individu dalam melakukan investasi, pola produksi, strategi penanggulangan dan persepsi mereka akan berubah dalam mencapai kesejahteraan. Pendapatan perkapita merupakan suatu cerminan kesejahteraan masyarakat. Tingkat kesejahteraan rumah tangga dapat di ukur dengan perbandingan tingkat pendapatan dan kebutuhan minimum untuk hidup layak. Perubahan tingkat kesejahteraan dapat dilihat dari pola pengeluaran rumah tangga. Pengeluaran rumah tangga dapat kita bedakan menjadi dua, yaitu pengeluaran untuk memperoleh makanan dan bukan makanan. Di negara berkembang umumnya pengeluaran untuk makan merupakan bagian terbesar dalam total pengeluaran rumah tangga, Namun untuk negara yang 14

sudah maju pengeluaran untuk mendapatkan barang dan jasa seperti memperoleh pendidikan, perawatan kesehatan, olahraga dan rekreasi merupakan bagian terbesar dari pengeluaran rumah tangga. 2.2 Pengukuran Kesejahteraan Petani Tingkat kesejahteraan petani dapat diukur melalui : 1. Pendapatan penghasilan yang timbul ketika petani melakukan aktivitas penjualan barang-barang hasil produksi di pasar. Dengan meningkatnya pendapatan tersebut maka akan meningkatkan standar kehidupan petani karena dengan meningkatnya pendapatan maka akan meningkatkan konsumsi. Kemudian menurut Sajogyo (1980) untuk mengukur tingkat kemiskinan didasarkan pada jumlah pendapatan per kapita per tahun yang disetarakan nilai tukar beras, yaitu : 1) Kelompok paling miskin : bila pendapatannya < 240 kg per kapita/tahun. 2) Kelompok miskin sekali : bila pendapatannya 240 kg - 380 kg per kapita/tahun. 3) Kelompok miskin : bila pendapatannya 380 kg - 480 kg per kapita/tahun. 4) Kelompok cukup : bila pendapatannya >480 kg per kapita/tahun. 2. Kesehatan Untuk menganalisis kesehatan dan standar hidup rumah tangga ada empat jenis indikator yang digunakan, yang meliputi status gizi, status penyakit, ketersediaan pelayanan kemiskinan, dan penggunaan layanan-layanan kesehatan tersebut. 15

3. Pendidikan Untuk menganalisis pendidikan, pada umumnya terdapat tiga jenis indikator yang digunakan yang meliputi, tingkat pendidikan anggota rumah tangga, ketersediaan palayanan pendidikan, dan penggunaan layanan pendidikan tersebut. 4. Lahan Pertanian Lahan pertanian merupakan faktor penting bagi petani dalam bercocok tanam. Namun, jika dilihat dari segi modal, petani kita umumnya berada pada golongan masyarakat kelas menengah kebawah. hal ini menyebabkan untuk mendapatkan lahan tersebut bukanlah hal yang mudah. Tidak semua petani memiliki lahan pertanian yang cukup luas untuk melakukan kegiatan pertanian. Untuk sebagian petani mereka harus menyewa lahan, agar bisa melakukan kegiatan pertanian. Hal ini tentu akan menambah beban biaya (cost), dengan meningkatnya beban biaya tentu akan mengurangi kesejahteraan petani. 2.3 Potensi Pertanian Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya tinggal di pedesaan umumnya bermata pecaharian sebagai petani. Dalam lima tahun terakhir, kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional semakin nyata. Selama periode 2010-2014, kontribusi sektor pertanian terhadap PDB mencapai 10,26% dengan pertumbuhan sekitar 3,90%. Pada tahun2014 sektor pertanian menyerap sekitar 35,76 juta atau skitar 30,2% dari total tenaga kerja. Investasi di sektor pertanian primer baik Penanaman Modal Dalam Negeri 16

(PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) mengalami pertumbuhan ratarata sebesar 4,2% dan 18,6% per tahun. Nilai tukar petani (NTP) meningkat sangat pesat. Pada tahun 2013 NTP sempat menurun, namun NTP melonjak dari sebesar 101,78% pada tahun 2010 menjadi 106,52% pada tahun 2014. Tingkat pendapatan petani untuk pertanian dalam arti luas maupun pertanian sempit menunjukkan peningkatan yang diindikasikan oleh pertumbuhan yang positif masing-masing sebesar 5,64% dan 6,20%/tahun selama kurun waktu 2010-2014. Pada periode yang sama, jumlah penduduk miskin di pedesaan yang sebagian besar bergerka di sektor pertanian menurun dengan laju sebesar 3,69%/tahun atau menurun dari sekitar 19,93 juta pada taun 2010 menjadi 17,14 juta pada tahun 2014. Sejalan dengan Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015-2045, pembangunan sektor pertanian dalam lima tahun ke depan (2015-2019) akan mengacu pada paradigma Pertanian Untuk Pembangunan (agriculture for Development) yang memposisikan sektor pertanian sebagai penggerak transformasi pembangunan yang berimbang dan menyeluruh mencakup transformasi demografi, ekonomi, intersektoral, spasial, institusional, dan tata kelola pembangunan. Hal ini berarti sektor pertanian tidak hanya bertindak sebagai penyedia pangan bagi masyarakat namun juga memiliki peran yang luas dan multifungsi. Dalam hal ini sektor pertanian memiliki fungsi strategis untuk menyelesaikan persoalan-persoalan lingungan dan sosial (kemiskinan, keadilan, dan lain-lain) serta fungsinya sebagai penyedia sarana wisata (agrowisata). 17

2.4 Pengertian Pendapatan, kesehatan, dan pendidikan 2.4.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan ialah penghasilan yang timbul ketika seseorang melakukan aktivitas pekerjaan. Pendapatan bagi masyarakat muncul sebagai akibat jasa produktif yang diberikan kepada pihak pengguna jasa. Pendapatan juga di dapatkan melalui penjualan barang-barang hasil produksi ke pasar. Menurut Yuliana Sudremi (2007:133) Pendapatan merupakan semua penerimaan seseorang sebagai balas jasanya dalam proses produksi. Balas jasa tersebut bisa berupa upah, bunga, sewa, maupun, laba tergantung pada faktor produksi pada yang dilibatkan dalam proses produksi. 2.4.2 Pengertian Kesehatan Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salh satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan dalam masyarakat. Menurut UU No. 36 tahun 2009 kesehatan ialah suatu keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. WHO (1948) kesehatan adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. 2.4.3 Pengertian Pendidikan Tujuan pendidikan adalah untuk menciptakan seseorang yang berkuaalitas dan berkarakter, memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan akan memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. 18

Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan ialah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran kita mampu secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan bagi diri sendiri. masyarakat, bangsa, dan Negara. 2.4.4 Pengertian Lahan Pertanian Lahan pertanian merupakan suatu tempat atau wilayah yang digunakan oleh petani untuk bercocok tanam dan dijadikan lahan usaha tani untuk memproduksi tanaman pertanian. Dalam hal ini kondisi lahan pertanian merupakan faktor penting dalam menunjang peningkatan hasil produksi. Jika memiliki kondisi lahan yang subur, dan luas dan strategis tentunya akan meningkatkan hasil produksi. Demi mencapai hal ini maka seorang petani harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk mendapatkannya, bahkan sampai harus menyewa. 2.5 Hubungan Pendapatan, Kesehatan, Pendidikan dan Lahan Pertanian terhadap Kesejahteraan Petani Pendapatan negara biasanya diukur melalui pendapatan perkapita penduduknya. Pendapatan perkapita juga merupakan suatu indikator untuk mengklasifikan suatu negara, apakah negara itu disebut negara miskin, berkembang, atau negara maju. Pendapatan perkapita, ialah pendapatan rata-rata 19

penduduk dalam suatu wilayah. Tinggi rendahnya pendapatan perkapita suatu wilayah bisa disebabkan oleh : 1. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat setempat, kurangnya keahlian dan keterampilan (skill). 2. Rendahnya tingkat produktivitas 3. Tidak tersedianya lapangan kerja yang memadai Rendahnya tingkat pendapatan perkapita mengakibatkan berkurangnya tingkat kesejahteraan masyarakat, dan tentu menjadi masalah dalam pembangunan nasional. Bagi seorang petani, untuk meningkatkan pendapatan dan memperluas kegiatan pertanian tentunya membutuhkan modal yang cukup besar pula. Untuk petani pedesaan yang umumnya berada pada golongan kelas menengah kebawah, tentu ini sangat sulit. Hal yang paling utama dalah masalah ini adalah kepemilikan lahan pertanian. Dengan tersedianya lahan pertanian, maka petani dapat melakukan kegiatan produksi. Namun dalam hal ini tidak sedikit juga petani yang harus menyewa lahan pertanian untuk melakukan kegiatan produksinya. Hal ini tentu akan mempengaruhi kesejahteraan petani tersebut. Dengan meningkatnya pendidikan seseorang tentu akan meningkatkan pandangan, pola pikir dan pengambilan keputusan daam menghadapi suatu masalah. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat tentu akan berdampak pada proses pencapaian kesejahteraan. 20

1. Rendahnya penguasaan akan IPTEK. Dalam hal ini untuk meningkatkan produksi tentu saja faktor teknologi dan tenaga skill diperlukan. Namun di negara kita hal ini masih belum memadai. 2. Rendahya tingkat pendidikan akan berdampak dalam pengambilan keputusan dalam menghadapi suatu masalah. Tentu pandangan setiap orang berbeda dalam menghadapi suatu masalah. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tepat cara, dan semakin baik tindakannya dalam menyelesaikan suatu masalah dan menerima hal-hal baru. Masalah tingkat kesehatan suatu negara dapat dilihat dari angka kematian. Di wilayah pedesaan umumnya fasilitas-fasilitas kesehatan belum memadai. Oleh karena itu kualitas kesehatan di pedesaan masih sangat memprihatinkan. 1. Kurangnya sarana pelayanan kesehatan 2. Tingkat gizi makanan yang masih rendah 3. Kurangnya pengetahuan akan kesehatan Jika kesehatan masyarakat rendah, dimana kondisis fisik menurun, tentu saja akan menghambat proses fungsi sosialnya. Proses kerjanya lambat dan tidak akan optimal ketika sedang sakit, dan tentu akan mempengaruhi kesejahteraan. 21

2.6 Penelitian Terdahulu No Penulis Judul Penelitian Hasil Penelitian 1 Rusli Burhansyah (2008) 2 Adhi Yudha Bhaskara, Drs. Marhadi Slamet Kistiyanto, M. Si, Ir. Juarti, M. P. Dinamika indikator Kesejahteraan petani dapat kesejahteraan petani digambarkan oleh lima indikator, di Kabupaten Kubu yaitu tingkat pendapatan, Raya dan Sanggau, proporsi pengeluaran pangan Provinsi Kalimantan rumah tangga, nilai tukar petani, Barat indeks daya beli, dan ketahanan pangan. Dari indikator di atas diketahui bahwa proporsi pengeluaran pangan mencapai 59,5-62,4 persen dari nilai total pengeluaran rumah tangga. Kondisi ini menyimpulkan bahwa petani padi di kedua kabupaten tersebut belum sejahtera. Pengaruh transformasi Hasil penelitian ini menunjukkan lahan pertanian bahwa tingkat kesejahteraan menjadi perkebunan petani di kecamatan Babulu kelapa sawit terhadap sangat rendah, namun dengan tingkat kesejahteraan mentransformasi lahan pertanian petani di Kecamatan menjadi perkebunan kelapa Babulu Kabupaten sawit, tingkat kesejahteraan Penajam Paser Utara meningkat. Tingkat pemenuhan Provinsi Kalimantan kebutuhan petani jauh lebih Timur terpenuhi ketika mereka mentranformasi lahan pertanian menjadi lahan perkebunan kelapa sawit dibandingkan ketika 22

3 M. Yacob Surung dan Dahlan (2012) Petani padi sawah dan kemiskinan (studi kasus di Desa Pallantikang, Kecamatan Pattalassang, Kabupaten Gowa) menjadi lahan pertanian. Dimana pemenuhan kesehatan, sandang, ketahanan pangan jauh lebih terjamin. Kemiskinan petani padi sawah di Desa Pallantikang dapat dilihat dari berbagai indikator seperti tingkat pendidikan yang rendah, sanitasi yang buruk, kurangnya ketersedian lahan pettanian yang memadai, dan distribusi pupuk dan benih yang sulit didapatkan. Hal ini mengakibatkan kesejahtaraan petani menurun dan jatuh ke tingkat kemiskinan. 23

2.7 Kerangka Konseptual Pendapatan (X1) Tingkat Kesehatan (X2) Tingkat Pendidikan (X3) Kesejahteraan Petani (Y) Lahan Pertanian (X4) 2.8 Hipotesis Menurut Sugiono (2004:51), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dugaan sementara dalam penelitian ini adalah pendapatan, kesehatan, pendidikan dan lahan pretanian berpengaruh positif terhadap kesejahteraan petani baik secara parsial maupun secara simultan. 24