IV. METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI DAN METODE. a b c Gambar 2. Jenis Lantai Kandang Kelinci a) Alas Kandang Bambu; b) Alas Kandang Sekam; c) Alas Kandang Kawat

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Perilaku Harian Owa Jawa (Hylobtes Moloch Audebert, 1798) Di Pusat Penyelamatan Dan Rehabilitasi Owa Jawa (Javan Gibbon Center), Bodogol, Sukabumi

MATERI DAN METODE. Materi

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 28 Januari 27 Februari 2015 bekerja sama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 18 hari (waktu efektif) pada bulan Maret 2015

Gambar 2. Induk Babi Bunting yang Segera Akan Beranak

Tingkah Laku Owa Jawa (Hylobates moloch) di Fasilitas Penangkaran Pusat Studi Satwa Primata, Institut Pertanian Bogor

MATERI DAN METODE. Materi

IV. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. antara bulan Januari Maret 2014 dengan pengambilan data antara pukul

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2014 di Blok Kalijernih KPHL Batutegi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari

POLA PENGGUNAAN WAKTU OLEH ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii, LESSON 1827) DI TAMAN MARGA SAWTA RAGUNAN RIZKI KURNIA TOHIR E

BAB III METODE PENELITIAN

POLA PENGGUNAAN RUANG OLEH ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii, LESSON 1827) DI TAMAN MARGA SAWTA RAGUNAN RIZKI KURNIA TOHIR E

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama 45 hari mulai pada Desember 2014 hingga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan jenis kera kecil yang masuk ke

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Siamang yang ditemukan di Sumatera, Indonesia adalah H. syndactylus, di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melakukan grooming. Pola perilaku autogrooming tidak terbentuk. dikarenakan infant tidak terlihat melakukan autogrooming.

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di ruang penangkaran lovebird Jl. Pulau Senopati Desa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum

4. ADAPTASI DAN TINGKAH LAKU TIKUS EKOR PUTIH

3. METODE PENELITIAN. Penelitian tentang ukuran kelompok simpai telah dilakukan di hutan Desa Cugung

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR LAMPIRAN... ix

Gambar 2 Peta lokasi penelitian.

BAB V HASIL. Gambar 4 Sketsa distribusi tipe habitat di Stasiun Penelitian YEL-SOCP.

BAHAN DAN METODE. Tabel 7 Karakteristik sapi dara No Kode ternak Umur (bulan) Lingkar dada (cm) Bobot Badan (kg) 1.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Resort Pemerihan, TNBBS pada bulan. WWF Indonesia (World Wide Fund for Nature Indonesia).

TINJAUAN PUSTAKA. Subphylum : Vertebrata. : Galiformes

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda terhadap tingkah laku burung puyuh petelur, dilaksanakan pada bulan

Aktivitas Harian Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Di Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Data Suhu Lingkungan Kandang pada Saat Pengambilan Data Tingkah Laku Suhu (ºC) Minggu

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELTIAN. Penelitian tentang keberadaan populasi kokah (Presbytis siamensis) dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KESIAPAN PASANGAN OWA JAWA (Hylobates moloch Audebert, 1798) UNTUK PELEPASLIARAN DITINJAU DARI PERILAKU KAWIN DI JAVAN GIBBON CENTER

II. TINJAUAN PUSTAKA

IV. METODE PENELITIAN

HASIL. Penggunaan Kamera IR-CCTV pada Pengamatan Perilaku Walet Rumahan. Nesting room di dalam rumah walet

BAB IV METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN

PERILAKU HARIAN SEPASANG BURUNG NURI TALAUD (EOS HISTRIO) DI KANDANG PENELITIAN BPK MANADO

4 METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian populasi siamang dilakukan di Hutan Desa Cugung Kesatuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di penangkaran Rusa Unila, Bandar Lampung selama dua

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Konsumsi Pakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

PEMBAHASAN Penggunaan Kamera IR-CCTV

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang

HASIL DA PEMBAHASA. Keadaan Umum

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

I. PENDAHULUAN. menguntungkan antara tumbuhan dan hewan herbivora umumnya terjadi di hutan

PERBANDINGAN PERILAKU HARIAN JANTAN DAN BETINA BURUNG ELANG BONDOL (Haliastur indus Boddaert, 1783) DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN JAKARTA

HASIL DA PEMBAHASA. Konsumsi Bahan Kering Ransum

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

MATERI DAN METODE. Materi

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang analisis habitat monyet ekor panjang dilakukan di hutan Desa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sokokembang bagian dari Hutan Lindung Petungkriyono yang relatif masih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kelinci merupakan salah satu ternak penghasil daging dengan protein yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Resort Pemerihan Taman

Deskripsi Tingkah Laku Owa Jawa (Hylobates moloch Audebert) di Taman Margasatwa Ragunan

MATERI DAN METODE. Materi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III MATERI DAN METODE

I. PENDAHULUAN. Rusa merupakan salah satu sumber daya genetik yang ada di Negara Indonesia.

HASIL DAN PEMBAHASAN. P2 * hari hari hari

I. PENDAHULUAN. Macaca endemik Sulawesi yang dapat dijumpai di Sulawesi Utara, antara lain di

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

GROOMING BEHAVIOUR PATTERN OF LONG-TAILED MACAQUE (Macaca fascicularis, Raffles 1821) IN PALIYAN WILDLIFE SANCTUARY, GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2014 di Kawasan

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

POLA AKTIVITAS ORANGUTAN (Pongo abelii) DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER KETAMBE ACEH TENGGARA

Transkripsi:

IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Pengumpulan data dalam penelitian studi perilaku dan pakan Owa Jawa (Hylobates moloch) di Pusat Studi Satwa Primata IPB dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango : Penyiapan Pelepasliaran ini dilaksanakan di PSSP dan TN Gunung Gede Pangrango (Resort Bodogol-Hutan Rasamala) pada bulan Januari 2011 sampai Maret 2011. Lokasi penelitian di PSSP berada di lingkup area PSSP, tepatnya pada kandang Owa Jawa seperti disajikan pada Gambar 7. Gambar 7. Lokasi penelitian studi perilaku dan pakan Owa Jawa (Hylobates moloch) di Pusat Studi Satwa Primata IPB 4.2. Peralatan dan Bahan Peralatan untuk pengolahan dan analisis data penggunaan waktu (time budget) terdiri atas perangkat lunak SPSS ver 17, Microsoft Excell 2007, dan MiniTab. Peralatan yang digunakan untuk melakukan pengamatan lapangan dalam penelitian ini antara lain: spektogram, binokuler Cannon, kamera Nikon SLR D80, termometer, altimeter dan bentuk-bentuk enrichment serta lembar kerja untuk mencatat data di lapangan. 37

Objek penelitian ini terdiri dari satu keluarga Owa Jawa (5 individu Owa Jawa) yang terdiri atas satu pasang induk dewasa serta tiga anak. Tabel 8. Nama, jenis kelamin dan umur Owa Jawa di Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) No. Nama Jenis kelamin Umur 1. Ari (Induk) Jantan ± 15 tahun 2. Mimis (induk) Betina ± 15 tahun 3. OJ (anak ke-1) Jantan 6 tahun 4. JLO (anak ke-2) Betina 5 tahun 5. OLA (anak ke-3) Betina - 6. OO (anak ke-4) Jantan 1,5 tahun 4.3. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Istilah data primer digunakan untuk data yang diperoleh secara langsung di lapangan dan berkaitan langsung dalam menunjang pencapaian tujuan dari penelitian. Data ini berupa data enrichment serta perilaku Owa Jawa dikandang dan habitat alaminya. Data sekunder digunakan untuk data yang diperoleh dari dokumen-dokumen dan publikasi yang terkait dengan penelitian ini melalui studi literatur. 4.3.1. Studi literatur Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini. Data sekunder yang diperoleh tediri atas: sejarah Owa Jawa yang berada di Pusat Studi Satwa Primata (PSSP), penelitian-penelitian lainnya terkait mengenai bio-ekologi Owa Jawa pada umumnya dan perilaku pada khususnya baik penelitian di berbagai habitat alaminya (insitu) maupun penelitian di luar habitat alaminya (eksitu), hal ini dimaksudkan sebagai bahan komparasi semua hal menyangkut bio-ekologi dan perilaku diantara kedua habitat tersebut. 4.3.2. Kondisi Fisik Lingkungan Kandang Data komponen fisik disekitar kandang Owa Jawa terdiri dari aspek pengandangan (bahan, jenis, bentuk, ukuran dan penempatan kandang serta fasilitas pendukungnya), ketinggian tempat (elevasi), suhu dan kelembaban lingkungan di kandang dan sekitarnya pada pagi, siang dan malam hari dan jarak terdekat dari aktivitas manusia. Pengumpulan data suhu lingkungan ini dilakukan secara berulang selama penelitian dengan ulangan pada pagi, siang dan malam 38

hari. Ketinggian tempat dan jarak terdekat dari aktivitas manusia dilakukan pada awal pengamatan. 4.3.3. Komponen Biotik Lingkungan Kandang Komponen biotik di sekitar kandang Owa Jawa yang diukur dan diamati meliputi struktur dan komposisi vegetasi serta jenis vegetasi pakan. Data tersebut dikumpulkan melalui pendataan langsung jenis-jenis dan jumlah tanaman yang berada di dalam dan diluar kandang. Pengambilan data vegetasi tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa kondisi vegetasi akan mempengaruhi komponen fisik disekitar kandang serta berpengaruh terhadap perilaku Owa Jawa. Selain jenis vegetasi pakan, struktur dan komposisi vegetasi, juga dilakukan pengamatan terhadap strata tajuk untuk mengetahui kontinuitas kanopi pohon. Hal ini dikarenakan menurut Kappeler (1984), Owa Jawa di alam membutuhkan hutan dengan kanopi antar pohon yang berdekatan. Kanopi yang berdekatan dan bersambung (kontinyu) merupakan bagian dari pohon strata B C. Pohon-pohon pada strata B memiliki tinggi antara 20 30 m dan pada stara C memiliki tinggi antara 4 20 m (Soerianegara & Indrawan 2005). 4.3.4. Pengkayaan Lingkungan Berbagai informasi bentuk pengkayaan lingkungan dikumpulkan melalui metode observasi langsung dilapangan. Pengukuran ukuran kandang, jenis bahan kandang, fasilitas di dalam kandang (pohon, tali temali sebagai media untuk bergelantungan/brakhiasi, sarang tidur, mainan), jenis pakan, jadwal pemberian pakan, cara pemberian pakan, jumlah dan kualitas pakan, percobaan perangkat auditory untuk merangsang vokalisasi dikandang dilakukan untuk melihat respon dan tingkah laku kelompok yang telah ada dengan adanya vokalisasi tersebut. 4.3.5. Perilaku, Pakan dan Kelompok Sosial Aktivitas dan Perilaku Owa Jawa Pengamatan aktivitas harian atau perilaku Owa Jawa di dalam kandang maupun di habitat alaminya dilakukan menggunakan metode time budget. Pengamatan dilakukan setiap hari mengikuti pola aktivitas Owa Jawa yang diurnal, yaitu pada saat Owa Jawa beraktivitas pada pagi hari (pukul 05.30-18.30), pengamatan pada tiap individu di kandang dilakukan dengan menggunakan 39

metode focal animal sampling dan scan sampling untuk kelompok, untuk kelompok Owa Jawa di TNGGP dilakukan dengan metode adh-libitum sampling (Martin dan Bateson 1993), sedangkan untuk melihat presentase perilaku makro dan mikro tertentu terhadap perilaku lainnya dilakukan dengan metode one zero sampling. Berbagai aktivitas dan perilaku Owa Jawa dikandang dan habitat alaminya diamati secara menyeluruh, perilaku dibagi dan dibatasi berdasarkan runtunan akitivitas yang meliputi : a. Makan (ingestive), yaitu aktivitas yang dimulai ketika satwa mulai melihat makanan/minuman, memilih, mengambil, membawa, memasukkan makanan kedalam mulut, menggigit, mengunyah dan menelannya sampai ketika satwa berhenti makan/minum. Aktivitas ini didefinisikan sebagai satu perilaku utuh. Dalam aktivitas makan ini pun dicatat jenis pakan (alami dan buatan) yang di makan serta diukur nilai kandungan gizinya. b. Berpindah/bergerak (locomotion), yaitu pergerakan satwa dari satu tempat ke tempat lain, meliputi : i) Berjalan/berlari, yaitu posisi tubuh dengan cara berdiri diatas dua kaki (bipedal) dilanjutkan dengan melangkahkan kaki kanan dan kiri atau sebaliknya.berlari dan berjalan merupakan aktivitas yang sama namun berbeda dalam hal kecepatan. ii) Melompat, dilakukan dengan pijakan/tolakan awal yang diikuti dengan lompatan iii) Memanjat/menuruni batang atau sarang, dilakukan dengan cara memegang batang/dahan dengan kedua tangan kemudian bergerak kearah vertikal iv) Berayun/bergantung (brakhiasi), dilakukan dengan menggunakan keempat kakinya, yang dimulai dengan tangan kanan atau kiri secara bergantian dari satu batang/dahan pohon yang satu ke batang/dahan yang lainnya. Dalam kondisi berada dikandang dapat juga terjadi dari satu tali ke tali berikutnya c. Istirahat, yaitu aktivitas diam yang meliputi duduk dan tidur. Posisi duduk dilakukan dengan menempelkan bagian belakang bawah tubuhnya (pantat) 40

pada dahan, lantai atau sarang dengan posisi kaki ditekuk atau diluruskan. Aktivitas tidur dapat dilakukan dengan berbagai variasi posisi tubuh, yaitu sambil duduk atau berbaring. d. Membuang kotoran, meliputi defekasi (pembuangan feses) dan urinasi (pembuangan air seni). e. Aktivitas sosial, meliputi : i) Bermain (playing), yaitu aktivitas yang baisanya dilakukan oleh anak-anak sampai individu muda/remaja yang meliputi aktivitas berkejar-kejaran, tarik menarik dan berguling sambil bergulat, ii) Berkelahi (aggressive/agonistic), yaitu aktivitas yang ditandai dengan ancaman mimik muka/gerak badan, memburu serta baku hantamdan diakhiri dengan kekalahan lawan. Ancaman mimik muka dilihat dari raut muka yang menunjukkan gigi. Memburu merupakan aktivitas mengejar lawan, sedangkan baku hantam ditandai dengan adanya kontak fisik dengan lawan, iii) Menelisik (grooming), yaitu aktivitas mencari kotoran atau ektoparasit dari tubuh sendiri atau tubuh individu lain. Aktivitas ini dimulai dengan mencari disela-sela rambut tubuh, menjilat dan kemudian mengunyahnya, iv) Bersuara (calling), yaitu aktivitas mengeluarkan suara baik pada individu betina maupun jantan, namun lebih sering pada individu betina, merupakan bagian dari beberapa perilaku sosial baik yang bersifat agonistik (bertentangan), ingestif (meniru), maupun care solicting (meminta dipelihara). Aktifitas bersuara dilakukan Owa Jawa untuk memberitahukan keberadaannya kepada kelompok lain yang lokasinya berdekatan sekaligus sebagai upaya untuk memperingatkan kelompok lain agar menjauh, hal ini berkaitan dengan usaha untuk menghindari konflik atau kontak langsung antar kelompok. Aktivitas bersuara ini akan didokumentasikan/direkam dengan alat spektogram untuk melihat karakteristik suara antar individu dan maksudnya, adapun pada habitat alaminya berbagai tipe suara Owa Jawa dapat dilihat pada Tabel 9. 41

Tabel 9. Tipe variasi suara Owa Jawa (Hylobates moloch) No. Tipe suara Individu bersuara 1 Female song bout Betina dewasa, kadang betina pradewasa mengikuti 2 Scream bout Betina dewasa 3 Male song bout Jantan dewasa 4 Disturbance hoot Seluruh individu bout 5 Communal call bout Seluruh individu 6 Immature song bout Anakan f. Kawin (copulation/seksual), yaitu aktivitas hubungan seksual antara satwa jantan dengan betina, dimulai dengan aktivitas untuk menarik perhatian lawan jenis dan kemudian dilanjutkan dengan kopulasi. g. Perilaku abnormal, aktivitas yang bersifat abnormal diluar kebiasaan sebagai akibat stres pada individu akibat berbagai tekanan. Berbagai aktivitas sebagai rangkaian perilaku Owa Jawa tersebut dicatat dalam hal lama Owa Jawa melakukan aktivitas (total waktu yang digunakan Owa Jawa untuk melakukan suatu aktivitas), frekuensi aktivitas (jumlah/banyaknya suatu aktivitas dilakukan dalam selang waktu tertentu), transisi/urutan dilakukannya aktivitas. Pakan dan Pengkayaan Pakan Dalam aktivitas makan dicatat jenis pakan (alami dan buatan) dan jumlah yang di makan serta diukur nilai kandungan gizinya. Pengamatan untuk melihat tingkat kesukaan terhadap pakan dilakukan saat pemberian pakan, beberapa komponen yang dicatat adalah a) jenis pakan, b) jumlah konsumsi bahan kering, c) urutan jenis pakan yang diambil, d) bagian yang dimakan, e) palatabilitas jenis pakan berdasarkan konsumsi jenis pakan terbanyak, f) konsumsi nutrien (protein, serat kasar, lemak) dan energi. Pengamatan dilakukan dengan metode ad libitum sampling. Bobot pakan yang diberikan pada satu hari ditimbang untuk setiap jenisnya dan sisa pakan keesokan harinya yang masih berada di dalam kandang dikumpulkan dan ditimbang perjenis pakan. Banyaknya pakan yang dikonsumsi dihitung dengan menimbang seluruh pakan yang diberikan dikurangi dengan pakan yang tersisa (gram). 42

Khusus untuk kelompok hutan rasamala konsumsi berat segar daun, bunga dan buah di estimasi dengan menghitung jumlah pakan yang diambil dan di makan oleh setiap individu. Tiap sampel bahan yang dikonsumsi diambil dan ditimbang sesuai jumlah yang dikonsumsi lalu di analisis proksimat. Pengukuran dilakukan sebanyak 15 kali ulangan, sebagian diambil untuk dianalisis di laboratorium, yang meliputi kandungan protein, serat kasar, lemak dan energi. Kelompok Sosial Percobaan perangkat auditory dilakukan untuk melihat respon kelompok Owa Jawa di PSSP dan merangsang vokalisasi dan tingkah laku sosial kelompok yang telah ada dengan rangsangan vokalisasi tersebut. 4.4. Pengolahan dan Analisis Data 4.4.1. Durasi, Frekuensi dan Transisi Perilaku Data yang diperoleh akan disajikan dan dianalisis secara deskriptif dalam bentuk presentase dan grafik serta secara kualititatif. Penyajian secara deskriptif untuk menguraikan perilaku harian. Penyajian presentase dan grafik untuk menggambarkan proporsi aktivitas. Metode One-Zero digunakan untuk mendapatkan presentase perilaku makro dan mikro yang diamati dengan menghitung jumlah perilaku sejenis yang dilakukan oleh setiap individu (X) dalam n jam berbanding jumlah seluruh perilaku yang diamati dalam n jam pada individu tersebut (Y) X x Y Presentase perilaku = 100% Analisis kualititatif yang digunakan untuk menguji hipotesis dari bentukbentuk aktivitas harian Owa Jawa dilakukan dengan pendekatan uji chi-square (χ 2 ), uji ini dilakukan pada taraf nyata 0,05 dan 0,01 (Walpole 1995). 2 k i 1 ( Oi Ei)2 Ei 43

dimana : Oi adalah frekuensi pengamatan perilaku ke-i Ei adalah frekuensi harapan ke-i dengan E i = Total baris x Total kolom Total pengamatan Kriteria uji : Jika χ 2 hitung χ 2 tabel maka terima H 1 Jika χ 2 hitung < χ 2 tabel maka terima H 0 dimana : H 0 H 1 = Tingkah laku Owa Jawa di PSSP dan Owa Jawa di habitat alaminya sama = Tingkah laku Owa Jawa di PSSP dan Owa Jawa di habitat alaminya berbeda nyata 4.4.2. Pakan, Aktivitas dan Perilaku Makan serta Pengkayaan Pakan Untuk mengetahui jenis dan jumlah pakan yang dikonsumsi setiap hari data yang diperoleh ditabulasi dan ditampilkan secara deskriptif dalam bentuk presentase perbandingan dari masing-masing jenis makanan sehingga muncul grafik perbandingannya. a. Seluruh jenis pakan yang diberikan dicatat dan ditimbang tiap jenisnya (gram), karena pemberian pakan dilakukan sebanyak dua kali yaitu pagi dan siang hari maka seluruhnya dihitung sebagai pemberian pakan dalam satu hari, sampling dilakukan selama 15 kali ulangan. b. Urutan jenis pakan yang disukai dan bagian pakan yang dimakan dicatat berdasarkan pakan yang pertama di ambil, yang kedua dan seterusnya, sedangkan jenis pakan yang kurang disukai adalah jenis pakan yang paling akhir diambil dan sudah diambil lalu dibuang c. Banyaknya pakan yang dikonsumsi diperoleh dengan menimbang seluruh pakan yang diberikan dikurangi dengan pakan yang tersisa (gram) untuk melihat tingkat palatabilitas jenis pakan. 44

d. Jenis tumbuhan yang dijadikan pakan diambil contohnya kemudian dilakukan uji proksimat terhadap jenis pakan tersebut, senyawa yang dianalisis meliputi kandungan protein, lemak, serat kasar, energi. 4.4.3. Kelompok Sosial Data yang diperoleh akan disajikan dan dianalisis secara deskriptif dalam bentuk presentase dan grafik serta secara kualititatif untuk melihat pengaruh kehadiran kelompok yang berbeda terhadap respon individu atau kelompok. Penyajian secara deskriptif untuk menguraikan perilaku sosial yang ditunjukan akibat adanya kelompok lain. Penyajian presentase dan grafik untuk menggambarkan proporsi aktivitas sosial seluruh individu dalam kelompok. 45