BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Faktor-faktor yang..., Muhammad Ichwan, FE UI, 2009

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Untuk itulah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan diberlakukannya undang-undang otonomi daerah, maka berbagai aturan di

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan terus mengalami dinamika perubahan. Permintaan pelayanan jasa

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan barang atau jasa yang memiliki kandungan teknologi yang

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pendidikan tinggi, menjadikan perguruan tinggi sebagai sektor strategis

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. "Terwujudnya peningkatan kualitas kinerja Biro Pemerintahan Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat, mulai pelayanan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Krisis harga minyak yang sempat melonjak hingga lebih dari 120 dolar

BAB I PENDAHULUAN. terekam (CD, DVD, ebook). Secara garis besar perpustakaan terbagi menjadi dua

BAB V KESIMPULAN Kesimpulan Keterbatasan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN...105

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

REVISI RENCANA STRATEGIS

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... xii DAFTAR ISI... xiii DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR GAMBAR... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

114 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bergulirnya reformasi membawa perubahan dalam segala bidang. kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk di dalamnya pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kementerian Keuangan adalah mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh penganggaran partisipatif..., 1 Amaliah Begum, FE Universitas UI, 2009 Indonesia

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mengatur dan mengelola sumber daya produktif, serta melayani,

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

Terwujudnya birokrasi sehat, masyarakat kuat dan lingkungan bersahabat demi tercapainya Kabupaten Sampang yang Bermartabat

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN JASA KOPERASI PANDAWA JAYA PABELAN KARTASURA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah merupakan suatu bentuk perwujudan pendelegasian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem tata kelola pemerintahan di Indonesia telah melewati serangkain

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2013

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dalam menghadapi situasi tersebut, maka perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan terhadap perusahaan yang dikelola tersebut. pengalaman pelanggan yang menyenangkan.

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sudah melaksanakan pelayanan secara efektif, yaitu kualitas pelayanan yang

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KOTA BATAM BATAM, 8 DESEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN. dimensi dan indikatornya dapat berbeda diantara orang-orang yang terlibat

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. 4.1 Visi dan Misi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Prov.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

RINGKASAN EKSEKUTIF R. R. ONY ARIYANTI

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN

BAB I PENDAHULUAN. Layanan perbankan terhadap para pensiunan merupakan bisnis jasa. segmen pensiun yang mengalami perkembangan pada saat ini, untuk

I. PENDAHULUAN. mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

I. PENDAHULUAN. Semenjak dikeluarkannya Undang-undang Pemerintah Daerah No. 22

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti Undang-undang atau aturan. Dengan demikian otonomi dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pengaruh yang cukup luas pada tata kehidupan masyarakat, baik secara nasional

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aspek terpenting dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

BAB III Visi dan Misi

BAB I PENDAHULUAN. tantang terbesar yang dihadapi oleh pemerintah khususnya pemerintah daerah

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

RENCANA STRATEGIS DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN KEBERSIHAN KABUPATEN GROBOGAN Tahun 2011 sd Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan yang merupakan salah satu industri

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan Laporan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Tentang Perizinan

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Hakekat pemerintahan adalah pelayanan kepada rakyat. Pemerintah ada

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

LAMPIRAN KEPUTUSAN. MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

kinerja yang berkualitas merupakan suatu kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. layanan yang bagus dipercaya dapat mempengaruhi nilai dan kepuasan nasabah sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pelayanan pensertifikatan tanah mempunyai arti strategis bagi kepentingan

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Gelombang reformasi yang telah bergulir menuntut perubahan dalam segala tatanan kehidupan dan mendorong perubahan wacana publik dalam menanggapi berbagai realitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Suatu kesadaran baru dalam penyelenggaran pemerintahan daerah muncul untuk lebih menegakkan kedaulatan rakyat, demokratisasi pemerintahan dan pemberdayaan ekonomi rakyat. Dalam penyelenggaran pemerintahan daerah, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat lokal menjadi wacana publik yang menentukan alokasi dan distribusi kekuasaan, kewenangan dan diskresi dalam penetapan kebijakan publik serta alokasi sumber-sumber pembiayaan secara adil antara pusat dan daerah. Pada sisi lain, krisis ekonomi telah memberi hikmah untuk menghadirkan paradigma baru dalam pembangunan dengan konsep-konsep pengembangan wilayah yang menitikberatkan kepada kemandirian ekonomi. Paradigma ini membuat semua pemangku kepentingan (stake holder) harus mampu menyesuaikan diri dengan kendala-kendala ekologis dan perencanaan yang bersifat desentralistis, partisipatif, serta bertumpu pada kondisi khusus komunitas lokal. Dalam domain Administrasi Pembangunan, di Indonesia saat ini terdapat beberapa isu strategis yang dihadapi (Wibisana, 2008),seperti : a. Aspek politik administrasi pembagunan : Desentralisasi kewenangan politik dan seluruh instrument administratifnya serta hubungan intergovermental (antar tingkatan pemerintah dan antara pemerintah dengan masyarakat madani). b. Aspek Kelembagaan : Right-sizing birokrasi (institusi aparatur) untuk dapat memberikan pelayanan secara efektif dan efisien dan penyempurnaan kelembagaan yang mampu untuk menjawab berbagai tantangan secara tepat dan akurat. 1

2 c. Aspek sumber daya aparatur : Peningkatan kualitas dan profesionalisme aparatur, baik pusat maupun daerah untuk menjalani tugas dan fungsinya. d. Aspek manajemen publik : Penyempurnaan pelaksanaan kegiatan pembangunan dan pengelolaan sumber daya pembangunan termasuk evaluasi kinerja program pembangunan. e. Aspek kebijakan publik : Peningkatan kualitas dan penyempurnaan formulasi kebijakan publik. f. Aspek Penganggaran Negara : Penyempurnaan system dan proses anggaran (budgetary processes) untuk mendukung desentralisasi dan akuntabilitas. g. Aspek etika pelayanan publik dengan perwujudan good governance. Hakekat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. Menggunakan Asas Transparansi, Akuntabilitas, Kondisional, Partisipatif, Kesamaan Hak dan Kewajiban Penyelenggaraan serta memperhatikan dan menerapkan prinsip standar pelayanan, pola penyelenggaraan, tingkat kepuasan masyarakat, pengawasan penyelenggaraan, penyelesaian pengaduan sengketa, serta evaluasi kinerja penyelenggaraan pelayanan publik. Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan, sekurang-kurangnya meliputi : Prosedur Pelayanan, Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan. Waktu penyelesaian, Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan. Biaya pelayanan, Biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan. Produk pelayanan, Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Sarana dan Prasarana, Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik. Kompetensi petugas pemberi pelayanan, Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku yang dibutuhkan.

3 Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai kota jasa memiliki visi untuk menjadikan Jakarta yang nyaman dan sejahtera dengan misi membangun tata kelola pemerintahan yang baik, memberdayakan masyarakat, membangun sarana dan prasarana kota, menciptakan kehidupan kota yang dinamis, dan melayani masyarakat dengan prinsip pelayanan prima. Kota Administrasi Jakarta Utara merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan pembangunan Jakarta. Sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa dengan luas daratan 139.560 Km2, panjang pantai 35 Km dan Jumlah penduduk 1.180.967 jiwa (BPS, 2007). Sebagai kota berkarakteristik wilayah pantai dengan pemanfaatan untuk industri dan perkantoran paling besar. Jakarta Utara memilki 859 perusahaan dengan investasi 15.239 Trilyun dan produksi senilai 85.853 Trilyun serta potensi lain yang dimiliki (Bapeko,2008), seperti; Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Kontainer, usaha perdagangan dan pergudangan Koja, Pusat Perdagangan Mangga dua, Pusat distribusi minyak jaringan Jabotabek, Pusat Industri perdagangan Kelapa Gading, Sentra jasa perdagangan minuman dan makanan terbesar di Jakarta, Sentra penjualan mobil built up dan mobil bekas, Pengembangan Home Industri Koja (Tas, Topi, sepatu dan produk makanan), Pengolahan dan industri makanan, sentra jasa dan perdagangan Penjaringan, Lokasi industri KBN Industrial estate dan PT. Bogasari, Tempat Pelelangan Ikan Kalibaru dan Cilincing, Kawasan Wisata Taman Impian Jaya Ancol. Pemerintah Kota Administarsi Jakarta Utara memiliki visi menjadikan Jakarta Utara sebagai kota pelabuhan dan Kota Pantai yang kompetitif dengan misi merevitalisasi pantai dan peningkatan kualitas lingkungan, meningkatkan pembangunan infrastruktur yang terpadu, pemberdayaan masyarakat, dan mengoptimalisasikan kewenangan pemerintah daerah dalam pengaturan pembangunan.

4 Jakarta Utara juga memiliki permasalahan yaitu 60 % daratan berada dibawah permukaan air laut pasang, 356 lokasi kawasan kumuh yang tersebar di 6 kecamatan dan 27 % penduduk berada dibawah garis kemiskinan. Serta permasalahan dalam kualitas pelayanan perizinan, seperti : Penertiban terhadap bangunan tanpa Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Permasalahan pengurusan Kependudukan dan Catatan Sipil, Kasus sengketa pertanahan dan Relokasi pedagang pasar Koja yang banyak mendapat penolakan dari para pedagang. Berdasarkan keinginan untuk terus memperbaiki pelayanan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat, maka pada tahun 2002 direalisasikan Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap (UPT-SA) untuk 12 unit pelayanan di lingkungan kantor Kota Administrasi Jakarta Utara. Pola pelayanan satu atap pada intinya merupakan bentuk penyelenggaraan pelayanan umum secara terpadu pada satu tempat/gedung/lokasi oleh beberapa unit kerja / Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) sehingga diharapkan dapat lebih efektif dan memberi kemudahan bagi masyarakat dalam memproses suatu jenis pelayanan karena dalam Unit Pelayanan terpadu satu atap tersebut telah tersedia berbagai jenis pelayanan. Namun dalam implementasinya Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap di Kota Administrasi Jakarta Utara masih ditemukan beberapa masalah seperti : 1) Masih kurangnya visi dan misi antar SKPD yang berorientasi pada pelanggan seperti persyaratan-persyaratan pendukung dalam pembuatan perizinan yang untuk memperolehnya sangat sulit dan memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit. 2) Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap tidak memiliki kewenangan dan bukan pengambil keputusan sehingga banyak permasalahan perizinan yang harus menunggu keputusan dari pejabat yang berwenang yang akhirnya memperlambat proses penyelesaian pelayanan; 3) Kurangnya dukungan dari atasan dan rekan kerja hal ini terlihat dengan kurang profesionalnya petugas yang ditempatkan dan beberapa unit kerja tidak menempatkan petugas di loket pelayanan. 4) Terbatasnya kualitas Sumber daya manusia, sarana dan prasarana.

5 1.2 PERUMUSAN MASALAH Dari permasalahan yang ada dalam penyelenggaraan Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap di Kota Administrasi Jakarta Utara ditemukan bahwa Pelayanan perizinan yang belum optimal, maka penulis tertarik untuk melakukan penilitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan publik di Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap di Kota Administrasi Jakarta Utara, yang dirumuskan sebagai berikut : 1) Bagaimana kualitas pelayanan perizinan di Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap Kota Administrasi Jakarta Utara. Apa Spesifikasi Kualitas Pelayanan dan penyampaian pelayanan (Service Delivery) dalam pelayanan perizinan. Apa yang diharapkan pelanggan dalam pelayanan perizinan. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kualitas pelayanan perizinan menurut dimensi-dimensi kualitas pelayanan. Apakah terjadi kesenjangan antara Spesifikasi Kualitas Pelayanan dengan penyampaian pelayanan (Service Delivery). Apakah terjadi kesenjangan antara harapan pelanggan dengan kinerja unit pelayanan. 2) Upaya-upaya apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan perizinan di Unit Pelayanan Satu Atap Kota Administrasi Jakarta Utara. 1.3 TUJUAN PENELITIAN Sesuai dengan latar belakang masalah, rumusan masalah, dan pertanyaan penelitian, maka dapat dinyatakan bahwa penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui kualitas pelayanan perizinan di Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap Kota Administrasi Jakarta Utara. Untuk mengetahui Spesifikasi Kualitas Pelayanan dari pejabat dan penyampaian pelayanan (Service Delivery) dari petugas pelayanan. Untuk mengetahui harapan pelanggan dalam pelayanan. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan. Untuk menganalisa kesenjangan antara harapan pelanggan dengan kinerja unit pelayanan (Gap5).

6 Untuk menganalisa kesenjangan antara Spesifikasi Kualitas Pelayanan dengan penyampaian pelayanan (Gap 3). 2) Untuk mengetahui upaya-upaya apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan perizinan di Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap Kota Administrasi Jakarta Utara. 3) Memberikan masukan bagi pengambil keputusan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan perizinan. 1.4 MANFAAT PENULISAN Penelitian ini ingin menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan dari dimensi ; bukti fisik (tangible), kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan/kepastian (assurance), dan empati (empathy) dalam rangka mengaplikasikan Teori Service Quality / SERVQUAL yang dikembangkan oleh Zeithaml, Parasuraman dan Berry dan diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain : 1) Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung dalam menganalisa permasalahan kebijakan publik serta memberikan masukan dan saran untuk mengatasi permasalahan tersebut. 2) Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan Kebijakan Pelayanan di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, khususnya dalam rangka meningkatkan kualitas Pelayanan perizinan yang diberikan oleh Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap Kota Administrasi Jakarta Utara. 3) Sebagai bahan evaluasi dalam penerapan Sistem Pelayanan perizinan yang diberikan oleh Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap Kota Administrasi Jakarta Utara. 4) Sebagai bahan referensi, baik di lingkungan Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Fakultas Ekonomi Indonesia (MPKP FE-UI), Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap Kota Administrasi Jakarta Utara, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta maupun institusi-institusi lainnya dalam melakukan penelitian-penelitian sejenis pada masa yang akan datang.

7 1.5 BATASAN PENELITIAN Mengingat keterbatasan dalam waktu yang dibutuhkan, maka penelitian ini akan dibatasi, sebagai berikut : 1) Penelitian akan dilakukan pada Pelayanan Penata usahaan perizinan di sepuluh unit pelayanan, meliputi Suku Dinas Pariwisata, Suku Dinas Sosial, Suku Dinas Tata Ruang, Suku Dinas Kesehatan, Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Suku Dinas Perizinan Bangunan, Suku Dinas Pemakaman, Suku Dinas Pendidikan Dasar, SATPOL PP, dan Kantor Pertanahan. 2) Penelitian dilakukan terhadap Pejabat unit pelayanan, pegawai yang bertugas dan masyarakat yang sedang mengurus perizinan dan penata usahaan perizinan di Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap Kota Administrasi Jakarta Utara. 3) Data yang dianalisis adalah Data primer yang bersumber dari kuesioner yang telah diisi oleh responden pejabat unit pelayanan, petugas pelayanan dan pelanggan. Analisa isi media dari surat pembaca. Data sekunder yang bersumber dari data pelayanan di Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap Kota Administrasi Jakarta Utara. 4) Kinerja pelayanan diukur berdasarkan persepsi petugas pelayanan atas penyampaian pelayanan (Service Delivery) yang dilaksanakan dengan persepsi Pejabat unit pelayanan terhadap Spesifikasi Kualitas Pelayanan yang telah ditetapkan. 5) Kepuasan pelanggan yang diukur berdasarkan persepsi pelanggan terhadap kinerja Pelayanan perizinan yang diberikan oleh Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap Kota Administrasi Jakarta Utara. 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan dalam tesis ini dibagi menjadi 5 bab, terdiri dari : 1) Bab I. Pendahuluan Berisi uraian tentang latar belakang masalah penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian dan sistematika penulisan.

8 2) Bab II. Tinjauan Pustaka Berisi uraian tentang kerangka teori yang mendasari dilakukannya penelitian ini yang berkaitan dengan desentralisasi dan otonomi daerah, Tata pemerintahan yang baik, Pengertian pelayanan publik, Pelayanan Publik dan Pertumbuhan Ekonomi, Kinerja pelayanan publik, Peningkatan pelayanan publik, Prinsip pelayanan yang baik, Biaya Kualitas Jasa, Harapan dan kepuasan pelanggan dan Model service quality (SERVQUAL). 3) Bab III. Metodologi Penelitian Berisi uraian tentang Jenis penelitian, populasi dan sampel, teknik Pengumpulan data, variabel penelitian dan teknik pengolahan dan analisis data. 4) Bab IV. Hasil dan Pembahasan Berisi uraian tentang Profil Pelayanan Terpadu Satu Atap Kota Adminitrasi Jakarta Utara, karakteristik responden penelitian, pengujian reliabilitas dan validitas data, dan analisis hasil pengolahan data penelitian. 5) Bab V. Kesimpulan dan Saran Berisi kesimpulan dan saran untuk peningkatan kualitas pelayanan publik.