ANALISIS SINTESIS Aspek Fisik Letak, Luas dan Batas-batas Tapak Aksesibilitas dan Sistem Transportasi

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 26. Material Bangunan dan Pelengkap Jalan.

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A

BAB V ANALISIS SINTESIS

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian

ANALISIS DAN SINTESIS

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A

sekitarnya serta ketersediaannya yang belum optimal (pada perbatasan tertentu tidak terdapat elemen gate). d. Elemen nodes dan landmark yang

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB VI R E K O M E N D A S I

III. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

V. KONSEP Konsep Dasar Perencanaan Tapak

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Karakter Lanskap Kota

BAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Pe rancangan

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Jalan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB III ANALISA. Lokasi masjid

PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

TINJAUAN PUSTAKA. Lanskap. Lanskap Jalan

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara

BAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA. Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD.

VII. RENCANA TAPAK. Tabel 15. Matriks Rencana Pembagian Ruang, Jenis Aktivitas dan Fasilitas (Chiara dan Koppelman, 1990 dan Akmal, 2004)

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan ligkungan dengan suasana yang

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas

Pokok Bahasan Analisis Program, Tapak dan Lingkungan. Subject Matter Expert Ir. Irina Mildawani, MT. Agus Suparman, ST., MT.

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

LANSKAP PERKOTAAN (URBAN LANDSCAPE)

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2010). Aksesibilitas adalah konsep yang luas dan fleksibel. Kevin Lynch

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 18% dari luas wilayah DIY, terbentang di antara 110 o dan 110 o 33 00

BAB 2 DATA DAN ANALISA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. permukaan tanah dan atau air (Peraturan Pemeritah Nomor 34 Tahun 2006).

V. ANALISIS DAN SINTESIS

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

ANALISIS PENATAAN RUANG PARKIR PASAR CENTRAL KOTA GORONTALO. Lydia Surijani Tatura Fakultas Teknik Universitas Gorontalo

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KUISIONER PENELITIAN PERENCANAAN PEDESTRIAN HIJAU DI JALAN LINGKAR LUAR KOTA BOGOR, JAWA BARAT

PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR. Oleh : Annisa Budi Erawati A

PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN. Disusun oleh: DENI HERYANI A

IV. Pemilihan Tanaman Lanskap Kota

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB V KONSEP PERANCANGAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. keberadaan elemen-elemen fisik atau yang disebut juga setting fisik seiring

BAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu 3. 2 Alat dan Bahan 3. 3 Metode dan Pendekatan Perancangan 3. 4 Proses Perancangan

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema

Transkripsi:

ANALISIS SINTESIS Aspek Fisik Letak, Luas dan Batas-batas Tapak Tapak merupakan jalan lingkar kampus di mana area tersebut adalah sebuah area pendidikan yang dilengkapi berbagai fasilitas pendukungnya. Jalan ini berbentuk linear dengan lebar jalan rata-rata 6-8 m. Panjang jalan yang dijadikan lokasi studi adalah + 5298,32 m. Jalan ini merupakan jalan utama di dalam kampus IPB Darmaga. Daerah milik jalan (damija) yang dimiliki beberapa titik cukup lebar sekitar + 20 m sehingga memungkinkan untuk memperluas daerah manfaat jalan (damaja). Namun ada juga beberapa titik yang berdampingan dengan bangunan atau bahu jalan yang sempit sehingga hanya diperlukan perbaikan atau penambahan kelengkapan jalan. Aksesibilitas dan Sistem Transportasi Jalur yang terdapat di area studi dapat di bagi menjadi beberapa bagian, antara lain jalur kendaraan bermotor, jalur pejalan kaki atau pedestrian, dan jalur sepeda. Pada jalur kendaraan bermotor secara umum dalam kondisi baik, namun ada di beberapa bagian yang kondisinya perlu diperbaiki. Secara keseluruhan tidak terdapat suatu masalah yang besar pada jalur ini. Jalur pejalan kaki pada area ini memiliki berbagai ukuran dari 0,5-2 m. Perbedaan ukuran pada jalur ini, dikarenakan pedestrian yang sudah rusak. Selain itu ada pula titik-titik di mana pedestrian banyak ditumbuhi rumput, dikotori daun-daun kering dan conblock yang lepas atau pecah. Hal ini menyebabkan pejalan kaki merasa kurang nyaman saat melaluinya. Sejak tahun 2008 kampus telah menambahkan salah satu jalur alternatif di dalam kampus IPB. Jalur yang di maksud adalah jalur sepeda. Jalur ini memiliki ukuran lebar 2 m dengan panjang + 1146,67 m. Dengan melihat kondisi saat ini, sepertinya perlu dilakukan perbaikan dan penambahan jalur sepeda mengingat sudah banyak civitas kampus yang menggunakan alternatif transportasi ini.

50 Ketinggian, Topografi, dan Kemiringan Lahan Pada beberapa titik di tapak terdapat perbedaan dalam konturnya yang merupakan potensi yang dapat dikembangkan. Perbedaan kontur ini dapat diaplikasikan dengan penataan elemen-elemen lanskap dengan memperhatikan jenis tanaman, warna, tekstur, dan bentuk tajuk untuk meningkatkan kualitas good view. Kontur pada tapak juga dapat menjadi kendala dalam menempatkan perabot jalan, seperti shelter, gazebo, dan lain-lain. Namun selalu ada solusi pada tiap kendala, salah satunya dengan memodifikasi lahan yang akan diletakkan bangunan atau hardscape dengan mengutamakan keamanan dan kenyamanan pengguna. Selain itu pada kontur yang memiliki kemiringan yang cukup besar dapat digunakan vegetasi dengan akar yang kuat menahan tanah agar tidak terjadi longsor atau semacamnya. Pada titik-titik yang datar, kendalanya adalah timbul kesan monoton di dalamnya. Namun hal ini merupakan potensi untuk peletakan bangunan atau hardscape. Untuk mengatasi kendala dalam hal topografi datar, dapat dilakukan dengan penanaman vegetasi dengan berbagai jenis, warna, tinggi-rendah dan tekstur sehingga dapat menghilangkan kesan monoton. Untuk penggunaan elemen-elemen keras lainnya juga dapat diaplikasikan pada paving yang digunakan. Permainan warna, bentuk, tekstur dan pola paving juga penting dalam kondisi ini. Selain itu penempatan elemen yang menarik sebagai point of interest di rasa perlu namun tetap memperhatikan unsur unity tapak, nilai estetis, fungsi, keamanan dan kenyamanan. Iklim Saat ini, secara keseluruhan iklim suhu Darmaga mengalami peningkatan yang sebelumnya iklim berkisar antara 24 25 C sekarang berkisar pada angka 25-26 C (Gambar 11). Hal ini juga dipengaruhi karena berkurangnya lahan hijau karena pembukaan lahan yang banyak menebang vegetasi atau pohon baik di lingkungan kampus maupun lingkungan di luar kampus. Suhu yang ideal untuk daerah tropis adalah 27-28 C, sehingga suhu di daerah tersebut masih cukup nyaman untuk pengguna melakuakan aktivitas didalamnya.

51 Grafik Suhu Dramaga 2005-September 2009 0 C 27.0 26.5 26.0 25.5 25.0 24.5 24.0 23.5 23.0 JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL bulan AGS SEPT OKT NOP DES Gambar 10. Grafik Rata-rata Suhu Pada Tapak. (Sumber: Stasiun Klimatologi I Darmaga Bogor Tahun 2005-2009) 2005 2006 2007 2008 2009 Grafik Curah Hujan Dramaga periode 2005-September 2009 mm/tahun 700 600 500 400 300 200 100 0 JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL bulan AGS SEPT OKT NOP DES 2005 Series1 2006 Series2 2007 Series3 Series4 2008 Series5 2009 Gambar 11. Grafik Rata-rata Curah Hujan Pada Tapak. (Sumber: Stasiun Klimatologi I Darmaga Bogor Tahun 2005-2009)

52 Gambar 12. Grafik Rata-rata Kelembaban Pada Tapak. (Sumber: Stasiun Klimatologi I Darmaga Bogor Tahun 2005-2009) grafik kecepatan angin Dramaga periode 2005- September 2009 4.0 knot 3.0 2.0 1.0 0.0 JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL bulan AGS SEPT OKT NOP DES Series1 2005 Series2 2006 Series3 2007 Series4 2008 Series5 2009 Gambar 13. Grafik Rata-rata Kecepatan Angin Pada Tapak. (Sumber: Stasiun Klimatologi I Darmaga Bogor Tahun 2005-2009)

53 Dari grafik curah hujan di atas kawasan Darmaga termasuk tinggi dengan angka mencapai 500-600 mm/ tahun. Curah hujan tertinggi banyak terjadi pada bulan Mei, November, dan Desember di tahun 2007 (Gambar 12). Curah hujan yang tinggi menyebabkan jalan menjadi licin dan terdapat genangan air di beberapa bagian. Genangan air disebabkan kondisi jalan yang kurang bagus, banyaknya gulma pada pedestrian, daun kering dan saluran drainase yang tidak lancar karena tertutup hal-hal tersebut. Adapun solusi yang dapat ditempuh antara lain, sebagai berikut : 1. Penggunaan material yang memiliki daya serap tinggi dan tekstur yang sedikit kasar agar tidak licin saat basah. 2. Pembuatan jalan dan drainase dengan kemiringan yang memperhatikan topografi pada tapak agar air dapat mengalir dengan lancar. 3. Pemilihan vegetasi yang banyak menyerap hujan seperti tanaman berdaun jarum (conifer) dengan tampungan sebanyak 40% dan tanaman berkanopi yang dapat mengurangi air hujan yang jatuh sebanyak 20%, serta tanaman yang memiliki percabangan horisontal akan lebih efektif menahan air hujan (Grey dan Daneke, 1978). 4. Perawatan jalan yang intensif, dalam hal ini tentang masalah kebersihan. Kelembaban udara pada tapak cukup tinggi. Kelembababan yang paling rendah dalam lima tahun terakhir adalah tahun 2006 yaitu pada bulan September 72% dan yang paling tinggi tahun 2007 di bulan Februari yang mencapai 90% (Gambar 13). Angka yang cukup tinggi membuat para pengguna jalan menjadi cepat lelah. Hal ini dikarenakan terhambatnya penguapan air dalam tubuh sehingga panas tubuh meningkat yang pada akhirnya membuat pengguna cepat lelah. Kecepatan angin jika di lihat dari grafik di atas tidak mengalami masalah yang berarti. Kecepatan angin paling tinggi ada pada titik 3,8 knot atau sama dengan 7,03 km/ jam. Menurut Lynch (1993), standar kenyamanan ruang luar, misalnya tempat duduk-duduk kecepatan angin tidak boleh lebih dari 14 km/ jam sedangkan untuk berjalan kaki tidak boleh lebih dari 43 km/ jam. Dengan demikian kecepatan angin tidak mengganggu aktivitas pengguna jalan.

54 Iklim merupakan faktor-faktor yang tidak tetap yang memiliki hubungan timbal balik seperti suhu, radiasi matahari, angin, curah hujan dan kelembaban udara (Laurie, 1990). Oleh karena itu, dalam membuat sebuah konsep lanskap, karena merupakan titik awal dari perencanaan dan perancangan hendaknya melihat faktor iklim. Aplikasi dari perhatian kepada iklim salah satunya pada material bangunan maupun hardscape yang dapat menyerap panas dengan mempertimbangkan jenis bahan, warna dan perlakuannya dalam pembuatannya (Simonds, 1983). Selain itu vegetasi juga memiliki peran penting dalam membuat area tapak menjadi nyaman karena fungsi pohon atau vegetasi lainnya dapat menurunkan iklim mikro. Untuk aplikasi pada perencanaan jalan, penempatan gazebo/ shelter juga memiliki peranan yang penting. Tata Guna Lahan Berdasarkan hasil pengamatan, perbandingan lahan terbuka dan pendirian bangunan tidak seimbang dengan lahan hijau yang ada. Hal ini dapat mempengaruhi kenyamanan pengguna dan berpengaruh terhadap kehidupan satwa eksisting. Kendala tersebut dapat di antisipasi dengan cara menyeimbangkan setiap melakukan pembangunan bangunan atau pembukaan lahan di ganti dengan penataan vegetasi di beberapa bagian tapak yang sekiranya masih dapat dilakukan penanaman vegetasi, agar iklim mikro selalu dalam keadaan stabil, lingkungan kampus tetap terjaga kelestariannya dan juga keberadaan satwa tidak terganggu habitatnya. Vegetasi dan Satwa di Sekitar Jalan Terdapatnya vegetasi di sepanjang jalan lingkar kampus dapat mempengaruhi iklim mikro di sekitar tapak. Selain dari itu fungsi dari keberadaan vegetasi dapat juga mempengaruhi kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jalan. Secara umum fungsi adanya vegetasi di sepanjang jalan kampus yaitu selain sebagai unsur estetis, vegetasi digunakan juga sebagai penaung, penyerap polusi dan mengurangi kebisingan juga untuk memberikan kenyamanan dan keamanan pengguna jalan. Pada contohnya di bagian I yaitu pintu utama masuk-keluar kampus. Dibagian ini terdapat median jalan sebagai pemisah jalur keluar dan

55 masuk yang ditanami dengan tanaman groundcover, yaitu bayam merah (Iresine sp.). Namun kondisi tanaman yang berada di media jalan tersebut selalu diganti keberadaannya, hal ini dikarenakan kurangnya perawatan yang intensif dan kesalahan dalam pemilihan tanaman sehingga mengakibatkan tanaman rusak dan cepat mati. Untuk mengatasi masalah tanaman tepi jalan, tanaman yang perlu digunakan harus memiliki kriteria sebagai berikut (Nurisjah dan Pramukanto, 1998) : 1. Mempunyai batang dan percabangan yang kuat dan tidak mudah patah. 2. Struktur percabangan tegak atau semi tegak dan tidak mudah jatuh/ menjurai. Lebih baik lagi jika dengan percabangan yang kompak dibandingkan dengan yang tumbuh meninggi, khususnya untuk pohon yang tumbuh di bawah jaringan kabel listrik/ telepon. 3. Pertumbuhan tajuk pohon tidak menghalangi atau menganggu lalu lintas. 4. Tajuk pohon berjarak paling rendah tiga meter di atas permukaan tanah atau untuk jenis yang bertajuk rendah dapat dilakukan pemangkasan. 5. Hasil generatif berupa bunga, buah dan biji yang tidak mengganggu lalu lintas. 6. Pohon tidak mengeluarkan atau menghasilkan zat yang dapat merusak atau membuat jalan licin, terutama di waktu hujan. 7. Perakaran dalam dan tidak merusak jalan dan saluran drainase. 8. Tidak peka terhadap serangan hama atau penyakit. 9. Bukan merupakan tanaman inang yang disukai oleh serangga yang dapat menghabiskan daun-daunnya. 10. Mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan tumbuh, seperti sesuai dengan iklim dan kondisi tanah serta ketinggian dari permukaan laut. 11. Mengandung nilai estetis yang menarik berupa warna daun bunga, buah maupun bentuk tajuk. 12. Mempunyai kecepatan tumbuh yang sedang, tidak terlalu lambat atau terlalu cepat (indikator siklus hidup yang pendek). 13. Daun buah tidak beracun dan berduri, tahan terhadap polusi udara, tanah dan air.

56 Di satu sisi terdapat vegetasi yang berfungsi sebagai pengarah yaitu pohon cemara kipas (Thuja orientalis), dan dibelakangnya ditanami dengan pohon kenari (Cannarium hirsutum) yang berfungsi salah satunya sebagai penaung. Keberadaan pohon-pohon tersebut perlu dipertahankan, hanya perawatannya saja yang perlu diperhatikan seperti pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta kebersihan dari daun yang sudah mati. Di bagian lainnya pun terdapat variasi vegetasi eksisting maupun tanaman yang sengaja di tanam. Vegetasi tersebut perlu dipertahankan karena selain memiliki potensi sebagai keanekaragaman hayati juga sebagai pengatur iklim mikro. Tetapi terdapat kendala di beberapa bagian tapak yang penanaman dan perawatannya kurang diperhatikan, sehingga berdampak buruk bagi para pengguna jalan. Tajuk pohon memberikan naungan yang sempurna tetapi tidak terlalu teduh, selalu hijau dan tidak mudah meluruhkan daun yang berakibat mengotori jalan. Keberadaan satwa di suatu lokasi dipengaruhi pula oleh vegetasi. Karena keberadaan vegetasi merupakan suatu habitat, tempat mencari makan dan sebagai tempat beristirahatnya satwa. Maka dari itu sekarang ini jarang sekali ditemukannya satwa di sekitar kampus yang berkeliaran selain di pagi dan sore hari, hal ini di karenakan vegetasi habitat mereka telah berubah bentuk menjadi pembangunan gedung kampus. Visibilitas Menurut Simond (1998) visual merupakan suatu pemandangan yang diamati dari suatu titik yang menguntungkan. Pandangan ini akan terlihat lebih menarik apabila direncanakan dan dikembangkan menjadi sesuatu yang kontras. Perencanaan yang baik akan meningkatkan nilai kualitas visual lingkungan, salah satunya dengan menonjolkan good view. Good view yang ada pada tapak adalah pintu masuk IPB dengan pandangan yang tertuju pada Gedung Rektorat (Gambar 14). Gedung rektorat merupakan good view dengan arsitekturnya yang khas. Bentuknya yang segitiga, membuat kontras pada lingkungan disekitarnya. Untuk membuatnya lebih estetik, dapat dilakukan dengan mengunakan semak rendah pada traffic island di

57 depannya dan mempertahankan vegetasi pengarah di sepanjang jalan dan penunjuk suatu lokasi yang jelas menuju gedung tersebut. Gambar 14. Gedung Rektorat Pada Tapak Good view yang lainnya adalah pada bagian II yaitu jalan sepanjang arboretum (Gambar 15). Pada bagian ini, pohon-pohon besar di bahu jalan membuat suasana hijau yang menjadi identitas kampus menjadi terlihat, sejuk, nyaman, dan teduh merupakan beberapa kesan saat melalui jalur ini. Hal ini dapat dipertahankan dan dikembangkan dengan menambah soft atau hard material dengan prinsip repetisi atau membuat permainan warna dan pola agar tidak monoton bagi pejalan kaki dan pengguna kendaraan. (a) (b) Gambar 15. (a). Area Praktek Lapang/ Arboretum Lanskap dan (b). Jalan Sepanjang Arboretum. Selanjutnya Good view juga terletak di bagian V, mulai dari Fakultas Kedokteran Hewan menuju pintu utama keluar-masuk kampus. Good view yang

58 ditimbulkan adalah suasana seperti hutan, karena terdapat beberapa variasi vegetasi eksisting seperti area hutan karet dan sengon yang cukup terjaga kelestariannya. Keberadaan hutan ini perlu dipertahankan keberadaannya dengan melakukan pemeliharaan agar tetap terjaga kestabilannya, agar tidak terjadi kecelakaan karena ada pohon yang tumbang, bekerja sebagaimana fungsinya yaitu sebagai paru-paru kampus, habitat satwa, serta menjaga kestabilan air tanah. (a) (b) Gambar 16. (a). Hutan Sengon dan (b). Hutan Karet. Jalan-Jalan Dalam Kampus Secara keseluruhan jalan lingkar kampus memiliki dimensi dan tipe jalan yang bervariasi di tiap bagiannya. Umumnya jalan yang berada di dalam kampus hanya dilalui oleh kendaraan bermotor saja, hanya di beberapa bagian saja terdapat jalur khusus untuk sepeda. Di lihat dari kondisi keseluruhan sepanjang jalan lingkar kampus termasuk baik, namun terdapat di beberapa bagian yang mengalami kerusakan seperti berlubang, bergelombang dan lebar jalan yang sempit. Hal ini merupakan suatu masalah yang pada jalan di dalam kampus, dan pemecahannya yaitu dengan cara melakukan pelebaran damija yang sama di tiap bagiannya, perbaikan dan perawatan jalan serta pembuatan khusus jalur sepeda dengan marka jalan sebagai pembatas antara jalur sepeda dengan pedestrian jalan dan kendaraan bermotor. Pada bagian pedestrian jalan rata-rata kondisinya kurang begitu baik hampir di semua bagian, hanya di bagian I saja yang terlihat terawat. Selain itu di beberapa bagian tidak terdapat pedestrian jalan, seperti pada bagian III, V, dan VI sehingga para pejalan kaki menggunakan badan jalan untuk menuju ke suatu

59 lokasi dan membahayakan keselamatannya. Hal-hal tersebut merupakan suatu kendala, dan pemecahannya yaitu dengan membuat jalur pedestrian di bagianbagian yang tidak terdapat pedestriannya, memberikan fasilitas khusus bagi pejalan kaki seperti bangku, tanaman peneduh, dan tempat sampah, serta perawatan yang intensif dalam masalah kebersihan pedestrian. Tipe jalan di tiap bagian tapak diperlukannya suatu tindakan seperti penambahan, perbaikan, dan perawatan yang intensif agar kondisi jalan berjalan sesuai dengan fungsinya. Demi terciptanya keadaan yang aman dan nyaman di jalan lingkar kampus, diperlukannya pembuatan jalur pedestrian dan pelebaran jalan di beberapa bagian tapak agar para pengguna jalan terjaga dalam aktivitasnya. Diperlukannya perbaikan pedestrian, jalan, dan kelengkapan jalan di beberapa bagian tapak, agar para pengguna merasa aman dan nyaman. Perawatan dilakukan secara rutin, agar kelengkapan jalan bekerja sesuai dengan fungsinya. Kelengkapan Jalan Kelengkapan jalan atau street furniture merupakan suatu fasilitas yang penting bagi pengguna jalan, yaitu sebagai suatu fasilitas yang memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna. Street Furniture juga dapat menjadi penguat dari identitas sebuah tapak. Fasilitas ini terdiri dari pedestrian, rambu lalu-lintas, fire hydrant, tempat sampah, halte/ shelter dan papan tanda. Pada umumnya masalah yang dihadapi oleh pihak kampus dalam kelengkapan jalan yaitu peletakan fasilitas jalan yang tidak tepat dan perawatannya yang kurang intensif, sehingga kelengkapan jalan tidak sesuai fungsinya lagi. Pedestrian di sepanjang lingkar kampus hanya terdapat di beberapa bagian saja, yaitu hanya di bagian I, II, dan IV saja. Sehingga di beberapa bagian lainnya para pengguna jalan menggunakan bahu jalan untuk menuju ke suatu lokasi. Pedestrian juga banyak yang mengalami kerusakan sehingga mengurangi ukuran lebar sebenarnya dan banyaknya paving yang lepas serta di kotori daun dan ditumbuhi rumput. Dengan demikian perlu adanya perbaikan dan penambahan jalur pedestrian pada tapak.

60 (a) (b) Gambar 17. (a). Pedestrian Yang Rusak dan (b). Kurangnya Pedestrian Di Beberapa Bagian Tapak. Rambu lalu-lintas terdapat di setiap bagian tapak, namun masih terdapat rambu yang tidak terawat, dalam peletakannya masih ada yang tidak tepat dan berlebihan dalam penempatannya di suatu tapak. Rambu yang efektif harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. memenuhi kebutuhan. 2. menarik perhatian dan mendapat respek pengguna jalan. 3. memberikan pesan yang sederhana dan mudah dimengerti. 4. menyediakan waktu yang cukup kepada pengguna jalan dalam memberi respon. (a) (b) (c) Gambar 18. (a). Rambu Lalu-Lintas Yang Tidak Terawat, (b). Kurang Tepat Peletakannya, dan (c). Penempatan Yang Berlebihan.

61 Fire hydrant terdapat di seluruh bagian tapak dan di titik-titik tertentu. Namun bila di lihat dari kondisinya saat ini, fire hydrant yang ada sangatlah tidak fungsional. Hal ini dikarenakan kurangnya perawatan yang intensif sehingga banyak sekali yang rusak, dipenuhi lumut, dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. (a) (b) Gambar 19. (a). Fire Hydrant Yang Tidak Terawat dan (b). Fire Hydrant Ditumbuhi Gulma. Sekarang ini sudah banyak terdapat tempat sampah di setiap bagian tapak dengan titik-titik yang sudah cukup strategis. Tempat sampah ada yang berbahan dari semen yang berfungsi sebagai tempat pembuangan sampah sementara dan ada juga tempat sampah yang terbuat dari drum maupun berbahan plastik, dengan diberikan warna yang berbeda untuk menandakan sampah organik dan anorganik. Tetapi masalah yang dialami dalam hal ini yakni perawatannya saja yang masih kurang intensif, dikarenakan adanya tempat sampah yang sudah rusak namun tidak juga diperbaiki. (a) (b) Gambar 20. (a). Tempat Sampah Yang Rusak dan (b). Tidak Terawat.

62 Dengan disediakannya kendaraan operasional di kampus yaitu bus dan sepeda, maka pembangunan halte/ Shelter di tiap bagian pun dilakukan. Namun yang menjadi kendala pada saat ini yaitu desain dan peletakan yang kurang tepat. Desain terlalu kaku dan formal serta menggunakan material yang kurang ramah terhadap lingkungan. (a) (b). Gambar 21. (a). Shelter sepeda Di Titik-Titik Tertentu Dalam Kampus dan (b). Halte. Untuk papan tanda, saat ini terdapat di setiap bagian tapak. Papan tanda ini berfungsi baik sebagai penunjuk arah menuju suatu lokasi maupun nama lokasi tersebut. Kendala papan tanda di lingkar kampus ini yaitu peletakan yang tidak tepat sehingga ada yang terhalang oleh tanaman, ukuran yang tidak sesuai, dan banyaknya berbagai papan tanda di satu titik. (a) (b) (c) Gambar 22. (a), (b). Papan Penunjuk Arah Lokasi, dan (c). Papan Tanda Lokasi.

63 Sarana Transportasi Sarana transportasi di dalam kampus terdapat empat jenis kendaraan, diantaranya yakni sepeda, becak, motor (ojek), dan bus. Para pengguna transportasi dalam kampus bebas untuk memilih kendaraan yang akan digunakannya. Pihak kampus menyediakan fasilitas transportasi baru yang gratis bagi civitas kampus yaitu sepeda. Pihak kampus menyediakan fasilitas tersebut + 1500 unit beserta dengan lima shelternya di lokasi yang dianggap strategis dan ramai aktivitas. Namun yang menjadi masalah pada fasilitas ini yaitu jalur khusus bersepeda yang kurang terawat dan hanya terdapat di bagian tertentu saja. Selain sepeda, kampus pun menyediakan fasilitas transportasi komersil berupa becak dan motor (ojek). Fasilitas transportasi ini dikelola oleh masyarakat sekitar kampus sebagai mata pencahariannya. Di sisi lain masalah yang di alami pada fasilitas ini yaitu tidak disediakannya shelter di titik-titik tertentu khusus bagi motor (ojek) dan becak serta kurangnya pengarahan yang diberikan pihak kampus sebagai pemberi ijin kepada pengendara motor (ojek) agar tidak ugalugalan dalam berkendara. Terdapat pula fasilitas lain yang diberikan oleh pihak kampus, yaitu kendaraan beroda empat berupa bus beserta haltenya. Keberadaan bus tersebut disediakan untuk fasilitas transportasi antar-jemput pegawai dan mahasiswa. Kondisi dari bus tersebut masih layak pakai meskipun perawatannya yang kurang, dikarenakan harga suku cadang yang relatif masih tinggi harganya. Masalah lain yaitu halte bus yang tidak ada nama lokasi halte, tidak sesuai dalam peletakan dan disainnya berdasarkan Kep. Menteri Perhubungan No. 65 Tahun 1993.

64 (a) (b) Gambar 23. (a). Fasilitas Operasional Kampus Bus dan (b). Sepeda. Tempat-tempat Komersil Dalam Kampus Terdapat di beberapa bagian tapak tempat-tempat komersil seperti Kantinkantin, Agrimart, Wisma, dan lainnya. Keberadaan tempat-tempat ini tidak terlalu menjadi kendala, namun yang menjadi kendala dalam hal ini yaitu keberadaan tempat ini tidak di dalam satu lokasi di tiap bagiannya sehingga dapat memudahkan pengguna untuk memanfaatkannya. (a) (b) Gambar 24. (a). Kantin GWW dan (b). Agrimart IPB. Aspek Sosial Berdasarkan pengamatan lapang, aspek ini merupakan penentu kebutuhan yang dapat di lihat dari aktivitas pengguna. Aktivitas yang terjadi di sepanjang tapak bermacam-macam, antara lain berjalan baik dengan kaki ataupun kendaraan, bersepeda, menunggu, menelepon, bersosialisasi. Selain itu ada pula penduduk

65 sekitar yang mempunyai mata pencaharian sebagai pedagang dan tukang ojek/ becak yang menggunakan jalan lingkar kampus sebagai tempat beraktivitas. Hasil dari kuisioner yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kebanyakan penguna sudah merasa nyaman pada saat memasuki kawasan kampus IPB Dramaga, namun masih terdapat beberapa kendala yang dialami oleh pengguna jalan diantaranya yaitu dalam hal informasi. Sering sekali terdapatnya pengguna kampus kurang mendapatkan informasi tentang suatu lokasi ataupun arah menuju ke suatu lokasi yang ditujunya. Hal ini mungkin disebabkan karena letak dan jumlah serta desain dari papan informasi yang kurang fungsional dan tidak menarik perhatian pengguna. Untuk kelayakan dari street furniture-nya sendiri, banyak dari responden yang mempermasalahkan tentang kebersihan, perawatan dan desain yang tidak seragam, serta banyak yang mengusulkan penambahan dari segi penerangan (lampu), tempat sampah, dan juga bangku. Lebih terperinci data analisis dan sintesis akan dijabarkan pada tabel 13. Tabel 13. Analisis dan Sintesis Aspek Fisik dan Sosial. Aspek Fisik Letak, Luas, dan Batas Tapak Aksesibilitas dan Sistem Transportasi POTENSI Berada di dataran relatif tinggi dengan luasan yang cukup luas dan bersebelahan dengan rumah warga serta beberapa sungai. Lokasi dapat dilalui oleh kendaraan bermotor. Terdapat dua akses (pintu utama dan alternatif) masukkeluar kampus untuk kendaraan bermotor dan sembilan akses untuk orang. Ada kendaraan khusus untuk civitas akademika berupa bis. ANALISIS HAMBATAN. Jalan alternatif akses masuk-keluar kampus kurang lebar dan juga di beberapa bagian tapak. Akses untuk orang terlalu banyak. SINTESIS Penataan street furniture di beberapa bagian tapak, sehingga fasilitasnya dapat bermanfaat secara fungsional. Pelebaran dan perawatan jalan diperlukan. Ditutupnya beberapa akses yang kurang vital untuk orang, agar memudahkan dalam pemantauan keamanan.

66 Lanjutan Tabel 13. Ketinggian, Topografi, dan Kemiringan Lahan Iklim Suhu Curah hujan Aspek Fisik Kelembaban Kecepatan Angin Tata Guna Lahan POTENSI Topografi yang berbukit memberikan kesan dinamis dan view yang menarik di beberapa bagian tapak. Perubahan suhu tidak terlalu mencolok (optimal). Jumlah curah hujan cukup untuk mendukung ketersediaan air bagi tanaman. Tidak terlalu kencang, sehingga tidak mengganggu kegiatan pengguna jalan. Masih terdapatnya area hijau di tiap bagian. ANALISIS HAMBATAN Kesan monoton timbul pada topografi yang datar. Penempatan street furniture di lahan yang miring. Pada siang hari tapak sangat panas, membuat kenyamanan rendah pada beberapa bagian tapak. Sering terdapat genangan air di beberapa bagian jalan sesaat setelah hujan. Sangat tinggi, ketidakkenyamanan pada manusia untuk beraktivitas. Kecepatan angin tidak cukup untuk menurunkan kelembaban dan kenyamanan tapak akan rendah. Alih fungsi lahan hijau menjadi gedung. SINTESIS Pemanfaatan topografi yang datar sesuai kebutuhan. Penataan street furniture atau vegetasi dengan berbagai jenis, warna, tinggi-rendah dan tekstur secara fungsional. Keragaman vegetasi yang tinggi dan rimbun. Penambahan vegetasi yang dapat menyerap panas dan radiasi sinar matahari serta menurunkan suhu. Perbaikan jalan yang rusak dan tidak rata. Membersihkan, memperbaiki, dan merawat saluran drainase. Penggunaan vegetasi tertentu untuk tetap menjaga ketersediaan air dalam tanah. Pengawasan dan perawatan terhadap bangunan dan perlengkapan pada street furniture, khususnya yang ber-material kayu. Tidak menggunakan vegetasi yang kemungkinan terjadi penguapannya tinggi. Penataan vegetasi yang membentuk suatu koridor besar pada jalan, sehingga angin akan bergerak disepanjang koridor tersebut. Mempertahankan area eksisting di tiap bagian. Keseimbangan dalam pemanfaatan area untuk menjaga kestabilan iklim mikro.

67 Lanjutan Tabel 13. Vegetasi dan Satwa di Sekitar Jalan Visibilitas Jalan jalan Dalam Kampus Aspek Fisik Kelengkapan Jalan Sarana Transportasi Tempat-tempat Komersil Dalam Kampus POTENSI Terdapat vegetasi dan satwa yang beraneka ragam. Adanya vegetasi dan satwa budidaya di lokasi. Arsitektural gedung dan bentangan hijau merupakan suatu faktor pendukung good view. Terdapat di tiap bagian tapak. Memudahkan civitas akademika untuk menuju ke suatu lokasi yang ditujunya. Fasilitas pendukung dan memudahkan bagi civitas akademika untuk mendapatkan kebutuhannya. ANALISIS HAMBATAN SINTESIS Dilakukan penyesuaian pada rencana penataan vegetasi di tapak, yang dapat mempengaruhi kehidupan satwanya. Penyediaan tempat Masih kurangnya sampah di spot-spot kesadaran tertentu. masyarakat akan kebersihan Penataan street furniture atau vegetasi dengan Penataan street berbagai jenis, warna, furniture dan vegetasi tinggi-rendah dan tekstur yang kurang tepat. secara fungsional. Perbedaan dimensi dan tipe jalan di tiap bagiannya. Kurang lebarnya damija, sehingga pedestrian dan jalur sepeda tidak terdapat di beberapa bagian. Perawatan jalur sirkulasi kurang intensif. Peletakan kelengkapan jalan yang kurang tepat dan tidak fungsional. Perawatan yang tidak intensif. Peletakan dan penataan halte kurang tepat. Kurang patuhnya bagi pengguna jalan tentang keberadaan street furniture. Penataan yang tidak terpusat, menyulitkan konsumen di bagian tertentu untuk mencapainya. Kebersihan area kurang terjaga. Memperlebar dan menyamakan dimensi serta tipe jalan di tiap bagian tapak. Perbaikan, kebersihan, dan perawatan jalur sirkulasi perlu ditingkatkan. Penambahan dan peletakan kelengkapan jalan sesuai kebutuhan. Respon pengelola terhadap kendala kelengkapan jalan ditingkatkan. Penyesuaian peletakan dan penataan halte sesuai situasi dan kondisinya. Pemberian informasi terhadap pengguna jalan tentang pentingnya keberadaan street furniture, baik secara persuasif maupun media informasi lainnya. Pemberian area dan nama lokasi khusus tempat komersil di beberapa bagian. Pemberian kelengkapan jalan seperti papan tanda atau papan informasi sebagai penunjuk suatu lokasi.

68 Lanjutan Tabel 13. Aspek Sosial POTENSI Selain civitas akademika, pengguna jalan pun dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar maupun pengunjung. Rindangnya pohon membuat pengguna jalan merasa teduh dan nyaman. ANALISIS HAMBATAN Pengetahuan pengguna jalan yang masih kurang tentang pentingnya keberadaan street furniture. Street furniture yang tidak fungsional dan kurangnya pencahayaan pada malam hari. SINTESIS Peningkatan kualitas dan kuantitas perabot jalan untuk mendukung kebersihan, keamanan dan kenyamanan pengguna.

69