Perengkahan Katalitik Palm Fatty Acid Distillate Menjadi Biofuel Dengan Katalis Fe/Zeolit

dokumen-dokumen yang mirip
PERENGKAHAN KATALITIK MINYAK JELANTAH UNTUK MENGHASILKAN BIOFUEL MENGGUNAKAN KATALIS NI- MO/ZEOLIT

Perengkahan Katalitik Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) Menghasilkan Biofuel Menggunakan Katalis FeMo/Zeolit ABSTRACT

Jayan Adhi Wiguna, Fajril Akbar, Ida Zahrina

Perengkahan Asam Lemak Sawit Distilat Menjadi Biofuel Menggunakan Katalis Ni/Zeolit Dengan Variasi Temperatur Reaksi dan Rasio Umpan/Katalis

Perengkahan Katalitik Palm Fatty Acid Distillate untuk Menghasilkan Biofuel Menggunakan Katalis Cu/Zeolit Alam

Perengkahan Katalitik Palm Fatty Acid Distillate Menjadi Biofuel

Hendra Haogododo Harefa, Ida Zahrina, Elvi Yenie

Sri Hidayanti, Yelmida, Zultiniar

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pemenuhan energi semakin meningkat seiring dengan

Perengkahan Katalitik Minyak Goreng Bekas Untuk Produksi Biofuel Menggunakan Katalis Cu/Zeolit. Benny Saputra, Ida Zahrina, Yelmida

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perengkahan Katalitik Minyak Goreng Bekas Untuk Produksi Biofuel Menggunakan Katalis Ni/Zeolit. Gatot Putra Bachtas, Ida Zahrina, Yelmida

Oleh : ENDAH DAHYANINGSIH RAHMASARI IBRAHIM DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA NIP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

Pembuatan Biofuel dari Minyak Goreng Bekas Melalui Proses Catalytic Cracking dengan Katalis Fly Ash

Produksi Biofuel dari Minyak Kelapa Sawit dengan Katalis Au/HZSM-5 dan Kompositnya

Studi Pengaruh Logam Aktif Mo Terhadap Karakteristik Dan Aktivitas Katalis Bimetal Mo-Ni/ZAAH Dalam Perengkahan Metil Ester Minyak Sawit

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi meningkat seiring dengan meningkatnya perkembangan

PRODUKSI BIOFUEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT CaO/γ-Al 2 O 3 dan CoMo/γ-Al 2 O 3

PEMBUATAN KATALIS HZSM-5 DENGAN IMPREGNASI LOGAM PALLADIUM UNTUK PERENGKAHAN MINYAK SAWIT

AKTIVITAS KATALIS CR/ZEOLIT ALAM PADA REAKSI KONVERSI MINYAK JELANTAH MENJADI BAHAN BAKAR CAIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR DENGAN KATALIS BENTONIT: VARIABEL WAKTU PIROLISIS DAN RASIO KATALIS/CANGKANG SAWIT

Sintesis dan Analisis Spektra IR, Difraktogram XRD, SEM pada Material Katalis Berbahan Ni/zeolit Alam Teraktivasi dengan Metode Impregnasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pembuatan Biofuel dari Minyak Kelapa Sawit melalui Proses Hydrocracking dengan Katalis Ni- Mg/γ-Al 2 O 3

Rekayasa Katalis Ni/Zn-HZSM-5 untuk Memproduksi Biofuel dari Minyak Bintaro

ARTIKEL ILMIAH. Oleh Lisa Purnama A1C112014

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN VARIASI BAHAN BAKU, KATALIS DAN TEKNOLOGI PROSES

HIDRODESULFURISASI TIOFEN MENGGUNAKAN KATALIS CoMo/H-ZEOLIT Y

UJI KARAKTERISTIK PADA PREPARASI KATALIS Zn/ZEOLIT

Sintesis Biogasoline dari CPO Melalui Reaksi Perengkahan Katalitik pada Fasa Gas

AKTIVITAS KATALIS K 3 PO 4 /NaZSM-5 MESOPORI PADA TRANSESTERIFIKASI REFINED PALM OIL (RPO) MENJADI BIODIESEL

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Konsumsi bahan bakar minyak tahun 2005 (juta liter) (Wahyudi, 2006)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SINTESIS KATALIS Ni-Cr/ZEOLIT DENGAN METODE IMPREGNASI TERPISAH

Bab III Metodologi Penelitian

Perengkahan PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) Dengan Katalis Zeolit Sintesis Untuk Menghasilkan Biofuel

Pemanfaatan Bentonit Dan Karbon Sebagai Support Katalis NiO-MgO Pada Hidrogenasi Gliserol

OPTIMASI KONDISI PROSES KONVERSI BIODIESEL DARI PALM FATTY ACID DISTILATE MENGGUNAKAN KATALIS H-ZEOLIT

Esterifikasi Asam Lemak Bebas Dari Minyak Goreng Bekas

DAYA ADSORPSI METANIL YELLOW DENGAN MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM TERAKTIVASI HCl

Regenerasi Katalis Ni-Zeolit Alam Aktif Untuk Hidrocracking Minyak Jarak Pagar

Studi Konversi Pelepah Nipah menjadi Bio-Oil dengan Katalis Natural Zeolite dealuminated (NZA) pada Proses Pyrolysis

Transesterifikasi Minyak Limbah Ikan Patin Menggunakan Isobutanol Dengan Variasi Jumlah Katalis Dan Waktu Reaksi

Hidrorengkah metil ester asam lemak (MEPO)... (Lina Mahardiani, dkk) HIDRORENGKAH METIL ESTER ASAM LEMAK (MEPO) MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM TERAKTIVASI

KONVERSI TONGKOL JAGUNG MENJADI BIO-OIL DENGAN BANTUAN KATALIS ZEOLIT ALAM SECARA PYROLYSIS

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Effect Of Stirring Speed And Molar Ratio In Process Plasticizer Isobutyl Stearate Salamun Qaulan, Nirwana, Irdoni

4 Hasil dan Pembahasan

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

Info Artikel. Indonesian Journal of Chemical Science

KIMIA FISIKA (Kode : C-15) MODIFIKASI ZEOLIT ALAM MENJADI MATERIAL KATALIS PERENGKAHAN

KONVERSI BIJI ALPUKAT MENJADI BIO-OIL DENGAN METODE PYROLYSIS MENGGUNAKAN KATALIS ZEOLIT ALAM

PENGARUH WAKTU REAKSI DAN RASIO MOL ASAM LINOLEAT DENGAN ISOPROPANOL PADA SINTESA PLASTISIZER ISOPROPIL LINOLEAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi sampel dan

PENGARUH TEMPERATUR DAN KONSENTRASI KATALIS PADA CRACKING CANGKANG SAWIT MENJADI CRUDE BIO-FUEL

Prarancangan Pabrik Hidrorengkah Aspal Buton dengan Katalisator Ni/Mo dengan Kapasitas 90,000 Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan Universitas Jambi Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017 e-issn:

REAKSI AMOKSIMASI SIKLOHEKSANON MENGGUNAKAN KATALIS Ag/TS-1

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L) DENGAN REAKSI TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN KATALIS KI/H-ZA BERBASIS ZEOLIT ALAM

PENGARUH RASIO KATALIS ZEOLIT AKTIF/UMPAN PADA PROSES PIROLISIS LIMBAH SERBUK SAGU (Metroxylon sp)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum mengenal bahan bakar fosil, manusia sudah menggunakan biomassa

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Konsumsi Bahan Bakar Diesel Tahunan

Pengaruh Kadar Logam Ni dan Al Terhadap Karakteristik Katalis Ni-Al- MCM-41 Serta Aktivitasnya Pada Reaksi Siklisasi Sitronelal

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

Hidrogenasi Katalitik Metil Oleat Menggunakan Katalis Ni/Zeolit dan Reaktor Sistem Fixed Bed. Dewi Yuanita Lestari 1, Triyono 2 INTISARI

HIDRORENGKAH FRAKSI BERAT MINYAK BUMI MENGGUNAKAN KATALIS LEMPUNG TERPILAR ALUMINIUM BERPENGEMBAN NIKEL

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi plastik dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat selama

Indo. J. Chem. Sci. 4 (1) (2015) Indonesian Journal of Chemical Science

PERENGKAHAN KATALITIK MINYAK SAWIT UNTUK MENGHASILKAN BIOFUEL

PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA

LAPORAN SKRIPSI PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT BERPROMOTOR GANDA DALAM REAKTOR FIXED BED

PEMBUATAN BIODIESEL DARI BIJI ALPUKAT DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. ketercukupannya, dan sangat nyata mempengaruhi kelangsungan hidup suatu

Pembuatan Biofuel dari Minyak Nyamplung (Calophyllum inophyllum L) Melalui Proses Hydrocracking dengan Katalis Ni-Mo/Zeolit

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. M yang berupa cairan berwarna hijau jernih (Gambar 4.1.(a)) ke permukaan Al 2 O 3

BAB I PENDAHULUAN. berubah; dan harganya yang sangat murah (InSWA). Keunggulan yang dimiliki

: Dr. Rr. Sri Poernomo Sari ST., MT.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PREPARASI, MODIFIKASI DAN KARAKTERISASI KATALIS BIFUNGSIONAL Sn-H-ZEOLIT ALAM MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi merupakan bahan bakar fosil yang bersifat tidak dapat

KIMIA FISIKA (Kode : C-06) PREPARASI, KARAKTERISASI, DAN UJI PERFORMA KATALIS Ni/ZEOLIT DALAM PROSES CATALYTIC CRACKING MINYAK SAWIT MENJADI BIOFUEL

APLIKASI ALUR SINTESIS BARU DALAM PEMBUATAN BIODIESEL MELALUI PROSES HIDROTREATING MINYAK NABATI NON PANGAN MENGGUNAKAN KATALIS

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL PENGEMBANGAN REAKSI ESTERIFIKASI ASAM OLEAT DAN METANOL DENGAN METODE REAKTIF DISTILASI

MODIFIKASI ZEOLIT ALAM SEBAGAI KATALIS MELALUI PENGEMBANAN LOGAM TEMBAGA

PERAN KATALIS Ni/NZA PADA PROSES PYROLYSIS AMPAS UBI KAYU MENJADI BIO-OIL

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Salah satu tantangan besar yang dihadapi secara global dewasa ini adalah krisis

SINTESIS, KARAKTERISASI DAN UJI AKTIVITAS KATALIS Ni/Al 2 O 3 PADA REAKSI HYDROCRACKING MINYAK NABATI

TRANSESTERIFIKASI MINYAK GORENG BEKAS DENGAN MENGGUNAKAN KATALIS ZEOLIT TERMODIFIKASI ABU TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS)

Transkripsi:

Perengkahan Katalitik Palm Fatty Acid Distillate Menjadi Biofuel Dengan Katalis Fe/Zeolit M. Arief Firmandani 1, Ida Zahrina 2, Elvie Yenie 2 1 Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 2 Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 arieffirmandani@gmail.com ABSTRACT Nowdays, fuels needs in Indonesia are increased instead the productions of fuels are decreased. 94 Palm Oil Indusitries in Indonesia produce Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) 750 thousands tons a year. PFAD can be conversed into biofuel by catalytic cracking process. In this research Fe/Zeolite catalyst is used by the compositions 0% to 1,5% by rates of agitations 300 to 600 rpm, the temperature is 380 o C and the flowrate N2 is 150 ml/minute. Biofuels was obtained by the higest yield (%) is 88% and the conversion is 58,8% on the concentration of Fe/Zeolite is 0,5% and rate of agitation is 500 rpm. The compositions of Biofuel gained are 9,76% Gasoline, 57,06% Kerosene and Diesel. Key Words: Biofuel, Catalytic Cracking, Fe/Zeolite, PFAD 1 Pendahuluan Kebutuhan energi dunia semakin meningkat dari tahun ke tahun (Doman, 2011), begitu juga dengan kebutuhan bahan bakar minyak sebagai sumber energi yang tidak dapat diperbarui akan semakin meningkat. Kebutuhan bahan bakar minyak Indonesia diprediksi akan mengalami peningkatan hingga tahun 2025 yaitu mencapai 830 juta barrel, sementara produksi minyak bumi yang diperkirakan hanya 130 juta barrel pada tahun 2025 (Permana dkk, 2011). Hal ini sangat berpotensi menimbulkan krisis energi besar-besaran di seluruh pelosok dunia di masa yang akan datang. Oleh karena itu, untuk mengatasi persoalan tersebut perlu diadakan revolusi energi dengan mencari energi alternatif berbahan baku nabati non pangan yang sifatnya terbarukan dan jumlahnya memadai. Salah satu diantaranya adalah dengan proses pengolahan produk samping industri nabati menjadi biofuel. Indonesia memiliki 94 industri minyak goreng berbahan baku CPO yang tersebar di 19 propinsi (Hidayat, 2010). Produk samping dari Industri ini yaitu Palm Fatty Acid Ditillate (PFAD) yaitu sebesar ±5% dari pengolahan CPO, atau setara dengan 750.000 ton PFAD/ tahun ketika produksi CPO Indonesia mencapai ±15 juta ton/tahun pada tahun 2012 (Badan Pusat Statistik, 2013). Asam lemak dapat diolah menjadi biofuel dengan proses perengkahan katalitik seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Nurjannah (2010) karena asam lemak mengandung komponen hidrokarbon rantai panjang yang dapat direngkah menjadi komponen-komponen hidrokarbon rantai pendek. Oleh karena itu PFAD berpotensi sebagai sumber energi untuk masyarakat dan bahkan untuk industri itu sendiri, maka pada penelitian ini akan digunakan PFAD untuk memproduksi biofuel. Tujuan Penelitian ini adalah mendapatkan kondisi operasi perengkahan katalitik berupa komposisi logam pengemban katalis dan kecepatan pengadukan dengan nilai yield (%) produk tertinggi yang dihasilkan dari perengkahan PFAD menjadi biofuel serta mengetahui komponen kimia biofuel yang didapatkan dari proses perengkahan PFAD menjadi biofuel.

2 Metodologi Penelitian ini melalui beberapa tahapan. a. Persiapan Katalis Persiapan katalis meliputi preparasi Zeolit Aktif dan Fe/Zeolit. Preparasi Zeolit Aktif dilakukan dengan mengecilkan ukuran zeolit alam hingga ukuran -100+200 mesh. Kemudian zeolit diaktivasi fisika dengan dengan dipanaskan di dalam oven dengan suhu 300 o C selama 1 jam, lalu didinginkan di dalam desikator. Selanjutnya dilakukan aktivasi kimia dengan merendam zeolit di dalam H2SO4 0,2 N selama 30 menit dengan pengadukan, lalu disaring dan dicuci hingga ph netral. Preparasi Fe/Zeolit dilakukan dengan mengimpregnasikan logam Fe pada Zeolit Aktif pada suhu 90 0 C selama 6 jam. Kemudian padatan tersebut dikalsinasi pada suhu 500 0 C selama 4 jam, oksidasi pada suhu 400 0 C selama 2jam dan direduksi pada suhu 400 0 C selama 2 jam. Fe/Zeolit ini selanjutnya digunakan sebagai katalis untuk proses perengkahan katalitik PFAD menjadi biofuel. Katalis Zeolit Aktif dan Fe/Zeolit selanjutnya dianalisa dengan X-Ray Diffraction (XRD). b. Pembuatan Biofuel Pembuatan biofuel dilakukan dengan merengkah PFAD 150 gram dan katalis Fe/Zeolit dengan persentasi tertentu dalam reaktor perengkahan batch. Reaktor dialiri gas nitrogen untuk purging O2, dipanaskan pada suhu 380 o C dengan kecepatan pengadukan tertentu. Produk gas yang terkondensasi (biofuel) ditampung selama 3 jam. Produk Biofuel yang terbentuk di analisa komponen kimia menggunakan Gas Chromatography- Mass Spectroscopy (GC-MS). 3 Hasil dan Pembahasan 3.1 Hasil XRD Katalis Zeolit alam memiliki kandungan mineral utama berupa klinoptilolit dan mordenit. Mineral-mineral ini yang diidentifikasi melalui pola difraktogram sinar X dari hasil XRD katalis. Data nilai 2θ dari puncak-puncak mineral klinoptilolit dan mordenit dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Puncak-Puncak Mineral Utama Zeolit Komponen 2θ Sumber 9,84 Mordenit 13,43 JCPDS No.6-19,60 239 25,61 27,65 22,31 Klinoptilolit 26,60 29,96 Marita 2010 Pola difraksi sinar X menunjukkan adanya perubahan pola difraksi antara zeolit alam dan zeolit alam aktif. Perbandingan hasil difraksi sinar X antara zeolit alam dan zeolit alam aktif ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Pola Difraksi Sinar X Zeolit Tanpa Aktivasi dan Zeolit Aktif Pada Gambar 1 terlihat adanya puncakpuncak mineral klinoptilolit dan mordenit pada zeolit alam. Puncak mineral klinoptilolit (K) terlihat pada 22,21 o ; 26,82 o dan 30,05 o. Sementara itu, puncak mineral mordenit (M) terlihat pada 2θ 9,86 o ; 13,38 o ; 19,84 o ; 25,92 o dan 27,80 o. Hasil analisa XRD ini membuktikan bahwa zeolit alam yang digunakan mengandung mineral-mineral utama dari zeolit. Hasil XRD zeolit aktif ini juga tidak menunjukkan adanya perubahan nilai 2θ yang signifikan pada puncak-puncak mineral utama zeolit yang ini membuktikan bahwa aktivasi zeolit tidak merusak kristalinitas zeolit alam.. Analisa XRD juga dilakukan pada katalis Fe/Zeolit untuk dapat mengidentifikasi keberadaan logam Fe pada katalis. Puncakpuncak 2θ yang terbentuk pada difraktogram katalis dicocokkan dengan data standar JCPDS logam Fe. Data standar JCPDS logam Fe dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Data Standar JCPDS Logam Fe Komponen 2θ Sumber 44,90 Fe 65,70 JCPDS No. 06-0696 68,00

Hasil XRD katalis Fe/Zeolit menunjukkan bahwa ada 2 puncak baru sesuai JCPDS No. 06-0696 yang diidentifikasi sebagai puncak logam Fe. Hasil difraksi sinar X Fe/Zeolit dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Pola Difraksi Sinar X Katalis Fe/Zeolit Puncak logam Fe yang terlihat pada Gambar 2 intensitasnya tidak terlalu besar, karena kadar logam Fe yang diembankan kecil, yaitu 0,5%. Puncak-puncak dari mineral klinoptilolit dan mordenit masih dapat diidentifikasi pada katalis Fe/Zeolit, yang membuktikan bahwa pengembanan logam pada zeolit aktif tidak merusak struktur utama dari zeolit tersebut (Rifqi dkk, 2012). 3.2 Analisa Pengaruh Konsentrasi Logam dan Kecepatan Pengadukan Terhadap Proses Perengkahan Dari produk yang dihasilkan, ditentukan nilai yield (%), komposisi produk dan konversi dari hasil perengkahan PFAD. Berikut pembahasan pengaruh konsentrasi logam dan kecepatan pengadukan terhadap proses perengkahan PFAD. 3.2.1 Pengaruh Variasi Konsentrasi Logam dan Kecepatan Pengadukan Terhadap Yield (%) Produk Perengkahan PFAD dilakukan pada kecepatan pengadukan 300, 400, 500 dan 600 rpm dengan variasi konsentrasi logam (Fe) 0%, 0,5%, 1% dan 1,5% wt. PFAD sebanyak 150gr (175 ml) direngkah selama 3 jam dengan laju alir gas N2 150 ml/menit. Pengaruh kecepatan pengadukan dan konsentrasi logam terhadap yield (%) dapat dilihat pada Gambar 3.

Yield 1% 0% 0,5 1,50% 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 300 350 400 450 500 550 600 Kecepatan Pengadukan (Rpm) Gambar 3 Pengaruh Konsentrasi Logam dan Kecepatan Pengadukan Terhadap Yield (%) Gambar 3 menunjukkan bahwa pengembanan logam pada katalis Fe/Zeolit meningkatkan yield produk yang dihasilkan. Hal ini membuktikan bahwa pengembanan Fe pada katalis dapat meningkatkan aktivitas zeolit aktif. Yield biofuel meningkat pada konsentrasi 0,5% namun mengalami penurunan yield pada konsentrasi 1% dan 1,5%. Penurunan yield biofuel ini terjadi karena pada penambahan konsentrasi 1% dan 1,5% logam Fe yang diembankan pada zeolit diperkirakan melebihi dan mentupi permukaan serta pori-pori zeolit. Trisunaryanti dkk (2005) mengatakan dalam jumlah yang sedikit logam aktif dapat terdispersi dalam zeolit secara merata, namun jika jumlahnya sangat banyak logam ini akan dapat membentuk agregat/gumpalan yang dapat menutupi situs aktif dan menutupi pori-pori zeolit. Kecepatan pengadukan berpengaruh pada homogenisasi campuran PFAD dan katalis di dalam reaktor, semakin tinggi kecepatan pengadukkan akan menaikkan pergerakan molekul dan mempercepat terjadinya tumbukan (Manurung, 2006). Pada Gambar 3 yield biofuel meningkat seiring dengan meningkatnya kecepatan pengadukan dari 300 hingga 500 rpm. Namun pada kecepatan pengadukan 600 rpm yield biofuel menurun, hal ini disebabkan pada kecepatan pengadukan 600 rpm mulai terjadi vortex di dalam reaktor. Vortex merupakan kondisi cairan di dalam reaktor yang membentuk cekungan permukaan media pada bagian tengah tangki yang disebabkan oleh adanya gaya tangensial yang menyebabkan aliran pada reaktor menjadi bersifat horizontal, sehingga homogenisasi yang diharapkan tidak terjadi (Riza, 2011). 3.2.2 Pengaruh Konsentrasi Logam dan Kecepatan Pengadukan terhadap Fraksi Total Biofuel Untuk mengetahui komposisi kimia produk, dilakukan analisa GC-MS pada produk perengkahan PFAD. Pada penelitian ini, analisa GC-MS hanya dilakukan pada dua produk dengan yield tertinggi untuk setiap konsentrasi logam, yaitu produk pada kecepatan pengadukan 500 dan 600 rpm. Hasil analisa GC- MS menunjukkan besarnya fraksi biofuel berupa gasoline, kerosin dan diesel yang terkandung di dalam produk perengkahan PFAD. Hasil analisa GC-MS biofuel dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Hasil Analisa GC-MS Produk Biofuel Perengkahan PFAD Kecepatan Pengadukan (rpm) Produk Biofuel 500 600 Konsentrasi Logam (%) 0,0% 0,5% 1,0% 1,5% 0,0% 0,5% 1,0% 1,5% Gasolin (%) 10,11 9,76 11,59 8,67 11,08 10,51 9,74 12,16 Kerosin dan Disel (%) 52,66 57,06 49,18 53,49 51,11 57,42 57,14 50,63 Total (%) 62,77 66,82 60,77 62,16 62,19 67,93 66,88 62,79 Selektifitas Biofuel 1,69 2,01 1,55 1,64 1,65 2.12 2.02 1,69 Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa pengembanan logam Fe sebesar 0,5% sebagai sisi aktif katalis meningkatkan fraksi total biofuel namun turun pada konsentrasi logam Fe 1% dan 1,5%. Meningkatnya fraksi total biofuel pada konsentrasi logam 0,5% membuktikan bahwa pengembanan logam Fe terhadap zeolit aktif mampu meningkatkan selektivitas katalis. Sedangkan turunnya fraksi total biofuel pada konsentrasi logam Fe 1% dan 1,5% dapat disebabkan oleh katalis Fe yang menutupi permukaan dan pori-pori zeolit yang merupakan sisi aktif zeolit (Trisunaryanti dkk, 2005). Tabel 3 juga menunjukkan kecenderungan fraksi total biofuel meningkat seiring dengan meningkatnya kecepatan pengadukan. Hal ini disebabkan karena pengadukan berpengaruh dalam meningkatkan homogenisasi katalis di dalam rektor (Annisa, 2012). 4. Kesimpulan 1. Yield (%) produk perengkahan PFAD tertinggi didapatkan sebesar 88% dengan komposisi logam pengemban katalis sebesar 0,5% dan kecepatan pengadukan sebesar 500 rpm. 2. Komposisi kimia Produk biofuel dengan yield (%) tertinggi yaitu 9,76% Gasolin, 57,06% Kerosin dan Disel. 5. Saran Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti lebih lanjut tentang produk gas yang dihasilkan dari proses perengkahan PFAD menjadi biofuel. Produk gas hasil perengkahan PFAD ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk sumber energi pada proses perengkahan itu sendiri. 6. Ucapan Terimakasih Penulis mengucapakan terimakasih kepada Ibu Ida Zahrina, ST., MT dan Ibu Elvi Yenie, ST., M.Eng yang telah membimbing dan memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Daftar Pustaka Annisa, A. 2012. Laju Reaksi. Http://aezannisa.blogspot.com/2012/06/k imia.html, diakses pada 19 Maret 2013, Pkl 16.01. Badan Pusat Statistik. 2013. Produksi Perkebunan Besar menurut Jenis Tanaman, Indonesia, 1995-2012. Http://www. bps.go.id /tab_sub /view.php?kat=3& tabel=1& daftar=1& id_subyek=54& notab=2, diakses pada 9 April 2013, Pkl 14.33. Doman, L, E. (2011). World Energy Consumption. International Energy Outlook 2011. U.S. Energy Information Administration, Washington DC, 1-7. Hidayat. (2010). Industri Hilir Kelapa Sawit. Industri Hilir Kelapa Sawit Indonesia. Kementerian Perindustrian Republik Indonesia: Jakaarta, 13. Manurung, R. 2006. Transesterifikasi Minyak Nabati. Jurnal Teknologi Proses ISSN 1412-7814, Universitas Sumatera Utara. Marita, E. 2010. Pembuatan Dan Karakterisasi Katalis Ni/NZA Untuk Proses Catalytic Cracking Tandan Kosong Sawit Menjadi Bahan Bakar Cair, Skripsi Sarjana,

Fakultas Teknik, Universitas Riau, Indonesia. Permana, A.D (Ed.), Sugiyono, A (E.d)., Boedoyo, M.S (E.d), & Oktaufik. M.A.M. (E.d). (2011). Minyak Bumi dan BBM. Outlook Energi Indonesia Teknologi Energi untuk Mendukung Keamanan Pasokan Energi, 4-4. Rifqi, K., Kardawati, S., Wahyuni, S. (2012). Preparasi, karakterisasi, dan uji aktivitas katalis ni-mo/zeolit alam Dalam proses catalytic cracking jelantah menjadi biogasoline. Indonesian Journal of Chemical Science, ISSN No.2252-6951, 43-49. Riza, T. 2011. Mixing. Http:// rizatoker.blogspot. com/2011/06/mixing.html, diakses pada 19 Maret 2013, Pkl 16.18. Trisunaryanti, W., Triwahyuni, E., & Sudiono, S. (2005). Preparasi, Modifikasi dan Karakterisasi Katalis Ni-Mo/Zeolit Alam dan Mo-Ni/Zeolit Alam. TEKNOIN, 10(4), 269-282.