BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian-penelitian terdahulu. Berikut ini uraian dari beberapa penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Wernerfelt pada tahun 1984 dalam artikel pionernya berjudul A Resourcesbased

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intellectual terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Pasar. Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebuah organisasi diharapkan melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk. memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset

BAB III METODE PENELITIAN. laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada

BAB II. oleh perusahaan. Modal intelektual (IC) pada umumnya didefinisikan sebagai

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. perusahaan serta hubungannya dengan pengambilan keputusan strategis.

BAB I PENDAHULUAN. 2009:18). Penerapan strategi bisnis dengan menggunakan Intellectual Capital

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan manufaktur pada penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan. 1. Syamsi Fathur dan Magfiroh Putri (2015)

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Pemangku Kepentingan.

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PENELITIAN, DAN HIPOTESIS. Resources Based Theory dipelopori oleh Penrose (1959) yang mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting sebagai sarana untuk menghimpun dana dari pelaku bisnis dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams,

BAB I PENDAHULUAN. berusaha memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Efek Indonesia (BEI) periode Pemilihan sampel penelitian didasarkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH MODAL INTELLEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem ekonomi baru dimana pengolahan informasi, pencarian ilmu

BAB I PENDAHULUAN. (2010), dengan perubahan yang terjadi ini, perusahaan-perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. berbisnisnya yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kegiatan bisnisnya

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesiadan Singapore Exchange yang memiliki data

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi penelitian terdahulu adalah untuk mengetahui hasil-hasil yang nantinya

BAB I PENDAHULUAN. penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal dapat digunakan oleh para

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah tahun Populasi penelitian diambil dari data yang terdaftar di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. fenomena baru dalam struktur perekonomian dunia antara lain ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Kecenderungan kesuksesan perusahaan perbankan secara umum senantiasa

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 (butir 2) tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Stakeholder Theory (Teori Stakeholder) hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Individu, kelompok,

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi maka perusahaan dituntut untuk merubah cara kerja

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa

BAB I PENDAHULUAN. dari segi aktiva berwujudnya tetapi perusahaan mulai melihat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan ketersediaan tenaga kerja (tangible asset), tetapi lebih pada inovasi, sistem

BAB III METODE PENELITIAN

Jl. Tamansari No.1 Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. No.19 Revisi tahun 2000 mengenai aset tidak berwujud (Ulum, 2009) Menurut

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia yang di tandai dengan kemajuan dalam bidang teknologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN HIPOTESIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun, mengembangkan, dan mempertahankan sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan. Menurut (Suntoso 1999 dalam Wadhikorin, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi global ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru

BAB I PENDAHULUAN. dari resources-based business menjadi knowledge based business. Organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beserta persamaan dan perbedaannya yang mendukung penelitian ini:

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi memiliki dampak yang luas terutama pada bidang ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan yaitu: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh leverage dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Intellectual Capital (IC) terhadap Return

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan yaitu laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini persaingan usaha mengalami

BAB V SIMPULAN. perusahaan sektor keuangan kemungkinan disebabkan modal intelektual

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

THE IMPACT OF INTELLECTUAL CAPITAL ON BANKS GO PUBLIC S MARKET VALUE AND FINANCIAL PERFORMANCE LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX)

ANALISIS PENGARUH ELEMEN INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA INDUSTRI PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha. Agar dapat terus

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai aset berwujud yang bisa dinilai dengan satuan moneter,

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian harga pasar saham dilakukan oleh shareholders untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAN NILAI PASAR PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan ini akan lebih menerapkan manajemen pengetahuan (knowlegde

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Pemilihan sampel penelitian didasarkan pada metode nonprobability sampling

Transkripsi:

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini menggunakan acuan dengan keterkaitan teori dari penelitian-penelitian terdahulu. Berikut ini uraian dari beberapa penelitian terdahulu, berikut persamaan dan perbedaan yang mendukung penelitian ini. 1. Feri dan Marsono (2014) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan dan nilai pasar perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian Feri dan Marsono (2014) adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2008-2012. Teknik analisis data yang digunakan penelitian ini menggunakan Partial Least Square (PLS). Variabel yang digunakan dalam penelitian Feri Rachman dan Marsono (2014) terdiri dari variabel dependen dan independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan dan nilai pasar. Kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini diukur menggunakan proksi Return on Equity (ROE). Variabel nilai pasar diukur dengan proksi Ratio Market to Book Value (MBV). Variabel independen dalam penelitian ini adalah intellectual capital diukur menggunakan empat komponen terdiri dari human capital, custumer capital, innovation capital, dan process capital. Hasil penelitian menunjukkan 8

9 empat komponen intellectual capital yang terdiri dari human capital, custumer capital, innovation capital, dan process capital yang mempengaruhi kinerja keuangan dan nilai pasar perusahaan. Persamaan Penelitian 1. menggunakan intellectual capital sebagai variabel independen. 2. menggunakan kinerja keuangan dan nilai pasar sebagai variabel dependen. 3. Sampel yang digunakan diambil dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perbedaan Penelitian 1. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian terdahulu menggunakan teknik analisis Partial Least Square (PLS). sedangkan penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. 2. Tahun penelitian yang diambil dalam penelitian terdahulu dimulai pada tahun 2008-2012, sedangkan dalam penelitian ini dimulai dari tahun 2012-2014. 2. Redy Cahyo Hadiwijaya dan Abdul Rohman (2013) Tujuan penelitian ini adalah untuk menginvestigasi kembali mengenai pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan dan menggunkan mediator kinerja keuangan. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda dengan pendekatan analisis jalur (path analysis). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan yang diukur dengan Price to Book Value (PBV) serta variabel independen dalam penelitian ini adalah intellectual capital diukur menggunakan Value Added Intellectual Coefficient (VAIC TM ) yang

10 berdasarkan value added yang diciptakan oleh physical capital/ capital employed (VACA), human capital (VAHU), dan structural capital (STVA) dan variabel moderator adalah kinerja keuangan yang diukur dengan Return on Asset (ROA). Hasil dari penelitian ini adalah menunjukkan adanya pengaruh posistif intellectual capital (VAIC TM ) terhadap kinerja keuangan (ROA), namun intellectual capital (VAIC TM ) tidak menunjukkan pengaruh positif terhadap nilai perusahaan (PBV) dan kinerja keuangan (ROA) sebagai variabel moderator mampu menunjukkan pengaruh signifikan terhadap hubungan antara intellectual capital (VAIC TM ) dan nilai perusahaan. Persamaan Penelitian 1. Variabel independen menggunakan intellectual capital (VAIC TM ) dan variabel dependennya menggunakan nilai perusahaan (PBV) 2. Variabel moderator menggunakan kinerja keuangan (ROA) 3. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda dengan pendekatan analisis jalur (path analysis). Perbedaan Penelitian 1. Sampel yang digunakan penelitian terdahulu diambil di perusahaan perbankan di Indonesia, sedangkan penelitian ini menggunakan sampel yang diambil di perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Tahun penelitian yang diambil dalam penelitian terdahulu dimulai pada tahun 2007-2011, sedangkan dalam penelitian ini dimulai dari tahun 2012-2014.

11 3. I Gede Cahyadi Putra (2012) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh modal intelektual pada nilai pasar perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian I Gede Cahyadi Putra (2012) adalah adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2008-2010.Metode yang digunakan dari penelitian ini adalah metode purposive sampling. Teknik analisis data dari penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda. Variabel yang digunakan dalam penelitian I Gede Cahyadi Putra (2012) terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai pasar perusahaan. Nilai pasar perusahaan diukur dengan proksi Price to Book Value (PBV).Variabel independen dalam penelitian ini adalah modal intelektual diukur menggunakan model yang dikembangkan Public yaitu Value Added Intellectual Coefficient (VAIC TM ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal intelektual berpengaruh posistif terhadap nilai pasar perusahaan. Persamaan Penelitian 1. Menggunakan modal intelektual atau intellectual capital sebagai variabel independen. 2. Menggunakan nilai pasar perusahaan sebagai variabel dependen. 3. Sampel yang digunakan diambil dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 4. menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.

12 Perbedaan Penelitian 1. Tahun penelitian yang diambil dari penelitian terdahulu dimulai pada tahun 2009-2010, sedangkan dalam penelitian ini dimulai dari tahun 2012-2014. 2. Variabel dependen yang digunakan dari penelitian terdahulu adalah nilai pasar perusahaan, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan kinerja keuangan dan nilai pasar perusahaan. 4. Ni Made Sunarsih dan Ni Putu Yuria (2012) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai mediator. Teknik analisis data menggunakan analisis jalur, yaitu perluasan dari analisis regresi liner berganda. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan dan nilai pasar. Kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini diukur menggunakan proksi Return on Equity. Variabel nilai pasar diukur dengan proksi Price to Book Value (PBV). Variabel independen dalam penelitian ini adalah intellectual capital. Hasil penelitian Ni Made Sunarsih dan Ni Putu Yuria (2012) menunjukkan bahwa bahwa modal intelektual berpengaruh positif pada kinerja keuangan. Modal intelektual tidak berpengaruh terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan sebagai mediator dapat memediasi hubungan antara modal intelektual dan nilai pasar.

13 Persamaan Penelitian 1. Variabel independennya adalah intellectual capital yang dihitung dengan Value Added Intellectual Coefficient (VAIC TM ). 2. Variabel dependennya dihitung dengan Price to Book Value (PBV). 3. Variabel intervening menggunakan kinerja keuangan. 4. Teknik analisis data menggunakan analisis jalur, yaitu perluasan dari analisis regresi liner berganda. 5. Sampel yang digunakan diambil dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perbedaan Penelitian 1. Tahun penelitian yang diambil dalam penelitian terdahulu dimulai pada tahun 2008-2012, sedangkan dalam penelitian ini dimulai dari tahun 2012-2014. 2. Variabel intervening kinerja keuangan diproksikan menggunakan Return on Equity (ROE), sedangkan dalam penelitian ini kinerja keuangan diproksikan menggunakan Return on Assets (ROA). 5. Nik Maheran dan Md Khairu (2009) Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki efisiensi intellectual capital di perusahaan sektor keuangan khususnya di perusahaan perbankan, asuransi dan broker di Bursa Malaysia. Selain itu, penelitian ini juga mencoba untuk menganalisis hubungan antara intellectual capital dan kinerja keuangan perusahaan.sampel yang digunakan dalam penelitian Nik Maheran dan Md Khairu (2009) adalah perusahaan sektor keuangan khususnya di perusahaan

14 perbankan, asuransi dan broker di Bursa Malaysia pada tahun 2007. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Variabel yang digunakan dalam penelitian Nik Maheran dan Md. Khairu (2009) terdiri dari variabel dependen dan independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini diukur menggunakan proksi Return on Assets (ROA) dan profitabilitas. Variabel independen dalam penelitian ini adalah intellectual capital diukur menggunakan model yang dikembangkan Public yaitu Value Added Intellectual Coefficient (VAIC TM ) yang diukur dengan tiga komponen terdiri dari human capital, custumer capital, dan physical capital. Hasil penelitian dari Nik Maheran dan Md. Khairu (2009) menunjukkan bahwa intellectual capital secara keseluruhan memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan profitabilitas dan ROA. Namun, human capital dan stuctural capital tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja keuangan perusahaan. Persamaan Penelitian 1. Menggunakan intellectual capital sebagai variabel independen. 2. Menggunakan kinerja keuangan perusahaan sebagai variabel dependen. 3. Menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Perbedaan Penelitian. 1. Tahun penelitian yang diambil dalam penelitian terdahulu dimulai pada tahun 2007, sedangkan dalam penelitian ini dimulai dari tahun 2012-2014.

15 2. Sampel yang digunakan penelitian terdahulu diambil dari perusahaan sektor keuangan di Bursa Malaysia, sedangkan dalam penelitian ini sampel yang digunakan diambil dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Resource Based View/ Resource Based View Theory (RBV) Menurut Wernerfelt (1984) dalam Wahyu Widarjo (2011) menjelaskan bahwa menurut pandangan Resource Based Theory perusahaan akan semakin unggul dalam persaingan usaha dan mendapatkan kinerja keuangan yang baik dengan cara memiliki, menguasai, dan memanfaatkan aset-aset strategis yang penting (aset berwujud dan tidak berwujud). Resource Based Theory adalah suatu pemikiran yang berkembang dalam teori manajemen strategi dan keunggulan kompetitif pada perusahaan yang menyakini bahwa perusahaan akan mencapai keunggulan apabila memiliki sumber daya yang unggul. Resource Based View Theory sebagai salah satu alternatif membangun daya saing perusahaan yang mampu memberikan alternatif tentang bagaimana meningkatkan pemahaman strategi di dalam perusahaan (Sangkala 2007:54). Tujuan utama perekonomian yang berbasis pengetahuan adalah menciptakan nilai tambah. Untuk dapat menciptakan nilai tambah tersebut, maka dibutuhkan ukuran yang tepat mengenai modal fisik yang berupa dana-dana keuangan dan potensi intelektual yang diapresiasikan oleh karyawan dengan segala potensi dan kemampuan yang melekat pada karyawan tersebut (Wahyu, 2011).

16 Berdasarkan pendekatan Resource Based View Theory bahwa sumber daya yang dimiliki perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahan. Salah satu sumber daya yang sangat potensial untuk meningkatkan kinerja dan nilai pasar tersebut adalah intellectual capital (Novelina, 2012). 2.2.2 Kinerja Keuangan Kinerja keuangan mengukur kinerja perusahaan dalam memperoleh laba dan nilai pasar. Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Kinerja dapat dibedakan ke dalam kinerja keuangan dan non keuangan (Iswati, 2007). Dalam suatu organisasi dikenal ada tiga jenis kinerja yang dapat dibedakan yang terdiri dari : (Moheriono, 2009:63) 1. Kinerja Operasioanal (operation performance) Kinerja ini berkaitan dengan efektivitas penggunaan setiap sumber daya yang digunakan oleh perusahaan, seperti modal, bahan baku, teknologi, dan yang lain sebagainya, yaitu seberapa pengguna tersebut secara maksimal untuk mencapai keuntungan atau mencapai visi dan misinya.

17 2. Kinerja Administratif (administrative performance) Kinerja ini berkaitan dengan kinerja administrasi organisasi, termasuk di dalamnya stuktur administratif yang mengatur hubungan otoritas wewenang dari tanggung jawab dari orang yang menduduki jabatan.selain itu, berkaitan dengan kinerja mekanisme aliran informasi antar unit kerja dalam organisasi. 3. Kinerja Strategi (strategic performance) Kinerja ini berkaitan atas kinerja perusahaan, dievaluasi ketepatan perusahaan dalam memilih lingkungannya dan kemampuan adaptasi perusahaan, khususnya secara strategi perusahaan dalam menjalankan visi dan misinya. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan tertentu yang menunjukkan apa yang ingin dilakukan untuk memenuhi kepentingankepentingan anggota-anggotanya, untuk mengukur apakah tujuan yang telah ditetapkan telah dapat tercapai, tentu hal tersebut tidak mudah dilakukan, karena menyangkut aspek manajemen dalam membuat keputusan. Salah satu cara untuk mengetahui apakah suatu perusahaan dalam menjalankan operasinya telah sesuai dengan tujuannya adalah dengan mengetahui kinerja perusahaan (Novelina, 2012). Kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut. Kinerja keuangan dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan oleh investor, karena kinerja keuangan menggambarkan kondisi

18 keuangan perusahaan, baik dimasa lalu maupun masa sekarang (Sutrisno, 2009:53). Beberapa pengukuran kinerja keuangan yang dapat digunakan adalah : 1. Return on Asset (ROA) Analisis Return on Asset atau sering diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai Rentabilitas Ekonomi yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu. Analisis ini kemudian bisa diproyeksi ke masa depan untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa mendatang. Analisis Return on Asset (ROA) mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut (Mahmud dan Abdul, 2009:159). Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan Return on Asset (ROA) menunjukkan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Return on Asset (ROA) adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif pula atau rugi (Mahmud dan Abdul, 2009:160). Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu menghasilkan laba. ROA dapat diketahui dengan perhitungan: ROA = LabaBersih TotalAsset

19 2. Return on Equity (ROE) Return on Equity adalah jumlah laba bersih yang dikembalikan sebagai presentase dari ekuitas pemegang saham. ROE mengukur tingkat profitabilitas perusahaan dengan menghitung berapa banyak jumlah keuntungan perusahaan yang dihasilkan dari dana yang diinvestasikan oleh para pemegang saham. ROE dilihat oleh investor sebagai salah satu rasio keuangan yang penting. ROE mengukur efisiensi perusahaan dalam menghasilkan profit daris setiap uang yang diinvestasikan oleh pemengang saham (Mahmud dan Abdul, 2009:179). Besarnya ROE sangat dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh perusahaan, semakin tinggi laba yang diperoleh maka semakin meningkatkan ROE. Return on Equity (ROE) dapat diketahui dengan perhitungan: ROE = Laba Bersih Total Ekuitas 3. Earning Per Share (EPS) Rasio keuanganlain yang sering digunakan oleh investor saham (atau calon investor saham) untuk menganalisis kemampuan perusahaan mencetak laba berdasarkan saham yang dipunyai adalah Earning Per Share (Mahmud dan Abdul, 2009:187). EPS = Laba Pemegang Saham Rata rata Tertimbang jumlah saham 4. Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang mengukur sejauh mana besarnya utang dapat ditutupi oleh modal sendiri.sering terjadi penurunan

20 kinerja perusahaan disebabkan besarnya utang yang dimiliki perusahaan sehingga kesulitan dalam memenuhi kewajiban tersebut (Tjiptono dan Hendy, 2011:158). DER dihitung dengan rumus berikut: DER = Total Utang Ekuitas 5. Asset Turnover (ATO) Rasio Asset Turnover (ATO) menunjukkan efisiensi perusahaan dengan menggunakan aktiva untuk menghasilkan pendapatan atau penjualan. Pada umumnya semakin tinggi rasio Asset Turnover suatu perusahaan, maka semakin efisien aktiva perusahaan telah digunakan (Novia, 2012). ATO dapat diketahui dengan perhitungan: ATO = Total Revenue Total Assets 2.2.3 Nilai Pasar Perusahaan Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Hal ini berarti bahwa perusahaan menawarkan saham ke publik atau investor maka nilai perusahaan akan tercermin pada harga sahamnya. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi nilai perusahaan (Agus Sartono, 2001:9). Nilai pasar perusahaan merupakan jumlah atau besaran harga saham yang mau dibayar oleh investor (Novelina, 2012). Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga saham pasar dari saham yang

21 merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing), dan manajemen aset (Dwi, 2012). Jadi, dengan meningkatnya harga saham tentu seseorang pemegang saham akan menjadi lebih kaya dan lebih makmur. Nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham yang dicerminkan dari tingginya atau meningkatnya harga saham (Agus, 2001:9). Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik, jika kinerja perusahaan juga baik. Beberapa pengukuran nilai pasar perusahaan yang dapat digunakan adalah: 1. Price to Book Value (PBV) Price to book value (PBV) yang merupakan perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per lembar saham, dimana nilai buku diperoleh dari total ekuitas terhadap jumlah saham yang beredar (Tjiptono dan Hendy, 2011:157). Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan bahwa pasar semakin percaya akan prospek perusahaan. PBV dapat diketahui dengan perhitungan: PBV = Harga Saham Penutupan Nilai Buku Per Lembar Saham 2. Price Earning Ratio (PER) Price Earning Ratio (PER) adalah rasio yang digunakan untuk melihat perbandingan harga per lembar saham terhadap pendapatan per sahamnya (Novelia, 2012). PER menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.bagi investor, makin kecil PER suatu saham

22 makin bagus karena saham tersebut termasuk murah (Tjiptono dan Hendy, 2011:156). PER dihitung dengan rumus berikut: PER = HargaSaham LabaPerSaham 3. Market to Book Value (MtBV) Nilai pasar dapat diukur dengan Market to Book Value (MtBV) yang menyediakan penilaian mengenai bagaimana sudut pandang investor terhadap kinerja perusahaan. Rasio ini mengkorelasikan market value dari saham perusahaan dengan book value saham tersebut (Novia, 2012). MtBV = Nilai Pasar PerLembar Saham Nilai Buku PerLembar saham 2.2.4 Intellectual Capital Intellectual capital adalah informasi dan pengetahuan yang diaplikasikan dalam pekerjaan untuk menciptakan nilai tambah bagi perusahaan (Wahyu, 2011). Intellectual capital merupakan kombinasi manusia, sumber daya perusahaan dan relasi dari suatu perusahaan yang menunjukkan bahwa nilai diciptakan melalui hubungan antara tiga kategori, yaitu modal manusia, structural dan relasi perusahaan. Hubungan yang baik antara ketiga kategori itu merupakan kunci dan sumber potensial untuk mendapatkan keunggulan kompetitif (Sangkala 2006: 37). Intellectual capital mencakup semua pengetahuan karyawan, organisasi dan kemampuan mereka untuk menciptakan nilai tambah dan

23 menyebabkan keunggulan kompetitif. Intellectual capital telah diidentifikasi sebagai aset tak berwujud (sumber daya, kemampuan dan kompetensi) yang akan meningkatkan kinerja perusahaan dan nilai pasar perusahaan (I Gede Cahyadi, 2012). secara umum, para peneliti mengidentidikasikan tiga komponen utama dari intellectual capital, yaitu: 1. Human Capital (HC) Human capital merupakan keahlian dan kompetensi yang dimiliki karyawan dalam memproduksi barang dan jasa serta kemampuannya untuk dapat berhubungan baik dengan pelanggan. Termasuk dalam human capital, yaitu pendidikan, pengalaman, ketrampilan. Menurut Bontis (2004) dalam I Gede Cahyadi (2012) human capital adalah kombinasi dari pengetahuan, skill, kemampuan melakukan inovasi dan kemampuan menyelesaikan tugas, meliputi nilai perusahaan, kultur, dan filsafatnya. Jika perusahaan berhasil mengelola pengetahuan karyawannya, maka hal tersebut dapat meningkatkan human capital. Sehingga human capital merupakan kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang terdapat dalam tiap individu yang ada didalamnya. Human capital ini akan mendukung structural capital dan customer capital. 2. Structural Capital (SC) Structural capital adalah infrastruktur yang dimiliki oleh suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pasar. Termasuk dalam structural capital yaitu sistem teknologi, sistem operasional perusahaan, paten, merk dagang dan

24 kursus pelatihan. Structural capital atau organizational capital adalah kekayaan potensial perusahaan yang tersimpan dalam organisasi dan manajemen perusahaan (I Gede Cahyadi, 2012). Alasan untuk mengelola modal struktural adalah adanya pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan, untuk mempersingkat waktu suatu pekerjaan, dan untuk memperbanyak manusia yang produktif (Elizhabeth dan Rony, 2010). 3. Customer Capital (CC) Customer capital menjelaskan bagaimana perusahaan menjalin hubungan baik kepada mitra kerjanya, pemerintah dan semua yang terlibat dalam proses bisnis perusahaan agar dapat menghasilkan dan meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan. Customer capital juga dapat diartikan kemampuan perusahaan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pasar sehingga menghasilkan hubungan baik dengan pihak luar (I Gede Cahyadi, 2012). Customer capital muncul dalam bentuk proses belajar, akses, dan kepercayaan. Ketika sebuah perusahaan atau seseorang ingin menentukan untuk membeli dari suatu perusahaan, maka keputusan didasarkan pada kualiatas hubungan mereka, harga, dan spesifikasi teknis. Semakin baik hubungannya, semakin besar peluang rencana pembelian dapat terjadi (Elizhabeth dan Rony, 2010). Berdasarkan komponen intellectual capital diatas dapat disimpulkan bahwa, jika perusahaan dapat menggunakan, mengelola dan mengoptimalkan intellectual capital yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efesiensi, yaitu

25 human capital, structural capital, dan customer capital maka diharapkan kinerja keuangan dan nilai pasar perusahaan tersebut dapat meningkat dan perusahaan dapat bersaing secara kompetitif dengan perusahaan lain di industri pasar global. 2.2.5 Value Added Intellectual Coefficients (VAIC TM ) Metode VAIC TM dikembangkan Public (1998) didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud (tangible assets) dan aset tidak berwujud (intangible assets) yang memiliki perusahaan. Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan Value Added (VA). VA dihitung sebagai selisih antara output dan input. Output (OUT) mempresentasikan total pendapatan dan penjualan, sedangkan input (IN) mencakup seluruh beban dan biaya lain-lain (selain beban gaji dan tunjangan). Hal penting dalam model ini adalah bahwa beban karyawan tidak termasuk dalam IN. Karena itu, aspek kunci dalam model Public adalah memperlakukan tenaga kerja sebagai entitas penciptaan nilai (Ulum, 2008). Model ini dimulai dengan komponen dari physical capital, human capital, dan structural capital. 1. Physical capital (VACA-Value Added Capital Employed) Capital employed atau physical capital adalah suatu indikator value added yang tercipta atas modal yang diusahakan perusahaan dengan efisien. Capital employed atau physical capital adalah suatu modal atau dapat dikatakan aset yang dimiliki perusahaan dalam bentuk nyata atau tidak nyata yang

26 diusahakan oleh perusahaan secara maksimal untuk menciptakan nilai bagi perusahaan (Novia, 2012). Public (1998) dalam Ulum (2008) mengasumsikan bahwa jika satu unit dari capital employed (CE) menghasilkan return yang lebih besar daripada perusahaan yang lain, jadi perusahaan tersebut lebih baik dalam memanfaatkan capital employed-nya. Hal ini berarti, pemanfaat CE yang merupakan bagian dari intellectual capital. VACA dapat dihitung dengan rumus berikut: 2. Human Capital (VAHU-Value Added Human Capital) Human capital merupakan suatu kekuatan intelektual yang bersumber dari manusia-manusia yang dimiliki perusahaan yaitu karyawan yang kompeten, berkomitmen, termotivasi dalam bekerja, dan sangat setia pada perusahaan, dimana mereka adalah inti dari penciptaan kekuatan intelektual yang dapat menghilang ketika mereka sudah tidak bekerja untuk perusahaan (Novia, 2012). VAHU menunjukkan berapa banyak value added (VA) dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Hubungan antara VA dan human capital (HC) mengindikasikan kemampuan dari HC untuk menciptakan nilai dalam perusahaan (Ulum,2008). VAHU dapat dihitung dengan rumus berikut: VAHU = VA HC

27 3. Structural Capital (STVA-Structural Capital Value Added) Structural capital merupakan sesuatu yang menjadikan perusahaan tetap kokoh akibat nilai yang telah dicapai oleh perusahaan mulai bekerja dengan sendirinya untuk kemajuan perusahaan. Value added structural capital dapat dihasilkan dari selisih antara value added (VA) dengan human capital (HC) (Novia, 2012). STVA mengukur jumlah structural capital yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah dari value added (VA), dengan demikian merupakan keberhasilan structural capital dalam penciptaan nilai tambah. STVA dapat dihitung dengan rumus berikut: STVA = ST VA Dari ketiga jenis komponen tersebut maka rasio akhir dari perhitungan Value Added Intellectual Coefficients (VAIC TM ) adalah: VAIC TM = VACA + VAHU + STVA 2.2.6 Pengaruh intellectual capital terhadap Kinerja Keuangan Menurut Wernerfelt (1984) dalam Wahyu Widarjo (2011) menjelaskan bahwa menurut pandangan Resource Based Theory perusahaan akan semakin unggul dalam persaingan usaha dan mendapatkan kinerja keuangan yang baik dengan cara memiliki, menguasai, dan memanfaatkan aset-aset strategis yang penting

28 (aset berwujud dan tidak berwujud). Kinerja keuangan merupakan kemampuan perusahaan untuk mengahasilkan laporan keuangan. Intellectual capital merupakan bagaian dari pengetahuan yang dapat bermanfaat bagi perusahaan yaitu mampu memberikan nilai tambah. Nilai tambah tersebut memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan sehingga berbeda dengan perusahaan satu dengan yang lain. Intellectual capital yang bersumber dari kompetensi karyawan, struktur organisasi, dan performa yang dimiliki oleh perusahaan memberikan kemampuan bagi perusahaan untuk melakukan efisiensi biaya yang dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Semakin efisiensi perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk kegiatan operasional maka semakin meningkat pula laba yang dihasilkan. Jika Intellectual capital dikelola dengan baik oleh perusahaan maka dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan yang meningkat dan perusahaan dengan kinerja yang bagus akan mampu untuk terus berkembang dan tumbuh. Menurut Feri dan Marsono (2014), Novelina (2012) menyatakan bahwa intellectual capital mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Semakin baik perusahaan dalam mengelola dan memanfaatkan intellectual capital yang dimiliki akan berdampak pada peningkatan kinerja keuangan perusahaan.

29 2.2.7 Pengaruh intellectual capital terhadap Nilai Pasar Perusahaan Resource Based Theory menjelaskan bahwa perusahaan yang mengelola dan mengembangkan sumber daya intelektual memungkinkan perusahaan mencapai keunggulan kompetitif dan dapat menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. Nilai pasar perusahaan merupakan jumlah atau besaran harga saham yang mau dibayar oleh investor. Hal ini bahwa investor cenderung akan membayar lebih tinggi atas saham perusahaan dengan sumber daya intelektual yang tinggi dibandingkan perusahaan dengan sumber daya intelektual yang rendah. Perusahaan yang mampu mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien maka hal tersebut dapat menciptakan keunggulan kompetitif di banding dengan para pesaingnya. Sumber daya manusia yang berketrampilan dan berkompetensi tinggi merupakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Apabila perusahaan dapat memanfaatkan dan mengelola potensi yang di miliki karyawannya dengan baik, maka hal ini dapat meningkatkan produktivitas karyawan. Jika produktivitas karyawannya meningkat, maka pendapatan dan profit perusahaan juga meningkat. Meningkatnya pendapatan dan laba perusahaan dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan tinggi dan nilai pasar perusahaan meningkat. Menurut Novelina (2012) menunjukkan bahwa intellectual capital berpengaruh terhadap nilai pasar perusahaan. Hal ini berarti bahwa, ketika intellectual capital dikelola dengan maksimal dapat memberikan perusahaan pada peforma yang baik dan dengan adanya peforma yang baik yang ditunjukkan oleh perusahaan maka akan menarik banyak investor untuk berinvestasi pada

30 perusahaan tersebut, sehingga nilai pasar perusahaan akan mengalami peningkatan. 2.2.8 Pengaruh intellectual capital terhadap Nilai Pasar Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Mediator Resource Based Theory adalah suatu pemikiran yang berkembang dalam teori manajemen strategi dan keunggulan kompetitif pada perusahaan yang menyakini bahwa perusahaan akan mencapai keunggulan apabila memiliki sumber daya yang unggul (Sangkala 2007:52). Keunggulan kompetitif tersebut yang mampu membuat perusahaan menjadi unggul dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Menurut resource based theory, intellcetual capital merupakan sumber daya yang mampu menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan menjadi semakin baik dan menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. Apabila perusahaan mampu memaksimalkan penggunaan ketiga komponen intellectual capital (human capital, structural capital, dan custumer capital) sehingga mengakibatkan peningkatan pada kinerja keuangan. Kinerja keuangan perusahaan yang baik juga berdampak pada nilai pasar perusahaan, dimana investor akan menempatkan nilai yang lebih tinggi untuk perusahaan yang memiliki intellectual capital yang besar. Semakin tinggi intellectual capital maka nilai perusahaan akan meningkat dan sahamnya akan banyak diminati oleh investor sehingga harga saham cenderung naik. Hal ini berarti bahwa intellectual capital berperan penting dalam meningkatkan nilai pasar perusahaan melalui kinerja keuangan sebagai mediatornya.

31 Menurut Ni Made dan Ni Putu (2012) menunjukkan bahwa modal intelektual berpengaruh terhadap nilai pasar perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai mediator. 2.3 Kerangka Pemikiran H2 Intellectual Capital H1 Kinerja Keuangan H3 Nilai Pasar Sumber: diolah Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Gambar 2.1 merupakan kerangka pemikiran penelitian ini dimana variabel independen dalam penelitian ini adalah intellectual capital diukur menggunakan Value Added Intellectual Coefficient (VAIC TM ) yang berdasarkan value added yang diciptakan oleh physical capital/ capital employed (VACA), human capital (VAHU), dan structural capital (STVA). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai pasar perusahaan yang diukur dengan Price to Book Value (PBV). Variabel intervening dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan Return on Asset (ROA).

2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dirumuskan hipotesis untuk penelitian ini adalah : H1 H2 H3 : Intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. : Intellectual capital berpengaruh terhadap nilai pasar perusahaan. : Intellectual capital berpengaruh terhadap nilai pasar perusahaan dengan kinerja keuangan perusahaan sebagai mediator.