PERANCANGAN ULANG KAWASAN PEMAKAMAN UMUM TANAH KUSIR, JAKARTA SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU RAMAH BURUNG

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN ULANG KAWASAN PEMAKAMAN UMUM TANAH KUSIR, JAKARTA SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU RAMAH BURUNG

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga

BAB V DATA, ANALISIS DAN SINTESIS

BAB III METODOLOGI. Gambar Peta Lokasi Tapak

Gambar 6.1. Diagram hubungan antar ruang pada tapak

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

METODOLOGI Waktu dan Tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

IV. GAMBARAN UMUM. Gebernur Provinsi DKI Jakarta Nomor: 202 tahun Hutan Kota

STUD1 FtENCANA PENGELOLAAN LANSEIUP DI TAMAN WISATA ALAM BANTIMURUNG IUBUPATEN MAROS SULAWESI SELATAN

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A

RE-DESAIN WELCOME AREA AGROWISATA SALATIGA BERTEMA TAMAN BUGENVIL REDESIGN OF THE AGROWISATA SALATIGA WELCOME AREA IN BOUGAINVILLEA PARK THEME

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

RINGKASAN. mendukung keberadaan Taman Laut Banda dengan mempertimbangkan aspek

PEMBERITAHUAN KEPADA SELURUH AHLIWARIS TPU TANAH KUSIR

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN BANTARAN SUNGAI BERBASIS BIOREGION. Oleh : ARIN NINGSIH SETIAWAN A

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A

I. PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan,

I. PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang

Perhitungan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan Jenis Publik (Studi Kasus : Kota Surakarta)

KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

PERENCANAAN LANSKAP BUMI PERKEMAHAN RANCA UPAS BERDASARKAN PENDEKATAN DAYA DUKUNG EKOLOGI MUHAMMAD ICHWAN A

HASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi dan Analisis Kondisi Bantaran

VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA

PERENCANAAN LANSKAP. Sub Ruang Fungsi Aktivitas Fasiltas Luas (m 2 ) Membeli tiket Memperoleh informasi

V. KONSEP PENGEMBANGAN

Indikator Konten Kuesioner

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

VII. RENCANA TAPAK. Tabel 15. Matriks Rencana Pembagian Ruang, Jenis Aktivitas dan Fasilitas (Chiara dan Koppelman, 1990 dan Akmal, 2004)

METODOLOGI. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Jadwal rencana penelitian. Februari Maret April Mei Juni. Kegiatan. 1. Penyusunan Proposal. 2. Persiapan. 3. Inventarisasi Data

PROSES PERANCANGAN BSD CITY BOTANICAL PARK DI PT SHEILS FLYNN ASIA, BOGOR RAHMAT HIDAYAT A

MATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW ) Jur. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

RENCANA PENATAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL

Kata Pengantar. Yogyakarta, Desember Tim Penyusun. Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayui

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara

BAB II KAJIAN PUSTAKA...

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

A (1fAfPP- ;LOOI 0\?'--I STUDI PERANCANGAN LANSKAP KAMPUS FAKULTAS PERTANIAN. INSTITUT PERTANIAN BOGOR DARMAGA BOGOR. Oleh: Cahyo Nugroho

PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KELURAHAN WAWOMBALATA KOTA KENDARI TUGAS AKHIR

PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep

Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Peruntukkan Kawasan

ARAHAN PENATAAN PEMAKAMAN UMUM TRUNOJOYO BANYUMANIK DENGAN KONSEP TAMAN TUGAS AKHIR

LAPORAN AKHIR KATA PENGANTAR

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota seringkali menyebabkan terjadinya perubahan kondisi ekologis lingkungan perkotaan yang

KONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif Situs Candi Muara Takus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Gambar 11 Lokasi Penelitian

DI MAWASAN PEMUKIW PERENCANAAN HUTAN REKREASI ALAM PT CALTEX PACIFIC INDONESIA,DURI, RIAU. Oleh NURRAYATI AMIR JURUSAN BUD1 DAYA PERTANLAN

IV. METODOLOGI 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

PENANGANAN PERMUKIMAN RAWAN BANJIR DI BANTARAN SUNGAI Studi Kasus: Permukiman Kuala Jengki di Kelurahan Komo Luar & Karame, Kota Manado

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Kerangka Pikir Studi...

ANALISIS DAN SINTESIS

METODOLOGI Lokasi dan Waktu Magang Metode Magang

RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA DI KORIDOR SUNGAI CILIWUNG, JAKARTA

BAB IV EVALUASI PENYEDIAAN TEMPAT PEMAKAMAN UMUM (TPU) DI KOTA BANDUNG

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 4 ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. RTH :Ruang terbuka hijau adalah ruang terbuka di wilayah. air(permen PU No.5 Tahun, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

ALTERNATIF KONSEP PERANCANGAN FASILITAS KORIDOR HIJAU BAGI PEJALAN KAKI DI KAMPUS KONSERVASI UNNES

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

KAJIAN KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI BERBAGAI TIPE LANSKAP HUTAN TANAMAN PINUS (Studi Kasus : Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu)

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

III. METODOLOGI. 2). Waktu penelitian sejak pelaksanaan hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 9 bulan (Februari 2011-Oktober 2011).

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

STUD1 RUANG TERBUKA HIJAU DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA BERDASARKAN PENDEKATAN KEBUTUHAN OKSlGEN

STUD1 RUANG TERBUKA HIJAU DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA BERDASARKAN PENDEKATAN KEBUTUHAN OKSlGEN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan-pembangunan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR. Oleh : Annisa Budi Erawati A

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

Transkripsi:

PERANCANGAN ULANG KAWASAN PEMAKAMAN UMUM TANAH KUSIR, JAKARTA SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU RAMAH BURUNG SYAM REZZA FAHLEVI. Perancangan Ulang Kawasan Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta sebagai Salah Satu Bentuk Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Ramah Burung. Di bawah bimbingan BAMBANG SULISTYANTARA. TPU Tanah Kusir merupakan pemakaman umum yang dikelola oleh Suku Dinas Pemakaman Jakarta Selatan di bawah Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta. TPU Tanah Kusir merupakan salah satu pemakaman umum terbesar di Jakarta dengan luas tapak secara keseluruhan sebesar 519.503 m 2. Lokasi Tanah Kusir secara geografis antara 106 45'53,52" BT - 106 46'24,35" BT dan antara 6 14'43,64" LS - 6 15'30,98" LS. Tapak berada pada ketinggian 10-42 mdpl dengan kemiringan relatif datar. Pemakaman umum Tanah Kusir merupakan salah satu Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dapat dimanfaatkan menjadi salah satu lokasi habitat burung di Jakarta karena posisinya yang strategis. Terletak diantara perumahan dan terdapat Kali Pesanggarahan di dalamnya. Keadaan Tanah Kusir yang lebih hijau dibanding dengan daerah sekelilingnya membuat Tanah Kusir menjadi tempat yang nyaman untuk burung bermain, singgah dan mencari makan. Kawasan TPU Tanah Kusir merupakan RTH penghubung dari lima lokasi utama habitat burung di Jakarta. Lokasi-lokasi tersebut adalah Bantaran Kali Pesanggrahan, Perumahan Pondok Indah, Kawasan Kebayoran, Kawasan Senayan, serta Hutan Kota Srengseng. Namun pada saat ini, jumlah keanekaragaman jenis burung di TPU Tanah Kusir semakin berkurang seiring pembangunan proyek normalisasi Kali Pesanggrahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan fungsi RTH pada lanskap pemakaman umum, mengevaluasi kondisi eksisting habitat burung, membuat perancangan lanskap pemakaman umum berbasis RTH yang fungsional dan estetik serta menyediakan green corridor untuk burung agar dapat berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain di Kota Jakarta.

Penelitian dilaksanakan di wilayah pemakaman Tanah Kusir di Jalan Bintaro Raya Jakarta Selatan dari bulan Februari hingga November 2012. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan proses perencanaan yang dikemukakan oleh Gold (1980) yang meliputi tahap inventarisasi, analisis, sintesis, konsep perencanaan dan detail perancangan. Proyek Jakarta Emergency Dradging Initiative (JEDI) atau proyek pengendalian banjir melalui normalisasi dan pengerukan 13 sungai di Jakarta dimulai pada pertengahan tahun 2012. Kali Pesanggrahan sepanjang 27 kilom dari Cirendeu sampai Cengkareng mengalami normalisasi. Pelebaran badan sungai dilakukan dari semula 15 m menjadi 40 m. Guna melakukan normalisasi Kali Pesanggrahan, Pemprov DKI akan merelokasi 1.776 makam yang berada di TPU Tanah Kusir dengan luas 9.768 m 2. Normalisasi Kali Pesanggrahan yang melewati TPU Tanah Kusir tersebut juga dibarengi dengan pembuatan jalan sebesar 10 m di samping sungai yang mengalami pelebaran. Pelebaran Kali Pesanggrahan tersebut dilengkapi dengan pembuatan tanggul beton di sepanjang badan sungai dengan tinggi 3 m dan juga pengerukan sungai. Pengamatan burung menggunakan metode MacKinnon List dilakukan sebanyak dua periode pengamatan. Periode pertama adalah sebelum diadakannya pembangunan proyek pelebaran sungai, sedangkan periode yang kedua adalah saat dilaksanakannya proyek pelebaran Kali Pesanggrahan. Pengambilan data burung dengan dua periode tersebut dimaksudkan untuk memperoleh data perbandingan jumlah jenis burung sebelum dan setelah diadakannya proyek pelebaran Kali Pesanggrahan. Pengamatan dilakukan pada jam 6 10 pagi. Jenis burung Rajaudang meninting (Alcedo meninting), Kareo padi (Amaurornis phoenicurus), Cekakak Jawa (Halcyon cyanoventris), Gelatik Jawa (Padda oryzivora), Kipasan belang (Rhipidura javanica), Gemak loreng (Turnix suscitator), dan Caladi tilik (Picoides moluccensis) tidak dijumpai pada tapak. Output dari penelitian ini adalah perancangan pemakaman Tanah Kusir yang baru lengkap dengan alternatif vegetasi, pembagian ruang, model sirkulasi, serta model site furniture yang berbasis pengembangan RTH ramah burung. Konsep dasar TPU Tanah Kusir yang direncanakan adalah pemakaman sebagai koridor ruang terbuka hijau (RTH). Koridor ruang terbuka hijau merupakan jalur yang menghubungkan antar RTH sekaligus sebagai salah satu bentuk habitat burung. Hal ini dimaksudkan agar jalur terbang burung tidak terputus pada suatu titik dengan memanfaatkan potensi tapak sebagai ruang terbuka hijau yang belum termanfaatkan secara maksimal. Konsep ini dikembangkan ke dalam konsep ruang, sirkulasi, vegetasi dan fasilitas.

Perencanaan ruang yang direncanakan berdasarkan konsep ruang yang telah dibuat dibagi menjadi tiga zona, yaitu zona inti (320.385,1 m 2 ), zona konservasi (71.248,8 m 2 ) dan zona pendukung (37.165,5 m 2 ). Subzona dari masing-masing pembagian tersebut, yaitu makam unit Islam, unit kristen, unit budha, unit khusus serta makam relokasi pada zona inti. Ruang konservasi pada zona konservasi, ruang penerimaan dan ruang pelayanan pada zona pendukung. Sirkulasi dibagi menjadi tiga jenis yaitu sirkulasi primer (lebar 3,8 m), sirkulasi sekunder (lebar 1,5 m) dan sirkulasi tersier. Vegetasi yang dikembangkan dikategorikan menjadi empat fungsi yaitu vegetasi dengan fungsi estetika, fungsi konservasi, fungsi pengarah, serta fungsi penyangga. Fasilitas yang mendukung aktivitas juga dikembangkan pada tapak, seperti makam, papan informasi, pergola, bangku taman dan tempat sampah, gerbang dan name sign, tempat parkir, taman, gedung pengelola, musholla, toilet, kios, pos jaga, sarang burung buatan, tempat makan dan minum burung, lampu penerangan, serta saluran drainase. Kata Kunci: Pemakaman, koridor hijau, burung.

iii RINGKASAN SYAM REZZA FAHLEVI. Perancangan Ulang Kawasan Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta sebagai Salah Satu Bentuk Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Ramah Burung. Di bawah bimbingan BAMBANG SULISTYANTARA. TPU Tanah Kusir merupakan pemakaman umum yang dikelola oleh Suku Dinas Pemakaman Jakarta Selatan di bawah Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta. TPU Tanah Kusir merupakan salah satu pemakaman umum terbesar di Jakarta dengan luas tapak secara keseluruhan sebesar 519.503 m 2. Lokasi Tanah Kusir secara geografis antara 106 45'53,52" BT - 106 46'24,35" BT dan antara 6 14'43,64" LS - 6 15'30,98" LS. Tapak berada pada ketinggian 10-42 mdpl dengan kemiringan relatif datar. Pemakaman umum Tanah Kusir merupakan salah satu Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dapat dimanfaatkan menjadi salah satu lokasi habitat burung di Jakarta karena posisinya yang strategis. Terletak diantara perumahan dan terdapat Kali Pesanggarahan di dalamnya. Keadaan Tanah Kusir yang lebih hijau dibanding dengan daerah sekelilingnya membuat Tanah Kusir menjadi tempat yang nyaman untuk burung bermain, singgah dan mencari makan. Kawasan TPU Tanah Kusir merupakan RTH penghubung dari lima lokasi utama habitat burung di Jakarta. Lokasi-lokasi tersebut adalah Bantaran Kali Pesanggrahan, Perumahan Pondok Indah, Kawasan Kebayoran, Kawasan Senayan, serta Hutan Kota Srengseng. Namun pada saat ini, jumlah keanekaragaman jenis burung di TPU Tanah Kusir semakin berkurang seiring pembangunan proyek normalisasi Kali Pesanggrahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan fungsi RTH pada lanskap pemakaman umum, mengevaluasi kondisi eksisting habitat burung, membuat perancangan lanskap pemakaman umum berbasis RTH yang fungsional dan estetik serta menyediakan green corridor untuk burung agar dapat berpindahpindah dari suatu tempat ke tempat lain di Kota Jakarta. Penelitian dilaksanakan di wilayah pemakaman Tanah Kusir di Jalan Bintaro Raya Jakarta Selatan dari bulan Februari hingga November 2012. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan proses perencanaan yang dikemukakan oleh Gold (1980) yang meliputi tahap inventarisasi, analisis, sintesis, konsep perencanaan dan detail perancangan. Proyek Jakarta Emergency Dradging Initiative (JEDI) atau proyek pengendalian banjir melalui normalisasi dan pengerukan 13 sungai di Jakarta dimulai pada pertengahan tahun 2012. Kali Pesanggrahan sepanjang 27 kilom dari Cirendeu sampai Cengkareng mengalami normalisasi. Pelebaran badan sungai dilakukan dari semula 15 m menjadi 40 m. Guna melakukan normalisasi Kali Pesanggrahan, Pemprov DKI akan merelokasi 1.776 makam yang berada di TPU Tanah Kusir dengan luas 9.768 m 2. Normalisasi Kali Pesanggrahan yang melewati TPU Tanah Kusir tersebut juga dibarengi dengan pembuatan jalan sebesar 10 m di samping sungai yang mengalami pelebaran. Pelebaran Kali Pesanggrahan tersebut dilengkapi dengan pembuatan tanggul beton di sepanjang badan sungai dengan tinggi 3 m dan juga pengerukan sungai. Pengamatan burung menggunakan metode MacKinnon List dilakukan sebanyak dua periode pengamatan. Periode pertama adalah sebelum diadakannya

pembangunan proyek pelebaran sungai, sedangkan periode yang kedua adalah saat dilaksanakannya proyek pelebaran Kali Pesanggrahan. Pengambilan data burung dengan dua periode tersebut dimaksudkan untuk memperoleh data perbandingan jumlah jenis burung sebelum dan setelah diadakannya proyek pelebaran Kali Pesanggrahan. Pengamatan dilakukan pada jam 6 10 pagi. Jenis burung Raja-udang meninting (Alcedo meninting), Kareo padi (Amaurornis phoenicurus), Cekakak Jawa (Halcyon cyanoventris), Gelatik Jawa (Padda oryzivora), Kipasan belang (Rhipidura javanica), Gemak loreng (Turnix suscitator), dan Caladi tilik (Picoides moluccensis) tidak dijumpai pada tapak. Output dari penelitian ini adalah perancangan pemakaman Tanah Kusir yang baru lengkap dengan alternatif vegetasi, pembagian ruang, model sirkulasi, serta model site furniture yang berbasis pengembangan RTH ramah burung. Konsep dasar TPU Tanah Kusir yang direncanakan adalah pemakaman sebagai koridor ruang terbuka hijau (RTH). Koridor ruang terbuka hijau merupakan jalur yang menghubungkan antar RTH sekaligus sebagai salah satu bentuk habitat burung. Hal ini dimaksudkan agar jalur terbang burung tidak terputus pada suatu titik dengan memanfaatkan potensi tapak sebagai ruang terbuka hijau yang belum termanfaatkan secara maksimal. Konsep ini dikembangkan ke dalam konsep ruang, sirkulasi, vegetasi dan fasilitas. Perencanaan ruang yang direncanakan berdasarkan konsep ruang yang telah dibuat dibagi menjadi tiga zona, yaitu zona inti (320.385,1 m 2 ), zona konservasi (71.248,8 m 2 ) dan zona pendukung (37.165,5 m 2 ). Subzona dari masing-masing pembagian tersebut, yaitu makam unit Islam, unit kristen, unit budha, unit khusus serta makam relokasi pada zona inti. Ruang konservasi pada zona konservasi, ruang penerimaan dan ruang pelayanan pada zona pendukung. Sirkulasi dibagi menjadi tiga jenis yaitu sirkulasi primer (lebar 3,8 m), sirkulasi sekunder (lebar 1,5 m) dan sirkulasi tersier. Vegetasi yang dikembangkan dikategorikan menjadi empat fungsi yaitu vegetasi dengan fungsi estetika, fungsi konservasi, fungsi pengarah, serta fungsi penyangga. Fasilitas yang mendukung aktivitas juga dikembangkan pada tapak, seperti makam, papan informasi, pergola, bangku taman dan tempat sampah, gerbang dan name sign, tempat parkir, taman, gedung pengelola, musholla, toilet, kios, pos jaga, sarang burung buatan, tempat makan dan minum burung, lampu penerangan, serta saluran drainase. iv