KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMP PADA SUB RAYON II KOTA KENDARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Muhammad Idris 1), Arvyaty 2)

dokumen-dokumen yang mirip
KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA JENJANG SLTP DI KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN AJARAN 2011/2012

KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI DI KABUPATEN BUTON UTARA TAHUN AJARAN 2011/2012. Kata kunci: kualitas tes; ujian nasional

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEKOLAH DASAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TAHUN PELAJARAN 20013/201 DI KABUPATEN PURBALINGGA

KUALITAS TES SUMATIF MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 SAWA TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Sitti Fatimah 1), Zamsir 2)

Analisis Butir Soal Matematika Buatan Guru Yang Digunakan Untuk Tes Semester II Kelas X SMA Negeri 8 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2011/2012

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES SUMATIF FISIKA MENGGUNAKAN METODE SELF DAN FEEDBACK REVISION

KUALITAS BUTIR SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP IPA BIOLOGI DI SMP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL. Oleh SRI NURLAILA DJAKARIA NIM :

KUALITAS TES PRA OLIMPIADE BIDANG STUDI MATEMATIKA TINGKAT SMP DI KOTA BAUBAU

ANALISIS BUTIR SOAL A. PENDAHULUAN

ANALISIS BUTIR SOAL MATEMATIKA PADA UKA PLPG LPTK FAKULTAS TARBIYAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN Oleh Rahmawati

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Evaluasi merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan

ANALISIS TES BUATAN GURU BIDANG STUDI MATEMATIKA KELAS V SD 1 KATOBENGKE

Indah Arsita Sari, Edy Wiyono, Ahmad Fauzi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif dengan dua pendekatan yaitu pendekatan kualitatif dan

BAB III METODE PENELITIAN

THE QUALITY OF TRYOUTS ITEM ANALYSIS FOR EVERY SENIOR HIGH SCHOOL CLASS XII IN PEKANBARU BY USING ITEM ANALYSIS PROGRAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS IN ALL DISTRICTS OF TUMIJAJAR, ACADEMIC YEAR

KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA JENJANG SLTP SE-KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN AJARAN 2010/2011 DAN TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SMP Negeri 1 Limboto dan SMP

BAB I PENDAHULUAN. Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal

HALAMAN SAMPUL BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH BIOLOGI UMUM DI UNIVERSITAS PAPUA

BAB V PENUTUP. a. Kualitas tes berbentuk obyektif untuk kelas 1, validitas butir soal menunjukkan

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

KUALITAS TES BUATAN GURU MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII SMP NEGERI 8 BAUBAU TAHUN AJARAN 2012/2013. Harmawati Amrin 1), Busnawir 2)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan menurut Arikunto (2002), yaitu Weak

TES HASIL BELAJAR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER KELAS XI MADRASAH ALIYAH NEGERI MATA PELAJARAN FIQIH DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

ANALISIS BUTIR SOAL TES PENJAJAKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian, Peranan, Tujuan, dan Fungsi Evaluasi dalam Kegiatan Pembelajaran

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci: analisis butir soal, mata pelajaran geografi,

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan meningkatkan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek

ANALISIS BUTIR SOAL DENGAN TEORI TES KLASIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN

Laporan Penelitian. Analisis Kualitas Butir Soal Mata Kuliah Membaca 2 (PBIN4329)

PEMANFAATAN PROGRAM ITEMAN 3.0 UNTUK ANALISIS BUTIR SOAL LOMBA CERDAS CERMAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TINGKAT SMA SEDERAJAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. A. Kompetensi Guru Mata Pelajaran Qur an Hadits dalam Perencanaan. Evaluasi Hasil Belajar Siswa di MTs Negeri Ngantru

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH MATEMATIKA KELAS IX SMP SE-KABUPATEN KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan

KUALITAS TES BUATAN GURU PADA SOAL PILIHAN GANDA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII SMP NEGERI 4 KENDARI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan. Menurut Rusman, pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupa deskriptif dari gejala yang diamati, berupa angka-angka atau koefisien

ANALISIS BUTIR SOAL UKK EKONOMI AKUNTANSI KELAS XI IIS MAN WONOKROMO BANTUL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan adalah pretest-posttest with Nonequevalent Control Grup. Kelompok Pretes Perlakuan Postes.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 22 Bandarlampung semester genap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER (UAS) BIOLOGI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KELAS X DAN XI PADA MAN SAMPIT. Nurul Septiana

III. METODE PENELITIAN. direncanakan dan dilaksanakan oleh peneliti untuk mengumpulkan bukti-bukti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN TEORI

PERKULIAHAN 4: EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA ALAT EVALUASI (LANJUTAN)

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tugas seorang guru dalam kegiatan pembelajaran adalah membantu

ANALISIS BUTIR TES UJIAN AKHIR MADRASAH MATA PELAJARAN BAHASA ARAB SISWA MADRASAH ALIYAH TAHUN AJARAN

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Muslikah Purwanti 81-94

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN X O

BAB III METODE PENELITIAN. karena melihat keadaan dan kondisi siswa di Madrasah Tsanawiyah. dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

BAB I PENDAHULUAN. didik. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mungkin dapat mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

Analisis Butir Soal UAM Mata Pelajaran Bahasa Jawa pada Kelas XII MAN Kutowinangun Tahun Pelajaran 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

Transkripsi:

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 213 KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMP PADA SUB RAYON II KOTA KENDARI TAHUN PELAJARAN 211/212 Muhammad Idris 1), Arvyaty 2) 1) Alumni Program Studi Pendddikan Matematika, 2) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP UHO. E-mail: arvyaty.rasyid@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan: (i) Untuk mengetahui reliabilitas tes, besarnya kesalahan baku pengukuran tes, Tingkat Kesukaran soal, Daya pembeda soal, serta berfungsi tidaknya setiap pengecoh (distraktor) pada setiap butir soal Ujian Nasional mata pelajaran Matematika SMP pada sub rayon II Kota Kendari tahun pelajaran 211/212. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh kesimpulan : (i) Koefisien reliabilitas tes relatif sama pada setiap paketnya yang menunjukkan nilai alpha yang baik dan tergolong dalam derajat keterandalan yang sangat tinggi, (ii) Kesalahan Baku Pengukuran (Standard Error of Measurement/SEM) menunjukkan bahwa nilai kesalahan baku pengukurannya cukup kecil sehingga tes tersebut konsisten sebagai alat ukur, (iii) Tingkat kesukaran butir soal belum memenuhi proporsi soal yang baik, (iv) Daya pembeda soal pada paket A, paket B, paket C, paket D, dan paket E sangat baik sehingga dapat membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah, (v) Pengecoh setiap butir soal belum berfungsi dengan baik (tidak efektif). Kata Kunci: kualitas tes; ujian nasional Pendahuluan Pendidikan memiliki peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan nasional, menyadari hal tersebut pemerintah bersama para ahli di bidang pendidikan berusaha untuk lebih memantapkan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan, demikian pula halnya di bidang pendidikan matematika, pemantapan setiap jenjang dan jenis pendidikan serta hasil belajar matematika senantiasa ditingkatkan pula. Upaya tersebut diarahkan kepada peningkatan kemampuan dan prestasi belajar secara optimal melalui proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa khususnya belajar matematika, dapat diketahui dengan melakukan kegitatan evaluasi. Kegiatan evaluasi dibedakan atas evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi yang dilakukan oleh seorang guru untuk menilai hasil belajar Muhammad Idris, Arvyaty 45

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 213 siswa, harus menggunakan alat ukur berupa tes. Tes ini memiliki peranan penting dalam pengambilan keputusan terhadap siswa, baik yang menyangkut pengajaran, diagnosis, seleksi, pemantapan maupun bimbingan dan konseling. Selain itu, tes juga berperan dalam proses evaluasi kualitas hasil belajar siswa, sehingga dibutuhkan suatu tes yang baik. Tes secara harfiah berasal dari bahasa Prancis kuno yaitu testum artinya piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Adapun dari segi istilah tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu (Musafir, 211). Arikunto (22 : 53), mengemukakan tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Menurut Esti (28: 48), sebagaimana tes pada umumnya, tes dapat dibedakan ke dalam berbagai jenis atas dasar sejumlah kriteria. Kriteria yang dapat digunakan untuk membedakan jenis tes, antara lain meliputi, 1) kriteria tujuan penyelenggaraan, 2) tahapan atau waktu penyelenggaraan, 3) cara mengerjakan, 4) cara penyusunan, 5) acuan penilaian, 6) bentuk jawaban, 7) cara penilaian, 8) jumlah peserta, 9) aspek bahasa yang diukur, dan 1) pandangan terhadap salah satu mata pelajaran. Bentuk tes yang umumnya digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam menerima materi pelajaran, yang tujuannya dijadikan bahan informasi adalah tes uraian (essay test) dan tes obyektif (objective test). Bentuk soal obyektif banyak ragamnya. Setiap bentuk mempunyai nilai masing-masing sesuai dengan maksud dan tujuan diadakannya evaluasi itu sendiri. Kelebihan bentuk tes obyektif secara umum menurut Arikunto (22: 166), adalah : 1) lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi, 2) pemeriksaannya dapat diserahkan kepada orang lain, 3) dalam pemeriksaan tidak ada unsur subyektif yang mempengaruhi. Untuk menulis tes yang baik, apalagi yang baku tidaklah mudah. Penulis harus menguasai beberapa teknik maupun aturan-aturan dalam penulisan tes yang baik. Menurut Arikunto (22: 57), suatu tes dapat dikatakan baik sebagai alat ukur harus memenuhi persyaratan yakni memiliki validitas dan reliabilitas yang baik, bersifat obyektif, memiliki praktibilitas yang tinggi dan bersifat ekonomis. Kualitas suatu tes hasil belajar banyak tergantung kepada proses pengembangan tes itu sendiri. Suatu tes yang berkualitas harus memenuhi syarat-syarat tertentu, antara lain adalah 1) sahih (valid), yaitu mengukur yang harus diukur sesuai dengan tujuan, 2) relevan, dalam arti yang diuji sesuai dengan tujuan yang diinginkan, 3) spesifik, soal yang hanya dapat dijawab oleh peserta didik yang betul-betul belajar dengan rajin, 4) tidak mengandung ketaksaan (tafsiran ganda), 5) seimbang, dalam arti pokok-pokok yang penting diwakili dan yang tidak penting tidak selalu perlu, 6) representatif, soal mewakili materi ajar secara keseluruhan. Salah satu syarat menetapkan apakah suatu tes merupakan alat ukur yang baik dan dapat dipercaya, maka digunakan istilah reliabilitas. Pengertian reliabilitas menunjuk pada ketetapan dari nilai yang di peroleh sekelompok individu dalam waktu berbeda dengan tes yang sama, dengan 46 www.pendmatematikauho.hol.es

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 213 demikian tes dikatakan reliabel jika memberikan hasil yang sama dalam waktu yang berbeda. Secara singkat dikatakan bahwa reliabilitas tes adalah derajat tingkat kemantapan dan keterandalan tes (Thoha, 23:118), dan menurut Surapranata (24: 27) kehandalan atau reliabilitas meliputi ketepatan/kecermatan hasil pengukuran, dan keajegan/kestabilan dari hasil pengukuran. Menurut Mudjijo (1995: 53) reliabilitas suatu tes menunjukkan atau merupakan derajat ketetapan atau kemantapan tes yang bersangkutan dalam mendapatkan data (skor) yang dicapai seseorang, apabila tes tersebut diberikan kepadanya pada kesempatan (waktu) yang berbeda. Setiap hasil pengukuran terdapat penyimpangan dari skor angka sebenarnya. Penyimpangan ini dapat bernilai positif apabila lebih besar dari skor sebenarnya dan dapat pula bernilai negatif jika lebih kecil dari skor yang sebenarnya. Secara kelompok dapat mengestimasi penyimpangan skorskor tersebut dengan melihat banyaknya variasi penyimpangan ini. Safari (1993: 214) mengemukakan setelah mengetahui besarnya koefisien reliabilitas tes, maka dapat diketahui pula kesalahan baku pengukuran yang berguna untuk mengetahui besarnya faktor kesalahan pengukuran suatu tes. Semakin kecil kesalahan baku pengukuran maka semakin konsisten skor-skor suatu tes. Analisis butir soal menurut Thorndike dan Hagen dalam Purwanto (1991: 118) mempunyai dua tujuan penting. Pertama, jawaban-jawaban soal itu merupakan informasi diagnostik untuk meneliti pelajaran dari kelas itu dan kegagalankegagalan belajarnya, serta selanjutnya untuk membimbing ke arah cara belajar yang lebih baik. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal. Menurut Nasution dan Suryanto (28: 5.15), tingkat kesukaran dapat dihitung dengan memperhatikan proporsi peserta tes yang menjawab benar terhadap setiap butir soal. Menurut Fernandes dalam Nasution dan Suryanto (28:5.16) menafsirkan indeks kesukaran soal, sampai,24 adalah soal sukar;,25 sampai,75 adalah soal sedang;,76 sampai 1, adalah soal mudah. Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan rendah dengan siswa yang berkemampuan tinggi/pandai (Arikunto, 22: 211). Menurut Fernandes dalam Nasution dan Suryanto (28 : 5.17) menafsirkan kriteria daya pembeda soal, sampai,19 adalah tidak baik;,2 sampai,29 adalah sedang; 3 sampai,39 adalah baik,,4 adalah sangat baik. Hampir semua tipe soal tes objektif menyediakan sejumlah jawaban. Jawaban-jawaban yang disediakan itu terdiri dari jawaban yang benar dan jawabanjawaban yang salah. Jawaban yang salah itulah yang disebut sebagai jawaban pengecoh. Arikunto (22: 22) menambahkan untuk tes obyektif, analisis soal termasuk di dalamnya pola jawaban soal yakni dari jawaban dapat pula ditentukan apakah pengecoh (distraktor) berfungsi sebagai pengecoh yang baik atau tidak dengan kriteria bahwa pengecoh dapat berfungsi dengan baik jika paling sedikit dipilih 5% dari pengikut tes. Masalah umum yang diteliti dalam penelitian ini adalah: (i). Bagaimanakah reliabilitas tes Ujian Nasional mata pelajaran Matematika SMP pada sub rayon II Kota Kendari tahun pelajaran 211/212? (ii). Muhammad Idris, Arvyaty 47

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 213 Bagaimanakah kesalahan baku pengukuran tes Ujian Nasional mata pelajaran Matematika SMP pada sub rayon II Kota Kendari tahun pelajaran 211/212? (iii). Bagaimanakah Tingkat Kesukaran soal Ujian Nasional mata pelajaran Matematika SMP pada sub rayon II Kota Kendari tahun pelajaran 211/212? (iv). Bagaimanakah Daya Pembeda soal Ujian Nasional mata pelajaran Matematika SMP pada sub rayon II Kota Kendari tahun pelajaran 211/212? (v). Apakah setiap pengecoh (distraktor) pada setiap butir soal Ujian Nasional mata pelajaran Matematika SMP pada sub rayon II Kota Kendari tahun pelajaran 211/212 telah berfungsi dengan baik? Metode Penelitian ini dilaksanakan di SMP yang terdapat di Kota Kendari pada sub rayon II. Sedangkan waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan bulan November tahun 212. Populasi yang sekaligus menjadi sampel dalam penelitian ini adalah semua lembar jawaban peserta Ujian Nasional mata pelajaran matematika SMP pada sub rayon II Kota Kendari tahun pelajaran 211/212. Jumlah anggota populasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1 Daftar jumlah peserta Ujian Nasional SMP Pada Sub Rayon II Kota Kendari Tahun Pelajaran 211/212 No Nama Sekolah Peserta Jumlah Pria Wanita 1 SMP Negeri 2 Kendari 117 166 283 2 SMP Negeri 6 Kendari 66 68 134 3 SMP Negeri 16 Kendari 18 16 34 4 SMP Negeri 18 Kendari 31 22 53 5 SMP Muhammadiyah Kendari 19 2 39 Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari jumlah populasi yaitu sebanyak 553 lembar jawaban. Analisis data dalam penelitian ini ada dua yaitu (i). Cara Manual dan, (ii). Program Iteman. Hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian deskriptif ini terdiri dari (ii) Reliabilitas, Kesalahan Baku Pengukuran (Standard Error of Measurement), (iii) Tingkat Kesukaran, (iv). Daya Pembeda (D), dan (v). Pengecoh soal atau Distractor (Khusus soal objektif). Hasil Kualitas tes ujian nasional matematika SMP pada sub rayon II Kota Kendari tahun pelajaran 211/212 dapat diketahui dengan melakukan analisis secara kuantitatif. Analisis kuantitatif yang digunakan untuk menganalisis butir soal tersebut adalah dengan menggunakan program Iteman versi 3., sehingga dapat diketahui reliabilitas tes, kesalahan baku pengukuran, tingkat kesukaran soal, daya pembeda, dan efektifitas pengecoh (distraktor). Lembar jawaban ujian nasional yang akan di analisis secara keseluruhan 48 www.pendmatematikauho.hol.es

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 213 berjumlah 537 lembar jawaban yang terdiri dari lima paket yaitu paket A65, paket B78, paket C38, paket D41 dan paket E53. Setelah diperoleh hasil analisis dari kelima paket tersebut, peneliti akan menujukkan besarnya koefisien reliabilitas tes, besarnya kesalahan baku pengukuran, membandingkan tingkat kesukaran butir soal pada setiap paket apakah telah memenuhi standar atau proporsi seperti yang telah ditetapkan dalam penyusunan soal yang baik, membandingkan daya pembeda perpaket, membandingkan efektifitas pengecoh (distraktor) perpaket. Berdasarkan analisis menggunakan program Iteman, reliabilitas tes ditunjukkan oleh Alpha, kesalahan baku pengukuran ditunjukkan oleh SEM, tingkat kesukaran soal ditunjukkan oleh prop. correct, daya pembeda soal ditunjukkan oleh point biser, dan keefektifan pengecoh ditunjukkan oleh prop. Endorsing. Hasil penelitian dan analisis selengkapnya disajikan berikut : 1. Reliabilitas Tes Reliabilitas tes dapat diketahui dari koefisien alpha pada skala statistik (scale statistics). Besarnya alpha yang relevan dan dinyatakan baik bila mencapai,9. Berdasarkan hasil analisis besarnya nilai reliabilitas pada Ujian Nasional mata pelajaran matematika SMP pada sub rayon II Kota Kendari tahun pelajaran 211/212 relatif sama pada setiap paketnya, yaitu pada paket A sebesar,94, paket B sebesar,925, paket C sebesar,9, paket D sebesar,929, dan paket E sebesar,934. Hal ini menununjukkan bahwa, soal tersebut memiliki nilai alpha yang baik dan tergolong dalam derajat keterandalan yang sangat tinggi. 2. Kesalahan Baku Pengukuran Berdasarkan hasil analisis dengan program Iteman, kesalahan baku pengukuran dapat diketahui dari SEM pada skala statistik (scale statistic). Besarnya Nilai kesalahan baku pengukuran pada Ujian Nasional mata pelajaran matematika SMP pada sub rayon II Kota Kendari tahun pelajaran 211/212 relatif sama pada setiap paketnya, yaitu pada paket A sebesar 1,924, paket B sebesar 1,842, paket C sebesar 1,891, paket D sebesar 1,852, dan paket E sebesar 1,855. Hal ini menununjukkan bahwa, soal tersebut memiliki nilai SEM yang cukup kecil dan memperlihatkan bahwa soal tes ujian nasional tersebut konsisten sebagai alat ukur. 3. Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran soal tes Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika SMP Pada Sub Rayon II Kota Kendari tahun pelajaran 211/212 di kelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu : mudah (,71 TK 1,), sedang (,31 TK,7), dan sukar (, TK,3). Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan program Iteman yang ditunjukkan oleh Prop. Correct pada Item Statistics, diperoleh data sebagai berikut. a. Paket A Muhammad Idris, Arvyaty 49

JUMLAH (BUTIR) Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 213 4 35 3 25 2 15 1 5 38 2 MUDAH SEDANG SUKAR KATEGORI SOAL Gambar1.Tingkat Kesukaran Soal Tes Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika SMP Paket A Gambar di atas menunjukkan bahwa tingkat kesukaran butir soal berdasarkan kemampuan siswa SMP pada sub rayon II Kota Kendari dalam menyelesaikan soal Matematika tahun pelajaran 211/212, untuk paket soal A terdiri dari 38 butir tes (95%) termasuk soal mudah yaitu butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 1, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 2, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 3, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 4, 2 butir tes (5%) termasuk soal sukar yaitu butir soal nomor 9 dan 19, dan tidak ada butir tes yang termasuk soal sedang. Menurut Arikunto (22) bahwa soal yang baik yaitu soal yang mempunyai indeks kesukaran sedang dengan nilai (TK) antara,31,7 dan dari hasil analisis tersebut tidak ditemukan butir soal yang baik. b. Paket B 4 35 3 25 2 15 1 5 37 1 2 MUDAH SEDANG SUKAR KATEGORI SOAL Gambar2. Tingkat Kesukaran Soal Tes Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika SMP Paket B 5 www.pendmatematikauho.hol.es

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 213 Gambar di atas menunjukkan bahwa tingkat kesukaran butir soal berdasarkan kemampuan siswa SMP pada sub rayon II Kota Kendari dalam menyelesaikan soal Matematika tahun pelajaran 211/212, untuk paket soal B terdiri dari 37 butir tes (92,5%) termasuk soal mudah yaitu butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 2, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 3, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 4, 1 butir tes (2,5%) termasuk soal sedang yaitu butir soal nomor 1 dan 2 butir tes (5%) termasuk soal sukar yaitu butir soal nomor 9, 19. Menurut Arikunto (22) bahwa soal yang baik yaitu soal yang mempunyai indeks kesukaran sedang dengan nilai (TK) antara,31,7 diperoleh sebanyak 1 butir soal termasuk soal yang baik, yakni butir soal nomor 1. c. Paket C 4 35 3 25 2 15 1 5 36 2 2 MUDAH SEDANG SUKAR KATEGORI SOAL Gambar 3.Tingkat kesukaran soal tes Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika SMP Paket C Gambar di atas menunjukkan bahwa tingkat kesukaran butir soal berdasarkan kemampuan siswa SMP pada sub rayon II Kota Kendari dalam menyelesaikan soal Matematika tahun pelajaran 211/212, untuk paket soal C terdiri dari 36 butir tes (9%) termasuk soal mudah yaitu butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 1, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 2, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 3, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 4, 2. d. Paket D butir tes (5%) termasuk soal sedang yaitu butir soal nomor 34, 39, dan 2 butir tes (5%) termasuk soal sukar yaitu butir soal nomor 9, 19. Menurut Arikunto (22) bahwa soal yang baik yaitu soal yang mempunyai indeks kesukaran sedang dengan nilai (TK) antara,31,7 diperoleh sebanyak 2 butir soal termasuk soal yang baik, yakni butir soal nomor 34 dan 39 Muhammad Idris, Arvyaty 51

JUMLAH (BUTIR) Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 213 4 38 3 2 1 2 MUDAH SEDANG SUKAR KATEGORI SOAL Gambar 4. Tingkat kesukaran soal tes Ujian Nasional Mata Mata Pelajaran Matematika SMP Paket D Gambar di atas menunjukkan bahwa tingkat kesukaran butir soal berdasarkan kemampuan siswa SMP pada sub rayon II Kota Kendari dalam menyelesaikan soal Matematika tahun pelajaran 211/212, untuk paket soal D terdiri dari 38 butir tes (95%) termasuk soal mudah yaitu butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 1, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 2, 21, 22, 23, 24, 25, 26, e. Paket E 4 35 3 25 2 15 1 5 37 27, 28, 29, 3, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 4, 2 butir tes (5%) termasuk soal sukar yaitu butir soal nomor 9, 19, dan tidak ada butir tes yang termasuk soal sedang. Menurut Arikunto (22) bahwa soal yang baik yaitu soal yang mempunyai indeks kesukaran sedang dengan nilai (TK) antara,31,7 dan dari hasil analisis tersebut tidak ditemukan butir soal yang baik. 1 2 MUDAH SEDANG SUKAR KATEGORI SOAL Gambar 5. Tingkat Kesukaran Soal Tes Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika SMP Paket E Gambar di atas menunjukkan bahwa tingkat kesukaran butir soal berdasarkan kemampuan siswa SMP pada sub rayon II Kota Kendari dalam menyelesaikan soal Matematika tahun pelajaran 211/212, 52 www.pendmatematikauho.hol.es

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 213 untuk paket soal E terdiri dari 37 butir tes (92,5%) termasuk soal mudah yaitu butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 1, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 2, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 3, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 4, 1 butir tes (2,5%) termasuk soal sedang yaitu butir soal nomor 11, dan 2 butir tes (5%) termasuk soal sukar yaitu butir soal nomor 9, 19. Menurut Arikunto (22) bahwa soal yang baik yaitu soal yang mempunyai indeks kesukaran sedang dengan nilai (TK) antara,31,7 diperoleh sebanyak 1 butir soal yang baik, yakni butir soal nomor 11. 4. Daya Pembeda Daya pembeda soal tes Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika SMP pada sub rayon II Kota Kendari tahun pelajaran 211/212 dikelompokkan ke dalam lima kategori, yakni : jelek sekali (DP Negatif), jelek (, DP,2), cukup (,21 DP,4), baik (,41 DP,7) dan baik sekali (,71 DP 1,). Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan program Iteman yang ditunjukkan oleh Point Biser. pada Item Statistics, diperoleh data sebagai berikut. a. Paket A 4 3 2 1 2 JELEK 5 33 JELEK CUKUP BAIK BAIK KATEGORI Gambar 6. Daya pembeda soal tes Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika SMP Paket A Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa 2 butir tes (5%) termasuk soal jelek sekali yaitu butir soal nomor 9, 19, 5 butir tes (12,5%) termasuk soal cukup yaitu butir soal nomor 5, 7, 15, 2, 25, dan 33 butir tes (82,5%) termasuk soal baik yaitu butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 6, 8, 1, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 3, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 4. b. Paket B Selanjutnya menurut Arikunto (22), indeks daya beda yang baik yaitu soal yang mempunyai indeks daya beda (DP) antara,41 1, diperoleh sebanyak 33 butir soal yaitu butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 6, 8, 1, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 3, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 4. Muhammad Idris, Arvyaty 53

JUMLAH (BUTIR) Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 213 4 3 2 1 1 1 JELEK 6 28 JELEK CUKUP BAIK BAIK KATEGORI 4 Gambar 7. Daya pembeda soal tes Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika SMP Paket B Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa 1 butir tes (2,5%) termasuk soal jelek sekali yaitu butir soal nomor 9, 1 butir tes (2,5%) termasuk soal jelek, 6 butir tes (15%) termasuk soal cukup yaitu butir soal nomor 7, 1, 15, 26, 28, 35, 28 butir tes (7%) termasuk soal baik yaitu butir soal nomor 1, 3, 4, 5, 6, 8, 11, 12, 14, 16, 17, 18, 2, 21, 22, 24, 25, 27, 29, 3, 31, 33, 34, 36, 37, 38, c. Paket C 39, 4, dan 4 butir tes (1%) termasuk soal baik sekali yaitu butir soal nomor 2, 13, 23, 32. Selanjutnya menurut Arikunto (22), indeks daya beda yang baik yaitu soal yang mempunyai indeks daya beda (DP) antara,41 1, diperoleh sebanyak 32 butir soal yaitu butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 2, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 29, 3, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 4. 4 3 2 1 2 2 JELEK 8 25 JELEK CUKUP BAIK BAIK KATEGORI 3 Gambar 8. Daya pembeda soal tes Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika SMP Paket C Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa 2 butir tes (5%) termasuk soal jelek sekali yaitu butir soal nomor 9, 19, 2 butir tes (5%) termasuk soal jelek yaitu butir soal nomor 35, 8 butir tes (2%) termasuk soal cukup yaitu butir soal nomor 1, 5, 12, 16, 24, 27, 33, 38, 25 butir tes (62,5%) termasuk soal baik yaitu butir soal nomor 2, 3, 4, 6, 8, 54 www.pendmatematikauho.hol.es

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 213 1, 11, 13, 15, 17, 18, 2, 21, 22, 23, 25, 26, 28, 29, 3, 31, 32, 34, 36, 37, dan 3 butir tes (7,5%) termasuk soal baik sekali yaitu butir soal nomor 7, 14, 4. Selanjutnya menurut Arikunto (22), indeks daya beda yang baik yaitu soal yang mempunyai indeks daya beda (DP) antara,41 1, diperoleh sebanyak 28 butir soal yaitu butir soal nomor 2, 3, 4, 6, 7, 8, 1, 11, 13, 14, 15, 17, 18, 2, 21, 22, 23, 25, 26, 28, 29, 3, 31, 32, 34, 36, 37, 4. d. Paket D 4 35 3 25 2 15 1 5 1 JELEK 3 34 JELEK CUKUP BAIK BAIK KATEGORI 2 Grafik 9. Daya pembeda soal tes Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika SMP Paket D Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa 1 butir tes (2,5%) termasuk soal jelek sekali yaitu butir soal nomor 9, 3 butir tes (7,5%) termasuk soal cukup yaitu butir soal nomor 14, 26, 3, 35, 34 butir tes (85%) termasuk soal baik yaitu butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 1, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 2, 21, 22, 23, 24, 25, 28, 29, 31, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 4, dan 2 butir tes (5%) termasuk soal baik sekali yaitu butir soal nomor 27, 32. Selanjutnya menurut Arikunto (22), indeks daya beda yang baik yaitu soal yang mempunyai indeks daya beda (DP) antara,41 1, diperoleh sebanyak 36 butir soal yaitu butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 1, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 2, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 4. e. Paket E Muhammad Idris, Arvyaty 55

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 213 4 3 2 1 2 JELEK 4 28 JELEK CUKUP BAIK KATEGORI 6 BAIK Grafik1. Daya pembeda soal tes Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika SMP Paket E Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa 2 butir tes (5%) termasuk soal jelek sekali yaitu butir soal nomor 9, 19, 4 butir tes (1%) termasuk soal cukup yaitu butir soal nomor 4, 22, 27, 3, 28 butir tes (7%) termasuk soal baik yaitu butir soal nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 2, 21, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 31, 34, 35, 37, 38, 39, 4, dan 6 butir tes (15%) termasuk soal baik sekali yaitu butir soal nomor 8, 1, 12, 32, 33, 36. Selanjutnya menurut Arikunto (22), indeks daya beda yang baik yaitu soal yang mempunyai indeks daya beda (DP) antara,41 1, diperoleh sebanyak 32 butir soal yaitu butir soal nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 1, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 2, 21, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 4, 5. Pengecoh Soal (Distraktor) Pengecoh soal Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika SMP pada sub rayon II Kota Kendari tahun pelajaran 211/212 dikelompokkan ke dalam dua bagian, yakni pengecoh yang sudah berfungsi dengan baik (efektif) jika dipilih paling sedikit 5% (,5) dari pengikut tes dan pengecoh yang belum berfungsi (tidak efektif). Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan program Iteman yang ditunjukkan oleh Prop. Endorsing pada Alternative Statistics, diperoleh data bahwa butir tes yang pengecohnya sudah berfungsi dengan baik yaitu : pada paket A butir soal nomor 19, paket B butir soal nomor 9, paket C butir soal nomor 9, 19, dan 34, paket D butir soal nomor 11 dan 25, paket E butir soal nomor 19. Sedangkan butir soal yang lainnya tidak efektif dan perlu dilakukan revisi. Pembahasan Reliabilitas tes pada paket soal tes Ujian Nasional relatif sama dengan derajat keterandalan yang sangat tinggi dan besaran nilai Standard Error of Measurement (SEM) relatif sama pula dengan besaran nilai SEM yang cukup kecil. Hal ini mengindikasikan bahwa soal tes tersebut konsisten dan handal untuk digunakan sebagai alat ukur. Hasil analisis menggunakan program iteman menunjukkan bahwa pada paket A dan paket D terdapat 38 butir soal mudah, dan 2 butir soal sukar, paket B dan 56 www.pendmatematikauho.hol.es

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 213 paket D terdapat 37 butir soal mudah, 1 butir soal sedang dan 2 butir soal sedang dan paket C terdapat 36 butir soal mudah, 2 butir soal sedang, dan 2 butir soal sukar. Perbandingan tingkat kesukaran butir soal Ujian Nasional dapat dilihat pada grafik berikut. 4 3 2 1 A B C D E PAKET SOAL MUDAH SEDANG SUKAR Gambar 11. Perbandingan Tingkat Kesukaran Soal Berdasarkan grafik perbandingan di atas, dapat diketahui bahwa paket A dan paket D memiliki perbandingan tingkat kesukaran yang setara dengan perbandingan 19 : : 1, paket B, paket E juga memiliki perbandingan tingkat kesukaran yang setara dengan perbandingan 37 : 1 : 2, dan paket C memiliki perbandingan 18 : 1 : 1. Hal ini mengindikasikan bahwa peserta ujian nasional matematika SMP pada sub rayon II Kota Kendari lebih mudah menghadapi soal paket A dan paket D dibandingkan dengan soal paket B, paket C dan paket E. Tingkat kesukaran soal tes yang diteliti termasuk kurang baik, karena tidak sesuai dengan petunjuk penulisan butir soal tes yang baik menurut Jayadi dalam Depdikbud (25 : 25), yaitu dalam setiap perangkat soal tes harus memuat 3% soal mudah, 5% soal sedang dan 2% soal sukar, atau dengan perbandingan tingkat kesukaran soal untuk ketiga kategori mudah, sedang dan sukar adalah 3 : 5 : 2, dengan kata lain apabila jumlah soal tes 4 butir maka sebaiknya terdiri dari 12 butir soal mudah, 2 butir soal sedang dan 8 butir soal sukar. Butir soal yang memiliki tingkat kesukaran tidak baik harus diperbaiki sesuai dengan kategorinya. Bila tingkat kesukaran berkategori mudah, maka soal diperbaiki agar tidak terlalu mudah bagi siswa dan bila tingkat kesukaran berkategori sulit, maka soal diperbaiki agar tidak terlalu sulit bagi siwa. Soal tes yang diujikan berdasarkan tingkat kesukarannya masih terlalu mudah bagi siswa sehingga pengukuran masih belum maksimal. Ketika seluruh peserta tes menjawab salah pada butir soal, atau bahkan seluruhnya menjawab benar, maka ada kecenderungan butir soal tersebut tidak digunakan, demikian pula, apabila butir soal hampir seluruh peserta tes menjawab salah pada butir tersebut, maka butir soal tersebut juga tidak baik. Kecenderungan yang terjadi Muhammad Idris, Arvyaty 57

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 213 adalah untuk tidak menggunakan kembali butir soal-soal tersebut. Hasil analisis menggunakan program iteman menunjukkan bahwa pada paket A terdapat 2 butir soal jelek sekali, 5 butir soal cukup, dan 33 butir soal baik, paket B terdapat 1 butir soal jelek sekali, 1 butir soal jelek, 6 butir soal cukup, 28 butir soal baik, dan 4 butir soal baik sekali, paket C terdapat 2 butir soal jelek sekali, 2 butir soal jelek, 8 butir soal cukup, 25 butir soal baik dan 3 butir soal baik sekali, paket D terdapat 1 butir soal jelek sekali, 3 butir soal cukup, 34 butir soal baik, dan 2 butir soal baik sekali, paket E terdapat 2 butir soal jelek sekali, 4 butir soal cukup, 28 butir soal baik, dan 6 butir soal baik sekali. Perbandingan daya pembeda butir soal Ujian Nasional dapat dilihat pada grafik berikut. 4 3 2 1 A B C D E PAKET SOAL JELEK JELEK CUKUP BAIK BAIK Gambar 12. Perbandingan Daya Pembeda Soal Grafik di atas menunjukkan daya pembeda pada paket A, paket B, paket C, paket D, dan paket E soal tes ujian nasional matematika SMP pada sub rayon II Kota Kendari. Kelima paket tersebut memperlihatkan bahwa indeks daya pembeda tergolong sangat baik, karena sebagian besar butir tes terkategori baik dan baik sekali, sehingga dapat membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Butir soal yang memiliki daya pembeda baik, berarti butir soal tersebut dapat dijawab lebih banyak oleh siswa yang pintar. Butir soal yang mempunyai daya pembeda jelek sekali dan jelek yaitu pada paket A butir soal nomor 9, paket B butir soal nomor 9, paket C butir soal nomor 9, 35, 39, paket D butir soal nomor 9, dan paket E butir soal nomor 9 sebaiknya dibuang karena tidak dapat membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Perbandingan efektivitas pengecoh (distraktor) butir soal Ujian Nasional dapat dilihat pada grafik berikut. 58 www.pendmatematikauho.hol.es

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 213 4 35 3 25 2 15 1 5 A B C D E PAKET SOAL EFEKTIF TIDAK EFEKTIF Grafik 13. Perbandingan Efektivitas Pengecoh Soal Tes Ujian Nasional Berdasarkan Gambar di atas, dapat diketahui bahwa kelima paket tes ujian nasional tersebut lebih banyak pengecoh soalnya yang tidak efektif atau belum berfungsi dengan baik dari pada yang efektif. Hal ini menunjukkan bahwa pengecoh soal (distraktor) tidak melaksanakan fungsinya secara maksimal artinya distraktor tersebut tidak mempunyai daya tarik yang besar bagi pengikutpengikut tes yang kurang memahami konsep atau kurang menguasai bahan untuk dipilih. Butir soal yang memiliki distraktor yang efektif karena dipilih oleh 5% (,5) dari pengikut tes dan butir soal yang memiliki distraktor yang tidak efektif karena belum dipilih oleh minimal 5% dari pengikut tes, sehingga butir soal yang memiliki distraktor yang tidak efektif perlu dilakukan revisi agar distraktornya dapat berfungsi secara efektif dan butir soal tersebut dapat digunakan kembali. Revisi terhadap distraktor tersebut tidak dilakukan secara keseluruhan, namun distraktor tersebut ada yang revisi terhadap satu distraktor dan ada juga yang revisi terhadap dua distraktor. Simpulan dan Saran Simpulan Koefisien reliabilitas tes relatif sama pada setiap paketnya yang menunjukkan nilai alpha yang baik dan tergolong dalam derajat keterandalan yang sangat tinggi, sehingga soal tes tersebut konsisten dan handal untuk digunakan sebagai alat ukur. Kesalahan Baku Pengukuran (Standard Error of Measurement/SEM) menunjukkan bahwa nilai kesalahan baku pengukurannya cukup kecil sehingga tes tersebut konsisten sebagai alat ukur. Tingkat kesukaran butir soal belum memenuhi proporsi soal yang baik seperti yang ditetapkan oleh Jayadi dalam Depdikbud yaitu 3 : 5 : 2, dan berdasarkan hasil analisis juga ditemukan bahwa butir soal tersebut pada paket A dan paket D memiliki perbandingan yang setara yaitu 19 : : 1, paket B dan paket E juga memiliki perbandingan yang setara yaitu 37 : 1 : 2, dan paket C memiliki perbandingan 18 : 1 : 1, yang mengindikasikan bahwa peserta ujian nasional matematika SMP pada sub rayon II Kota Kendari lebih mudah menghadapi soal paket A dan paket D dibandingkan dengan soal paket B, paket C dan paket D. Muhammad Idris, Arvyaty 59

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 213 Daya pembeda soal pada paket A, paket B, paket C, paket D, dan paket E sangat baik sehingga dapat membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.. Pengecoh setiap butir soal belum berfungsi dengan baik (tidak efektif), karena dari lima paket yang diujikan hanya terdapat 1 3 butir soal yang pengecohnya berfungsi dengan baik (efektif), yaitu : pada paket A butir soal nomor 19, paket B butir soal nomor 9, paket C butir soal nomor 9, 19 dan 34, paket D butir soal nomor 11 dan 25, dan paket E butir soal nomor 19. Saran Berdasarkan hasil simpulan dari penelitian ini dapat dikemukakan saransaran sebagai berikut ; (i) Dalam penelitian ini ditemukan tingkat kesukaran dan pengecoh yang belum memenuhi kriteria soal yang baik, karena itu disarankan kepada penyusun soal selanjutnya agar lebih memperhatikan kriteria penulisan soal yang baik agar dapat mengukur kemampuan siswa. (ii). Perlu diadakan penelitian relevan yang berkelanjutan sehingga dapat terus dipantau, agar dalam proses pengukuran di bidang evaluasi selanjutnya diperoleh hasil yang baik dan tes yang berkualitas. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 22. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.. Esti, Sri, Wuryani Djiwandono. 28. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo. Jayadi, 25. Analsis Butir Soal Tes Bidang Studi Matematika Siswa Kelas II Semester 2 Tahun Ajaran 22/23 di SMP Negeri 1 Andoolo Kabupaten Konawe Selatan. Kendari: Skripsi Unhalu Mudjijo, 1995. Tes Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara. Musafir, Day. 211. Jenis-Jenis Tes Evaluasi Pembelajaran. Diakses pada tanggal 1 Juli 212 dari postingan http://www.yayasansabilillah.org/index.php/artikel-aberita/iptek/69-jenis-tes.html. Nasution, Noehi dan Adi Suryanto. 28. Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. Purwanto, M. Ngalim. 1991. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Remaja Rosdakarya. Safari, 1993. Menyusun Soal Bermutu dalam Buletin, Pengujian dan Penelitian. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengujian. Thoha, M. Chabib. 23. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada 6 www.pendmatematikauho.hol.es