KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA JENJANG SLTP DI KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN AJARAN 2011/2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA JENJANG SLTP DI KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN AJARAN 2011/2012"

Transkripsi

1 KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA JENJANG SLTP DI KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN AJARAN 2011/2012 Adham Panggu Rumanda 1), La Misu 2) 1) Alumni Program Studi Pendddikan Matematika, 2) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP UHO. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Tingkat kesukaran butir soal ujian nasional mata pelajaran matematika jenjang SLTP tahun ajaran 2011/2012, (2) Penyebaran aspek berpikir kognitif terkait soal-soal ujian nasional berdasarkan taksonomi bloom, (3) Daya pembeda butir soal, (4) Berfungsi tidaknya distraktor pada setiap butir soal, (5) Besarnya reliabilitas, dan (6) Besarnya kesalahan baku pengukuran tes. Dari hasil pengolahan data diperoleh kesimpulan: (1) Analisis tingkat kesukaran butir soal sudah cukup baik, (2) Analisis penyebaran aspek berpikir kognitif ditemukan 10 soal berada pada tingkatan kognitif C1, 22 soal berada pada tingkatan kognitif C2, dan 8 soal berada pada tingkatan kognitif C3, (3) Analisis daya pembeda menunjukkan bahwa daya pembeda butir soal cukup baik, (4) Analisis efektivitas distraktor diperoleh 40 butir soal (100%) mempunyai distraktor efektif, (5) Reliabilitas butir soal sebesar (tergolong sedang), dan (6) Kesalahan baku pengukuran sebesar 2,575. Kata Kunci: kualitas tes; ujian nasional Pendahuluan Pembangunan bidang pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan nasional dan memegang peranan penting dalam usaha mencapai tujuan pembangunan secara keseluruhan. Sebagai salah satu aspek pembangunan nasional, pendidikan diselenggarakan untuk menciptakan manusiamanusia yang berkualitas dengan tingkat pengetahuan dan keterampilan yang tinggi. Untuk mengetahui keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran yang diberikan kepada siswa dan sejauh mana siswa dapat menyerap materi tersebut, dapat diperoleh melalui alat evaluasi yang digunakan. Pendapat Tyler dalam Arikunto (2009: 3) yang mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagai mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Evaluasi dilakukan dalam usaha untuk membuat keputusan mengenai keberhasilan proses mengajar, kesiapan belajar siswa dan tercapainya kurikulum. Tujuan utama melakukan evaluasi dalam Adham Panggu Rumanda, La Misu 89

2 proses belajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan intruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan menghilangkan kesulitan belajarnya. Oleh sebab itu, diharapkan soal-soal dalam evaluasi tersebut dapat disusun sesuai dengan dasar-dasar penyusunan tes secara nasional. Faktor kurikulum erat hubungannya dengan evaluasi, hasil pendidikan, serta tujuan pendidikan. Upaya peningkatan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem penilaiannya. Keduanya saling terkait, sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik, begitu pula sebaliknya. Penilaian merupakan tahap akhir proses pembelajaran yang pada dasarnya adalah memberikan nilai berdasarkan kriteria tertentu. Oleh karena itu, penilaian atau evaluasi dalam pendidikan sangat penting dilakukan. Penilaian merupakan alat ukur untuk mengetahui seberapa jauh tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai setelah siswa mengalami aktivitas belajar. Dalam hal ini, penilaian merupakan bukti langsung kemampuan siswa. Nurkancana (1986: 1) mengemukakan evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan. Sedangkan Purwanto (1997: 13-14) yang dimaksud dengan evaluasi adalah: 1. Menilai/menguji apa yang seharusnya dinilai. 2. Pelaksanaan penilaian dan memperbaiki kesalahan anak dimulai dari awal pelajaran sampai akhir pelajaran. 3. Alat evaluasi yang digunakan disesuaikan dengan apa yang akan dinilai. 4. Tahap penilaian yang terdiri dari formatif, tes subsumatif dan evaluasi akhir cawu. 5. Penilaian nilai rapor. Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Padanan tata evaluasi adalah assessmen yang berarti proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang telah dicapai oleh seorang siswa sesuai dengan kriteria yang ditetapkan (Syah, 2003: 196). Sanjaya (2008: 141) mengemukakan bahwa tedapat dua hal yang menjadi karakteristik evaluasi. Pertama, evaluasi merupakan suatu proses. Artinya, dalam suatu pelaksanaan evaluasi mestinya terdiri dari berbagai macam tindakan yang harus dilakukan. Dengan demikian evaluasi bukanlah hasil atau produk tetapi rangkaian kegiatan, dengan kata lain, evaluasi dilakukan untuk menentukan judgment terhadap sesuatu. Kedua, evaluasi berhubungan dengan pemberian nilai atau arti. Artinya, berdasarkan hasil pertimbangan evaluasi apakah sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak. Dengan kata lain, evaluasi dapat menunjukkan kualitas yang dinilai. Secara umum, tujuan evaluasi adalah untuk menghimpun bahan-bahan keterangan akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan dan kemajuan peserta didik. Selain itu, juga untuk mengetahui efektivitas dari metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran. Adapun secara khusus tujuan evaluasi ialah pertama, untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan. Kedua, 90

3 untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicarikan jalan keluar untuk memperbaikinya (Daryanto, 1997: 7). Analisis butir soal adalah pengkajian pertanyaan agar diperoleh perangkat tes yang memiliki kualitas yang baik. Suatu tes yang baik berarti tes tersebut memiliki buir-butir soal yang baik pula. Oleh karena itu, pengujian derajat kebaikan suatu tes tidak dapat terlepas dari pengujian atau analisis kebaikan butir-butir soalnya. Tujuan utama analisis butir soal ini adalah untuk meningkatkan validitas dan reliabilitas tes itu sendiri secara keseluruhan (Mudjijo, 1994: 61). Sudjana (1992: 135) menyatakan analisis butir soal atau analisis item adalah pengkajian pertanyaan-pertanyaan agar diperoleh perangkat pertanyaan yang memiliki kualitas yang memadai. Ada dua jenis analisis butir soal, yakni analisis tingkat kesukaran dan analisis daya pembeda). Demikian pula Arikunto (1995: 211) mengemukakan tiga masalah yang berhubungan dengan analisis butir soal yaitu: taraf kesukaran, daya pembeda dan pola jawaban soal. Analisis butir soal antara lain bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang baik, kurang baik dan soal yang jelek. Dengan analisis soal dapat diperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soal dan petunjuk untuk mengadakan perbaikan. Kebaikan sebuah soal ditinjau dari tiga aspek yaitu taraf kesukaran, daya pembeda dan pola jawaban soal (Haryanto, 1997: 179). Demikian pula oleh Safari dalam Nirsam (2001: 18), secara tradisional ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis secara kuantitatif yaitu mengetahui tingkat kesukaran, daya pembeda dan reliabilitas tes. Ditambahkannya pula setelah diketahui besarnya koefisien reliabilitas tes, maka dapat diketahui kesalahan baku pengukuran yang berguna untuk mengetahui besarnya faktor kesalahan baku pengukuran. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kemampuan siswa dalam menjawab soal, bukan dilihat dari segi yang lain. Persoalan yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran adalah tingkat penentuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sulit atau sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaiknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya (Haryanto : 179). Kriteria indeks kesukaran butir soal mengacu kepada indeks kesukaran yang dikemukakan oleh Arikunto (2009: 210) adalah soal dengan 0,00 P < 0,30 adalah soal sukar, soal dengan 0,30 P < 0,70 adalah soal sedang, soal dengan 0,70 P 1,00 adalah soal mudah. Analisis daya pembeda butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah prestasinya. Tes dikatakan tidak mempunyai daya pembeda apabila tes tersebut diujikan kepada anak yang tergolong berkemampuan rendah hasilnya lebih tinggi daripada diujikan kepada anak yang berkemampuan tinggi. Jika D 0,40 maka butir soal berfungsi secara sangat memuaskan. Jika 0,30 D < 0,40 maka butir soal memerlukan revisi kecil atau tidak sama sekali. Jika 0,20 D < 0,30 maka butir soal Adham Panggu Rumanda, La Misu 91

4 berada dalam batas antara diterima dan disisihkan sehingga memerlukan revisi. Jika D < 0,20 maka butir soal harus disisihkan atau direvisi secara total. Pola jawaban yang dimaksud di sini adalah distribusi testee dalam hal menentukan pilihan jawaban pada soal bentuk pilihan ganda. Pola jawaban soal diperoleh dengan menghitung banyaknya testee yang memilih pilihan a, b, c, atau d atau yang tidak memilih pilihan manapun. Dari pola jawaban soal dapat ditentukan apakah pengecoh (distractor) berfungsi sebagai pengecoh dengan baik atau tidak. Pengecoh yang tidak dipilih sama sekali oleh testee berarti bahwa pengecoh itu jelek, terlalu menyolok menyesatkan. Sebaliknya sebuah distractor (pengecoh) dapat dikatakan berfungsi dengan baik apabila distractor tersebut mempunyai daya tarik yang besar bagi pengikut-pengikut tes yang kurang memahami konsep atau kurang menguasai bahan. Analisis reliabilitas suatu tes pada hakikatnya menguji kepercayaan tes apabila diberikan berulang-ulang pada objek yang sama. Suatu tes dikatakan reliabel apabila beberapa kali pengujian menunjukkan hasil yang relatif sama. Pengujian tes dapat dilakukan terhadap obyek yang sama pada waktu yang berlainan dengan selang waktu yang tidak teralu lama atau terlalu singkat. Bisa juga dilakukan dengan membandingkan hasil pengujian dari tes yang setara. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tepat (Arikunto, 2009: 86). Untuk menentukan/ menafsirkan reliabilitas digunakan klasifikasi menurut Arikunto (2009: 75). r 0,20 (sangat rendah), 0,20 < r 0,40 (rendah), 0,40 < r 0,60 (cukup), 0,60 < r 0,80 (tinggi), 0,80 < r 1,00 (sangat tinggi) Konsep lain yang juga merefleksikan konsistensi suatu tes adalah nilai kesalahan baku pengukuran. Kesalahan baku pengukuran merupakan estimasi tentang bagaimana seorang peneliti evaluasi mengharapkan kesalahan dari tes yang telah dibuat. Kesalahan baku pengukuran pada umumnya dapat juga menunjukkan tingkat reliabilitas tes. Jika nilai kesalahan baku pengukuran suatu tes yang telah dibuat kecil, berarti reliabilitas tes tersebut tinggi. Sebaliknya, jika nilai kesalahan baku pengukuran besar, berarti bahwa tes yang dibuat mempunyai reliabilitas rendah Sukardi (2011: 50). Bloom (1987) mengelompokkan hasil belajar atas tiga aspek, yaitu : (1) aspek kognitif berhubungan dengan perubahan pengetahuan, (2) aspek afektif berhubungan dengan perkembangan atau perubahan sikap, (3) aspek psikomotor berhubungan dengan penguasaan keterampilan motorik. Aspek kognitif dibagi menjadi 6 tingkatan yaitu : ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Keenam aspek ini dapat dinyatakan dalam bentuk perilaku akhir yang mengisyaratkan kinerja siswa yang akan didemonstrasikan pada akhir pembelajaran. Ingatan (C1) adalah kemampuan memanggil kembali pengetahuan dan informasi relevan yang telah tersimpan dalam memori jangka panjang. Pemahaman (C2) adalah kemampuan membangun arti dari pesan-pesan pembelajaran, baik secara lisan, tulisan, ataupun melalui komunikasi grafis. Aplikasi (C3) adalah kemampuan menggunakan cara atau prosedur dalam situasi tertentu. Analisis (C4) adalah kemampuan menguraikan materi ke dalam bagian-bagian dan menentukan hubungan antara bagian serta menghubungkannya dengan keseluruhan bagian. Sintesis (C5) adalah kemampuan 92

5 menggabungkan unsur-unsur menjadi suatu bentuk baru yang berhubungan keseluruhan secara logis serta membuat produk baru yang orisinil. Evaluasi (C6) adalah kemampuan membuat pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar tertentu. Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: (1) Bagaimana tingkat kesukaran butir soal ujian nasional mata pelajaran matematika jenjang SLTP tahun ajaran 2011/2012 baik secara kualitas maupun kuantitas? (2) Bagaimana penyebaran aspek berpikir kognitif soal Ujian Nasional menurut Taksonomi Bloom? (3) Bagaimana daya pembeda butir soal ujian nasional mata pelajaran matematika jenjang SLTP tahun ajaran 2011/2012? (4) Apakah distraktor pada setiap butir soal ujian nasional mata pelajaran matematika jenjang SLTP tahun ajaran 2011/2012 telah berfungsi dengan baik? (5) Berapa besar reliabiltas soal ujian nasional mata pelajaran matematika jenjang SLTP tahun ajaran 2011/2012?, dan (6) Berapa besar kesalahan baku pengukuran soal ujian nasional mata pelajaran matematika jenjang SLTP tahun ajaran 2011/2012? Metode Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November tahun 2012 bertempat di Kantor Dinas Pendidikan Sulawesi Tenggara. Populasi dalam penelitian ini adalah paket soal yang terdiri dari 5 paket dan semua lembar jawaban siswa kelas III peserta tes Ujian Nasional bidang studi matematika jenjang SLTP tahun pelajaran 2011/2012 di Kabupaten Konawe Selatan sebanyak 4093 lembar jawaban siswa. Sampel paket soal Ujian Nasional adalah paket A65 yang ditentukan dengan tekhnik Purposive Sampling dan sampel lembar jawaban adalah 200 lembar jawaban. Pengambilan sampel lembar jawaban didasarkan pendapat Nunally dan Muhammad Nur dalam Safrudin (2001: 26-27), yang menyebutkan bahwa sampel sebaiknya diambil sebanyak 5 sampai 10 kali butir soal. Dalam penelitian ini terdapat 40 butir soal Ujian Nasional. Hasil Secara kuantitatif, hasil analisis soal ujian nasional matematika jenjang SLTP di Kabupaten Konawe Selatan, tahun ajaran 2011/2012 paket soal A65 sebanyak 40 nomor dapat diketahui dengan menggunakan program ITEMAN versi Hasil analisis yang dapat diketahui meliputi indeks tingkat kesukaran soal, daya pembeda, efektifitas pengecoh, reliabilitas soal dan kesalahan baku pengukuran. Berdasarkan analisis program iteman, tingkat kesukaran soal ditunjukkan oleh prop correct, daya pembeda soal dilihat pada point biser, keefektifan distraktor pada prop endorsing, reliabilitas soal pada koefisien alpha dan kesalahan baku pengukuran ditunjukkan oleh Standar Error of Measurement / SEM. Secara kualitatif, hasil analisis soal ujian nasional matematika SMP se-kabupaten Konawe Selatan tahun ajaran 2011/2012 paket soal A65 sebanyak 40 nomor dapat diketahui dengan menggunakan taksonomi bloom. Hasil analisis yang dapat diketahui meliputi tingkat kesukaran soal dan tingkat kognitif soal. Hasil penelitian dan analisis selengkapnya dapat dilihat pada sajian berikut. 1. Analisis Tingkat Kesukaran Hasil analisis tingkat kesukaran (TK) butir soal UN mata pelajaran matematika tahun pelajaran 2011/2012 pada jenjang SLTP di Kabupaten Konawe Selatan secara kuantitatif dengan menggunakan program iteman tampak pada Tabel 1 Adham Panggu Rumanda, La Misu 93

6 Tabel 1 Tingkat Kesukaran Butir Soal UN Mata Pelajaran Matematika Paket soal A65 Jenjang SLTP di Kabupaten Konawe Selatan. No. Interval Indeks Kusukaran Nomor Butir Soal Jumlah Kategori 1. 0,00 TK < 0,30-0 Sukar 2. 0,30 TK < 0,70 1, 19, 25, 26, 27, 33 6 Sedang 3. 0,70 TK 1,00 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 39, Mudah Jumlah 40 - Tabel di atas menunjukan bahwa tingkat kesukaran butir soal berdasarkan kemampuan siswa pada jenjang SLTP di Kabupaten Konawe Selatan dalam menyelesaikan soal matematika tahun pelajaran 2011/2012 untuk paket soal A56 terdapat 34 butir soal (85 %) mudah, 6 butir soal (15 %) sedang dan tidak butir soal yang sukar. ` 2. Tingkat Kognitif soal Ujian Nasional menurut Taksonomi Bloom (C1-C6). Berdasarkan Taksonomi Bloom penyebaran aspek berpikir kognitif butir soal ujian nasional matematika jenjang SLTP di Kabupaten Konawe Selatan Tahun Ajaran 2011/2012 paket soal A65 tampak pada Tabel 2. Tabel 2 Tingkat Kognitif butir Soal UN Mata Pelajaran Paket Soal A65 Jenjang SLTP di Kabupaten Konawe Selatan. No. Aspek Berpikir Tingkat Kognitif Nomor Butir Soal 1 Pengetahuan C1 22, 29, 35, 37 2 Pemahaman C2 1, 2, 4, 5, 7, 10, 11, 13, 15, 16, 21, 26, 28, 30, 31, 33, 36, 38, 39, 40 3 Penerapan C3 3, 6, 8, 9, 12, 14, 17, 18, 19, 20, 23, 24, 25, 27, 32, Analisis daya Pembeda Hasil analisis daya pembeda butir soal UN mata pelajaran matematika tahun pelajaran 2011/2012 paket soal A65 pada SMPN se-kabupaten Konawe Selatan dengan menggunakan program iteman tampak pada Tabel

7 Tabel 3 Pengelompokkan Daya Pembeda Butir Soal UN Mata Pelajaran Matematika Paket Soal A65 Jenjang SLTP di Kabupaten Konawe Selatan No. Interval Daya Pembeda Nomor Butir Soal Jumlah Kategori 1. DP Negatif 1 1 Jelek Sekali 2. 0,00 DP < 0,20 2, 3, 6, 7, 10, 18, 25, 26, 30, 33, Jelek 3. 0,20 DP < 0,40 4, 11, 12, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23,27, 29,31, 34, 36, 37, Cukup / Sedang 4. 0,40 DP < 0,70 5, 8, 9, 13, 14, 24, 10 Baik 28, 32, 35, ,70 DP 1,00-0 Baik Sekali Dari tabel di atas terlihat bahwa ada 1 butir soal (2,5 %) mempunyai DP Negatif, 11 butir soal (27,5 %) mempunyai DP jelek, 18 butir soal (45 %) mempunyai DP cukup, 10 butir soal (20%) mempunyai DP baik dan Jumlah 40-0 butir soal (0 %) mempunyai DP baik sekali. 3. Efektifitas Distraktor / Pengecoh Tabel 4 Analisis Pengecoh Soal UN Mata Pelajaran Matematika Paket Soal A65 Jenjang SLTP di Kabupaten Konawe Selatan Kategori Butir Soal Jumlah Presentasi Baik (Efektif) 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, % Revisi (Tidak Efektif) % Jumlah % Adham Panggu Rumanda, La Misu 95

8 4. Reliabilitas Soal Reliabilitas soal diketahui dari koefisien alpha. Besarnya alpha pada skala statistik (scale statistics) ialah Dengan demikian, reliabilitas soal Ujian Nasional dapat dikatakan sedang. 5. Kesalahan Baku Pengukuran Kesalahan baku pengukuran dalam hasil iteman ditunjukkan oleh Standar Error of Measurement/SEM. Dari hasil análisis diperoleh nilai SEM sebesar 2,575. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis dari 40 butir soal terdapat 0 butir soal (0 %) berkategori sulit, 6 butir soal (15 %) berkategori sedang, dan 34 butir soal (85 %) berkategori mudah. Butir soal dinyatakan baik bila tingkat kesukaran berada dalam kategori sedang dan dinyatakan buruk bila terlalu mudah atau sulit. Dengan demikian 6 butir soal yaitu nomor 1, 19, 25, 26, 27, 33 berkriteria baik. Dapat dikatakan sebanyak 15 % butir soal dinyatakan baik dan 85 % butir soal dinyatakan tidak baik berdasarkan analisis tingkat kesukaran. Butir soal yang memiliki tingkat kesukaran tidak baik harus diperbaiki sesuai dengan kategorinya. Bila TK berkategori mudah, maka soal diperbaiki agar tidak terlalu mudah bagi siswa dan bila TK berkategori sulit, maka soal diperbaiki agar tidak terlalu sulit bagi siswa. Tingkat kesukaran soal tes yang diteliti termasuk kurang baik, karena tidak sesuai dengan petunjuk penulisan butir soal tes yang baik menurut Jayadi dalam Depdikbud (2005 : 25), yaitu dalam setiap perangkat soal tes harus memuat 30% soal mudah, 50% soal sedang dan 20% soal sukar, atau dengan perbandingan tingkat kesukaran soal untuk ketiga kategori mudah, sedang dan sukar adalah 3 : 5 : 2, dengan kata lain apabila jumlah soal tes 40 butir maka sebaiknya terdiri dari 12 butir soal mudah, 20 butir soal sedang dan 8 butir soal sukar. Secara keseluruhan, butir soal masih telalu mudah bagi siswa sehingga pengukuran tidak maksimal. Ketika seluruh peserta tes menjawab salah pada butir soal atau bahkan seluruhnya menjawab benar, maka ada kecenderungan soal tersebut tidak baik untuk digunakan. Berdasarkan taksonomi bloom soal ujian nasional matematika SMP se- Kabupaten Konawe Selatan, tahun ajaran 2011/2012 paket soal A65 terdapat 4 soal dengan tingkat kognitif C1, 20 soal dengan tingkat kognitif C2 dan 16 soal dengan tingkat kognitif C3. Soal dengan tingkat kognitif C1 berarti dalam penyelesaiannya soal tersebut meminta responden atau testee untuk mengenal atau mengetahui adanya konsep, fakta, atau istilah-istilah tanpa harus mengerti atau dapat menilai atau dapat menggunakannya. Soal dengan tingkat kognitif C1 tergolong mudah untuk diselesaikan. Soal dengan tingkat kognitif C2 berarti dalam penyelesaiannya responden atau testee mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini testee tidak hanya hafal secara verbal akan tetapi juga memahami konsep dari masalah atau soal yang ditanyakan. Soal dengan tingkat kognitif C2 tergolong sedang untuk diselesaikan. Soal dengan tingkat kognitif C3 berarti dalam penyelesaiannya testee dituntut kemampuannya untuk menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketahuinya dalam situasi yang baru baginya (diabstrakan). Abstraksi ini dapat berupa ide, teori, atau petunjuk praktis. Soal dengan tingkat kognitif C3 cenderung sulit. Soal-soal dengan tingkat kognitif C3 yang cenderung sukar sebagian besar dapat 96

9 dikerjakan dengan baik oleh testee, namun ada soal dengan tingkat kognitif C2 bahkan C1 yang kebanyakan testee menjawab salah, hal ini dapat berarti sebagian besar testee sudah melewati atau berada pada tahap berpikir C3 namun banyak testee yang kurang menguasai materi soal sehingga soalsoal dengan tingkat kognitif C1 dan C2 masih lumayan banyak yang menjawab salah. Berdasarkan hasil analisis dari 40 butir soal hanya ada 1 butir soal (2,5 %) dengan Daya Pembeda (DP) berkategori jelek sekali karena bernilai negatif, 11 butir soal (27,5 %) mempunyai DP jelek, 20 butir soal (50 %) mempunyai DP cukup, 8 butir soal (20 %) mempunyai DP baik dan 0 butir soal (0 %) mempunyai DP baik sekali. Butir soal yang baik adalah yang dapat membedakan antara kelompok siswa pandai dan bodoh dengan layak. Artinya, butir soal yang dapat dijawab benar oleh siswa pandai maupun siswa bodoh, maka butir soal tersebut tidak baik karena tidak mempunyai daya pembeda. Butir soal yang memiliki daya pembeda baik berarti butir soal tersebut dapat dijawab lebih banyak oleh siswa yang pintar. Soal-soal dengan D < 0,20 yaitu nomor 1, 2, 3, 6, 7, 10, 18, 25, 26, 30, 33, 40 harus disisihkan atau direvisi secara total, soal-soal dengan yaitu nomor 11, 16, 17, 19, 21, 22, 27, 29, 31, 37 berada dalam batas antara diterima dan disisihkan sehingga memerlukan revisi, soalsoal dengan yaitu nomor 4, 12, 15, 20, 23, 34, 36,39 memerlukan revisi kecil atau tidak sama sekali, soal-soal dengan yaitu nomor 5, 8, 9, 13, 14, 24, 28, 32, 35, 38 berfungsi sangat memuaskan. Daya pembeda tidak baik disebabkan oleh indeks kesulitan yang terlalu rendah dan terlalu tinggi. Butir soal yang terlalu sulit atau mudah tidak dapat membedakan siswa pandai dan siswa bodoh sehingga tidak mempunyai daya pembeda yang baik. Rendahnya daya pembeda juga dipengaruhi oleh faktor distraktor (pengecoh). Pengecoh dikatakan efektif apabila banyak dipilih oleh peserta tes yang berasal dari kelompok bawah, sebaliknya apabila pengecoh tersebut dipilih oleh peserta tes dari kelompok atas, berarti pengecoh tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dengan kata lain, butir soal tersebut tidak dapat membedakan siswa pandai dan siswa bodoh. Agar daya pembeda baik, penulis soal juga perlu memperhatikan keefektifan distraktor. Faktor tingkat kemampuan siswa juga mempengaruhi baik tidaknya daya pembeda. Tingkat kemampuan siswa berkaitan dengan persamaan dan perbedaan penguasaan materi. Persamaan kemampuan siswa menurunkan daya pembeda suatu butir soal. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi berpengaruh karena siswa yang menguasai materi dengan baik kemungkinan menjawab benar sangat tinggi dan sebaliknya bagi kelompok siswa yang kurang menguasai materi kemungkinan untuk menjawab soal dengan benar adalah rendah. Berdasarkan hasil analisis, dari 40 butir soal diketahui semuanya memiliki distraktor yang efektif. Distraktor efektif karena dipilih minimal 5 % dari peserta tes. Dari 40 butir soal, kebanyakan hanya mempunyai satu distraktor yang efektif, namun ada juga yang mempunyai dua distraktor yang efektif. Secara keseluruhan distraktor sudah bagus dan berfungsi efektif, sehingga distraktor tidak perlu diadakan revisi. Reliabilitas soal diketahui dari koefisien alpha. Koefisien alpha dalam analisis soal Ujian Nasional SMPN se- Kabupaten Konawe Selatan ialah 0,695. Dengan demikian, reliabilitas soal Ujian Nasional SMPN se-kabupaten Konawe Selatan dapat dikatakan sedang. Besarnya alpha yang relevan dan dinyatakan baik bila berada pada kisaran 0,80-1,00. Nilai alpha Adham Panggu Rumanda, La Misu 97

10 0,695 belum menyatakan bahwa kualitas soal baik tapi dikategorikan sebagai soal yang layak (cukup) dan masih perlu adanya perbaikan, baik itu tingkat kesulitan soal, daya pembeda, dan keefektifan distraktor sebagai pengecoh jawaban. Simpulan dan Saran Simpulan Analisis tingkat kesukaran baik secara kuantitatif maupun kualitatif masih kurang baik. Analisis penyebaran aspek berpikir kognitif soal Ujian Nasional Matematika jenjang SLTP di Kabupaten Konawe Selatan, tahun ajaran 2011/2012 paket soal A65 menurut taksonomi bloom diketahui 4 soal berada pada tingkatan kognitif C1, 20 soal berada pada tingkatan kognitif C2, dan 16 soal berada pada tingkatan kognitif C3. Analisis daya pembeda menunjukkan bahwa daya pembeda butir soal cukup baik, namun belum maksimal untuk dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Analisis efektivitas distraktor diperoleh 40 butir soal (100 %) mempunyai distraktor efektif. Reliabilitas butir soal sebesar (tergolong sedang), reliabilitas diketahui dari koefisien alpha. Kesalahan baku pengukuran dalam hasil iteman ditunjukkan oleh Standar Error of Measurement. Nilai SEM diperoleh 2,575. Hal ini berarti hasil pengukuran dapat dipercaya. Saran Dari hasil penelitian, diketahui kualitas soal belum secara tepat mengukur kemampuan siswa SLTP di Kabupaten Konawe Selatan, maka sangat disarankan untuk soal yang akan dibuat pada masa yang akan datang memperhatikan kriteria pembuatan soal yang baik terkait dengan soal Ujian Nasional, sehingga kualitasnya lebih baik dari sebelumnya. Perlu diadakan penelitian relevan yang berkelanjutan sehingga mutu pendidikan dapat terus dipantau dan dikendalikan, khususnya dalam bidang evaluasi yang memerlukan alat ukur yang berkualitas dalam proses pengukurannya. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara. Diknas Standar Kompetensi 2004 untuk SMP. Jakarta: Depdikbud. Ibrahim, R Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Jailani Pelatihan Teintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Proyek Peingkatan Mutu SLTP Jakarta. Kadir Pengaruh Pendekatan Problem Posing terhadap Prestasi Belajar Matematika Jenjang Pengetahuan, Pemahaman, Aplikasi, dan Evaluasi ditinjau dari Metakognisi Siswa SMU di DKI Jakarta. f. 15 September Lawrence, M.R. Question To Ask When Evaluating Test. Eric Digest. Artikel :ED Sumber erifaclty.net./ridigest/ed38567.html. tanggal 21 Desember La Misu Pengaruh Kemampuan Penalaran Formal dan Motivasi Berprestasi Terhadap Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas III SLTP Negeri Se Kotamadya Kendari. Kendari: Laporan Penelitian. Nur, Muhammad Pengantar Tes. Surabaya: Dirjen Dikti Depdikbud. 98

KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMP PADA SUB RAYON II KOTA KENDARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Muhammad Idris 1), Arvyaty 2)

KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMP PADA SUB RAYON II KOTA KENDARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Muhammad Idris 1), Arvyaty 2) Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 213 KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMP PADA SUB RAYON II KOTA KENDARI TAHUN PELAJARAN 211/212 Muhammad Idris 1), Arvyaty

Lebih terperinci

KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI DI KABUPATEN BUTON UTARA TAHUN AJARAN 2011/2012. Kata kunci: kualitas tes; ujian nasional

KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI DI KABUPATEN BUTON UTARA TAHUN AJARAN 2011/2012. Kata kunci: kualitas tes; ujian nasional KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI DI KABUPATEN BUTON UTARA TAHUN AJARAN 2011/2012 Aliati 1), Muchtar Ibrahim 2)) 1) Alumni Program Studi Pendddikan Matematika, 2) Dosen Program Studi

Lebih terperinci

KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA JENJANG SLTP SE-KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN AJARAN 2010/2011 DAN TAHUN AJARAN 2011/2012

KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA JENJANG SLTP SE-KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN AJARAN 2010/2011 DAN TAHUN AJARAN 2011/2012 KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA JENJANG SLTP SE-KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN AJARAN 2010/2011 DAN TAHUN AJARAN 2011/2012 Devi Nopita 1), Anwar Bey 2), Utu Rahim 3) 1) Alumni Program

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEMESTER MAHASISWA BIOLOGI MATA KULIAH BIDANG PENDIDIKANSEMESTER GASAL PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian, Peranan, Tujuan, dan Fungsi Evaluasi dalam Kegiatan Pembelajaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian, Peranan, Tujuan, dan Fungsi Evaluasi dalam Kegiatan Pembelajaran 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian, Peranan, Tujuan, dan Fungsi Evaluasi dalam Kegiatan Pembelajaran Evaluasi adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menentukan nilai dari suatu kegiatan pembelajaran

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL A. PENDAHULUAN

ANALISIS BUTIR SOAL A. PENDAHULUAN ANALISIS BUTIR SOAL A. PENDAHULUAN Tes adalah suatu pernyataan, tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau atribut pendidikan dan psikologi. Setiap butir

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER (UAS) BIOLOGI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KELAS X DAN XI PADA MAN SAMPIT. Nurul Septiana

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER (UAS) BIOLOGI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KELAS X DAN XI PADA MAN SAMPIT. Nurul Septiana ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER (UAS) BIOLOGI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KELAS X DAN XI PADA MAN SAMPIT Nurul Septiana Prodi TBG Jurusan PMIPA Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Palangkaraya

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL MATEMATIKA PADA UKA PLPG LPTK FAKULTAS TARBIYAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN Oleh Rahmawati

ANALISIS BUTIR SOAL MATEMATIKA PADA UKA PLPG LPTK FAKULTAS TARBIYAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN Oleh Rahmawati ANALISIS BUTIR SOAL MATEMATIKA PADA UKA PLPG LPTK FAKULTAS TARBIYAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN Oleh Rahmawati Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas butir soal matematika pada UKA PLPG

Lebih terperinci

KUALITAS BUTIR SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP IPA BIOLOGI DI SMP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL. Oleh SRI NURLAILA DJAKARIA NIM :

KUALITAS BUTIR SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP IPA BIOLOGI DI SMP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL. Oleh SRI NURLAILA DJAKARIA NIM : KUALITAS BUTIR SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP IPA BIOLOGI DI SMP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL Oleh SRI NURLAILA DJAKARIA NIM : 431 409 057 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA JURUSAN

Lebih terperinci

KUALITAS TES PRA OLIMPIADE BIDANG STUDI MATEMATIKA TINGKAT SMP DI KOTA BAUBAU

KUALITAS TES PRA OLIMPIADE BIDANG STUDI MATEMATIKA TINGKAT SMP DI KOTA BAUBAU Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 KUALITAS TES PRA OLIMPIADE BIDANG STUDI MATEMATIKA TINGKAT SMP DI KOTA BAUBAU La Eru Ugi 1, Darma Ekawati 2 Universitas Dayanu Ikhsanuddin 1,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. belajar mengajar. Guru sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar dapat

BAB II KAJIAN TEORI. belajar mengajar. Guru sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar dapat BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritis 1. Evaluasi Pendidikan Evaluasi merupakan salah satu sarana penting dalam meraih tujuan belajar mengajar. Guru sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar dapat

Lebih terperinci

KUALITAS TES SUMATIF MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 SAWA TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Sitti Fatimah 1), Zamsir 2)

KUALITAS TES SUMATIF MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 SAWA TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Sitti Fatimah 1), Zamsir 2) KUALITAS TES SUMATIF MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 SAWA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Sitti Fatimah 1), Zamsir 2) 1) Alumni Program Studi Pendidikan Matematika, 2) Dosen

Lebih terperinci

Analisis Butir Soal Matematika Buatan Guru Yang Digunakan Untuk Tes Semester II Kelas X SMA Negeri 8 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2011/2012

Analisis Butir Soal Matematika Buatan Guru Yang Digunakan Untuk Tes Semester II Kelas X SMA Negeri 8 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2011/2012 Analisis Butir Soal Matematika Buatan Guru Yang Digunakan Untuk Tes Semester II Kelas X SMA Negeri 8 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2011/2012 Ariandani a, Syofni b, Hj. Zetrisulita c a Alumni Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang 24 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang terletak di Jl. Zainal Abidin Pagar Alam No.14 Labuhanratu, Kedaton. Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal

BAB I PENDAHULUAN. Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal dan nonformal, tak terhindar dari pengukuran (measurement) dan tes. Suatu tes

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam merespon soal tes diagnosis serta latar belakang siswa yang mempengaruhi kemampuan

Lebih terperinci

O X O Pretest Perlakuan Posttest

O X O Pretest Perlakuan Posttest 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan tentang metode dan desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, prosedur penelitian dan instrumen penelitian serta teknik pengolahan data

Lebih terperinci

TES HASIL BELAJAR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER KELAS XI MADRASAH ALIYAH NEGERI MATA PELAJARAN FIQIH DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

TES HASIL BELAJAR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER KELAS XI MADRASAH ALIYAH NEGERI MATA PELAJARAN FIQIH DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2014 1 Tadrib Vol. II No. 2 Edisi Desember 2016 TES HASIL BELAJAR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER KELAS XI MADRASAH ALIYAH NEGERI MATA PELAJARAN FIQIH DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2014 Robi Awaludin Alumni UIN Raden Fatah

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL DENGAN TEORI TES KLASIK

ANALISIS BUTIR SOAL DENGAN TEORI TES KLASIK ANALISIS BUTIR SOAL DENGAN TEORI TES KLASIK Panduan Praktis Analisisbutir Soal dengan Teori Tes Klasik Menggunakan Iteman 3 Dipresentasikan pada PPM di SMPN 15 Yogyakarta Nur Hidayanto PSP JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang digunakan sebagai variabel penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang beberapa

Lebih terperinci

Kata kunci: analisis butir soal, mata pelajaran geografi,

Kata kunci: analisis butir soal, mata pelajaran geografi, 0 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEMESTER GENAP MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X SMA NEGERI 1 NATAR Rima Melati 1, Drs. Hi. Sudarmi, M.Si. 2 Drs. Zulkarnain, M.Si. 3 The objective of the research was to analyze

Lebih terperinci

BAHAN AJAR EVALUASI PEMBELAJARAN

BAHAN AJAR EVALUASI PEMBELAJARAN BAHAN AJAR EVALUASI PEMBELAJARAN ANALISIS POKOK UJI DRA. SITI SRIYATI, M.Si JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FPMIPA UPI ANALISIS POKOK UJI / TEKNIK ANALISIS SOAL TES ISTILAH YANG DIBERIKAN PADA PEKERJAAN YANG

Lebih terperinci

JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS IN ALL DISTRICTS OF TUMIJAJAR, ACADEMIC YEAR

JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS IN ALL DISTRICTS OF TUMIJAJAR, ACADEMIC YEAR ANALISIS BUTIR SOAL UAS GANJIL MAPEL PENJASORKES KELAS VII SMPN SE- KECAMATAN TUMIJAJAR TA 2016/2017 ANALYSIS OF THE FINAL SEMESTER EXAM QUESTIONS ON THE SUBJECT OF PHYSICAL EDUCATION, SPORTS, AND HEALTH

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap 22 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 1 Seputih Banyak tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 224 siswa yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu menggunakan perhitungan statistik yang hasilnya dapat dilihat berupa angka-angka. Sedangkan data dianalisis

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEKOLAH DASAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TAHUN PELAJARAN 20013/201 DI KABUPATEN PURBALINGGA

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEKOLAH DASAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TAHUN PELAJARAN 20013/201 DI KABUPATEN PURBALINGGA ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEKOLAH DASAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TAHUN PELAJARAN 20013/201 DI KABUPATEN PURBALINGGA Dwi Haryanto Guru SDN 1 Kutasari, Kabupaten Puralingga Email: dwiharyanto1968@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode quasy experiment atau eksperimen semu. B. DesainPenelitian Desain penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 254 siswa yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Butir Soal Analisis butir soal hasil ujian nasional Matematika tahun 010 pada siswa kelas IX MTs di Kota Banjarmasin merupakan bagian dari analisis

Lebih terperinci

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design (penelitian eksperimen tidak sebenarnya). Pre experimental design sering disebut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP TMI Roudlotul Qur an Metro yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP TMI Roudlotul Qur an Metro yang terletak di 36 III. METODE PENELITIAN 3. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP TMI Roudlotul Qur an Metro yang terletak di jalan Patimura Kelurahan Mulyojati 6 B Kecamatan Metro Barat Kota Metro.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN X O

BAB III METODE PENELITIAN X O BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian ini berdesain One-Shot Case Study. yaitu dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung 31 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung Tengah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

Lebih terperinci

ANALISIS SOAL UJIAN BIOLOGI SEMESTER I SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

ANALISIS SOAL UJIAN BIOLOGI SEMESTER I SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014. ANALISIS SOAL UJIAN BIOLOGI SEMESTER I SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Elsa Okta Kesuma 1, Renny Risdawati 2, Liza Yulia Sari 2 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tujuan tertentu. 1 Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang dirasa sulit bagi kebanyakan peserta didik. Prestasi belajar untuk memahami pelajaran fisika dalam suatu sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi operasional dalam penelitian, yaitu sebagai berikut: 1. Metode SQ3R dan writing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi BAB III METODE PENELITIAN Definisi Operasional Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi tulisan dan kemampuan berkomunikasi lisan. Kemampuan berkomunikasi secara tulisan meliputi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES SUMATIF FISIKA MENGGUNAKAN METODE SELF DAN FEEDBACK REVISION

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES SUMATIF FISIKA MENGGUNAKAN METODE SELF DAN FEEDBACK REVISION 63 PERBANDINGAN EFEKTIFITAS PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES SUMATIF FISIKA MENGGUNAKAN METODE SELF DAN FEEDBACK REVISION Kenny Anindia Ratopo, Sutadi Waskito, Dewanto Harjunowibowo Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

Analisis Butir Soal UAM Mata Pelajaran Bahasa Jawa pada Kelas XII MAN Kutowinangun Tahun Pelajaran 2013/2014

Analisis Butir Soal UAM Mata Pelajaran Bahasa Jawa pada Kelas XII MAN Kutowinangun Tahun Pelajaran 2013/2014 Analisis Butir Soal UAM Mata Pelajaran Bahasa Jawa pada Kelas XII MAN Kutowinangun Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh: Hafidun Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa hafidun09@gmail.com Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MAN Sampit. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016 menggunakan soal UAS semester

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 22 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 4 Bukit Kemuning Lampung Utara tahun pelajaran 2012/2013 yaitu sebanyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi 1 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Ngambur Pesisir Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX semester ganjil SMP Negeri Ngambur Pesisir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kancah atau lapangan, (field research) yang berusaha secara maksimal mengungkapkan fakta, lapangan dan kuantitatif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di SMP

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di SMP 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di SMP Negeri 26 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 15 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Arikunto (2006), penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB II KAJIAN TEORETIK BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Tinjauan Tentang Kualitas Berbicara tentang pengertian atau definisi kualitas dapat berbeda makna bagi setiap orang, karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat bergantung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono, penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian evaluatif. Penelitian evaluatif yaitu penelitian dengan mengumpulkan data

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23 30 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 23 Bandar Lampung yang terletak di Jl. Jenderal Sudirman No. 76 Rawa Laut Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan dari masing-masing variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Pre Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- Postes Design

Lebih terperinci

Laporan Penelitian. Analisis Kualitas Butir Soal Mata Kuliah Membaca 2 (PBIN4329)

Laporan Penelitian. Analisis Kualitas Butir Soal Mata Kuliah Membaca 2 (PBIN4329) Laporan Penelitian Analisis Kualitas Butir Soal Mata Kuliah Membaca 2 (PBIN4329) Oleh B. Esti Pramuki esti@ut.ac.id dan Nunung Supratmi nunung@ut.ac.id LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TERBUKA DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Profil beban kognitif siswa SMA wilayah Bandung merupakan deskripsi hasil pengukuran tiga komponen beban kognitif. Komponen beban kognitif terdiri dari,

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH BIOLOGI UMUM DI UNIVERSITAS PAPUA

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH BIOLOGI UMUM DI UNIVERSITAS PAPUA Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH BIOLOGI UMUM DI UNIVERSITAS PAPUA Insar Damopolii 1 Universitas Papua 1 i.damopoli@unipa.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Secara umum metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2011:

Lebih terperinci

THE QUALITY OF TRYOUTS ITEM ANALYSIS FOR EVERY SENIOR HIGH SCHOOL CLASS XII IN PEKANBARU BY USING ITEM ANALYSIS PROGRAM

THE QUALITY OF TRYOUTS ITEM ANALYSIS FOR EVERY SENIOR HIGH SCHOOL CLASS XII IN PEKANBARU BY USING ITEM ANALYSIS PROGRAM 1 THE QUALITY OF TRYOUTS ITEM ANALYSIS FOR EVERY SENIOR HIGH SCHOOL CLASS XII IN PEKANBARU BY USING ITEM ANALYSIS PROGRAM Jenlifita Marla Putri 1, Muhammad Nasir 2, Azhar 3 Email:jenlifitamarlap.utie@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis butir soal atau analisis item adalah pengkajian pertanyaanpertanyaan tes agar diperoleh perangkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis butir soal atau analisis item adalah pengkajian pertanyaanpertanyaan tes agar diperoleh perangkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis butir soal atau analisis item adalah pengkajian pertanyaanpertanyaan tes agar diperoleh perangkat pertanyaan yang memiliki kualitas yang memadai (Sudjana, 2006).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif dengan dua pendekatan yaitu pendekatan kualitatif dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif dengan dua pendekatan yaitu pendekatan kualitatif dan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan guru dalam menyusun tes matematika. Dengan demikian jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap istilah yang ada dalam penelitian ini. 1. Analisis kualitas soal, soal dianalisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Tahun Pelajaran 0/03, yang terdistribusi dalam empat kelas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan tes tertulis. Seperti halnya di kabupaten Klaten, evaluasi

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan tes tertulis. Seperti halnya di kabupaten Klaten, evaluasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecenderungan praktek sekarang adalah evaluasi hasil belajar hanya dilakukan dengan tes tertulis. Seperti halnya di kabupaten Klaten, evaluasi proses belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian terletak di salah satu SMP Negeri di kota Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka dibuat definisi operasional sebagai berikut: 1. Asesmen portofolio Asesmen portofolio adalah penilaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab tiga ini membahas beberapa sub bab yang terdiri atas jenis penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Bab tiga ini membahas beberapa sub bab yang terdiri atas jenis penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Bab tiga ini membahas beberapa sub bab yang terdiri atas jenis penelitian, prosedur penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan penentuan sampel, definisi konseptuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. dipisahkan dari kegiatan mengajar.

BAB II KAJIAN TEORITIK. dipisahkan dari kegiatan mengajar. 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Evaluasi Pembelajaran Matematika Dalam suatu sistem pembelajaran, evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang perlu dilakukan guru

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. korelasional, yaitu suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data

III. METODOLOGI PENELITIAN. korelasional, yaitu suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data 5 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasional, yaitu suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 8 Bandarlampung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini diperoleh dari item-item tes dan lembar jawaban

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini diperoleh dari item-item tes dan lembar jawaban BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dalam penelitian ini diperoleh dari item-item tes dan lembar jawaban siswa peserta try out 1 UN Matematika SMA/MA jurusan IPA tahun pelajaran 2010/2011 di Kota

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Perangkat Evaluasi a. Evaluasi Evaluasi merupakan program yang dilaksanakan untuk mengetahui tujuan yang dicapai. Tayibnapis (2008:189-190) mengatakan bahwa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel ini. belajar siswa kelas VIII Tahun Pembelajaran 2008/2009.

III. METODE PENELITIAN. menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel ini. belajar siswa kelas VIII Tahun Pembelajaran 2008/2009. 28 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Korelasi. Sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006:270): Metode Penelitian Korelasional

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SMP Negeri 1 Limboto dan SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SMP Negeri 1 Limboto dan SMP 34 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SMP Negeri 1 Limboto dan SMP Negeri 2 Limboto, Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo dengan waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi pada penelitian ini yaitu sekolah SMA Negeri 1 Bandung yang berlokasi di Jl. Ir Juanda no 93. Subjek dari penelitian ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Terbanggi Besar yang terletak di desa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Terbanggi Besar yang terletak di desa 8 III. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Terbanggi Besar yang terletak di desa Poncowati Kecamatan Terbanggi Besar Lampung Tengah. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional yang dimaksud yaitu untuk menghindari kesalahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional yang dimaksud yaitu untuk menghindari kesalahan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Definisi operasional yang dimaksud yaitu untuk menghindari kesalahan pemahaman dan perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan. Menurut Rusman, pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan. Menurut Rusman, pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini, peneliti memaparkan tentang alasan peneliti yang meliputi latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan penegasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi pemahaman

Lebih terperinci

Kelas Eksperimen : O X O

Kelas Eksperimen : O X O 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, penelitian ini merupakan penelitian Quasi-Eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen terdapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian, analisis data, dan hipotesis statistik. Untuk lebih jelasnya pembahasan

III. METODE PENELITIAN. penelitian, analisis data, dan hipotesis statistik. Untuk lebih jelasnya pembahasan 66 III. METODE PENELITIAN Pembahasan dalam bab ini akan difokuskan pada beberapa subbab yang berupa rancangan penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi, sample, definisi operasional, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test 24 A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara, alat, atau teknik tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk suatu kepentingan penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tahapan-tahapan atau cara dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian. Mengetahui penggunaan media charta dan strategi pembelajaran peta konsep (concept mapping) terhadap peningkatan hasil belajar siswa Kelas XI di MAN Kendal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan data berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini tidak menguji hipotesa atau tidak menggunakan hipotesa, melainkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Kesulitan belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif asosiatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen yaitu dengan sengaja menimbulkan variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian korelasional BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian korelasional untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang diteliti. Isacc dan Michael (1977:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan eksperimen bentuk quasi eksperimental design, kelompok kontrol tidak dapat

Lebih terperinci

Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh 23111

Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh 23111 Analisis Kualitas Butir Soal Ujian Semester Genap Mata Pelajaran Kimia Kelas X MAN Model Banda Aceh Tahun Pelajaran 2014/2015 Menggunakan Program Proanaltes Marthunis M., Ibnu Khaldun, Zulfadli Prodi Kimia

Lebih terperinci

Kata kunci : Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Tes Fisika Buatan Guru SMA/MA di Kabupaten Boalemo

Kata kunci : Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Tes Fisika Buatan Guru SMA/MA di Kabupaten Boalemo Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Tes Fisika Buatan Guru SMA/MA DikabupatenBoalemo Maryam Tamadu, Prof. Enos Taruh *, Ahmad Zainuri ** Jurusan Fisika, Program Studi S1. Pend. Fisika F.MIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah MAN Sampit Madrasah Aliyah Negeri Sampit pada awal berdirinya merupakan alih fungsi dari sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah penelitian

Lebih terperinci