dan pejabat setempat, diketahm bahwa banjir yang terjadi sejak tanggal 5

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang,

1. DEFINISI BENDUNGAN

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN. Kuta Baru Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai terancam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak sungai,

BAB V PERENCANAAN DAM PENGENDALI SEDIMEN

BAB VI PERENCANAAN CHECK DAM

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

LAPORAN PERJALANAN EKSKURSI WADUK CIRATA DAN JATILUHUR

BAB I PENDAHULUAN. Waduk merupakan kolam besar atau danau buatan tempat menampung air

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

pendahuluan Arti Pentingnya Air

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya alam yang sangat besar terutama potensi sumber daya air. Pelaksanaan

ANALISA NILAI AGUNAN RUMAH TINGGAL JL. SEMOLOWARU SELATAN XII SURABAYA

DESAIN BANGUNAN IRIGASI

BAB II KONDISI EKSISTING

BAB I PENDAHULUAN. listrik. Banyak masyarakat yang sangat bergantung akan keberadaan energi listrik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 27 TAHUN 2001 TENTANG GARIS SEMPADAN SUNGAI, DAERAH MANFAAT SUNGAI, DAERAH PENGUASAAN SUNGAI DAN BEKAS SUNGAI

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 4 PERENCANAAN ALTERNATIF SOLUSI

dua benua dan dua samudera. Posisi unik tersebut menjadikan Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi Bendungan :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan zaman serta bertambahnya jumlah penduduk dengan

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

SIMULASI PROFIL MUKA AIR PADA BENDUNG MRICAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS PROYEK AKHIR

STUDI EFEKTIVITAS PEREDAM ENERGI BENDUNG PAMARAYAN-JAWA BARAT DENGAN UJI MODEL FISIK 3 DIMENSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

d s P i / y at 1 07 / 13 e zk . P. an i / ia I

GROUNDSILL PENGAMAN JEMBATAN KRETEK YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN I-1

KAJIAN PENGENDALIAN EROSI PADA SUNGAI PEDES KABUPATEN BREBES

BAB I PENDAHULUAN. Danau merupakan sumber daya air tawar yang berada di daratan yang

PENGURANGAN RESIKO BANJIR IBUKOTA DENGAN PENGEMBANGAN DAM PARIT DI DAS CILIWUNG HULU

BAB III Metode Penelitian Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Uraian Umum

PRESENTASI TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TETAP SEMARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK PROPINSI JAWA TIMUR KHAIRUL RAHMAN HARKO DISAMPAIKAN OLEH :

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak bencana alam yang disebabkan oleh prilaku manusia yang

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Citarum merupakan gabungan beberapa wilayah luas sungai dengan luas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan vital setiap makhluk hidup. Dalam kehidupan

BAB IV KAJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses pengangkutan dan pengendapan sedimen tidak hanya tergantung pada

IDENTIFIKASI PEMANFAATAN DAERAH SEMPADAN SUNGAI TUKAD PETANU

TINJAUAN PUSTAKA. secara alamiah. Mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian

BAB I PENDAHULUAN. DKI Jakarta terletak di daerah dataran rendah di tepi pantai utara Pulau

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017 ANALISA PENYEBAB BANJIR DAN NORMALISASI SUNGAI UNUS KOTA MATARAM

BAB V RENCANA PENANGANAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Bendung adalah suatu bangunan yang dibangun melintang sungai

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN» KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Ditinjau dari sumber pengadaan energi saat ini, sumber bahan bakar minyak merupakan

Bangunan Pengatur Elevasi Muka Air

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH BUMBU,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1991 TENTANG SUNGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Desa Kunir. Desa Karanggayam. Lokasi 4 Desa Kaliwungu. Lokasi 3 Desa Purwokerto. Jalan Nasional III. Desa Ngunut Lokasi 2. Lokasi 1.

Mengenalkan kepada Peserta beberapa contoh bangunan irigasi, khususnya bangunan sadap, bangunan pembawa, serta bangunan pembagi.

Pembangkit Listrik Tenaga Air. BY : Sulistiyono

Stenly Mesak Rumetna NRP : Pembimbing : Ir.Endang Ariani,Dipl. H.E. NIK : ABSTRAK

9. Dari gambar berikut, turunkan suatu rumus yang dikenal dengan rumus Darcy.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. kualitatif. Suatu saat nanti, air akan menjadi barang yang mahal karena

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA) Dosen : Fani Yayuk Supomo, ST., MT ATA 2011/2012

PENGUJIAN MODEL FISIK BANGUNAN PENGENDALI BENDUNG PAMARAYAN JAWA-BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISIS HIDROLIKA DAN PERHITUNGANNYA

PENGGUNAAN BETON MATRAS SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF UNTUK PENANGGULANGAN BOCORAN PADA TANGGUL SALURAN IRIGASI

Pembuatan bendung beronjong dengan sekat semikedap air pada irigasi desa

FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

AIR Banjir dan Permasalahannya Di kota medan

TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa penelitian dan kajian mengenai banjir pasang. Beberapa

DAFTAR REALISASI PEMANTAUAN DEBIT AIR DAN PENANGANAN BENCANA BANJIR BADAN PENANGGULANGAN BENCANA KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daerah sekitar hilir Sungai. Banjir yang terjadi dapat mengakibatkan kerugian.

2015 ANALISA PENGISIAN AWAL WADUK (IMPOUNDING) PADA BENDUNGAN JATIGEDE

BAB VII PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING)

Tata cara desain hidraulik tubuh bendung tetap dengan peredam energi tipe MDL

BAB VI ALTERNATIF PENANGGULANGAN ABRASI

PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI. Kementerian Pekerjaan Umum

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangkit utama ekosistem flora dan fauna.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengukuran Debit. Persyaratan lokasi pengukuran debit dengan mempertimbangkan factor-faktor, sebagai berikut:

PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Tindakan Persiapan Menghadapi Badai Topan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Wilayah. dengan batas-batas administratif sebagai berikut:

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III TINJAUAN DAERAH STUDI

OPINI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN SUNGAI DI DAERAH HILIR SUNGAI BERINGIN KOTA SEMARANG

KRITERIA PERENCANAAN BENDUNG KARET

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Manfaat bendung sangat penting bagi petani yang masih mengharapkan pengairan untuk sawah dari air sungai. Selain itu manfaat bendung bukan hanya untuk pengairan saja, tapi juga berguna untuk pengendalian banjir, sebagai pembangkit tenaga listrik, pariwisata, perikanan dan lain - lain. Bendung merupakan bangunan teknis yang banyak d-jiimpai di sungai - sungai di Indonesia. Salah satu fungsi pokok dan dam adalah untuk pengendalian banjir. Namun demikian ada kalanya dam yang dibangun tidak mampu menahan banjir besar. Salah satu contoh adalah dam atau bendungan Mrican yang jebol akibat meluapnya aliran sungai (iajah Wong. Jebolnya bendungan tersebut selain karena bendungan Mrican memang sudah berusia cukup tua dibangun tahun 1918 dengan demikian ketika rusak bendung telah berumur 84 tahun, dan juga disebabkan besarnya banjir yang terjadi. Dari pemantauan langsung di lokasi serta wawancara dengan penduduk dan pejabat setempat, diketahm bahwa banjir yang terjadi sejak tanggal 5 April hingga puncaknya tanggal 10 April 2001 merupakan faktor utama penyebab jebolnya bendungan. Banjir yang terjadi tanggal 10 April 2001 menyebabkan muka air sungai naik setinggi 0.5 meter dari muka tanah di pekarangan rumah penduduk, mengakibatkan tercabutnya rumpun bambu hingga hanyut. Aliran banjir menghantam sayap timur bendung, dan aliran

deras berputar pada hilir badan bendungan. Gerusan di bagian hilir bawah bendung makin lama makin besar hingga hampir seluruh lebar bawah badan bendung bagian tengah - timur tergerus, dan aliran air sebagian melewati bawah badan bendung. Keadaan diperparah karena adanya penyempitan penampang basah sungai oleh pembangunan rumah dibantaran sungai. Akibat banjir tersebut diperkirakan 7 buah rumah penduduk mengalami rusak berat, berupa robohnya pondasi dan sebagian dinding serta atap rumah. Rusaknya rumah sudah dapat diperkirakan karena pembangunan rumah tersebut sebenarnya bertentangan dengan undang-undang tentang ijin mendirikan bangunan dikawasan bantaran sungai tidak diperbolehkan. Banjir juga menyebabkan semakin tergerusnya tebing sungai di bagian hulu bendung hingga mengakibatkan kelongsoran tebing. Akibat lainnya adalah terhentinya aliran air menuju pmtu air karena elevasi air sungai tidak mencapai elevasi pintu air bagian bawah. Dengan demikian sawah seluas sekitar 140 hektar di kecamatam Banguntapan tidak lagi mendapat aliran air. Agar sawah seluas 140 hektar di kecamatan Banguntapan tersebut dapat kembali memperoleh suplai air, perlu dibangun sebuah dam baru. Biaya pembangunan dam baru sudah dihitung, yaitu sebesar tiga milyar rupiah. Biaya pembangunan ini dapat diambilkan dari APBD atau dengan pinjarnan lunak. Namun demikian, agar pemerintah memiliki dana jika suatu saat nanti umur teknis bendungan sudah habis dan perlu dibangun bendungan baru, maka perlu ditarik retribusi dari penduduk yang memanfaatkan bendungan tersebut.

1. 2 Rumusan masalah Perlunya retribusi dibebankan kepada pemakai bendung agar pemerintah memiliki dana untuk membangun kembali bendung yang rusak atau sudah habis umur teknisnya. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung besarnya retribusi yang dibebankan kepada penduduk pemakai bendung untuk pengairan sawah, serta kemampuan mereka membayar retribusi tersebut dikaitkan dengan hasil/produksi pertanian mereka. 1.4 Batasan Masalah Agar penelitian dapat terarah, sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian, makadiperlukanbatasan - batasan antara lain : 1. Bendung direncanakan memiliki umur teknis 50 tahun, dengan pertimbangan bendung yang pernah dibangun mencapai waktu kontruksi 84 tahun. 2. Pemanfaatan bendung hanya untuk pengairan saja, sehingga retribusi hanya dibebankan kepada petani yang memanfaatkan air untuk pengairan sawahnya. 3. Biaya investasi bendung diperoleh dari APBD, bukan pinjaman bank, sehingga tidak ada kewajiban membayar angsuran dan bunga. 4. Produksi pertanian dihitung berdasarkan wawancara dengan penduduk dan pejabat setempat.

1.5 Manfaat Penelitian Untuk mengetahui besarnya retribusi yang layak dan mamou dibayar oleh nenduduk nemakai Ham 1.6 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di sekitar bendungan Mrican, sungai Gajahwong, dusun Bodon.. Desa Jagalan, Kecamatan Banguntapan., Kabunaten/Kodya Dati II Rantul Yogyakarta Denah bendung dapat dilihat pada Gambar-1

Gambar -1. Denah lokasi bendung