BAB 1 PENDAHULUAN. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau Gangguan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN UKDW. dikenal dengan istilah Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan manusia merupakan perubahan. yang bersifat progresif dan berlangsung secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas (GPP/H) atau attention

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan sumber kebahagiaan bagi sebagian besar keluarga sejak di

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Disorder(ADHD) atau disebut juga anak dengan Gangguan Pemusatan Perhatian

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS 1 PSIKIATRI DEPARTEMEN/SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA FK UNAIR - RSU dr.soetomo SURABAYA 2015

Pedologi. Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manapun dengan berbagai budaya dan sistem sosial. Keluarga merupakan warisan umat

BAB 1 PENDAHULUAN. perilaku berkaitan dengan gangguan fungsi akibat gangguan biologik, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting. Untuk menilai tumbuh kembang anak banyak pilihan cara. Penilaian

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) atau Attention

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan klinik yang sering dijumpai dalam praktek praktis sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. pada perubahan hormonal paska kehamilan (Djamhoer, 2005; Alan, 2007).

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu penggunaan komputer telah menjadi suatu hal yang diperlukan baik di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO masa remaja merupakan masa peralihan dari masa. anak-anak ke masa dewasa. Masa remaja adalah masa perkembangan yang

Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. sekedar untuk, misalnya bersenang-senang, rileks atau relaksasi dan hidup mereka tidak

GAMBARAN KASUS PSIKOLOGI ANAK DI KLINIK TUMBUH KEMBANG ANAK RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. Narkoba(Narkotika dan obat/bahan berbahaya) sebagai kelompok obat, bahan, atau zat

BAB I PENDAHULUAN. ringan dan gangguan jiwa berat. Salah satu gangguan jiwa berat yang banyak

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health organization (WHO) pada tahun 2012, depresi. konsentrasi yang buruk. Sementara itu depresi merupakan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak dikategorikan ke dalam

LAPORAN KASUS PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN PADA

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH

BAB I PENDAHULUAN. Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI Kesenjangan. tenaga non-medis seperti dukun maupun kyai, (Kurniawan, 2015).

Penelitian Keperawatan Jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika

KONSEP DASAR PSIKIATRI (ILMU KESEHATAN JIWA) JIWA JIWA. Perkembangan Ilmu Kesehatan Jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang berat

BAB 1 PENDAHULUAN. pada setiap individu (Schmidt-Martin dan Quigley, 2011; Mahadeva et al., 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan sumber kebahagiaan dan penerus dari suatu keluarga. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja menurut Organisasi Kesegatan Dunia (WHO) adalah individu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang menghadapi

I. PENDAHULUAN. yang aneh dan tidak beraturan, angan-angan, halusinasi, emosi yang tidak tepat,

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. American Nurses

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Kasus gangguan jiwa berat mendapatkan perhatian besar di berbagai negara. Beberapa

PENGARUH TERAPI MUROTTAL TERHADAP TINGKAT HIPERAKTIF IMPULSIF PADA ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVE DISORDER (ADHD)

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan

NORMAL, ABNORMAL, KLASIFIKASINYA DALAM PSIKOLOGI KLINIS

KLASIFIKASI GANGGUAN JIWA

BAB I PENDAHULUAN. Attention Deficit Hyperactivity Disorder, dalam pengertian secara umum berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. terdiagnosis pada masa kanak-kanak dengan bangkitan awal sebelum 18

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, merasa gagal

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja yang tinggal di Indonesia seperti tuntutan sekolah yang bertambah tinggi,

SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A

JOURNAL READING GANGGUAN GEJALA SOMATIK. Diajukan Kepada : dr. Rihadini, Sp.KJ. Disusun oleh : Shinta Dewi Wulandari H2A012001

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan jiwa adalah proses interpesonal yang berupaya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 2014). Pneumonia pada geriatri sulit terdiagnosis karena sering. pneumonia bakterial yang didapat dari masyarakat (PDPI, 2014).

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

Memahami dan membantu anak-anak yang mengalami ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan disability (ketidakmampuan) (Maramis, 1994 dalam Suryani,

BAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikendalikan atau dicegah (diperlambat). Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. mempengaruhi banyak jaringan dan organ, terutama menyerang fleksibel (sinovial) sendi, dan

GANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI. Pembimbing: Dr. M. Surya Husada Sp.KJ. disusun oleh: Ade Kurniadi ( )

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa yang terjadi di Era Globalisasi dan persaingan bebas

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi segala kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga. yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik, sosial, psikologis, dan spiritual anak.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain (Depkes RI,

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai berusia 18 (delapan belas) tahun. 1. sering ditunjukkan ialah inatensi, hiperaktif, dan impulsif. 2 Analisis meta-regresi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri. Kehidupan yang sulit dan komplek mengakibatkan bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013

Bab 1. Pendahuluan. digemari bukan saja oleh pembaca anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Di toko-toko

BAB 1 PENDAHULUAN. Epilepsi merupakan salah satu penyakit pada otak tersering mencapai 50 juta

EPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Jiwa menurut Rancangan Undang-Undang Kesehatan Jiwa tahun

PEMERIKSAAN PSIKIATRI

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja. Perubahan yang dialami remaja terkait pertumbuhan dan perkembangannya harus

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang sejak masa konsepsi didalam rahim ibu sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan. parenkim paru. Pengertian akut adalah infeksi yang berlangsung

GANGGUAN STRESS PASCA TRAUMA

TIME OUT : ALTERNATIF MODIVIKASI PERILAKU DALAM PENANGANAN ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER)

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Kanker

DAFTAR KOMPETENSI KLINIK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) adalah suatu kondisi medis yang ditandai oleh ketidakmampuan memusatkan perhatian, hiperaktivitas, dan impulsivitas, yang terjadi pada lebih dari satu situasi, dengan frekuensi lebih sering dan intensitas lebih berat dibandingkan dengan anak-anak seusianya (Kementerian Kesehatan RI, 2011). GPPH di dalam Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi ke-3 (PPDGJ-III) disebut sebagai Gangguan Hiperkinetik (Maslim, 2013). Gangguan psikiatri pada anak yang secara umum menjadi salah satu masalah utama bagi kesehatan jiwa anak saat ini adalah GPPH (Saputro, 2009). Pineda (1999) mengemukakan prevalensi GPPH pada anak sekolah berkisar 3-10% (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder edisi ke-4 yang direvisi (DSM IV TR) melaporkan prevalensi GPPH sebesar 2-7% diantara anak usia sekolah (Forgey dan DeJong, 2008). American Psychiatric Association memperkirakan 3-7 dari 100 anak sekolah menderita GPPH (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Penelitian lain menyebutkan prevalensi GPPH pada anak di seluruh dunia berkisar 4-7% (Spencer, 2008). Penelitian mengenai prevalensi GPPH di Indonesia masih sangat sedikit sehingga sampai saat ini belum didapatkan angka pasti mengenai kejadian GPPH di Indonesia (Novriana et al., 2014). Badan Penelitian dan Pengembangan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 1

Direktorat Pendidikan Luar Biasa pada tahun 2006 melaporkan bahwa dari 696 siswa SD yang berasal dari empat provinsi di Indonesia dengan rata-rata nilai rapor kurang dari 6, terdapat 33% siswa yang dinyatakan mengalami gangguan emosi dan perilaku, yang didalamnya termasuk GPPH (Mahabbati, 2013). Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tidak memiliki angka pasti kejadian GPPH, begitu pula dengan data dari Dinas Kesehatan Kota Padang. Berdasarkan data tahunan dari Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2014 yang berasal dari 22 puskesmas kecamatan hanya tercantum laporan gangguan psikiatri yang bermula dari bayi, anak, dan remaja yang berjumlah 176. Penelitian oleh Novriana pada anak sekolah dasar di Kecamatan Padang Timur Kota Padang tahun 2013 menemukan angka prevalensi GPPH sebesar 8% (Novriana et al., 2014). Berdasarkan laporan rawat jalan dari RSJ Prof. HB Saanin Padang terdapat peningkatan jumlah kunjungan kasus GPPH yang signifikan yakni sebanyak 700 kasus pada tahun 2014 dan 1360 kasus pada tahun 2015. GPPH juga termasuk dalam sepuluh besar diagnosa rawat jalan terbanyak di RSJ Prof. HB Saanin Padang, dimana pada tahun 2014 menduduki peringkat ke-6 dan pada tahun 2015 naik menjadi peringkat ke-4. Saputro (2009) menemukan bahwa gangguan ini menjadi alasan tersering orang tua membawa anaknya ke psikiater. Sebagian besar orang tua yang membawa anak dengan GPPH memiliki keluhan utama seperti nakal, malas belajar, dan kurang konsentrasi, baik di sekolah maupun di rumah. Adanya gangguan ini merupakan masalah utama yang mengakibatkan anak mengalami Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2

kesulitan belajar dan kesulitan berinteraksi dengan anak lain atau guru (Saputro, 2009). GPPH pada anak dapat berdampak buruk pada kehidupan anak di masa depan. Sekitar 65-80% anak dengan GPPH akan memiliki gejala yang menetap hingga usia remaja (Forgey dan DeJong, 2008). Gejala GPPH menetap hingga usia dewasa pada 15-20% kasus (Mahabbati, 2013). Gejala juga dapat hilang pada saat memasuki masa pubertas. Gejala hiperaktivitas umumnya menghilang, namun gejala penurunan rentang perhatian dan masalah pengendalian impuls mungkin menetap (Kaplan et al., 2010). Anak dengan GPPH yang gejalanya menetap hingga masa remaja berisiko tinggi untuk mengalami gangguan tingkah laku. Sekitar 50% anak dengan gangguan tingkah laku akan mengalami gangguan kepribadian antisosial di masa dewasanya (Kaplan et al., 2010). Anak dengan GPPH dan gangguan tingkah laku juga berisiko mengalami gangguan yang berhubungan dengan penyalahgunaan zat (Forgey dan DeJong, 2008). Orang dewasa dengan riwayat GPPH pada masa kanak berisiko memiliki perilaku kriminal, masalah pernikahan, dan masalah pekerjaan (Forgey dan DeJong, 2008). Berdasarkan pemaparan tentang GPPH yang telah disebutkan diatas, diperlukan penatalaksanaan yang baik dari segi terapi maupun pencegahan. Oleh karena itu perlu diketahui etiologi dari terjadinya GPPH. Namun hingga saat ini penyebab pasti terjadinya GPPH belum bisa diketahui (Kaplan et al., 2010). Beberapa faktor yang sering diajukan sebagai faktor risiko terjadinya GPPH yaitu urutan kelahiran (anak pertama) (Marin et al., 2014; Evrensel et al., 2015), Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 3

kelahiran secara Sectio Caesarea (SC) (Golmirzaei et al., 2013; Gurevitz et al., 2014), prematuritas (Thapar et al., 2013; Sucksdorff et al., 2015; Kalil et al., 2014), Berat Lahir Rendah (BLR) (Thapar et al., 2013; Silva et al., 2014; Sucksdorff et al., 2015), kejang demam (Bertelsen et al., 2016; Salehi et al., 2016; dan Ku et al., 2013), dan riwayat trauma kepala (Golmirzaei et al., 2013; Christina et al., 2013; Plizska dalam French, 2015). Peneliti akan membahas mengenai pengaruh keenam faktor tersebut terhadap kejadian GPPH pada penelitian ini dikarenakan tersedianya sumber data untuk faktor-faktor tersebut pada catatan medis pasien yang akan diteliti. Berbagai penelitian mengenai etiologi dan faktor risiko sudah banyak dilakukan, namun penelitian-penelitian tersebut menunjukkan hasil yang bervariasi. Misalnya Thapar et al., (2013); Silva et al., (2014); dan Sucksdorff et al., (2015) melaporkan bahwa BLR terdapat lebih banyak secara signifikan pada anak dengan GPPH, namun hal ini tidak terbukti pada penelitian yang dilakukan oleh Gurevitz et al., (2014); Christina et al., (2013); dan Golmirzaei et al., (2013). Hal ini mungkin dipengaruhi oleh pemilihan sampel dan lokasi penelitian. RSJ Prof. HB Saanin merupakan satu-satunya rumah sakit jiwa milik pemerintah di Sumatera Barat yang berlokasi di Kota Padang. Berdasarkan laporan rawat jalan dari RSJ Prof. HB Saanin Padang tahun 2015 ditemukan bahwa GPPH termasuk peringkat ke-4 dari lima besar diagnosa terbanyak. Berdasarkan data-data yang telah diuraikan dalam latar belakang ini, peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian GPPH di RSJ Prof. HB Saanin Padang. Sehingga kedepannya diharapkan faktor-faktor yang Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 4

berperan pada anak dengan GPPH dapat ditanggulangi agar jumlah kasus GPPH serta dampaknya di Kota Padang dapat menurun. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.2.1 Bagaimana gambaran distribusi faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian GPPH? 1.2.2 Apakah faktor urutan kelahiran (anak pertama) berpengaruh terhadap kejadian GPPH? 1.2.3 Apakah faktor kelahiran secara Sectio Caesarea (SC) berpengaruh terhadap kejadian GPPH? 1.2.4 Apakah faktor prematuritas berpengaruh terhadap kejadian GPPH? 1.2.5 Apakah faktor Berat Lahir Rendah (BLR) berpengaruh terhadap kejadian GPPH? 1.2.6 Apakah faktor ikterus neonatorum berpengaruh terhadap kejadian GPPH? 1.2.7 Apakah faktor kejang demam berpengaruh terhadap kejadian GPPH? 1.2.8 Apakah faktor riwayat trauma kepala berpengaruh terhadap kejadian GPPH? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian GPPH. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 5

1.3.2 Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran distribusi faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian GPPH. b. Mengetahui pengaruh faktor urutan kelahiran (anak pertama) terhadap kejadian GPPH. c. Mengetahui pengaruh faktor kelahiran secara Sectio Caesarea (SC) terhadap kejadian GPPH. d. Mengetahui pengaruh faktor prematuritas terhadap kejadian GPPH. e. Mengetahui pengaruh faktor Berat Lahir Rendah (BLR) terhadap kejadian GPPH. f. Mengetahui pengaruh faktor ikterus neonatorum terhadap kejadian GPPH. g. Mengetahui pengaruh faktor kejang demam terhadap kejadian GPPH. h. Mengetahui pengaruh faktor riwayat trauma kepala terhadap kejadian GPPH. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Aspek Teoritis a. Meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan peneliti mengenai GPPH. b. Menambah referensi bacaan, meningkatkan ilmu pengetahuan, dan memperluas wawasan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. c. Berkontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta bermanfaat sebagai sumber informasi bagi penelitian selanjutnya mengenai GPPH. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 6

1.4.2 Aspek Aplikatif a. Memberikan informasi serta meningkatkan perhatian dan kesadaran tenaga kesehatan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian GPPH. b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian GPPH sehingga dapat melakukan upaya preventif agar faktor-faktor ini dapat ditanggulangi bersama. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 7