BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah pada tahun 2009 menerapkan kebijakan moratorium dalam rangka melindungi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) khususnya sektor penata laksana rumah tangga (PLRT) ke beberapa negara penempatan. 1 Kebijakan moratorium TKI ke Malaysia diterapkan pada 25 Juni 2009, sebagai respon terhadap kasus kekerasan yang dialami TKW. Indonesia meminta Malaysia untuk memperbarui nota kesepahaman antara kedua negara yang ditandatangani sejak 2006 (Ded, 2009). Selain menghentikan sementara pemberangkatan TKI ke Malaysia, pemerintah juga menghentikan pengiriman TKI di beberapa Negara Timur Tengah diantaranya, Kuwait diterapkan pada 14 September 2009, Yordania pada 29 Juli 2010, Saudi Arabia pada Juni 2011 namun baru efektif diterapkan pada Agustus 2011. Pembahasan kembali Nota Kesepahaman antara Indonesia dan Malaysia berujung pada kebijakan moratorium yang bertujuan agar kedua negara melakukan pembenahan dalam mekanisme penempatan serta perlindungan buruh migran. 2 Rencana awal moratorium TKI ke Malaysia hanya berlangsung satu setengah bulan kemudian terus berlanjut hingga dua tahun moratorium tersebut akhirnya dicabut pada awal Desember 2011 dan dilakukan persiapan kembali TKI ke Malaysia. 1 Istilah moratorium menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dapat diartikan sebagai penundaan atau penangguhan karena alasan tertentu. 2 Masalah yang dihadapi TKI menurut BNP2TKI (2009) antara lain PHK sepihak (31.4%), sakit akibat kerja (22.8%), penganiayaan (10.9%), sakit bawaan (6.68%) dan pelecehan seksual (5.67%). 1
Keberangkatan TKI (ribu) Apabila dibandingkan dengan negara lain, Malaysia merupakan satu-satunya negara yang telah memiliki kerjasama bilateral ketenagakerjaan dengan Indonesia yang secara spesifik di dalamnya mengatur penempatan dan perlindungan TKI. Namun, buruh migran wanita yang bekerja sebagai PLRT di Malaysia tidak diakui sebagai pekerja, karena PLRT tidak termasuk kategori buruh dalam hukum perburuhan di Malaysia (Qobulsyah dan Gultom, 2013). 3 200,000 180,000 160,000 140,000 120,000 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000 0 2008 2009 2010 Laki-Laki Perempuan Gambar 1.1 Rekapitulasi data keberangkatan TKI 2008-2010 Sumber: diolah dari Badan Pusat Statistik (2016) Menurut Statistik Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja (2010), jumlah keberangkatan TKI menurut negara tujuan dan jenis kelamin mengalami penurunan pada tahun 2009 terutama pada TKI perempuan yang turun sebesar 36.4 persen (lihat gambar 1.1). Hal ini didukung oleh data pada gambar 1.2 yang menunjukkan bahwa keberangkatan TKW pada sektor informal di negara Malaysia dan Kuwait 3 Koordinator Advokasi Nasional untuk Pekerja Rumah Tangga, Jaringan Advokasi Kerja Layak (Jala PRT) Lita Anggraini, menyebutkan bahwa Malaysia belum memiliki peraturan yang melindungi buruh migran, khususnya pekerja rumah tangga. 2
Keberangkatan TKW (ribu) mengalami penurunan yang cukup signifikan pada kurun waktu 2008 hingga 2010, di mana Malaysia turun sebesar 39.6 persen dan Kuwait turun sebesar 58 persen. Penurunan keberangkatan TKI tersebut ditengarai oleh penerapan kebijakan moratorium pada sektor penata laksana rumah tangga (PLRT) ke Malaysia dan beberapa negara lainnya di Timur Tengah. 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 0 2008 2009 2010 Malaysia Kuwait Gambar 1.2 Jumlah keberangkatan TKW sektor informal 2008-2010 Sumber: diolah dari Badan Pusat Statistik (2016) Pada dasarnya, penempatan TKI di luar negeri sebagai bagian program pendayagunaan tenaga kerja sekaligus merupakan upaya mengurangi pengangguran (Fadjri, dkk, 2010). Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, penempatan dan perlidungan TKI bertujuan untuk: (i) memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dengan manusiawi; (ii) menjamin dan melindungi calon TKI/TKW sejak di dalam negeri, di negara tujuan sampai kembali ke tempat asal di Indonesia; (iii) meningkatkan kesejahteraan TKI dan keluarganya. Diantha 3
Jumlah Pengangguran (%) (2015) dalam studinya yang berjudul Protecting Migrant Workers, an Indonesian Experiences, menyebutkan bahwa hal positif dari adanya TKI di luar negeri yaitu dapat mengantisipasi masalah pengangguran di Indonesia, sementara efek negatifnya yaitu seringnya TKI menjadi korban kekerasan dari majikan. 9 8.5 8 7.5 7 6.5 6 Agustus 2009 Agustus 2010 Pengangguran Perempuan Pengangguran Laki-Laki Moratorium Gambar 1.3 Pengangguran di Indonesia Agustus 2009 dan 2010 Sumber: diolah dari BPS (2016) Namun, pemberhentian sementara TKI ke beberapa negara dapat menimbulkan pro dan kontra. Salah satu perusahaan pengerah TKI di Jakarta Timur mengalami kerugian akibat kebijakan moratorium dengan menutup sejumlah ruangan Balai Latihan Kerja (BLK) hingga mengalami kerugian sebesar Rp3 triliun. Kerugian tersebut dihitung dari modal membangun BLK dan biaya pemberangkatan serta keuntungan dari setiap pengiriman TKI (Lestari, 2011). Selain itu, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI, 2011) memperkirakan lebih dari 40.000 calon TKI gagal berangkat akibat adanya pemberhentian pengiriman TKI, disamping itu mereka mengalami kerugian akibat sejumlah uang yang dikeluarkan calon TKI untuk proses 4
keberangkatan ke luar negeri. Kebutuhan TKI informal yang sangat tinggi di Malaysia, kemungkinan juga dapat mendorong arus TKI ilegal ke Malaysia. Calon TKI yang gagal berangkat karena penerapan moratorium TKI oleh pemerintah tentu saja harus bertahan di Indonesia dalam jangka waktu yang tidak dapat ditentukan, mengingat Indonesia perlu untuk melakukan perjanjian bilateral dengan negara-negara penempatan TKI. 4 Penghentian pengiriman TKI ini mengakibatkan terjadinya guncangan (shock) pada pasar tenaga kerja di Indonesia dan mengakibatkan adanya kelebihan penawaran tenaga kerja (oversupply). Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara Tenaga Kerja Wanita (TKW) informal dengan tingkat pengangguran terbuka wanita di Indonesia dan menganalisis dampak dari penerapan kebijakan moratorium TKI tahun 2009 terhadap tingkat pengangguran terbuka wanita di Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Fokus pada penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara TKW informal dengan tingkat pengangguran terbuka wanita, selain itu penelitian ini juga menganalisis dampak penerapan kebijakan moratorium TKI tahun 2009 terhadap tingkat pengangguran terbuka wanita di Indonesia. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka pertanyaan yang coba dijawab dalam penelitian ini adalah: 4 Data 2009-2013 menunjukkan bahwa Malaysia merupakan negara tujuan utama penempatan TKI terbesar (29.3% pada 2013) dan Kuwait menempati peringkat 15 dengan kontribusi sebesar 0.05% pada 2013. 5
1. Apakah terdapat hubungan antara TKW informal dengan tingkat pengangguran terbuka wanita di Indonesia? 2. Bagaimana dampak penerapan kebijakan moratorium TKI terhadap tingkat pengangguran terbuka wanita di Indonesia? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah diuraikan, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis hubungan antara TKW informal dengan tingkat pengangguran terbuka wanita di Indonesia. 2. Menganalisis dampak penerapan kebijakan moratorium TKI terhadap tingkat pengangguran terbuka wanita di Indonesia. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai sarana berpendapat secara ilmiah mengenai instrumen kebijakan yang terkait dengan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sehingga didapatkan pandangan baru mengenai dampak kebijakan yang diterapkan pemerintah terhadap tingkat pengangguran terbuka di Indonesia. 2. Sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya yang juga fokus pada topik seputar tenaga kerja. 3. Sebagai prasyarat untuk memperoleh gelar Strata Satu (S1). 6
1.6 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Penelitian ini memfokuskan pembahasan dari tahun 2009-2010 dan 2009-2014. Alasan pemilihan rentang waktu tersebut antara lain karena rentang waktu tersebut merupakan waktu diterapkannya kebijakan moratorium TKI di beberapa negara penempatan TKI, dan juga terkait dengan ketersediaan dan aktualitas data. Penelitian ini meneliti 33 provinsi di Indonesia dengan variabel tingkat pengangguran terbuka, 33 provinsi di Indonesia, variabel tahun, rasio TKI terhadap angkatan kerja, inflasi, pertumbuhan PDRB dan UMR riil yang masing-masing akan dijelaskan pada Bab III. Pemilihan variabel tersebut mengacu pada data-data baik dari BPS, BNP2TKI dan CEIC Data, yang menunjukkan bahwa penerapan kebijakan moratorium berpengaruh terhadap tingkat pengangguran terbuka wanita di Indonesia. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan batasan penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II membahas teori yang melandasi penelitian dan juga beberapa penelitian terdahulu yang sesuai dengan topik penelitian. Selain itu dalam bab ini akan dibahas pula mengenai hipotesis penelitian. Bab III berisi uraian metodologi penelitian, variabel yang digunakan dan juga teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian. Bab IV merupakan bagian yang membahas mengenai hasil penelitian. 7
Bab V berisi mengenai kesimpulan penelitian, saran atau keterbatasan penelitian untuk pengembangan penelitian selanjutnya dan juga implikasi rekomendasi kebijkan. 8