BAB I PENDAHULUAN. Mulai meningkatnya angka kejahatan di Indonesia semakin marak dan terjadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk semakin meningkat setiap tahunnya. Jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan tidak dapat diukur dengan uang ataupun harta kekayaan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sudah dirasakan oleh

Penerapan Tema Sociality Territory dan kaitan Terhadap Integrasi Islam. Studi Kasus : Perancangan Pusat Rehabilitasi Anak Bermasalah Hukum

PEMBINAAN MENTAL GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

SISTEM PERKADERAN MUHAMMADIYAH

MASJID AL-MUHAJIRIN Taman Boston PURI SURYA JAYA

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PEDAHULUAN. Pendidikan juga mengarahkan pada penyempurnaan potensi-potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian, moral,

BAB IV ANALISIS PERTANGGUNG JAWABAN PEMERIKSAAN TERSANGKA PENGIDAP GANGGUAN JIWA MENURUT HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM

Oleh : Ahmad Abdillah NPM:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan. berkualitas dan mempunyai kelebihan dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB VI PERUBAHAN YANG TERJADI PASCA PENDAMPINGAN. A. Kondisi Kemandirian Masyarakat Karang Rejo Gang 6

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Pendidikan memberikan

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

HUKUM ISLAM DALAM TATA KELOLA HAID DAN PROBLEMATIKANYA. Mursyidah Thahir

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit periodontal merupakan penyakit inflamasi yang mengenai jaringan

BAB I PENDAHULUAN. agama. Sistem ekonomi Islam merupakan suatu sistem ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat ialah tentang kejahatan. Kejahatan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

BAB IV ANALISIS JARI<MAH TA ZI<R TERHADAP SANKSI HUKUM MERUSAK ATAU MENGHILANGKAN TANDA TANDA BATAS NEGARA DI INDONESIA

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TERHADAP TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam b. Semester : I c. Kompetensi Dasar :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. yang sifatnya menembangkan pola hidup yang menyimpang dari norma. perikehidupan dan perkembangan remaja.

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar untuk menciptakan masa

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah melupakan sejarahnya. Islampun sering menyinggung tentang hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan ekonomis ( UU Kesehatan dan Rumah Sakit, 2010). Seorang hamba

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya pendidikan di negara itu. Pendidikan dalam pengertiannya yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbesar ke-4 di dunia,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I LATAR BELAKANG. maupun wisata rekreasi. Wisata alam adalah obyek wisata yang daya tariknya

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HARTA BERSAMA DALAM PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DALAM BUKU II SETELAH ADANYA KMA/032/SK/IV/2006

BAB I PENDAHULUAN. di beberapa negara di dunia beberapa waktu lalu. LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual and

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB IV. A. Penerapan Perda Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Larangan Menggunakan

Hukum Menyekolahkan Anak di Sekolah Non-Muslim

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat

BAB II LANDASAN TEORI. Kesejahteraan atau sejahtera dapat memiliki empat arti (Kamus Besar Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi dengan manusia lainnya. Namun, pada era ketika zaman dan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.

PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan nasional. Perkembangan zaman saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pondasi utama yang dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS SISWA SMA MUHAMMADIYAH BANTUL SKRIPSI

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan individu yang sedang berkembang dimana mereka

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Pengasih dan Pembenci, keduanya hukumnya haram. Pertanyaan: Apakah hukumnya menyatukan pasangan suami istri dengan sihir?

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ataupun kesuksesan. Keberhasilan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB V PENUTUP. dengan metode penelitian analisis deskriptif kualitatif dan mengolah data

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

BAB I PENDAHULUAN. pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang. pentingnya pendidikan seperti pada ayat berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan. Kesempurnaan, kemuliaan, serta kebahagiaan tidak mungkin

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2)

BAB I PENDAHULUAN. dikerjakan oleh setiap umat muslim. Melaksanakan shalat dengan menghadap ke

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tercantum dalam al-qur`an:

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI

Pertanyaan : Apa yang dapat anda katakan pada kami tentang Bumi

Anak Yatim Status Anak Yatim Berbapak Tiri dan Santunannya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan. mengembangkan potensi dan kemampuan anak didik sesuai dengan nilai-nilai

ISLAM IS THE BEST CHOICE

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP ANCAMAN PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN DALAM PASAL 365 AYAT (4) KUHP

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

BAB IV ANALISIS DATA

Bimbingan Konseling Islam pada Perilaku Menyimpang

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PADA PNPM MP DI DESA IMA AN KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK STUDI ANALISIS KOMPILASI HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mulai meningkatnya angka kejahatan di Indonesia semakin marak dan terjadi beragam kasus. Dewasa ini, kejahatan yang bersifat kriminal memang sering terjadi. Pada kebanyakan kasus yang ditemukan, tindakan kriminal sangat sering dilakukan oleh mereka yang memang sudah berusia dewasa. Pada kenyataannya kejahatan yang terjadi pada era modern mulai menyangkut semua golongan usia mulai mereka yang sudah berumur tua, sampai mereka yang masih anak-anak atau yang masih dibawah umur (dibawah usia tujuh belas tahun). Dan sangat disayangkan jika tingkat kriminalitas yang tinggi setidaknya terjadi telah menyeret sebagian anak di bawah umur di Indonesia. Tindakan kriminal yang dilakukan pada usia anak terjadi pada usia 12 17 tahun. Sebagian kasus kriminalitas yang terjadi dan melibatkan anak adalah kasus narkoba dan arubaru ini adalah tindakan asusila yang semakin marak. Kejahatan ini semakin sering dilakukan tertuma bagi mereka yang masih dibawah umur dan masih belum mampu berfikir jauh sebelum bertindak. Walaupun demikian menurut hukum yang berlaku anak-anak yang memang memiliki tindakan yang dianggap sebagai sebuah kriminal tetap dijatuhi hukuman tersendiri walaupun itu adalah mereka yang masih berada di usia yang belum dewasa. 1

Usia anak-anak yang dianggap telah melakukan tindakan kriminal juga mendapatkan tempat khusus. Jika pada tindakan kriminal dilakukan oleh orang dewasa akan berupa hukuman pidana maka sama halnya dengan mereka yang masih anak-anak. Mereka akan mendapatkan hukuman pidana sesuai hukum yang telah berlaku, hanya saja ada perbedaan tempat dan klasifikasi penjara yang ada yakni Lembaga Pemasyarakatan Anak (Lapas Anak). Lapas anak memiliki perbedaan dalam sistem lapas, baik dari segi hukuman yang berlaku, kegiatan dan pendidikan yang masih harus ditempuh oleh mereka. Lembaga Pemasyarakatan yang ada di Indonesia sebenarnya banyak, diantaranya terdapat di Tanggerang, Martapura, dan menyebar ke setiap propinsi yang ada salah satunya di propinsi Jawa Timur. Di Jawa Timur yang notabene adalah salah satu kawasan padat dan sangat rawan terjadi tindakan kriminal termasuk yang dilakukan anak-anak hanya memiliki satu Lembaga Pemasyarakatan khusus anak di Blitar. Lapas Anak Blitar menampung seluruh anak yang memang dianggap melakukan tindak kriminal dari seluruh penjuru daerah di Jawa Timur. Pada sebuah kasus di Tulungagung seorang anak harus berada di Lapas dewasa lantaran kondisi Lapas Anak di Blitar saat itu sudah melebihi kapasitas tampung. Dan disiksa hingga meninggal dunia (Sumber : Tabloid Nova 9 Juni 2012). Selain itu permasalahan lainnya di Lapas Anak Blitar adalah kondisi dari Lapas khusus anak yang lebih mirip seperti Lapas untuk orang dewasa pada umumnya. Dengan kondisi tembok tinggi dengan suasana 2

yang tidak jauh beda dengan Lapas dewasa pada umumnya. Membuat kondisi kejiawaan anak akan menjadi tertanggu sehingga mampu mempengaruhi mental dan kejiwaan mereka. Kesalahan yang anak lakukan baik besar sampai kepada tindakan kriminalitas bukan hanya untuk orang tua terhadap anaknya, namun juga tindakan Pemerintah selaku Ulil Amri dan masyarakat disekitar anak. Seorang muslim dengan muslim yang lainnya haruslah saling peduli dan saling memahami. Allah swt. pun menyuruh kita, untuk peduli terhadap anakanak baik. ل ي خ ش ال ذ ين ل و ت ر ك وا م ن خ ل ف ه م ذ ر ي ة ض ع اف ا خ اف وا ع ل ي ه م ف ل ي ت ق وا للا و ل ي ق ول وا ق و ل س د يد Dan hendaklah takut (cemas) orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap keadaan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. [QS. An-Nisa (4): 9] Pada ayat itu juga Allah swt. Memberikan perintah kepada kita agar tidak meninggalkan anak-anak yang lemah baik secara fisik dari segi finansial ekonomi maupun mereka yang lemah dalam akhlaq dan moral. Sebenarnya anak adalah anugerah Allah yang wajib setiap muslim untuk menjaganya. Jika sesama muslim kita harus saling bertolong-menolong dalam hal kebaikan, sama halnya dengan menolong anak yang memang membutuhkan pertolongan untuk dekat dengan agama. Sehingga perbuatan salah yang kita kenal sebagai kriminalitas 3

pada anak tidak dilakukan kembali oleh anak tersebut. Karena Agama Islam selalu mengajarkan bahwa setiap dari muslim harus mampu membantu sesama manusia tidak terkecuali seorang anak yang sudah terlibat tindakan kriminal sekalipun. Anak-anak yang terlibat dalam tindakan kriminal dan bermasalah dalam perilaku bermasyarakat membutuhkan tempat yang mampu mengubah sebuah perilaku anak tersebut menjadi lebih baik. Dan dengan nama lembaga pemasyarakatan atau dapat disebut penjara merupakan nama yang kurang cocok bagi anak-anak khususnya. Karena kesalahan yang mereka lakukan bukanlah sebuah kejahatan, namun hanya sebagai sebuah kesalahan pendidikan yang terjadi di lingkungan mereka. Perlu terus dibimbing dan mewadahi segala aspek yang baik bagi mereka agar terhindar dari tindakan yang serupa nantinya. Karena hakhak anak bermasalah hukum hukum maupun anak jalanan telah diatur dalam Undang- Undang menjadi kewajiban Pemerintah dalam hal merawat dan membina anak-anak tersebut. Seperti UU no. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Tempat rehabilitasi anak bermasalah hukum hukum (dalam perilaku bermasyarakat) bertujuan agar mampu menurunkan angka kriminalitas oleh anak yang masih sangat tinggi terutama di Jawa Timur. Tercatat dari beberapa daerah di Indonesia, Propinsi Jawa Timur memiliki anak yang bermasalah mencapai 699 (data dari Kementrian Sosial tahun 2012 sumber www.pksa-kemensos.com/). Angka tersebut tergolong cukup tinggi dengan rata-rata kenaikan 75 kasus setiap tahun (data dari Kominfo Jatim tahun 2012). Sehingga tempat 4

rehabilitasi bukan hanya mencangkup mereka yang memang telah melakukan kriminalitas namun juga pembinaan bagi kalangan anak-anak yang belum melakukan tindakan kriminal namun berpotensi besar melakukan kriminalitas seperti anak-anak dalam komunitas yang sedikit ekstrim dan meresahkan masyarakat seperti anak metal maupun anak-anak yang sering melakukan tindakan tawuran. Penanganan beberapa masalah kriminalitas oleh anak, telah banyak diupayakan oleh Dinas Sosial khususnya wilayah Jawa Timur. Dengan didirikannya Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Rehabilitasi Sosial Anak Nakal dan Narkotika di Surabaya. UPT sosial ini melayani pelayanan anak nakal dan narkotika berupa rehabilitasi mental maupun pemberian ketrampilan kepada anak bermasalah hukum untuk memiliki bekal ketrampilan mereka. UPT Rehsos Jawa Timur hanya menangani anak yang belum tertangani secara hukum. Sehingga pada anak yang sudah tertangani kasus hukum belum memiliki tempat selain Lembaga Pemasyarakatan Anak di Blitar. Beberapa permasalahan Pusat rehabilitasi Anak Nakal di Surabaya adalah tempat tersebut digabung dengan rehabililitasi para pengguna narkoba sehingga jumlah penghuni akan terus bertambah, mengingat narkoba juga menjadi permasalahan serius anak di Jawa Timur (sumber : Polda Jawa Timur dikutip dari http://detik.com). Sehingga perlu pemisahan tempat untuk anak bermasalah hukum dan narkoba karena perbedaan masalah dan penanganan yang berbeda. Dan perlu adanya kajian tentang bagaimana aspek sosial yang 5

terbentuk pada anak yang bermasalah dan kelayakan Pusat Rehabilitasi Anak bermasalah hukum terhadap penghuni yang ada Data Dinas Sosial tentang Rehabilitasi sosial di Jawa Timur hanya terdapat di Kota Besar, dan rehabilitasi anak bermasalah hukum Hukum belum tersedia. Dari data Bappeda tahun 2013, menyebutkan pula adanya kerjasama antara Kementrian Hukum dan HAM dan Pemerintah Daerah Jawa Timur tentang anak Bermasalah Hukum. Menyebutkan bahwa Pemerintah Daerah Jawa Timur akan membuat sebuah panti Rehabilitasi khusus anak Anak Berurusan Hukum sebagai ganti fungsi Lembaga Pemasyarakatan Anak. Dan Jawa Timur menjadi inovasi awal untuk proses rehabilitasi Sosial khusus Anak bermasalah hukum Hukum. Pada peringatan Hari Anak Nasional tahun 2013 dan 2014, dari data Kementrian Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak area Jawa Timur. Ada beberapa daerah di Jawa Timur yang konsisten dalam perlindungan dan pengawasan Anak yakni Lamongan, Malang, Mojokerto, dan Tuban. Namun dari segi pemanfaatan lahan karena dalam peraturan daerah menyebutkan daerah Mojokerto dan Tuban menjadi Basis Industri, Kota Malang sebagai kawasan wisata dan pendidikan. Pada ketiga daerah tersebut sudah terdapat rehabilitasi Dinsos, seperti di Rehabilitasi anak berkebutuhan khusus, Pelatihan Kerja Wanita di Mojokerto dan Rehabilitasi anak cacat di Tuban. Sehingga kabupaten Lamongan memiliki peluang menjadi pengembangan daerah berbasis sosial, mengingat sangat Rehabilitasi sosial milik Dinsos di Lamongan masih belum ada. 6

Rehabilitasi anak bermasalah hukum Hukum di Lamongan nantinya memiliki peran bagi perkembangan anak di Indonesia dan juga perkembangan aktifitas anak di jawa Timur. Pusat rehabilitasi sebagai pusat pembinaan mental dan juga sebagai wadah anak dalam berkreasi sesuai kemampuan. Dengan memberi area konseling anak serta mengembangkan kreasi dalam ketrampilan maupun kreasi seni. Dan memberikan sebuah pengajaran berupa pembinaan mental dan pemberian ketrampilan sesuai kriteria dan bakat kepada anak bermasalah hukum baik putra maupun putri Pusat Rehabilitasi anak bermasalah hukum di Lamongan memiliki peran sebagai lembaga penanganan kasus anak bermasalah hukum secara kriminal. Tanpa adanya sebuah proses penanganan anak di Lembaga Pemasyarakatan Anak. Sehingga kasus-kasus kriminalitas terhadap anak dapat dikurangi dan tidak terulang kepada generasi bangsa terutama para generasi Islam. 1.2 Latar Belakang Pemilihan Tema Sociality Territory Terhadap Penerapan Bangunan Pusat Rehabilitasi Anak Bermasalah Hukum Tema perancangan Pusat Rehabilitasi anak bermasalah hukum adalah Sociality Teritory. Yakni pengaturan bangunan yang layak anak, dengan menciptakan bangunan khusus untuk usia mereka. Pada tema Sociallity Teritory lebih memperhatikan setiap batasan usia terhadap perilaku anak dan bagaimana cara mengatasi masalah anak-anak terutama anak bermasalah hukum. Dengan menciptakan suasana yang menyenangkan dan penyediaan lembaga pendidikan dan pembinaan dalam bangunan tersebut. 7

Anak memiiki sifat yang tidak dapat disamakan dengan orang dewasa. Anak-anak memiliki mental dan fisik yang masih lemah dan perlu mendapat bimbingan yang layak atas perbuatan yang mereka perbuat. Anak-anak berbeda dengan orang dewasa mereka memiliki karakteriktik mental yang berbeda, sehingga disinilah peran tema perancangan Sosiallity Territory tersebut ada. Setiap perbuatan anak yang berunsur kriminal memang memerlukan pertanggungjawaban, namun dengan batasan usia yang sesuai. Sehingga peran Pusat Rehabilitasi Anak bermasalah hukum akan sesuai ditujukan kepada anak sesuai peran tema perancangan. Pusat Rehabilitasi Anak mampu berfungsi untuk membimbing anak-anak yang memang sudah terlanjur melakukan sebuah kesalahan agar tidak mengulangi kegiatannya dan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dengan ruangan yang mampu mewadahi aktivitas mereka, dan lupa tentang pendidikan mereka sendiri. Selain itu bagaimana membentuk sebuah bangunan yang memang layak anak berdasarkan perilaku dan keseharian seorang anak itu sendiri terlepas dari status mereka nanti di mata masyarakat yang mungkin akan menggangap mereka seorang kriminal walaupun sebenarnya mereka adalah korban dari kesalahan pendidikan yang mereka alami. Sehingga nantinya siap untuk menjadi manusia yang lebih baik dan mampu bersosialisasi dengan baik dengan masyarakat. Penerapan tema Sociallity Territory tidak terlepas dari adanya perilaku anak terhadap lingkungannya. Tentang bagaimana cara berfikir seorang anak, batasan dan area lingkup anak dan cara anak bersosialisasi dengan lingkungannya. Karena setiap anak memiliki ruang bagi 8

dirinya yang bersifat privasi, dan adanya ruang lain dimana seorang anak membutuhkan sebuah sosialisasi dan berkontribusi kepada masyarakat lewat kegiatan kemasyarakatan dan lain-lainnya. Tema Sociallity Territory mengacu pada perilaku dan faktor pribadi seorang anak dalam menjalani aktivitasnya secara individu dan kelompok. Serta mampu mewadahi keinginan anak, dan menjadi tempat anak bermasalah hukum Hukum menuntut ilmu, dan merubah perilaku negatifnya. Karena merubah perilaku anak dan membuat mereka menyesal bukan hanya dengan penahanan di Lembaga Pemasyarakatan saja. 1.3 Rumusan Masalah 1. Bagaimana rancangan Pusat Rehabilitasi Anak bermasalah hukum yang mampu memberikan pembinaan mental dan ketrampilan? 2. Bagaimana menerapkan tema rancangan sociality Territory bangunan Pusat Perancangan Rehabilitasi Anak bermasalah hukum? 1.4 Tujuan Perancangan 1. Mampu merancang bangunan layak anak berdasarkan kebutuhan terhadap sifat dan karakteristik anak-anak bermasalah hukum untuk anak yang bermasalah, 2. Mampu untuk menerapkan tema sociality Territory pada bangunan Pusat Rehabilitasi Anak bermasalah hukum. 1.5 Manfaat Perancangan 9

A. Akademisi 1. Mampu berkontribusi bagi perkembangan ilmu Arsitektur 2. Menjadikan Mahasiswa Arsitektur UIN lebih peka dengan permasalahan sosial, dan memanfaatkan ilmu arsitektur menjadi solusi, B. Masyarakat 1. Menjadikan anak-anak bermasalah mampu berkontribusi aktif di masyarakat setelah keluar dari Pusat Rehabilitasi Anak bermasalah hukum. 2. Mengurangi angka kriminalitas terutama yang dilakukan oleh anak. C. Pemerintah 1. Mampu menciptakan generasi muda yang lebih baik. 2. Memberikan penanganan kasus sosial anak berupa media rehabilitasi anak. 10

1.6 Ruang Lingkup / Batasan 1. Subjek A. Anak yang terlibat dalam tindakan kriminal di Jawa Timur B. Anak-anak yang rawan tindakan kriminal dan perlu penanganan sosial seperti anak broken home, putus sekolah dan para pelajar yang rawan melakukan tindakan kriminal melalui pengarahan langsung. 2. Objek A. Objek perancangan adalah pusat rehabilitasi anak lingkup bermasalah. B. Lokasi perancangan berada di Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan. 3. Tema A. Tema yang digunakan adalah Sociallity Teritory. 4. Skala Layanan A. Skala Layanan kawasan mencangkup wilayah Propinsi Jawa Timur. 11