BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (PTK) atau disebut classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah siswa kelas XI IPS-1 SMA Negeri 2 Salatiga. Jumlah siswa kelas XI IPS-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pangeran Puger No.23 desa Grobogan kecamatan Grobogan. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata atau pernyataan-pernyataan (yang diperoleh melalui wawancara,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tindakan, observasi (sekaligus penilaian), dan refleksi. Siklus ini akan dilanjutkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di dalamnya, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani dkk, 2007: 13).

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

BAB III METODE PENELITIAN

1 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 2.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas istilah dalam

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

JEMBER TAHUN PELAJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dari namanya sudah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

itu Mudah, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hlm 8-9 Bumi Aksara, 2009), hlm 3 hlm Masnur Muskich, Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

III. METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Menurut Suharsimi Arikunto penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Peneliti menerapkan desain penelitian model

Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas merupakan langkah-langkah sistematis

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. atau Classroom Action Research (CAR). Pendekatan PTK dipilih karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Purningsih, S.Pd. SMK YPT Purworejo Abstrak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. sebuah kelas secara bersama (Suharsimi Arikunto, 2009:3). Penelitian ini

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. tahap prasurvei hingga dilaksanakan tindakan.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Jalan Dr. Muwardi No. 84 Sukoharjo. SMA Veteran 1 Sukoharjo

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah metode

Oleh: Nur Adha Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana mengandung tiga kata yaitu: Penelitian, menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan menarik bagi peneliti. Tindakan, menunjukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. Kelas, dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang spesifik, yakni sekelompok siswa yang sama, memerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. 1 3.2. Tempat Penelitian, Waktu Penelitian, Subjek penelitian, dan Refleksi Awal 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dikelas XI IPS2 semester II tahun ajaran 2013/2014 di SMAN 1 Grobogan, tepatnya berlokasi di Jalan Pangeran Puger No.23 Grobogan. Kompetensi Dasar Mengenal jenis produk dalam bursa efek. 1 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara: Jakarta, 2008, hal. 2. 44

2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester II Tahun Ajaran 2013/2014 yaitu bulan Januari 2014 sampai dengan Februari 2014. Penelitian ini dilakukan dengan rencana jadwal sebagai berikut: Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran Kelas XI IPS 2 Semester II Tahun Ajaran 2013/2014 di SMA Negeri 1 Grobogan Siklus I Pertemuan Ke Hari Tanggal Jam ke Keterangan 1 Rabu 22 Jan 2014 6-7 2 2 Sabtu 25 Jan 2014 7-8 2 Siklus II Pertemuan Ke Hari Tanggal Jam Ke Keterangan 1 Rabu 5 Feb 2014 6-7 2 2 Sabtu 8 Feb 2014 7-8 2 3. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS2 semester II Tahun Ajaran 2013/2014 di SMA Negeri 1 Grobogan dengan kompetensi dasar mengenal jenis produk dalam bursa efek yang berjumlah 40 siswa. 45

4. Refleksi Awal Refleksi awal merupakan penjajagan untuk mengumpulkan informasi tentang peserta didik selama proses pembelajaran. Penjajagan awal dapat dilakukan dengan observasi. Observasi awal berupa wawancara tak terstuktur dengan guru bidang studi ekonomi, hasil wawancara tersebut peneliti mendapat informasi mengenai kondisi belajar siswa dan nilai tes siswa dari kelas XI IPS1- XI IPS3. Dalam wawancara tersebut peneliti disarankan untuk memberikan tindakan dikelas XI IPS2. Hasil wawancara selanjutnya mengenai nilai rata-rata siswa yang menunjukkan hanya ada 19 siswa yang berhasil mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) atau 47,5%, sedangkan nilai siswa yang dibawah KKM sebanyak 21 siswa atau 52,5% dari jumlah keseluruhan 40 siswa, serta dalam kegiatan pembelajaran metode yang sering digunakan adalah metode ceramah. Pemilihan metode mengajar yang kurang bervariasi dan cenderung monoton ke arah ceramah tersebut dengan alasan untuk mengejar materi pembelajaran agar selesai tepat pada waktunya. Observasi didalam kelas didapatkan bahwa guru masih menggunakan metode ceramah, yang belum divariasikan dengan metode lain yang bisa mengaktifkan peserta didik. Peserta didik lebih sering mencatat materi yang diberikan guru, sehingga interaksi pembelajaran cenderung didominasi oleh guru. Peserta didik terlihat tidak mendengarkan penjelasan guru, berbicara dengan teman, mengganggu teman yang duduk didepan atau dibelakang, bermain HP dan menyandarkan kepala diatas meja, serta ada siswa yang sengaja keluar kelas tanpa izin dari guru terlebih dahulu. Berdasarkan observasi menunjukkan saat guru bertanya kepada siswa 46

apakah ada yang ditanyakan hanya beberapa siswa yang berani mengajukan pertanyaan. Begitu juga saat guru mengajukan pertanyaan pada siswa hanya beberapa siswa yang bisa menjawabnya, dan siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru ditertawakan oleh siswa yang lain. 3.3. Siklus Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus, yang tujuannya untuk melihat peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti materi pembelajaran ekonomi melalui pembelajaran kontekstual. Setiap siklus terdiri dari empat langkah, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. P elaksanaan tindakan tiap siklus dapat digambarkan sebagai berikut: 47

Skema 3.1. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas PENJAJAKAN/ KONDISI AWAL Siswa melakukan aktivitas lain selama pembelajaran. Siswa masih membentuk kelompoknya sendiri. REFLEKSI Menganalisis hasil pengamatan dan hasil tes bersama guru pengajar untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan metode TSTS sebagai acuan untuk siklus berikutnya. PERENCANAAN Menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan refleksi siklus I REFLEKSI Menganalisis hasil pengamatan dan hasil tes. Merekap hasil observasi dan menganalisis apakah perlu perbaikan. SIKLUS II PERENCANAAN Menyusun RPP. lembar observasi. SIKLUS I TINDAKAN Penyampaian tujuan, langkah metode TSTS, materi secara singkat oleh guru. Pembagian kelompok secara heterogen. menjelaskan prosedur TSTS menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi yang dipelajari secara garis besar memberikan permasalahan pada tiap kelompok siswa berdiskusi dalam kelompok berempat. setelah selesai dua siswa pergi bertamu kekelompok lain dan yang dua tetap untuk menerima tamu dari kelompok lain. siswa kembali kekelompok masingmasing dan berdiskusi kembali. membahas hasil diskusi dan menyimpulkannya. tes individual. OBSERVASI Mengamati jalannya pembelajaran, aktivitas siswa dan guru, serta jalannya diskusi kelompok. TINDAKAN Penyampaian tujuan, langkah metode TSTS, materi secara singkat oleh guru. memberikan permasalahan pada tiap kelompok siswa berdiskusi dalam kelompok berempat seperti biasa. setelah selesai dua siswa pergi bertamu kekelompok lain dan yang dua tetap untuk menerima tamu dari kelompok lain. siswa kembali kekelompok masimg-masing dan berdiskusi kembali membahas hasil diskusi dan menyimpulkannya. tes individual. OBSERVASI Mengamati jalannya pembelajaran, aktivitas siswa dan guru, serta diskusi kelompok. 48

3.4. Prosedur Penelitian 1. Siklus I A. Perencanaan Setelah diketahui informasi tentang peserta didik melalui penjajagan atau refleksi awal, peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mementukan kompetensi dasar yang akan disampaikan pada peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) model kooperatif tipe TSTS. Dalam tahap perencanaan ini, peneliti mempersiapkan hal-hal sebagai berikut: 1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/RPP 2. Membuat lembar observasi yang terdiri dari: Kriteria penilaian lembar observasi keaktifan siswa Pedoman penilaian lembar observasi keaktifan siswa Lembar observasi keaktifan siswa Lembar aktifitas guru 3. Membuat pembagian kelompok 4. Membuat lembar kerja siswa yang terdiri dari: Tugas kelompok siklus I Kunci jawaban tugas kelompok siklus I Tes individu siklus I Kunci jawaban tes individu siklus I 49

B. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang akan dilakukan antara lain: Guru menyampaikan tujuan dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (TSTS). Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok secara heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 4 peserta didik dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah). Setiap kelompok diberikan satu permasalahan untuk didiskusikan. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memberikan pendapat dan jawaban sesama anggota kelompok. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan materi, pada materi pelajaran yang telah dipelajari. Guru memberikan kesimpulan dan pada tahap terakhir guru memberikan tes individu kepada peserta didik. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: Pertemuan 1 1. Kegiatan awal (10 menit) Memberi salam dan memberi pertanyaan apersepsi dan motivasi kepada peserta didik. 50

Menyampaikaan tujuan pembelajaran. Memperhatikan penjelasan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan metode kooperatif tipe TSTS yang disampaikan oleh guru. 2. Kegiatan inti (75 menit) Pendahuluan a. Guru menggali pemahaman siswa dan memberikan materi secara singkat kepada peserta didik. b. Kelas dikondisikan sedemikian rupa sehingga kelas dapat digunakn untuk pelaksanaan pembelajaran dan pelaksanaan penelitian. c. Setiap kelompok diberikan satu permasalahan untuk didiskusikan. Dan selanjutnya siswa akan melakukan sise dua siswa akan tinggal dan dua siswa akan bertamu, sehingga siswa akan mendapatkan meteri yang utuh dari kelompok lain. d. Setelah bertamu siswa kembali kekelompoknya masing-masing dan menjelaskan kepada dua teman kelompoknya. e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari. f. Siswa mengumpulkan hasil diskusi kepada guru. g. Guru memberikan kesimpulan dari hasil diskusi kelompok 51

Penguasaan a. Duduk dengan tim masing-masing dalam kelompok. b. Diskusi untuk menyelesaikan masalah yang diberikan dan memahami konsep materi yang ada. c. Dua siswa bertamu kekelompok lain untuk mencari informasi lain. d. Dua siswa yang lain tetap tinggal dalam kelompok untuk memberikan informasi tentang hasil diskusinya pada tamunya dari kelompok lain. e. Dua orang yang bertamu kembali lagi kekelompoknya untuk menyampaikan informasi yang diberikan ketika bertamu. f. Tiap kelompok membahas bersama-sama hasil temuannya dan dicocokkan dengan hasil diskusi kelompoknya. Penutup 1) Membahas hasil diskusi 3. Kegiatan akhir (5 menit) Guru menjelaskan kegiatan berikutnya Pertemuan 2 1. Tahap awal (20 menit) Memberikan salam dan mempersiapkan untuk melakukan tes 2. Tahap inti ( 60 menit) Tes individu 52

3. Tahap akhir (10 menit) Guru mendengarkan kesulitan yang dihadapi peserta didik pada saat tes. C. Pengamatan (Observing) Pengamatan dilakukan bersama dengan tindakan untuk mengamati proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (TSTS). Aspek yang diobservasi adalah keaktifan dan hasil belajar. D. Refleksi (reflecting) Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I. Dalam tahap refleksi siklus I ini, peneliti merekap lembar observasi. Jika tujuan pembelajaran mengalami peningkatan yang siknifikan maka peneliti dianggap berhasil. 2. Siklus II Seperti halnya pada siklus I, siklus ke II pun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. A. Perencanaan Peneliti melakukan persiapan untuk memperbaiki refleksi siklus I, berdasarkan informasi dari hasil refleksi siklus I. Refleksi siklus I merupakan data yang digunakan untuk membuat perencanaan siklus II, hal-hal yang perlu disiapkan, adalah sebagai berikut: 53

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Menyusun lembar kerja siswa yang terdiri dari: Tugas kelompok siklus II Kunci jawaban tugas kelompok Tes individu siklus II Kunci jawaban tes individu siklus II B. Pelaksanaan Seperti pada tahap pelaksanaan pada siklus I, siklus II guru menyampaikan kembali tujuan, garis besar materi dan langkah-langkah pembelajaran, dan membagi soal. Selain itu guru membimbing peserta didik dalam pembelajarannya. C. Pengamatan Sama seperti siklus I, peneliti harus mengamati aktivitas pembelajaran kooperatif tipe TSTS, apakah pembelajaran sudah sesuai dengan skenario RPP atau belum. D. Refleksi Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus II. Dalam tahap refleksi siklus ini peneliti merekap lembar observasi. Jika tujuan pembelajaran mengalami peningkatan yang siknifikan maka penelitian dianggap berhasil. 54

3.5 Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode sebagai berikut : a. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena nyata yang diselidiki. Observasi dilakukan guru dan peneliti. Observasi terhadap guru yang mengajar berfungsi sebagai alat kontrol, sedangkan observasi peserta didik dapat berfungsi untuk mendapatkan informasi tentang aktivitas dan kemajuan peserta didik. Lembar observasi terdiri atas dua bagian, yaitu: Lembar observasi terhadap keaktifan peserta didik. Lembar obserfasi keaktifan guru. b. Dokumentasi Dokumentasi berupa foto digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dari observasi. Dokumen foto dapat memberikan gambaran secara lebih nyata mengenai kegiatan kelompok peserta didik dan menggambarkan suasana kelas ketika aktifitas proses pembelajaran berlangsung. c. Tes Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan pada akhir kegiatan tiap-tiap siklus (pos-test) dengan memberikan sejumlah soal tes kepada subjek 55

penelitian. Dalam pengumpulan data alat yang digunakan berupa soal tes sesuai materi. Melalui tes tertulis ini, penulis dapat: Mengetahui hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran. Keberhasilan atau kekurangan berhasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan penulis. d. Angket Pemberian angket kepada peserta didik digunakan untuk mengetahui tanggapan peserta didik terhadap penggunaan metode pembelajaran TSTS dalam pembelajaran. Angket diberikan satu kali disiklus terakhir dengan berisi seperangkat pertanyaan tertulis kepada peserta didik untuk dijawab. e. Catatan Lapangan Catatan lapangan dugunakan untuk mencatat data yang tidak bisa masuk ke dalam lembar observasi. 3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan jenis data, yaitu data kuantitatif. Data kuantitatif dapat dianalisis secara deskriptif, misalnya mencari presentase keberhasilan belajar. Analisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut: 56

1. Data hasil tes dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: 2 Keterangan: P = presentase tingkat keberhasilan F = jumlah nilai yang tuntas (sesuai KKM disekolah) N = jumlah siswa yang mengikuti tes 2. Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa dapat dihitung dengan rumus: Keterangan: P = persentase keaktifan F = jumlah skor keaktifan N = jumlah skor keaktifan ideal (skor maksimum) 3.7 Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan proses dikatakan berhasil bila: 1) Rata-rata aktivitas belajar siswa dan guru sudah mencapai skor lebih dari atau sama dengan 80%. 2) Nilai pada aktivitas siswa sudah mencapai kategori baik. Penerimaan ditandai dengan respon terhadap pendapat siswa. Dimana siswa selalu menolak pendapat teman, tidak menghargai 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, PT Rineka Cipta: Jakarta, 2006, hal. 281. 57

pendapat teman, kurang menghargai pendapat teman, menghargai pendapat teman. Partisipasi ditandai dengan siswa aktif dalam diskusi dan mencari jawaban. Dimana dalam berdiskusi siswa hanya menunggu jawaban yang diberikan teman, mengikutu diskusi dengan semangat, kurang bersemangat ketika mengikuti diskusi, tidak mengikuti diskusi, sedangkan mencari jawaban siswa aktif mencari jawaban dari awal sampai akhir, hanya diawal diskusi, hanya menunggu jawaban dari teman, tiidak melakukan kegiatan apapun.. Penentuan sikap ditandai dengan keaktifan pada saat bertanya atau menjawab yaitu: mengajukan pertanyaan atau menjawab lebih dari sekali, tidak pernah mengajukan pertanyaan atau menjawab, memahami materi dengan baik. Organisasi ditandai dengan kerja sama dalam kelompok. Dimana siswa akan membagi tugas keseluruh anggota kelompok, tugas hanya dikerjakan hanya pada satu siswa, tugas didominasi dua siswa, dikerjakan secara individu. Penentuan pola hidup ditandai dengan kehadiran siswa ketika pembelajaran berlangsung serta kelengkapan alat dan sumber belajar. Dimana kehadiran siswa tersebut tepat waktu, terlambat masuk, tidak masuk, sedangkan kelengkapan alat dan sumber belajar membawa materi pelajaran, membawa buku paket lain, membawa perlengkapan alat tulis, membawa buku catatan saja 58

Indikator keberhasilan belajar dalam penelitian tindakan kelas ini adalah apabila siswa yang nilainya tuntas belajar sudah lebih dari atau sama dengan 80%. Siswa dikatakan mencapai ketuntasan belajar kognitif apabila siswa mampu menguasai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang mengacu pada KKM yang telah ditetapkan sekolah, yaitu untuk ketuntasan individu 71, sedangkan batas ketuntasan klasikal adalah 80% dari jumlah siswa yang mengikuti tes. 59