BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. Bab ke tujuh sebagai penutup penelitian ini berisi ringkasan, simpulan,

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi penelitian dan sistematika penulisan. mencanangkan suatu kebijakan yang dikenal dengan nama Gerakan Reformasi

PENERAPAN SAKIP BAGIAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur

BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

BAB VII RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Bab akhir dalam penelitian ini memberikan ringkasan penelitian, kesimpulan,

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

TENTANG. berdasarkan

Ditetapkan di Banyuwangi Pada tanggal 24 April 2015 BUPATI BANYUWANGI, Ttd. H. ABDULLAH AZWAR ANAS

WALIKOTA TEBING TINGGI

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

WALIKOTA TEBING TINGGI

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

PERATURAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 1 TAHUN 2015 T E N T A N G

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2013 BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) KECAMATAN MODO

BAB II PERENCANAAN KINERJA. mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

Rencana Stratejik (RENSTRA) Kecamatan Batununggal Kota Bandung Tahun BAB I PENDAHULUAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

SASARAN REFORMASI BIROKRASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG

FAKTOR. Wewenang Penyeliaan & Manajerial. Sifat Hubungan

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LANDAK TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PANGAN DAN PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 23 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN EVALUASI KINERJA PERANGKAT DAERAH

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

RINGKASAN EKSEKUTIF LAKIP BIRO KESRA

Disampaikan oleh : KEPALA BAGIAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT SETDA KABUPATEN LAMONGAN

BAB V KESIMPULAN. pembangunan nasional dan daerah. Keberhasilan atau kegagalan program

PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan salah satu isu yang terdapat dalam

GUBERNUR SUMATERA UTARA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

PEMERINTAH KOTA MALANG SEKRETARIAT DAERAH Jl Tugu Nomor 1 Telp MALANG Kode Pos 65119

INSPEKTORAT KOTA. 1. Penyelenggaraan perencanaan program pengawasan; 2. Penyelenggaraan perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan;

BAB. I PENDAHULUAN. Dalam konsep New Public Management (NPM) birokrasi pemerintah sebagai pemberi

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

PENGUKURAN KINERJA DAN EVALUASI KINERJA DALAM SAKIP

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB I PENDAHULUAN. LKjIP BAPPEDA Tahun 2015 I / LATAR BELAKANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2011 NOMOR : 50

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Malang No. 1 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, sebagaimana telah diubah keempat kalinya dengan

KATA PENGANTAR. Semarapura, 30 Maret 2016 Kepala Bappeda Kabupaten Klungkung, I Wayan Wasta, SE, M.Si Pembina Tk. I (IV/b) NIP

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PERCEPATAN INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN WILAYAH TAHUN ANGGARAN 2015

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

BAB I REVIEW RENSTRA SETDA KALTIM

BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. yang dapat digunakan RSUD Muntilan untuk perubahan kearah yang lebih baik.

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI

INFORMASI JABATAN. membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pekerjaan umum dan penataan ruang.

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BENGKULU TAHUN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN ANGGARAN 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

Jambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan. Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG WALIKOTA MOJOKERTO,

dan Sasaran Jangka Menengah 9. Strategi Kebijakan 1. Rencana Kerja BPM 2. Capaian Kinerja BPM

Dinas Kesehatan Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN

Kata Pengantar. Kepanjen, Januari 2015 SEKRETARIS DPRD KABUPATEN MALANG. Drs. IRIANTORO, M. Si Pembina Tk. I NIP

PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

Tahapan dan Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Renja SKPD

BAB I PENDAHULUAN. masuh belum cukupnya kualitas SDM yang menangani pembangunan. Disamping kualitas SDM, kualitas jenjang pendidikan di Dinas-dinas

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB I PENDAHULUAN. tahapan perencanaan pembangunan tetapi harus dilihat sebagai tahap

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PENGELOLAAN ENERGI, SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN ANGGARAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perencanaan pembangunan daerah, proses. penyusunan tahapan-tahapan kegiatannya melibatkan berbagai

KATA PENGANTAR. Kandangan, Januari 2016 INSPEKTUR KABUPATEN, Ir.RUSMAJAYA,MT Pembina Utama Muda NIP

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

Transkripsi:

BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI Bab VII di dalam penelitian ini memaparkan ringkasan, simpulan, keterbatasan, dan rekomendasi penelitian. 7.1 Ringkasan SAKIP merupakan sistem yang mengatur bagaimana pemerintah memepertanggungjawabkan kinerjanya dalam kurun waktu 1 tahun anggaran, dimana pemerintah dimana instansi pemerintah merencanakan sendiri, melaksanakan, mengukur dan memantau kinerjanya sendiri serta melaporkannya sendiri kepada instansi yang lebih tinggi. Agar pelaksanaan SAKIP berjalan dengan efisien dan efektif, maka komponen-komponen pendukung SAKIP perlu diperhatikan dan dikelola dengan baik, mulai dari penyusunan RPJMD, Renstra, Renja SKPD, RKA, DPA, Penetapan Kinerja sampai dengan LAKIP. Terdapat 4 tahapan yang harus dilalui di dalam alur pelaksanaan AKIP. Tahapan-tahapan tersebut dimulai dari perencanaan strategis, perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, dan pelaporan kinerja. Keempat tahapan ini memiliki porsi yang sama dalam pelaksanaan SAKIP, namun pada praktiknya hanya tahapan pelaporan kinerja yang menjadi prioritas SKPD, dimana SKPD harus menyerahkan LAKIP tepat pada waktunya. Hal ini tentu saja berakibat pada tidak maksimalnya penilaian evaluasi LAKIP oleh Kemenpan dan RB, karena LAKIP disusun hanya berdasarkan sistematika yang telah ditentukan, tapi tidak memperhatikan kesesuaian komponen-komponen SAKIP yang harus selaras 83

antara satu dengan yang lainnya. Dengan kata lain baik komponen-komponen SAKIP dan alur SAKIP tidak memiliki hubungan yang logis sampai dengan tersusunnya LAKIP. Hubungan yang logis dalam pelaksanaan SAKIP membuat peneliti tertarik untuk untuk melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada evaluasi pelaksanaan SAKIP dengan menggunakan model logika untuk meneliti kesesuaian antara komponen-komponen SAKIP dan alur pelaksanaan SAKIP. Penelitian ini memfokuskan pada SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Tarakan dengan mengambil 7 SKPD sebagai sampel penelitian. SKPD yang dipilih sebagai objek penelitian adalah SKPD yang mempunyai kriteria yang telah ditetapkan peneliti. Kriteria pertama adalah SKPD yang dinilai oleh Bagian Organisasi telah melaksanakan SAKIP dengan penilaian baik sampai dengan penilaian kurang. Kriteria kedua adalah dengan menggunakan SK Walikota Tarakan tentang penugasan tim AKIP Kota Tarakan, karena didalam tim AKIP Kota Tarakan terdiri dari aparatur baik eselon maupun non eselon yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan AKIP Kota Tarakan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif melalui pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara dan mengumpulkan dokumentasi terkait judul penelitian. Wawancara dilakukan dengan para pejabat serta pegawai non eselon yang menjadi objek penelitian, yang terdiri dari Asisten IV bidang Administrasi Umum, Kepala Bagian Organisasi, Kasubbag Tata Laksana, Kasubbag Perencanaan dan Penyusunan Program, Sekretaris Camat, Lurah, Sekretaris Lurah, serta pegawai non eselon. Hasil wawancara kemudian 84

dianalisis menggunakan analisis tematik untuk mendapatkan tema yang berkaitan dengan penelitian ini. Dokumentasi dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini, seperti RPJMD, Renstra SKPD, DPA SKPD, Penetapan Kinerja, LAKIP SKPD dan LAKIP Kota maupun dokumen lainnya yang terkait dengan SAKIP. Berdasarkan hasil dokumentasi dan wawancara, kemudian disusunlah suatu simpulan dari hasil penelitian dengan mengemukakan keterbatasan penelitian. Selain itu, penulis mencoba memberikan rekomendasi kepada pemerintah, dalam hal ini SKPD terkait untuk mengatasi permasalahan pelaksanaan SAKIP melalui model logika. 7.2 Simpulan Hasil analisis dan diskusi pada Bab VI di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: a. SAKIP Kota Tarakan yang menggunakan RPJMD tahun 2009-2014 sebagai dasar pelaksanaan kebijakan pemerintahan, memiliki hubungan yang logis antara RPJMD dengan Renstra, karena pada tahun 2013 telah dilakukan revisi RPJMD untuk tahun 2009-2014, akan tetapi dari adanya hubungan yang tidak logis yang terdapat didalam dokumen RPJMD sebelumnya mengakibatkan pelaksanaan AKIP dan perolehan nilai evaluasi LAKIP Kota Tarakan tidak maksimal. 85

b. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan SAKIP Kota Tarakan adalah sebagai berikut: 1) Pemahaman mengenai konsep SAKIP Masalah yang ditemui dalam pemahaman konsep SAKIP adalah PNS yang bertanggungjawab di masing-masing SKPD belum bisa membedakan antara SAKIP dengan LAKIP. 2) Sumberdaya aparatur Kaderisasi terkait pelaksanaan SAKIP SKPD belum maksimal karena banyak ditemui PNS yang bertanggungjawab terhadap SAKIP dimutasi ke SKPD yang baru. 3) Alokasi anggaran terkait SAKIP Anggota legislatif belum sepakat dengan Pemerintah Kota Tarakan terkait besaran anggaran SAKIP. Karena anggota legislatif belum memahami arti penting SAKIP bagi penilaian LAKIP Kota Tarakan. 7.3 Keterbatasan Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Penelitian ini hanya melakukan evaluasi SAKIP dengan bidang-bidang yang terkait dengan bidang non keuangan, artinya peneliti tidak memasukkan kinerja keuangan Pemerintah Kota Tarakan secara detil. b. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini hanya terbatas pada 7 SKPD berdasarkan SK Walikota Tarakan tentang penugasan tim AKIP Kota Tarakan yang ada pada 7 SKPD tersebut yaitu Sekretariat Daerah, Inspektorat Wilayah, Bappeda, BKD, Dinas Kesehatan, Kecamatan 86

Tarakan Tengah, Kelurahan Kampung I Skip dan lebih menekankan pada pelaksanaan SAKIP di tahun 2013. 7.4 Rekomendasi Berdasarkan simpulan di atas, peneliti memberikan rekomendasi kepada Bagian Organisasi dan Tim AKIP Kota Tarakan sebagai berikut: 1. Rekomendasi kepada Bappeda dan Bagian Organisasi Setda Kota Tarakan a. Mengutamakan hubungan yang logis dan kesesuaian antar komponenkomponen pendukung SAKIP. Model logika dapat menjadi solusi untuk merancang skema hubungan yang logis dalam pelaksanaan SAKIP. b. Menekankan pada konsep pemahaman SAKIP pada kegiatan-kegiatan sosialisasi, bimtek maupun diklat. Pemahaman konsep SAKIP harus menjadi bahan diskusi terlebih dahulu sebelum berbicara lebih jauh mengenai penyusunan LAKIP agar aparatur yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan AKIP dapat membedakan antara SAKIP dan LAKIP. c. Di setiap SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Tarakan, harus ada kaderisasi dalam setiap program dan kegiatan, tidak terkecuali dengan pelaksanaan program AKIP. Sehingga tidak perlu terjadi lagi kekurangan sumberdaya aparatur terkait pelaksanaan SAKIP. d. Tim AKIP Kota Tarakan harus lebih detil lagi dalam menjelaskan konsep SAKIP kepada TAPD dan anggota Legislatif. Terutama kepada 87

anggota legislatif, sehingga pada waktu penetapan besaran anggaran untuk kegiatan AKIP di DPA, alokasi anggaran pelaksanaan SAKIP sudah mencukupi. 88