BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Peranan Bank dalam mendukung kegiatan dunia usaha kecil sangat besar untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi. Jasa yang diberikan bank adalah jasa lalu lintas peredaran uang. Melalui bank kita dapat memperoleh kredit atau pinjaman uang untuk usaha kecil dan yang dijalankan. Pemberian kredit merupakan salah satu usaha bank yang mengandung resiko. Kredit yang diberikan akan mengandung resiko, apabila risiko atas pemberian kredit dimaksud dapat diantisipasi dan dapat dikontrol dengan parameter-parameter yang ditetapkan. Oleh karenanya pemberian kredit harus didasarkan pada credit acceptance criteria yang jelas. Tujuanya dari kredit adalah untuk membantu usaha kecil dan menengah agar dapat berkembang menjadi besar sehingga dapa membantu perekonomian di masyarakat. Kredit yang baik adalah kredit yang diberikan sesuai dengan kebutuhan riil debitur sehingga dapat memperbaiki/meningkatkan kinerja usaha debitur dan kredit dapat dikembalikan kepada bank dengan tepat waktu dan menguntungkan bank. Dalam pemberian kredit, bank mengharapkan kredit tersebut harus dapat dikembalikan dengan jumlah nilai yang diharapkan. Pemberian kredit tidak sepenuhnya hanya didasarkan pada petunjuk pelaksanaan pemberian kredit atau standar prosedur pemberian kredit yang berlaku, tetapi harus juga mempertimbangkan common sense dan good judgement berdasarkan informasi dan data yang memadai.
Dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek penilaian tetap sama. Biasanya kriteria penilaian yang umum harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar layak untuk diberikan, dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. 1. Character Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari seseorang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dipercaya. Dalam hal ini bank meyakini benar bahwa calon debiturnya memiliki reputasi baik, artinya selalu menepati janji dan tidak terlibat hal-hal yang berkaitan dengan kriminalitas, misalnya penjudi, pemabuk, atau penipu. Untuk dapat membaca sifat atau watak dari calon debitur dapat dilihat sari latar belakang nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosial. 2. Capacity Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Bank harus mengetahui secara pasti atas kemampuan calon debitur dengan melakukan analisis usahanya dari waktu ke waktu. Pendapatan yang selalu meningkat diharapkan kelak mampu melakukan pembayaran kembali atas kreditnya. Sedangkan bila diperkirakan tidak mampu, bank dapat menolak permohonan dari calon debitur. Capacity sering juga disebut dengan nama Capability. 3. Capital Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelola calon debitur. Bank harus meneliti modal calon debitur selain besarnya
juga strukturnya. Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan solvabilitasnya, rentabilitas dan ukuran lainnya. 4. Condition Pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah. Penilaian kondisi dan bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil. 5. Collateral Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun yang nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi sesuatu, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. Selanjutnya penilaian suatu kredit dapat pula dilakukan dengan analisis 7P kredit dengan unsur penilaian sebagai berikut: 1. Personality Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun kepribadiaannya di masa lalu. Penilaian personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah dan menyelesaikannya. 2. Party Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi atau golongangolongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya sehingga
nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank. 3. Perpose Yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacammacam sesuai kebutuhan. Sebagai contoh apakah untuk modal kerja, investasi, konsumtif, produktif dan lain-lain. 4. Prospect Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga nasabah. 5. Payment Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh usaha lainnya. 6. Profitabillity Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode, apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya. 7. Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar-benar
aman. Perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi. PT. Bank SUMUT Kantor Cabang Pembantu USU merupakan salah satu bank yang kegiatannya menyediakan jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat. Jasa keuangan yang diberikandibagi atas tiga kelompok, kelompok pertama adalah kegiatan menghimpun dana (funding) dari masyarakat, maksudnya ialah dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi bagi masyarakat dengan cara bank menawarkan produk simpanan atau rekening seperti rekening giro, tabungan, dan rekening deposito. Kelompok kedua adalah kegiatan menyalurkan dana (lending) yaitu bank memberikan pinjaman atau kredit kepada masyarakat yang mengajukan permohonan, dengan kata lain bank menyediakan dana berupa jaminan atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya. Kelompok ketiga adalah memberikan jasa-jasa bank lainnya (service) yang merupakan jasa pendukung dari kegitan pokok bank seperti pengiriman, uang (transfer) penagihan surat-surat berharga, penerimaan setoran tagihan rekening listrik,pajak dan jasa- jasa lainnya.pemberian kredit merupakan aktivitas bank yang mengandung resiko. Untuk memperkecil resiko yang terjadi, maka permohonan kredit harus dinilai oleh bank atas dasar syarat yang dikenal dengan 5C (the five 5c of credit) yaitu character, capacity, capital, collateral, dan condition. Prinsip 5c dapat dijadikan bank sebagai alat penilai atau aanalisi bagi calon debitur untuk menetukan aapakah kredit dapat diberikan atau tidak. Tujuan analisis ini adalah agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman dan untuk mengurangi kredit macet. Proses pemberian kredit
merupakan rangkaian tahapan yang bersifat terintegrasi secara end to end process, yang harus dilalui saling keterkait dimulai dari analisiskredit, evaluasi serta monitoring dan penyelesaian kredit bermasalah. Dengan adanya prosedur pemberian kredit yang efisien dan efektif diharapkan dapat terpenuhinya kebutuhan dana yang diperlukan baik oleh perusahaan, pedagang dan masyarakat.dari uraian di atas dapat diketahui bahwa peranan kredit bank memiliki arti penting bagi dunia usaha dewasa ini oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk membahas masalah ini, dan selanjutnya penulis memilih judul : Prosedur Pelaksanaan Dan Pengawasan Kredit Usaha Kecil Pada PT. Bank SUMUT Kantor Cabang Pembantu USU. B.Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas maka yang menjadi permasalahan adalah Bagaimana Prosedur Pelaksanaan Pemberian Kredit dan Pengawasan Pada PT. Bank SUMUT Cabang Pembantu pintu 3 USU? C.Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengetahui Prosedur Pemberi Umum Pada PT. Bank SUMUT Cabang Pembantu Pintu 3 USU D. Manfaat Penelitian 1. PT. BANK SUMUT Kantor Cabang Pembantu USU Penelitian ini dapat menajdi refrensi bagi perusahaan untuk meningkatkan
kinerja divisi pemasaran PT. BANK SUMUT Kantor Cabang Pembantu USU sebagai pihak pengelola prosedut pemberian kredit dalam penentuan 2. Pihak lain Penilitan ini dapat digunakan sebagai bahan refrensi guna melakukan penelitian selanjutnya. 3. Peneliti Penelitian untuk mengetahui analisis kelayakan pemberian kredit pada PT. BANK SUMUT Kantor Cabang Pembantu USU.