JURNAL TESIS. Oleh: Disusun Oleh: Diana Trisnawati (S )

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci: pengembangan, modul pembelajaran sejarah, nasionalisme.

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sejarah. Oleh DIANA TRISNAWATI (S )

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan pengembangan (Research and Development) merupakan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI DALAM KEGIATAN LABORATORIUM TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERPIKIR PESERTA DIDIK SMP

PERBEDAAN PENGARUH MODEL JIGSAW

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM SOLVING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH IPA PESERTA DIDIK SMP KELAS VII

1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016

PENGEMBANGAN MODUL BERWAWASAN SALINGTEMAS (SAINS, LINGKUNGAN, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT) PADA MATERI SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM KELAS VII

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG IDENTITAS NASIONAL

SRI PUJI HIDAYATI NIM

PENGEMBANGAN E-MODUL KIMIA BERBASIS PROBLEM SOLVING DENGAN MENGGUNAKAN MOODLE PADA MATERI HIDROLISIS GARAM UNTUK KELAS XI SMA/MA SEMESTER II TESIS

PENYUSUNAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK FISIKA SMA PADA POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA. Skripsi Oleh : Siti Nurrohmah K

PENGEMBANGAN TEKNIK BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 JATISRONO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU TESIS

TESIS Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan. Oleh : Endang Lestari S

TESIS. O l e h : NUR ROCHMAH S

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS KOMIK DIGITAL PERANG GERILYA JENDERAL SOEDIRMAN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP PATRIOTISME

PENGEMBANGAN BUKU AJAR BAHASA INDONESIA BERBASIS PEMBELAJARAN KOLABORATIF UNTUK PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI DISERTASI

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program studi Teknologi Pendidikan. Oleh. Istanto S

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN

PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN KELAS XI SMA/MA TESIS

HELDA WAHYUNI NIM:

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA SMA KELAS XI MATERI ASAM BASA UNTUK PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS NILAI HUMANISME SUNAN DRAJAT UNTUK MENINGKATKAN AKTUALISASI DIRI PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI LAMONGAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM

HUBUNGAN PENGUASAAN RAGAM BAHASA INDONESIA STANDAR DAN LOCUS OF CONTROL DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PREZI TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO

KEEFEKTIFAN TEKNIK QUANTUM WRITING DAN CONCEPT MAPPING DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS KARANGAN EKSPOSISI PESERTA DIDIK SMA

1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan. Oleh KHOTIM NURMA INDAH S

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR DAN KONDISI EKONOMI KELUARGA

PENGARUH METODE PENYULUHAN (KIE) TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN BER-KB DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN

BAYU ADHY TAMA K

PERBEDAAN KESADARAN MULTIKULTURAL ANTARA SISWA

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan. Oleh: Fatmawati Nur Hasanah S

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

KELAYAKAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA SMPN 1 KAYEN KIDUL

Oleh: IMAM SANTOSA S

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN BELAJAR IPS SISWA SD DI KABUPATEN SLEMAN

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Antok Dian Pranadi, Dr. H. Roemintoyo. S.T., M.Pd., Drs. Bambang Sulistyo Budhi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Universitas Sebelas Maret

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

STUDI KOMPARASI TINGKAT PEROLEHAN KOSAKATA

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA SITUS RADEN MAS SAID DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KEARIFAN LOKAL. (Tesis)

TESIS. Oleh LAZMIHFA S

TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat. Magister Pendidikan Sejarah. Oleh. Agung Cahyono S

PENGARUH MODEL TALKING STICK DAN PROBING PROMPTING TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTS DARUL FIKRI TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN

KEEFEKTIFAN STRATEGI TIMBAL BALIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERPEN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ADOBE FLASH PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS V DI SDIT AL-HASNA KLATEN TESIS

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh: IKA NOVIANTARI NIM S

TESIS. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sejarah

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS VISUALISASI MUSEUM SASANA WIRATAMA UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SEJARAH SISWA MAN YOGYAKARTA III

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

ARTIKEL JURNAL. Oleh Anisa Agustina NIM

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama Pendidikan Kimia

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

Kata kunci: Media Pembelajaran, Game Edukatif, Fun Spreadsheet Quiz, Adobe Flash, SMK,

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2015

PENGARUH METODE EDUTAINMENT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TEKNIK-TEKNIK DASAR MEMASAK DI SMK NEGERI 2 GODEAN JURNAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

TESIS. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sejarah. Oleh: Arif Wahyu Hidayat S

NILAI KARAKTER DAN HASIL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI 1. Oleh

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA UNTUK PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA MATERI POKOK HIMPUNAN KELAS VII SMP

KEEFEKTIFAN TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PESERTA DIDIK SMP N 1 PONCOL TAHUN AJARAN 2012/ 2013

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

Tesis. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Magister Program Studi Magister Pendidikan Sejarah. Oleh: Eko Puji Sumaryanto S

MOHAN TAUFIQ MASHURI NIM

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

PENGEMBANGAN KOMIK SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS MATERI TENAGA ENDOGEN UNTUK SISWA SMP KELAS VII

TEKNIK PERMAINAN EDUKATIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA SISWA SD KELAS V DI SD N 02 PAPAHAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar.

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BELAJAR TERHADAP MANAJEMEN PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR SISWA SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Development of Basic Competency Learning Module on Poultry Meat and Seafood Processing at SMKN 3 Wonosari

K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DAN MOTIVASI

PENGARUH PENDEKATAN MODEL-ELICITING ACTIVITIES

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

NADIA DEVINA ARYA PUTRI K

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI UNTUK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PECAHAN

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KONTROL DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN

Dita Ningtias, Ridwan Joharmawan, Yahmin Universitas Negeri Malang

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id 1 JURNAL TESIS PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENINGKATKAN NASIONALISME DI SEKOLAH PENDIDIKAN LAYANAN KHUSUS YAYASAN GIRLAN NUSANTARA Oleh: Disusun Oleh: Diana Trisnawati (S861308030) PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2015 commit to user

digilib.uns.ac.id 2 ABSTRAK PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENINGKATKAN NASIONALISME DI SEKOLAH PENDIDIKAN LAYANAN KHUSUS YAYASAN GIRLAN NUSANTARA Diana Trisnawati Program Studi Magister Pendidikan Sejarah UNS Surakarta Email: diana_trisnawati@ymail.com Abstrak: Diana Trisnawati. S861308030, 2014. Pengembangan Modul Pembelajaran Sejarah Berbasis Pendidikan Karakter dalam Meningkatkan Nasionalisme di Sekolah Pendidikan Layanan Khusus Yayasan Girlan Nusantara Yogyakarta. TESIS. Pembimbing: 1) Prof. Dr. Hermanu Joebagio, M.Pd; 2) Prof. Dr. Sunardi, M.Sc. Program Studi Magister Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta. Nasionalisme sebagai salah satu sikap yang harus dimiliki bangsa Indonesia semakin meluntur seiring dengan perkembangan zaman yang merupakan dampak buruk dari globalisasi dan merapuhnya nilai-nilai luhur serta jati diri bangsa. Penanaman nasionalisme melalui pembelajaran sejarah merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan kembali sikap nasionalisme. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan sistem dan pola pendidikan karakter di Yayasan Girlan Nusantara, (2) Mendeskripsikan pengembangan modul pembelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter untuk meningkatkan nasionalisme, dan (3) Menganalisis efektivitas modul pembelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter dalam meningkatkan nasionalisme. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan model desain ADDIE. Media yang dihasilkan berupa modul yang diberi nama Modul pembelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik di program Sekolah Pendidikan Layanan Khusus Yayasan Girlan Nusantara Yogyakarta. Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah observasi, wawancara, angket penilaian modul, pre test angket nasionalisme, dan pre test prestasi. Uji coba instrumen angket dan test prestasi meliputi validitas butir soal dan reliabilitas yang dianalisis secara kuantitatif, sedangkan hasil observasi dan wawancara dideskripsikan secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Pola pendidikan di Sekolah Pendidikan Layanan Khusus tidak menggunakan media dalam pembelajaran, (2) Pengembangan modul pembelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter dilakukan melalui tahapan ADDIE dan mengalami 2 kali revisi, serta telah tervalidasi oleh ahli media dan selanjutnya berhasil diujicobakan di Sekolah Pendidikan Layanan Khusus Yayasan Girlan Nusantara Yogyakarta, dan (3) Uji efektivitas modul pembelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter dilakukan dengan membandingkan nilai post commit test to kelompok user eksperimen dan kelompok

digilib.uns.ac.id 3 kontrol dengan menggunakan taraf signifikasi sebesar 5% dan diketahui bahwa nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel (8,162 >1,734) dan nilai signifikansi lebih kecil dari pada alpha 5%, maka dapat disimpulkan bahwa nilai nasionalisme post test antar kelompok eksperimen yang diberikan modul dengan kontrol yang tidak diberikan tindakan terdapat perbedaan. Kata Kunci: pengembangan, modul pembelajaran sejarah, nasionalisme. ABSTRACT Diana Trisnawati. S861308030, 2015. Developing a Character-based History Teaching Modul to Improve the Nationalism at Inclusive Schools of Girlan Nusantara Yogyakarta Foundation. A Thesis. Supervisors: 1) Prof. Dr. Hermanu Joebagio, M.Pd; 2) Prof. Dr. Sunardi, M.Sc. Graduate Program in History Education, Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret Surakarta State University. Nationalism as one of the attitudes that must be possessed by Indonesian has been decaying along with the era development. This is due to the negative effects of globalization, the decrease of the noble values and the degradation of nation s dignity. Instilling the nationalism through History teaching is one of the strategies to develop nationalism.this research aims at: (1) describing the system and model of chacater education implemented at Girlan Nusantara Yogyakarta Foundation, (2) describing the development of a character-based history teaching modul to improve the nationalism, and (3) analyzing the effectiveness of a character-based history teaching modul in improving the nationalism. The type of the research is research and development using ADDIE model. The media produced in this research is a teaching modul entittled Modul pembelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter. The research population include the students at inclusive schools of Girlan Nusantara Yogyakarta foundation. Moreover, the research instruments used to collect the data consist of observations, interviews, modul assesment questionnaires, nationalism questionnaire pre-tests, and achievement pre-tests. The try out of the research instruments such as questionares and and achievement pre-tests include the test items validity and reliability analyzed quantitatively. Meanwhile, the results of observations and interviews were described qualitatively. The findings of the research are: (1) the model of education at inclusive schools does not utilize teaching media, (2) the development of a character-based History teaching modul was conducted through ADDIE stages and has been revised twice. Also, it has been validated by the experts on media and has been tested at inclusive schools of Girlan Nusantara Yogyakarta Foundation, and (3) the effectiveness test of a character-based History teaching modul was performed by comparing the post-test score of the experiment and controlled group using the significant rate of 5%. The t-count is greater than t-table (8,162 >1,734) and the significant score is less than alpha of 5%. With regard to this, there is a difference commit to user

digilib.uns.ac.id 4 between the nationalism post test score of the experiment groups which were given a modul and the control group which were not. Keywords: Development, History teaching modul, nationalism. Pendahuluan Pendidikan merupakan wahana yang menggerakkan kesadaran eksistensi manusia dan sekaligus mengangkat harkat, serta peluang bagi yang tersisihkan. Baik mereka yang sudah beruntung maupun yang belum, sama-sama mempunyai kesempatan untuk merealisasikan potensi masing-masing (Francis X Wahono, 2001:18). Salah satu unsur penting yang ditanamkan dalam pendidikan adalah moral. Pendidikan moral atau nilai tersebut dapat disampaikan dengan metode langsung maupun tak langsung. Metode langsung disampaikan melalui penentuan perilaku yang dianggap baik sebagai upaya indoktrinasi berbagai ajaran (Darmiyati Zuchdi, 2009:5). Hal inilah yang diajarkan di Rumah Singgah Yayasan Girlan Nusantara, salah satunya melalui pembelajaran dalam program Sekolah Pendidikan Layanan Khusus (SPLK). Pendidikan moral disebut juga dengan pendidikan karakter. Pendidikan karakter menurut Muhammad Fakry (2010:1) adalah sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuh-kembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu. Di Indonesia saat ini sedang gencar direalisasikan mengenai hal tersebut. Menurut Hurlock, komponenkomponen pendidikan karakter meliputi aspek kepribadian, standar dan ajaran moral, pertimbangan nilai, upaya dan keinginan individu, hati nurani, pola-pola kelompok, dan tingkah laku individu dan kelompok (1974:8). Ringkasnya, pendidikan karakter membuat kesadaran transedental individu mampu terejawantah dalam perilaku yang konstruktif berdasarkan konteks kehidupan dimana ia berada, yakni memiliki kesadaran global yang sesuai konteks lokal (Muchson dan Samsuri, 2013:105). Di sekolah umum, implementasi pendidikan karakter telah terintegrasi ke dalam semua mata pelajaran yang diajarkan. Pengajar mengaitkan materi dengan commit nilai-nilai to user pendidikan karakter supaya siswa

digilib.uns.ac.id 5 terbiasa dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang dikatakan berkarakter atau berwatak jika telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya (Nurul Zuriah, 2007:11). Tidak jauh berbeda dengan sekolah umum, implementasi pendidikan karakter juga dilakukan di sekolah non-formal. Salah satunya adalah SPLK Yayasan Girlan Nusantara. Pendidikan karakter diimplementasikan dalam pembelajaran sehari-hari bersamaan dengan pemberian ketrampilan. Namun demikian, pembelajaran yang dilakukan berbeda dengan sekolah umum. SPLK memiliki kurikulum khusus yang termuat dalam UU nomor 72 tahun 2013. Pada penelitian ini, peneliti mengimplementasikan pendidikan karakter melalui pembelajaran sejarah dengan efektivitas penggunaan modul pembelajaran. adapun salah satu nilai pendidikan karaker yang dikaji dalam penelitian ini tentang nasionalisme. Penanaman pendidikan karakter melalui pembelajaran sejarah di Yayasan Girlan Nusantara bukan hanya membentuk insan yang berkarakter, namun turut berupaya membentuk generasi muda yang cinta tanah air. Pembelajaran sejarah yang diberikan melalui program pendidikan diarahkan untuk pembentukan karakter yang nantinya dapat meningkatkan nasionalisme. Hal tersebut dikarenakan sikap apatis dan keseharian mereka hidup di jalanan, membuat sebagian besar dari mereka lupa akan nilai-nilai patriotisme. Selain itu, pendidikan yang rendah dan kesempatan yang minim untuk mendapatkan akses pendidikan semakin menjauhkan mereka dari penanaman nilai-nilai kebangsaan. Pengembangan pendidikan karakter melalui pembelajaran sejarah diharapkan mampu meningkatkan nasionalisme dan menghilangkan sikap apatis anak jalanan di Yayasan Girlan Nusantara. Pada penelitian ini terdapat 2 penelitian relevan yang dapat digunakan sebagai referensi peneliti. Berikut 2 uraian singkat mengenai penelitian yang relevan yang digunakan oleh penulis. Penelitian relevan yang pertama dilakukan oleh Dr Aman, M.Pd tahun 2012 dengan judul Pengembangan Model Pendidikan Karakter sebagai Upaya Peningkatan commit Personal to user dan Social Skill Bagi Anak Jalanan

digilib.uns.ac.id 6 di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian ini mengambil data melalui pelatihan yang ditujukan kepada anak jalanan yang berada di rumah singgah wilayah Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan personal dan social skill anak jalanan setelah dilakukan penelitian. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, karena penelitian yang dilakukan oleh penulis berusaha menerapkan model pendidikan karakter melalui pembelajaran sejarah di Yayasan Girlan Nusantara. Penelitian relevan yang kedua dilakukan oleh Gunardo RB, M. Si yang berjudul Studi Kasus Penanganan Anak Jalanan Oleh Pemerintah Kota Yogyakarta Melalui Rumah Singgah Anak Mandiri Kota Yogyakarta. Hasil penelitian ini berisi uraian tentang cara penanganan anak jalanan di Rumah Singgah Anak Mandiri yang meliputi pendampingan dan pembelajaran di rumah singgah. Dalam pembinaan yang dilakukan oleh Rumah Singgah Anak Mandiri, peserta didik diberi bekal ketrampilan, pendidikan, dan modal untuk berwirausaha. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, karena penulis berupaya menerapkan model pendidikan karakter melalui pembelajaran sejarah di Yayasan Girla Nusantara. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan sistem dan pola pendidikan karakter di Yayasan Girlan Nusantara, (2) Mendeskripsikan pengembangan modul pembelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter untuk meningkatkan nasionalisme, dan (3) Menganalisis efektivitas modul pembelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter dalam meningkatkan nasionalisme. Dalam penelitian ini, produk yang dikembangkan adalah modul pembelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter dalam meningkatkan nasionalisme di Sekolah Pendidikan Layanan Khusus (selanjutnya disebut SPLK) Yayasan Girlan Nusantara, Yogyakarta. Materi yang termuat dalam modul tersebut merupakan materi sejarah yang berkaitan dengan nasionalisme. Adapun materi tersebut terkait dengan usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia baik melalui perjuangan diplomasi maupun bersenjata. commit to user Pada pembelajaran IPS khususnya

digilib.uns.ac.id 7 sejarah di SPLK Yayasan Girlan Nusantara sebelumnya belum menggunakan media pembelajaran. Produk yang berupa modul pembelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter ini diharapkan mampu menginspirasi pengajar untuk lebih berinovasi dalam KBM dan membuat peserta didik lebih tertarik untuk mempelajari sejarah. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan pada peserta didik program SPLK di Yayasan Girlan Nusantara. Populasi dan subjek penelitian yang digunakan adalah peserta didik usia 10-20 tahun baik yang masih bersekolah di sekolah formal, maupun yang mengikuti program SPLK di Yayasan Girlan Nusantara. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan yang berorientasi pada penerapan pembelajaran sejarah. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development. Menurut Borg and Gall, penelitian dan pengembangan pendidikan adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan (1983:772). Penelitian ini menghasilkan Pengembangan Modul Pendidikan Karakter melalui pembelajaran sejarah sebagai upaya meningkatkan Nasionalisme. Pemilihan model Borg and Gall ini memiliki karakteristik yang menekankan pada uji coba dan revisi yang berulang sehingga menghasilkan produk yang layak, selain itu analisis produknya terperinci berorientasi pada hasil belajar. Model pengembangan ini adalah model pengembangan Borg and Gall yang dimodifikasi. Adapun modifikasi pertama terletak pada pembatasan wilayah uji coba yang hanya dilakukan di satu tempat. Kedua, langkah penelitian ini hanya dilakukan sampai dengan langkah ketujuh yang meliputi (1) Melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi, (2) Melakukan perencanaan yang meliputi pemilihan model pengembangan, perumusan tujuan, penentuan urutan jalannya penelitian dan evaluasi, (3) Mengembangkan bentuk produk awal, (4) Melakukan uji coba terbatas, (5) Melakukan revisi terhadap produk utama sesuai dengan saran-saran, (6) Melakukan uji coba luas, dan (7) Melakukan revisi produk terhadap produk akhir, sesuai dengan saran-saran dari hasil uji coba luas. commit to user

digilib.uns.ac.id 8 Hasil dan Pembahasan Yayasan Girlan Nusantara merupakan salah satu rumah singgah di Yogyakarta dengan berbagai program yang bertujuan untuk memberikan dan meningkatkan kesejahteraan bagi anak jalanan di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Melalui program SPLK, Yayasan Girlan Nusantara berusaha mencukupi kebutuhan anak-anak kaum marginal yang kurang mendapat perhatian dalam pendidikan. Adapun peserta didik dalam program ini adalah anak-anak dari PSK, buruh kasar, dan pengamen yang kurang mendapat perhatian dari kedua orangtuanya. Hal tersebut dikarenakan orang tua sibuk mencari nafkah dan minimnya pengetahuan tentang cara mendidik anak. Sebagian besar dari peserta didik bersekolah di sekolah umum dan mendapat subsidi dari pemerintah untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan UU nomor 72 tahun 2013 tentang Pendidikan Layanan Khusus, pembelajaran SPLK memang diperuntukkan bagi anak-anak korban bencana sosial, seperti yang sudah dikemukakan di atas. Pembelajaran di SPLK bersifat umum dan hanya melengkapi kebutuhan pendidikan mereka. Misalnya, membantu mengerjakan Pekerjaan Rumah, persiapan ulangan harian, persiapan ulangan semester, dan lain-lain. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada pembelajaran sejarah. Pembelajaran Sejarah di SPLK tersebut hanya dilakukan secara sederhana dan lebih pada pengajaran dengan cara ceramah. Hal tersebutlah yang membuat siswa justru menjadi pasif dan kurang bisa mengeksplor kemampuannya. Keterbatasan sarana belajar menjadi pemicu utama rendahnya kemampuan kognitif dan sikap. Berdasarkan hasil observasi, dinyatakan bahwa para peserta didik sebenarnya ingin mengikuti pembelajaran sejarah yang menyenangkan. Penyampaian materi dan penggunaan media akan sangat membantu mereka untuk menerima pengetahuan dan keterampilan. Meskipun bukan sekolah umun, para peserta didik menginginkan dan membutuhkan media pembelajaran untuk menghilangkan rasa jenuh. Media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi belajar para peserta didik dan dapat merangsang peserta didik dan dapat merangsang peserta didik untuk belajar commit dengan to user penuh semangat. Melalui analisis

digilib.uns.ac.id 9 kebutuhan tersebut, peneliti mengembangkan modul pembelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter untuk meningkatkan nasionalisme. Pengembangan modul pembelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter dilakukan menggunakan model ADDIE. Model ini, sesuai dengan namanya, terdiri dari lima fase atau tahap utama, yaitu analysis, desaign, development, implementation, dan evaluation. Kelima fase atau tahap dalam model ADDIE perlu dilakukan secara sistemik dan sistematik dalam pembelajaran. ADDIE adalah sistem pendekatan dimana organisasi dan aktivitas manusia dipandang sebagai saling berhubungan dengan input, proses, dan output yang unsur umpan balik dan kontrol berkontribusi pada keseluruhan proses (Egan, 2009: 138). Adapun unsur-unsur yang harus dimiliki dalam model pembelajaran ADDIE adalah sebagai berikut: a. Analysis Analisis mencakup kegiatan penilaian kebutuhan, mengidentifikasi masalah pembelajaran, dan menyatakan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dalam penelitian ini, analisis diperoleh peneliti setelah melakukan studi pendahuluan. Melalui kegiatan tersebut, peneliti menarik kesimpulan bahwa perlu adanya suatu media yang bisa digunakan bagi para peserta didik sebagai alternatif mereka mempelajari sejarah. Media tersebut haruslah menarik dan penyampaiannya mudah dipahami oleh peserta didik dalam program SPLK Yayasan Girlan Nusantara. Oleh karena itu, peneliti memilih modul sebagai media pembelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter, dikarenakan sesuai dengan dinamika pendidikan di Indonesia pada saat ini, yakni penanaman karakter. b. Desaign Desain merupakan unsur untuk menulis tujuan dalam istilah terukur dalam perencanaan pembelajaran, mengklasifikasikan pembelajaran, menentukan kegiatan pembelajaran, dan menetapkan media yang akan digunakan. Dalam penelitian pengembangan ini, peneliti memilih modul sebagai media pengembangan dalam meningkatkan nasionalisme. Dalam pembuatan materi, peneliti mengacu pada kurikulum commit khusus to user yang dimiliki oleh SPLK Yayasan

digilib.uns.ac.id 10 Girlan Nusantara sebagai dasar pengembangan. Kemudian, peneliti mengaitkan dengan kurikulum 2013 yang diterapkan di sekolah. Pada akhirnya, diambillah tema sejarah yang berkaitan dengan usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia sebagai materi dalam modul yang bertujuan untuk meningkatkan rasa nasionalisme. Modul pembelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter berisi tentang materi, tes sikap, dan tes kognitif yang disertai kunci jawaban. Dengan pengembangan tersebut, peneliti berharap modul pembelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter mampu digunakan oleh semua kalangan, meski tanpa didampingi oleh pengajar. c. Development Pengembangan merupakan kegiatan tindak lanjut dalam mempersiapkan pembelajaran yang telah ada di unsur sebelumnya (desaign), mempersiapkan siswa dan bahan-bahan yang akan digunakan. Dalam tahap ini, peneliti mengembangkan desain modul pembelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter. Peneliti mempersiapkan materi, tes sikap, dan tes kognitif, serta penilaian terhadap modul pembelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter. Penilaian modul tersebut merupakan bagian dari validitas yang dilakukan oleh ahli dan peserta didik. Melalui validitas tersebut, diketahui bahwa modul pembelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter layak digunakan sebagai media pembelajaran. d. Implementation Implementasi merupakan pelaksanaan yang meliputi penerapan proses belajar yang sudah dipersiapkan pada unsur-unsur sebelumnya. Pada tahap ini, peneliti turun ke lapangan untuk menguji-cobakan modul pembelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter. Peserta didik sudah dipersiapkan dan dikondisikan pada kelompok kontrol dan eksperimen. Namun, sebelumnya mereka terlebih dahulu mengikuti pre tes untuk menentukan kelompok kontrol dan eksperimen. Baik pre tes maupun post tes berisi muatan mengenai kognitif dan sikap. Para peserta didik mengikuti jalannya pembelajaran tersebut sesuai dengan ketentuan dalam penelitian. e. Evaluation commit to user

digilib.uns.ac.id 11 Evaluasi merupakan penilaian secara keseluruhan mengenai pengembangan modul pembelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter. Evaluasi kegiatan pembelajaran juga merupakan bagian dalam kegiatan ini. Selain itu, modul yang sudah diujicobakan dan diberi saran dan masukan, kemudian diperbaiki dan dijadikan desain final yang dapat digunakan dalam pembelajaran selanjutnya. Penilaian mengenai efektivitas modul pembelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter merupakan bagian penting dalam tahapan terakhir ini. Berdasarkan hasil observasi, diketahui bahwa pembelajaran yang dilakukan di SPLK Yayasan Girlan Nusantara lebih menekankan pada pendekatan emosional. Pembelajaran tersebut cenderung berlangsung santai dengan suasana kekeluargaan yang nyaman. Hal ini agar para peserta didik merasa lebih mudah dalam menerima materi yang disampaikan oleh pengajar. Peserta didik dalam program SPLK Yayasan Girlan Nusantara sebagian besar mengikuti pembelajaran sekolah formal di sekolah-sekolah terdekat. namun, ada juga peserta didik yang berasal dari kejar paket. Pengajar memperlakukan semua peserta didik secara sama rata dan penyampaian materi menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Pemenuhan kebutuhan pendidikan di SPLK Yayasan Girlan Nusantara adalah untuk melengkapi pendidikan yang mereka dapatkan dari sekolah. Berdasarkan analisis kebutuhan di lapangan, peneliti melakukan penentuan konsep modul pembelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter yang dikembangkan. Modul sebagai media alternatif belajar lebih ditekankan untuk mempermudah peserta didik dalam memahami dan mengingat kembali materi yang disajikan dalam modul tersebut. Penggunaan bahasa yang mudah dipahami menjadi upaya yang penting dilakukan dalam menyajikan materi pada modul pembelajaran. Penyusunan materi mengacu pada teori-teori yang ada pada kajian pustaka. Hal tersebut yakni dengan cara memadukan kesesuaian karakteristik modul yang akan dikembangkan dengan bidang pengembangan dan perkembangan peserta didik. Modul pembelajaran sejarah berbasis karakter kemudian divalidasi yang meliputi validasi ahli dan oleh commit peserta to didik user yang disebut dengan uji coba.

digilib.uns.ac.id 12 Validasi adalah suatu tindakan yang membuktikan bahwa suatu proses/metode dapat memberikan hasil yang konsisten sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dan terdokumentasi dengan baik. Validasi dilakukan bila ada perubahan yang mempengarui produk secara langsung (major modification), produk baru atau produk lama dengan metode baru, exiting dan legacy product. Validasi ahli media dilakukan untuk mengetahui kelayakan modul pembelajaran yang nantinya akan digunakan oleh peserta didik di program SPLK Yayasan Girlan Nusantara. Dalam hal ini, yang bertindak sebagai ahli media dari jurusan Magister Teknologi Pendidikan dan Magister Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Sebelas Maret. Validasi ahli media bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kelayakan modul pembelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter dalam meningkatkan nasionalisme bagi peserta didik program SPLK di Yayasan Girlan Nusantara. Validator ahli materi dalam penelitian pengembangan ini adalah merupakan salah satu pengajar di prodi Magister Pendidikan Sejarah. Selain itu, materi juga divalidasi oleh praktisi yang berasal dari Magister Pendidikan Sejarah UNY. Validasi materi juga ada yang berasal dari staf pengajar di SPLK Yayasan Girlan Nusantara. Dalam pengembangan materi tersebut, peneliti menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik di program SPLK Yayasan Girlan Nusantara. Selain ahli media, materi dan praktisi, modul pembelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter juga divalidasi oleh peserta didik program SPLK Yayasan Girlan Nusantara. Validasi yang dilakukan peserta didik atau yang disebut uji kelayakan dilakukan 2 kali, yakni uji kelayakan terbatas yang melibatkan 3 peserta didik dan uji kelayakan luas yang melibatkan 10 peserta didik. Hasil penilaian 3 peserta didik tentang modul pembelajaran disajikan dalam tabel berikut: Tabel 1.Deskripsi data hasil penelitian uji coba terbatas Apek yang Nomor Responden dinilai 1 2 3 Skor RERATA Kriteria P1 4 3 3 10 3.33 Cukup P2 4 3 4 11 3.67 Baik commit to user P3 3 3 3 9 3.00 Cukup

digilib.uns.ac.id 13 P4 4 3 3 10 3.33 Cukup P5 4 3 3 10 3.33 Cukup P6 4 3 3 10 3.33 Cukup P7 4 3 4 11 3.67 Baik Total 27 21 23 71 Rerata 3.86 3.00 3.29 10.14 3.38 Cukup Aspek yang dinilai Penilaian pada uji kelayakan modul memiliki nilai rerata skor sebesar 3,38 dan skala (1-100) nilainya 67,9 sehingga masuk dalam kategori cukup. Oleh karena itu, dapat disimpulkan kelayakan model berdasarkan presepsi siswa cukup. Berdasarkan uji kelayakan yang dilakukan pada 3 peserta didik diperoleh saran bahwa modul sebaiknya dibuat dengan font yang lebih besar dan gambar diperbanyak agar modul pembelajaran lebih menarik. Setelah dilakukan revisi sesuai dengan saran yang diberikan pada uji kelayakan terbatas, kemudian dilakukan uji kelayakan luas yang melibatkan 10 peserta didik. Penilaian pada uji kelayakan luas modul memiliki nilai rerata skor sebesar 4,30 dan skala (1-100) nilainya 86 sehingga masuk dalam kategori sangat baik. Oleh karena dapat disimpulkan kelayakan model berdasarkan presepsi siswa sangat baik dan dapat digunakan untuk penelitian. Berikut tabel deskripsi data hasil uji coba luas. Tabel 2.Hasil Uji Coba Luas Nomor Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 commit to user Skor Rerata P1 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 48 4.80 P2 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 47 4.70 Kriteria Sangat Baik Sangat Baik P3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4.00 Baik P4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 40 4.00 Baik P5 4 3 5 4 4 4 4 5 4 5 42 4.20 Baik P6 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 42 4.20 Baik P7 5 4 4 4 4 3 4 5 5 4 42 4.20 Baik Total 31 30 31 30 29 29 30 30 31 30 301 54.73 Sangat Baik Rerata 4.43 4.29 4.43 4.29 4.14 4.14 4.29 4.29 4.43 4.29 43.00 4.30

digilib.uns.ac.id 14 Tahapan terakhir adalah evaluasi. Evaluasi yang dilakukan meliputi evaluasi pembelajaran di SPLK Yayasan Girlan Nusantara dari perencanaan sampai dengan akhir pembelajaran. termasuk penggunaan modul pembelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penelitian yang dilakukan dan hal-hal yang menjadi kendala dalam penelitian. Selain melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran, dalam hal ini dilakukan pula penilaian terhadap kelayakan modul pembelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter. Hasil revisi produk kemudian diujikan lagi ke dalam proses pembelajaran di SPLK Yayasan Girlan Nusantara. Efektivitas modul pembelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter diukur dengan menggunakan test prestasi dan test sikap. Dalam kegiatan pembelajaran, mula-mula peserta didik yang terdiri dari 20 diberikan pre test baik prestasi maupun sikap untuk mengetahui kemampuan awal mereka. Adapun hasil pre test kognitif disajikan dalam tabel sebagai berikut. Tabel 3.Hasil Pre Test Prestasi Kelompok eksperimen Kelompok kontrol Interval nilai Jumlah siswa Interval nilai Jumlah siswa 30-39 0 30-39 1 40-49 5 40-49 4 50-59 2 50-59 3 60-69 3 60-69 2 Jumlah 523,33 Jumlah 500,00 Rata-rata 52,33 Rata-rata 50,00 Data kemudian diolah menggunakan SPSS 17 untuk mengetahui adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Besarnya nilai uji t sebesar 0,582 dengan nilai signifikansi 0,568. Oleh karena nilai t hitung lebih kecil dari pada t tabel (0,582 <1,734) dan nilai signifikansi lebih besar daripada alpha 5% (0,568 > 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa nilai prestasi pre test antar kelompok eksperimen dan kontrol tidak terdapat perbedaan. Peserta didik yang berada pada kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan modul pembelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter, sementara kelompok kontrol hanya commit pembelajaran to user seperti biasa. Setelah itu,

digilib.uns.ac.id 15 dilakukan post test prestasi untuk mengetahui perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Adapun sajian datanya sebagai berikut. Tabel 4. Hasil Post Test Prestasi Kelompok eksperimen Kelompok kontrol Interval nilai Jumlah siswa Interval nilai Jumlah siswa 30-39 0 30-39 1 40-49 0 40-49 0 50-59 2 50-59 7 60-69 4 60-69 2 70-79 4 70-79 0 Jumlah 640,00 Jumlah 536,67 Rata-rata 64,00 Rata-rata 53,67 Berdasarkan penghitungan SPSS 17 diperoleh hasil uji beda independent sample t-test. Besarnya nilai uji t sebesar 3,238 dengan nilai signifikansi 0,005. Oleh karena nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel (3,238 >1,734) ddan nilai signifikansi lebih kecil dari pada alpha 5% (0,005 < 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa nilai prestasi post test antar kelompok eksperimen yang diberikan modul dengan kontrol yang tidak diberikan tindakan terdapat perbedaan. Selain test prestasi, pengujian efektivitas modul pembelajaran dilakukan dengan test sikap. Seperti halnya test prestasi, peneliti juga melakukan pre test terlebih dahulu pada 20 peserta didik. Adapun hasil pre test sikap sebagai berikut. Tabel 5.Hasil Pre Test Nasionalisme Kelompok eksperimen Kelompok kontrol Interval skor Jumlah siswa Interval skor Jumlah siswa 96-100 2 96-100 0 101-105 6 101-105 0 106-110 1 106-110 0 111-115 0 111-115 3 116-120 0 116-120 4 121-125 0 121-125 3 126-130 0 126-130 0 131-135 1 131-135 0 Jumlah 1055 Jumlah 1029 Rata-rata 105,5 commit to user Rata-rata 102,9

digilib.uns.ac.id 16 Untuk meninjau apakah perbedaan rerata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki perbedaan yang positif dan signifikan dilakukan Uji T dengan menggunakan SPSS 17. Besarnya nilai uji t sebesar 0,846 dengan nilai signifikansi 0,408. Nilai t hitung lebih kecil dari pada t tabel (0,846 <1,734) dan nilai signifikansi lebih besar dari pada alpha 5% (0,408 > 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa nilai nasionalisme pre test antar kelompok eksperimen dan kontrol tidak ada perbedaan. Setelah diadakan perlakuan terhadap kelompok eksperimen, peneliti melakukan post test sikap. Adapun hasil post test sikap sebagai berikut. Tabel 6.Hasil Post Test Nasionalisme Kelompok eksperimen Kelompok kontrol Interval skor Jumlah siswa Interval skor Jumlah siswa 96-100 0 96-100 1 101-105 0 101-105 5 106-110 0 106-110 2 111-115 1 111-115 2 116-120 3 116-120 0 121-125 6 121-125 0 126-130 0 126-130 0 131-135 0 131-135 0 Jumlah 1202 Jumlah 1056 Rata-rata 120,2 Rata-rata 105,6 Berdasarkan penghitungan SPSS 17, diperoleh hasil uji beda independent sample t-test sebesar 8,162. Oleh karena nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel (8,162 >1,734) ddan nilai signifikansi lebih kecil dari pada alpha 1%. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai nasionalisme post test antar kelompok eksperimen yang diberikan modul dengan kontrol yang tidak diberikan tindakan terdapat perbedaan. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian, terbukti bahwa modul pembelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter efektif dalam meningkatkan nasionalisme bagi peserta didik program SPLK Yayasan Girlan Nusantara. Oleh sebab itu, penggunaan modul tersebut disarankan commit dalam to user proses pembelajaran selanjutnya.

digilib.uns.ac.id 17 Pembelajaran yang disertai dengan sarana penunjang seperti modul pembelajaran sangat berguna dalam menumbuhkan minat peserta didik dan meningkatkan hasil belajar. Maka dari itu, semoga modul tersebut bermanfaat dan mampu menginspirasi pengembangan media pembelajaran selanjutnya. Daftar Pustaka Borg and Gall. 1989. Educational Research: An Introduction. New York: Allyn an Bacon Inc. Darmiyati Zuchdi. 2009. Humanisasi Pendidikan: Menemukan Kembali Pendidikan yang Manusiawi. Jakarta: Bumi Aksara. Egan, T.M. 2009. Fundamentals of Human Performance and Training. USA: Library of Congress Cataloging in Publications Data. Francis X Wahono. 2001. Kapitalisme Pendidikan: Antara Kompetensi dan Keadilan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hurlock, Elizabeth B. 1974. Personality Development. New York: McGraw-Hill Book Company. Muchson dan Samsuri. 2013. Dasar-dasar Pendidikan Moral. Yogyakarta: Ombak. Mohammad Fakry Gaffar. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Islam. (Disampaikan pada worksop Pendidikan Karakter Berbasis Agama, 08-10 April 2010 di Yogyakarta. Nurul Zuriah. 2007. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan: Menggagas Platform Pendidikan Budi Pekerti Secara Kontekstual dan Futuristik. Jakarta: Bumi Aksara. commit to user

digilib.uns.ac.id 18 Telah dinyatakan memenuhi syarat pada tanggal.../01 / 2015 Pembimbing 1 Pembimbing 2 Prof. Dr. Hermanu Joebagio, M.Pd NIP. 195603031986031001 Prof. Dr. Sunardi, M.Sc NIP. 195409161977031001 Ketua Program Studi Magister Pendidikan Sejarah, FKIP, UNS Prof. Dr. Hermanu Joebagio, M.Pd NIP. 195603031986031001 commit to user