BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya akan tetapi dipusatkan pada kasus Pengaruh Citra

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer

BAB 1 PENDAHULUAN. tajam antar perusahaan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang juga terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Niat Beli

BAB 2 STUDI PUSTAKA. dapat diterima atau di mengerti oleh si penerima pesan. Komunikasi

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat bergerak menuju the era of choice, perusahaan tidak mampu lagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan disektor penjualan sepeda motor semakin melesat naik tajam UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau jasa kepada perusahaan atau pelanggan. 1. Merek merupakan nilai tangible (berwujud) dan intangible

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari

F o c u s. On Marketing. The Way to Boost Your Marketing Performance. Marketing Quotient Community. Dheni Haryanto

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu menjadi rujukan dalam menulis penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menuju kebebasan dalam memilih, perusahaan sudah tidak mampu lagi memaksa

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

II. LANDASAN TEORI. pelanggan. Bila pemasar memahami kebutuhan pelanggan, menetapkan harga, maka produk atau jasa tersebut mudah dijual.

BAB V PENUTUP. 1. Brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention

BAB I PENDAHULUAN. pergantian merek dalam satu produk yang mempunyai spesifikasi manfaat yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

A. Penelitian Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. penting dalam strategi pemasaran. Keberadaan konsumen yang loyal pada merek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik yang bergerak di bidang jasa dan non jasa semakin ketat dan meningkat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Loyalitas Merek. Menurut (Griffin, 2005; dalam Mamang, 2014) menyatakan Loyalty is

BAB II KERANGKA TEORI. Pengertian Ekuitas Merek ( Brand equity ) pada faktor-faktor yang menurut merek penting, semakin banyak faktor yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pasar membuat konsumen menjadi semakin kritis dan teliti dalam membeli sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bergerak menuju kebebasan dalam memilih, perusahaan sudah tidak mampu lagi

BAB II KERANGKA TEORITIS. sebenarnya merupakan nilai tangible dan intangible yang terwakili dalam sebuah

STRATEGIC BRAND COMMUNICATION

METODE PENELITIAN. satu wilayah pemasaran dari produk chewy candy rasa buah. Responden yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyusun penelitian ini, peneliti juga. menggunakan beberapa penelitian yang dipandang relevan dan dapat mendukung

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian brand lainnya menurut Freddy Rangkuti (2002: 2) adalah sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menuju kebebasan dalam memilih, perusahaan sudah tidak mampu lagi memaksa

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan merek menjelaskan pada spesifikasi pelanggannya. Merek (brand)

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

BAB I PENDAHULUAN UKDW. peningkatan taraf hidup masyarakat yang semakin tinggi, sehingga menyebabkan

5 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. memaksa perusahaanuntuk mencapai keunggulan kompetitif agar mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap niat pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). a. Mohammad Reza Jalilvand, Neda Samiei, Seyed Hessamaldin Mahdavinia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbedaannya yang mendukung penelitian ini. yang berjudul Measuring customer-based brand equity : empirical evidence

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok

II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007:42) merupakan setiap

BAB 3 METODE PENELITIAN

II. LANDASAN TEORI. mengambil hati para konsumen untuk memperlancar jalannya produksi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan globalisasi yang melanda dunia saat ini, dunia bisnis tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJUAN PUSTAKA. model atau kerangka penelitian, sedangkan teori di rujuk dari buku mengenai

Bab 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. simbol desain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo atau kemasan) dengan maksud

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan

Harry Christian Barus

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas jasa sudah menjadi standar yang dapat dengan mudah dan cepat ditiru dan dimiliki oleh siapa

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru.

BAB I PENDAHULUAN. alat transportasi yang relatif terjangkau, praktis dan efisien.pasar sepeda motor di

BAB I PENDAHULUAN BAB I - PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Konsumen merupakan salah satu faktor utama yang membuat sebuah

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan persaingan bisnis dan meningkatnya era perkembangan teknologi

Brand adalah identitas tambahan dari suatu produk yang tak hanya. membedakannya dari produk pesaing, namun merupakan janji produsen atau

BAB II LANDASAN TEORI. Tabel 2.1 Pengertian Merek Menurut para ahli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka (Kotler, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pergerakan menuju the era of choice pada masa sekarang ini, UKDW

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Kotler dan Armstrong (2019:253) produk adalah segala sesuatu yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2002) adalah Studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari

BAB I PENDAHULUAN. ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dari kelompok usaha yang telah memiliki merek yang terkenal di seluruh dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan diri dalam setiap usaha pemenuhan kebutuhan konsumen.

Moech Nasir Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya akan tetapi dipusatkan pada kasus Pengaruh Citra merekkualitas yang dirasa terhadap loyalias merek konsumen sepeda motor sports Honda Megapro di Surabaya Berikut ini akan diuraikan penelitian terdahulu beserta persamaan dan perbedaan yang mendukung penelitian ini, di antaranya sebagai berikut : 2.1.1. Ve ronique Pauwels Delassus, Raluca Mogos Descotes (2012) Penelitian dari Ve ronique Pauwels Delassus, Raluca Mogos Descotes brand name subtitution and brand equity tranfer pada tahun 2012 Penelitian ini bertujuan untukmengidentifikasipengaruh-pengaruh pentingyangmemungkinkan perusahaan untukmeminimalkankerugianekuitas merekmereka dalam menanggapinama mereksubstitusi.sampelpenelitianterdiri daristudi kualitatif awal dengan sampel dari 20 wanita umur dan pekerjaan yang berbedakuesioneryangkamidiberikansecaraonlinepadasampelkenyamanandari 300 konsumen.untuk memastikan memadai ukuran sampel untuk analisis. Kesimpulan dari penelitian ini mengidentifikasi lima faktor kunci yang mempengaruhi manajer pemasaran dapat digunakan untuk mentransfer ekuitas merek dalam kasus merek substitusi, berdasarkan pengetahuan konsumen terhadap perubahan merek, sikap terhadap perubahan merek, kesamaan persepsi antara lama dan barumerek, tingkat keterikatan merek awal, dan pengakuan 8

9 kehadiran merek payung. Akhirnya, dimensi ekuitas merek adalah saling terkait, sehingga transfer persepsi kualitas dan citra merek pengaruh mentransfer loyalitas, dan mentransfer merek kualitas meningkatkan citra merek. Perceived quality Brand image loyalty Gambar 2.1 Kerangka pemikiran: Ve ronique Pauwels Delassus, Raluca Mogos Descotes (2012) Sumber : Ve ronique Pauwels Delassus, Raluca Mogos Descotes brand name subtitution and brand equity tranfer (2012) 2.1.2. Tho D. Nguyen, Nigel J. Barrett and Kenneth E. Miller (2009) Penelitian dari Nigel J. Barrett and Kenneth E. Miller yang berjudul Brand loyalty in emerging markets pada tahun 2009 menguji membandingkan beberapa anteseden kunci loyalitas merek shampo antara dua pasar negara berkembang: Thailand dan Vietnam. Dalam penelitian tersebut Data dikumpulkan melalui kuisenoer yang disebar di Bangkok Thailand dan Hanoi Vietnam, 603 responden wanita pemakai shampo internasional. Kesimpulan penelitian ini menemukan bahwa ada hubungan yang positif antara kualitas dan dirasakan loyalitas merek,antara kesadaran merek dan persepsi kualitas,antara sikap iklan dan kesadaran merek, dan antara intensitas distribusi dan brand awareness di kedua pasar.namun,hubungan antara kesadaran merek dan loyalitas merek hanya ditemukan di pasar Vietnam, dan hubungan antara

10 sikap periklanan dan kualitas yangdirasakan hanya ditemukan dipasar Thailand. Akhirnya, tidak ada hubungan antara intensitas distribusi dan kualitas yang dirasakan tetapi ditemukan di salah satu pasar. Perceived quality Brand Loyalty Brand awerness Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran 2.1.3. Tho D. Nguyen, Nigel J. Barrett and Kenneth E. Miller (2009) Sumber : Nigel J. Barrett and Kenneth E. Miller yang berjudul Brand loyalty in emerging markets Berikut ini perbedaan dan persamaanpenelitian ini dengan penelitian terdahulu : Keterangan Var. Bebas Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Ve ronique ThoD. Nguyen, Nigel Pauwels J. Barrett and Delassus, Kenneth E. Miller Raluca Mogos (2009) Descotes (2012) 1. Kualitas yang dirasakan 2. Citra merek 1. Kualitas yang dirasakan 2. Kesadaran merek Penelitian saat ini (2013) 1. Citra merek 2. Kualitas yang dirasa Var. Tergantung Loyalitasmerek Loyalitasmerek Loyalitas merek Teknik Sampling Convenience Sampling Judgment Sampling Judgment Sampling Jumlah 300 Responden 603 Responden 100 Responden Responden Objek Penelitian Perusahaan Pemakai shampo Pemakai motor spots honda megapro

11 Lokasi Prancis Thailand dan Vienam Surabaya Alat analisis PLS Path Modeling CFA(Confirmatory facktor Analisis) Regresi Linier Berganda Sumber : Data di olah 2.2 Landasan Teori Dalam sub bab ini dijelaskan mengenai landasan teori yang mendukung penelitian ini yang terdiri dari pengertian-pengertian dan landasan teori ini digunakan sebagai dasar peneliti dalam melakukan pembahasan untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam penelitian ini ada beberapa variable yang digunakan yaitucitra merek, kualitas merek dan loyalitas merek. 2.2.1. Kualitas yang dirasa Pada prinsipnya, definisi kualitas jasa berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhandan keinginan konsumen, serta ketepatan penyampaianya untuk mengimbangi harapan konsumen ( Fandy Tjiptono ; 2004:259)Sebelum membeli jasa, konsumen akan memilih jasa mana yang akandigunakan berdasarkan kebutuhan dan setelah konsumen merasakan jasa tersebut maka ia akan membandingkan jasa yang diterima dengan apa yang diharapkannya.menurut David A.Garvin dalam Durianto, Sugiarto, dan Sitinjak (2004:98-99), Dimensi persepsi kualitas dibagi menjadi tujuh, yaitu : 1) Kinerja : melibatkan berbagai karakteristik operasional utama yangdipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang, misalnya karakteristikoperasional mobil adalah kecepatan, akselerasi, sistem kemudi, sertakenyamanan. Karena faktor kepentingan pelanggan berbeda satu sama lain,seringkali pelanggan mempunyai sikap yang berbeda dalam menilai kinerja.

12 Kecepatan akan diberi nilai tinggi oleh sebagian pelanggan, namun dinilai rendah oleh sebagian pelanggan lain yang lebih mementingkan kenyamanan. 2) Pelayanan : mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan pada produktersebut. Misalnya mobil merek tertentu menyediakan pelayanan kerusakanatau service mobil 24 jam di seluruh mobil. 3) Ketahanan : mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut. Misalkanmobil merek tersebut yang memposisikan dirinya sebagai mobil yang tahanlama walau telah berumur 12 tahun tetapi masih berfungsi dengan baik. 4) Kehandalan : konsistensi dan kinerja yang dihasilkan suatu produk dari satupembelian ke pembelian berikutnya. 5) Karakteristik Produk : bagian tambahan dari produk (fitur), sebagai remotecontrol sebuah video, atau tape deck. Penambahan ini biasanya digunakansebagai pembeda yang penting ketika dua merek produk terlihat hampir sama.bagian-bagian tambahan ini memberikan penekanan bahwa perusahaanmemahami kebutuhan pelanggannya yang dinamis sesuai perkembangan. 6) Kesesuaian Dengan Spesifikasi : merupakan pandangan mengenai kualitasproses manufaktur (tidak ada cacat produk) sesuai dengan spesifikasi yangtelah ditentukan dan teruji. Misalnya sebuah mobil ada kelas tertentu denganspesifikasi yang telah ditentukan seperti jenis dan kekuatan mesin, pintu,material untuk pintu mobil, dan ban. 2.2.2. Citra merek

13 1. Menurut Kotler(2007 : 346) citra merek ialah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen. 2. Menurut Kotler (2007:629) adalah Citra (image) adalah seperangkat keyakinan, ide dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu objek. 2.2.3. Loyalitas merek Instrumen loyalitas merek dikembangkan oleh zaltman dan rekan-rekannya untuk menghasilkan skala. Menurut Menurut Zaltman, (1979:288)yaitu :"Brand toyalty is one type of repeat purchase." Bahwa dengan mengulangi pembelian merupakan suatu bentuk kesetiaan merek.adapun tingkatan tersebut adalah sebagai berikut (Aaker, 1997, p.58): terdiri dari lima dimensi yaitu berpindahpindah (switcher), pembelian yang bersifat kebiasaan(habitual buyer), pembalian yang puas dengan biaya peralihan (satisfied buyer), menyukai merek(like this brand), pembeli yang komit(comitted brand). 1. Berpindah-pindah (switcher) Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai pelanggan yang berada pada tingkat paling dasar. Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke merek-merek yang lain mengindikasikan mereka sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal atau tidak tertarik pada merek tersebut. Pada tingkatan ini merek apapun mereka anggap memadai serta memegang peranan yang sangat kecil dalam keputusan

14 pembelian. Ciri yang paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah mereka membeli suatu produk karena harganya murah.". 2. Pembeli yang bersifat kebisaan(habitual buyer) Pembeli yang berada dalam tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai pembeli yang puas dengan merek produk yang dikonsumsinya tatau setidaknya mereka tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi produk tersebut. Pada tingkatan ini pada dasarnya tidak didapati alasan yang cukup untuk menciptakan keinginan untuk membeli merek produk yang lain atau berpindah merek terutama jika peralihan tersebut memerlukan usaha, biaya, maupun berbagai bentuk pengorbanan lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembeli ini dalam membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini. 3. Pembeli yang puas terhadap biaya peralihan (responsiveness) Pada tingkat ini pembeli merek masuk dalam kategori puas bila mereka mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin saja mereka memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan menanggung biaya peralihan (switching cost) yang terkait dengan waktu, uang, atau resiko kinerja yang melekat dengan tindakan mereka beralih merek. Untuk dapat menarik minat para pembeli yang masuk dalam tingkat loyalitas ini maka para pesaing perlu mengatasi biaya peralihan yang harus ditanggung oleh pembeli yang masuk dalam kategori ini dengan menawarkan berbagai manfaat yang cukup besar sebagai kompensasinya (switching cost loyal). 4. Menyukai merek (likes the brand)

15 Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan pembeli yang sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada tingkatan ini dijumpai perasaan emosional yang terkait pada merek. Rasa suka pembeli bisa saja didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun oleh kerabatnya ataupun disebabkan oleh kesan kualitas yang tinggi. Meskipun demikian seringkali rasa suka ini merupakan suatu perasaan yang sulit diidentifikasi dan ditelusuri dengan cermat untuk dikategorikan ke dalam sesuatu yang spesifik. 5. Pembeli yang komit (comitted buyer) Pada tahap ini pembeli merupakan pelanggan yang setia. Mereka memiliki suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi mereka dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai suatu ekspresi mengenai siapa sebenarnya mereka. Pada tingkatan ini, salah satu aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada orang lain. 2.2.4. Pengaruh citra merek terhadap loyalitas merek Dalam kenyataanya sekarang pengaruh merek adalah salah satu pertimbangan khusus dalam menentukan pembelian,merek yang kuat akan di ikut sertakan dengan citra merek yang kuat dan yakin dan tidak akan ragu untuk loyal dengan cara melakukan pembelian ulang dan menceritakan hal yang positive

16 terhadap orang di sekitaryateori penghubung antara citra merek dengan loyalitas konsumen dikutip dari Freddy Rangkuti (2002) yang mengatakan: Apabila konsumen beranggapan bahwa merek tertentu secara fisik berbeda dari merek pesaing, citra merek tersebut akan melekat secara terus menerus sehingga dapat membentuk kesetiaan terhadap merek tertentu yang disebut dengan loyalitas merek. 2.2.5. Pengaruh kualitas yang dirasa terhadap loyalitas merek Kualitas yang dirasa tentunya juga sangat berpengaruh terhadap loyalitas merek,karena dalam tahap loyalitas sebelumnya juga dibutuhkan kualitas merek yang baik agar berdampak pada loyalitas.di sebutkan di jurnal ThoD.Nguyen, Nigel J. Barrett and Kenneth E. Miller (2009)Ketika konsumen merasa bahwa merek memiliki kualitas tinggi dibandingkan dengan merek lain dalam satu kompetitif, mereka cenderung untuk menempatkan nilai tinggi pada merek tersebut, dan diketahuiterdapat pengaruh positif antar kualitas yang dirasa dan loyalitas merek 2.2.6. Pengaruh citra merek, kualitas yang dirasa terhadap loyalitas merek Citra merek dan kualitas yang dirasa adalah dua komponen yang dapat membentuk loyalitas merek, pengaruh keduanya terhadap loyalitas merek sangat besar jika citra dan kualitas yang dirasa itu baik.

17 2.3 Kerangka Pemikiran Citra merek H1 Loyalitas merek Kualitas yang dirasa H2 Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian Sumber : Ve ronique Pauwels Delassus, Raluca Mogos Descotes brand name subtitution and brand equity tranfer (2012) dan Nigel J. Barrett and Kenneth E. Miller yang berjudul Brand loyalty in emerging markets (2009)

18 2.4 Hipotesis Teori yang ada maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan citra merek terhadap loyalitas merek konsumen sepeda motor sports Honda Meg pro H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan kualitas yang dirasa terhadap loyalitas merek sepedab motor sports Honda Mega pro H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan Citra merek, Kualitas yang dirasa terhadap Loyalitas merek konsumen sepeda motor sports Honda Megapro

19