BAB I PENDAHULUAN. kuliner. Semakin besarnya peluang didalam bisnis kuliner ini membuat terjadinya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan, terutama persaingan yang berasal dari perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan, terutama persaingan yang berasal dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber. perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2%

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata yang memiliki peran penting dalam peningkatan pendapatan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan perkembangan teknologi. globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. perlu mencermati perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. itu banyak investor yang merasa perlu untuk berinvestasi di industri tersebut,

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertajam persaingan yang akhirnya membawa konsekuensi hanya perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertajam persaingan yang akhirnya membawa konsekuensi hanya perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan bersaing saja yang dapat bertahan. Persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Perusahaan dituntut bekerja keras untuk memberikan barang atau jasa

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Keberadaan perusahaan ritel yang bermunculan di dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. maksimal guna mempertahankan keberadaan perusahaan di tengah persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan, terutama persaingan yang berasal dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Perusahaan dituntut bekerja keras untuk memberikan barang atau jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Bangunan Wiki Koffie Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan membutuhkan inovasi dan kreatifitas dalam

BAB I PENDAHULUAN. pasar domestik maupun di pasar internasional atau global. Fenomena ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah pula aneka ragam kebutuhan barang dan jasa untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan industri membawa dampak bagi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen di masing-masing perusahaan juga dituntut agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, hanya perusahaan yang berorientasi pada konsumen yang berhasil menarik

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam industri yang sama, dengan meningkatnya tingkat persaingan maka

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Cafe merupakan suatu tipe restoran yang biasa menyediakan tempat duduk di dalam dan

BAB I PENDAHULUAN. jaman sekarang yang dimana telah mengalami perkembangan dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara Di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. maupun memanfaatkan teknologi canggih sebagai sarana produksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. minimarket baru dari berbagai perusahaan ritel yang menyelenggarakan programprogram

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sangat ketat terutama pada sektor jasa. Semakin maju suatu

BAB I PENDAHULUAN. ini berangsur-angsur kota Bandung juga menjadi kota wisata kuliner. Sama halnya

BAB I PENDAHULUAN. akibat perkembangan yang pesat dalam dunia bisnis. Sejalan dengan hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin berkembangnya masyarakat modern seringkali dikaitkan dengan

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang dimulai dari skala kecil seperti warung-warung

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, pariwisata maupun budaya membutuhkan jasa transportasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tempat tujuan wisata yang banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan disertai dengan selera konsumsi mereka yang semakin meningkat,

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. menjaga dan mengembangkan keunggulan kompetitif dengan pesaingnya. Industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya Negara Indonesia yang dapat dilihat dari segi

BAB I PENDAHULUAN. hal ini dapat dilihat dari banyak bermunculan tempat-tempat makan, baik yang berasal dari

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari, baik itu kebutuhan yang bersifat primer

BAB I PENDAHULUAN. Barat, 2013.

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dengan jasa Delivery belakangan ini banyak diminati oleh

(Survei terhadap nasabah Bank Rakyat Indonesia) DRAFT SKRIPSI. Untuk memenuhi salah satu syarat penyusunan skripsi guna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis untuk bisa tetap eksis di bidang usahanya. Secara umum tujuan dari pelaku

Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap industri otomotif, salah satu sektor industri yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi berperan penting dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan pengaruh yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi Indonesia.

BAB I. Dengan adanya kemajuan dan perubahan tersebut secara tidak langsung. menuntut kita untuk dapat mengimbanginya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. jasa. Sehingga setiap perusahaan dituntut untuk selalu berusaha keras dalam

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DAN DAMPAKNYA PADA LOYALITAS PELANGGAN

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini kota Bandung menjadi salah satu tujuan

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, dan Kualitas Produk Terhadap Loyalitas Pelanggan pada Ngopi Doeloe Cafe

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB I PENDAHULUAN. banyak cafe yang menawarkan konsep one stop shopping pengunjung dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang membutuhkan, baik perorangan, maupun perusahaan. Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia usaha berjalan sangat pesat, banyak bidang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai kelebihan dan keunikan dari masing-masing produk

3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adanya kesempatan yang sama untuk dapat bekerja bagi setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi mempunyai peranan penting dalam mobilisasi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. jaman sekarang yang dimana telah mengalami perkembangan dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. ancaman bagi para pelaku usaha agar dapat memenangkan persaingan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan kepuasan bagi konsumennya. Perusahaan dapat menjadi pemenang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis yang dihadapi perusahaanperusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. ketat. Untuk memasuki lingkungan usaha yang kompetitif, sebuah usaha

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk menjadi pemenangnya. Begitu juga di dunia bisnis, seluruh perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. M-DAG / PER / 3 /2016 tentang ketentuan Umum Pasal 1, perdagangan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia yang semakin maju mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara untuk berkunjung. Seiring dengan meningkatnya kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan telah berkembang menjadi industri besar yang memiki peran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin maju dan berkembang berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata atau tourism secara umum dapat didefinisiskan sebagai sesuatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN 1 Kepada Yth. Pelanggan Waroeng Spesial Sambal Cabang Tanjung Duren Utara Di Tempat

UKDW BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis retail saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis saat ini, banyak orang yang mencoba bisnis kuliner. Semakin besarnya peluang didalam bisnis kuliner ini membuat terjadinya banyak persaingan ketat dalam meraih pangsa pasar. Hal ini mendorong adanya persaingan dalam bisnis kuliner. Dimana bisnis kuliner ini didirikan untuk memanjakan para pecinta kuliner dan juga untuk memperoleh laba. Kondisi ini tentunya mempengaruhi perusahaan-perusahaan untuk menyusun strategi pemasaran yang tepat sebagai bentuk solusi perusahaan tersebut dalam menangani persaingan yang terjadi di Indonesia ini. Kegiatan pemasaran memiliki peran yang sangat penting dalam kegiatan usaha, mengingat orientasinya dalam memberikan value kepada konsumen. Kota Bandung mempunyai banyak objek wisata alam maupun objek wisata sejarah, Kota Bandung pun menawarkan pengalaman berwisata yang menarik yaitu wisata belanja pakaian (factory outlet) dan wisata kuliner. Wisata kuliner dipilih para wisatawan karena Bandung dikenal dengan suasana yang sejuk dan tempat yang tepat untuk berwisata kuliner. Bandung banyak menawarkan hidangan-hidangan kuliner mulai dari tradisional sampai internasional. Maka dari itu para pelaku bisnis berlomba-lomba membuka usaha di bidang kuliner. Usaha kuliner kota Bandung pun sangat bermacam-macam mulai dari kafe atau coffe shop, restoran, food court, sampai pedagang kaki lima. 1

2 Masyarakat mengalami perubahan gaya hidup (lifestyle). Salah satu manifestasi gaya hidup modern saat ini adalah kebiasaan kelompok masyarakat tertentu yang nongkrong di Kafe atau Coffe shop. Gaya hidup ini sesuai dengan karakter orang Indonesia yang suka berkumpul. Fenomena maraknya coffe shop juga terjadi di Kota Bandung. Tabel 1.1 Usaha Café di Kota Bandung Tahun Jumlah Kafe Persentase Kenaikan 2010 191 11,2 2011 196 11,5 2012 235 13,8 2013 432 25,3 2014 653 38,3 Jumlah 1707 100 Sumber :Bandungkota.bps.go.id Tabel 1.1 menunjukan bahwa dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 terdapat peningkatan jumlah kafe yang mengakibatkan persaingan di Kota Bandung juga meningkat. Pada tahun 2011 presentase jumlah kafe di Kota Bandung menurun 11,5 pada tahun 2012 mengalami peningkatkan sebesar 13,8 pada tahun 2013 meningkat sebanyak 25,3, dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 38,3. Hal ini menunjukan bahwa persaingan usaha kafe di Kota Bandung setiap tahun semakin ketat. Pemasaran tidak hanya menentukan sasaran dan target pasarnya tetapi perusahaan juga harus menciptakan produknya dengan baik agar dapat unggul dan diminati oleh konsumen yang sebelumnya tidak memiliki permintan. Tugas pemasar memberikan daya tarik kepada konsumen dan konsumen tersebut tertarik dengan apa yang disampaikan atau yang diberikan oleh pemasar, sehingga

3 konsumen konsumen dapat mengalihkan perhatiannya kepada yang telah ditawarkan. Berikut beberapa jenis café di Bandung : No Jenis Cafe Tabel 1.2 Jenis kafé di Kota Bandung tahun 2015 Tahun 2013 2014 2015 Jumlah Konsumen Persentase 1. Coffe house 116 134 157 407 31,5 2. Café 76 81 82 239 18,5 3. Caffetaria 72 77 84 233 18,0 4. Buffet 67 79 85 231 17,9 5. Bistro&Brasserie 46 57 78 181 14,0 Total 377 428 486 1341 100 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandung Tabel 1.2 menunjukkan bahwa terjadi kenaikan atau pertambahan Kafe di kota Bandung dari tahun 2013 sampai 2015. Dilihat dari jumlah Kafe 3 tahun terakhir jenis Kafé coffehouse terdapat kenaikan sebesar 31,5, peringkat kedua jenis Café terdapat kenaikan sebesar 18,5, peringkat ketiga ditempati oleh jenis Caffetaria dengan persentase 18,0, peringkat keempat ada jenis Buffet dengan persentase 17,9, peringkat kelima ditempati oleh Bistro dan Brasserie dengan selisih persentase 14,0. Hal ini dapat disimpulkan bahwa perkembangan konsumen caffehouse di kota bandung memiliki kenaikan yang signifikan. Berikut ini adalah jumlah konsumen dari tahun 2013-2015 Tabel 1.3 Jumlah Konsumen dari tahun 2013-2015 Tahun Jumlah No Jenis Cafe Persentase 2013 2014 2015 konsumen 1. Café 3,966,872 5,739,698 6,927,774 16,634,344 21,9 2. Buffet 5,195,561 4,181,748 6,167,923 15,545.,232 20,5 3. Caffetaria 5,124,237 5,205,232 5,213,243 15,542,712 20,5 4. Bistro & Brasserie 3,988,891 4,697,874 5,675,586 14,362,351 18,8 5. Coffehouse 3,589,749 4,889,982 5,087,790 13,567,521 17,9 Total 21,865,310 24,714,534 29,072,316 75,652,160 100 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandung

4 Tabel 1.3, dari data tersebut dapat dilihat bahwa konsumen coffeehouse berada diposisi paling rendah dibandingkan jenis Kafe lainnya. Dilihat dari jumlah konsumen 3 tahun terakhir, jenis Café terdapat kenaikan sebesar 21,9, peringkat kedua jenis Buffet terdapat kenaikan sebesar 20,5, peringkat ketiga ditempati oleh jenis Caffetaria dengan persentase 20,5, peringkat keempat jenis Bistro and Brasserie dengan persentase 18,8, peringkat kelima ditempati oleh Coffehouse dengan selisih persentase 17,9. Hal ini termasuk yang melatarbelakangi masalah sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Coffehouse. Restoran dan café merupakan usaha jasa dan makanan dan minuman hal ini dijelaskan pada UU 10/2009 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan usaha jasa makanan minuman adalah usahan jasa penyediaan makanan dan minuman yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan dapat berupa restoran,café,jasa boga, dan bar/kedai minum. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.87/HK.501/MKP2010 tentang tata cara pendaftaran usaha jasa makanan dan minuman, memberikan definisi bahwa restoran dan café adalah usaha penyedia makanan dan minuman dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan penyimpanan dan/atau penyajiannya, didalam satu tempat yang tidak berpindah-pindah. Produsen atau pelaku bisnis hal ini merupakan suatu bentuk ancaman karena semakin banyak produk yang ditawarkan maka semakin ketat pula persaingan yang terjadi dalam dunia bisnis jasa. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut para pelaku bisnis untuk mampu memaksimalkan kinerja perusahaannya agar dapat bersaing di pasar. Untuk mengatasi hal tersebut maka perusahaan harus

5 memiliki strategi pemasaran yang kuat dalam memasarkan produk sehingga dapat bertahan dalam persaingan bisnis. Kondisi persaingan yang ketat membuat konsumen sangat rentan untuk berubah-ubah, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengikuti perubahan permintaan konsumen secara terus-menerus berganti mengikuti perkembangan. Jenis kafe yang sedang ramai di kalangan anak muda kota Bandung belakangan ini adalah coffee shop, yang menjadi lifestyle anak muda jaman sekarang. Hal tersebut dapat dilihat dari munculnya berbagai restoran, rumah makan, Kafé shop yang menjual berbagai macam coffee di kota Bandung. Untuk menarik minat pelanggan, banyak pelaku bisnis yang melakukan berbagai cara untuk menarik minat konsumen agar datang ke caffe shop. Berikut ini adalah data 7 Cabang kafe Ngopi doeloe di Kota Bandung tahun 2015 : Tabel 1.4 Data 7 Cabang Kafe Ngopi Doeloe di Kota Bandung Tahun 2015 No Lokasi Café Jumlah konsumen Persentase 1. Jl. Setiabudi 31380 15,5 2. Jl. Punawarman 30205 15,0 3. Jl. Teuku Umar 29778 14,7 4. Jl. Hasanudin 29430 14,5 5. Jl. Pelajar pejuang 28520 14,0 6. Jl. Burangrang 26920 13,3 7. Jl. Ranggamalela 26305 13,0 Jumlah 202538 100 Sumber: kafe ngopi doeloe Tabel 1.3 Pada data Konsumen Kafe Ngopi doeloe Cabang Kota Bandung, Ada 7 Kafé ngopi doeloe di kota Bandung yang pertama Kafé cabang Setiabudi dengan jumlah konsumen sebanyak 15,5, posisi kedua di tempati oleh Kafé ngopi doeloe cabang Punawarman dengan jumlah konsumen 15,0, posisi ketiga

Jumlah Pngunjung 6 ditempati oleh Kafé ngopi doeloe Cabang Teuku umar dengan jumlah konsumen sebanyak 14,7, posisi keempat ditempati oleh Kafé ngopi doeloe cabang Hasanudin dengan jumlah konsumen 14,5, posisi kelima ditempati oleh Kafé ngopi doeloe cabang pelajar pejuang dengan jumlah konsumen sebanyak 14,0, posisi keenam di tempati oleh Kafé ngopi doeloe cabang Burangrang dengan jumlah konsumen sebanyak 13,3, posisi ketujuh ditempati oleh Kafé ngopi doeloe cabang dengan jumlah konsumen sebanyak 13,0. Hal ini menunjukan bahwa kinerja pemasaran pada Kafé ngopi doeloe cabang belum optimal. Selanjutnya untuk mengetahui hal-hal apa saja yang menyebabkan kafe tersebut berada pada posisi tujuh, maka diperoleh hasil wawancara dengan manajer kafe Ngopi Doeloe pada tanggal 10 September 2016 didapat pula jumlah pengunjung kafe tersebut sebagai berikut : 3000 2500 2000 1500 1000 500 Sumber : Kafe Ngopi Doeloe 0 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Pengunjung 2500 2450 2325 2320 2235 1780 1690 1950 2325 2240 2140 2350 Gambar 1.1 Jumlah konsumen Kafe Ngopi doeloe Cabang No 6-7 Bandung Tahun 2015

7 Gambar 1.1 di atas menunjukan bahwa jumlah pengunjung Kafe Ngopi doeloe ini berfluktuaktif tetapi cenderung mengalami penurunan, yaitu pada bulan juni, juli 2015 bertepatan dengan bulan ramadhan karena konsumen akan mengurangi kebiasaannya untuk menghabiskan waktunya dibulan tersebut dengan adanya kebiaasan tersebut pendapatan cafehouse akan mengalami penurunan. Dan di bulan agustus, september 2015 mengalami peningkatan pengunjung. Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara dengan Manajer Kafe Ngopi Doeloe pada tanggal 13 Juni 2016 didapat pula data pendapatan yaitu sebagai berikut : 200,000,000 180,000,000 160,000,000 140,000,000 120,000,000 100,000,000 80,000,000 60,000,000 40,000,000 20,000,000 0 Sumber : Kafe Ngopi Doeloe Pendapatan Pendapatan, 171,000,000 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Gambar 1.2 Data Pendapatan Kafe Ngopi Doeloe Ranggamalela No 6-7Bandung pada tahun 2015 Gambar 1.2 di atas menunjukkan bahwa data pendapatan berfluktuatif dan cenderung mengalami penurunan. Penurunan terjadi selama tiga bulan terakhir yaitu pada bulan juni, juli, dan agustus 2015. Akhir-akhir ini cenderung mengalami penurunan penjualan dikarenakan semakin banyaknya bisnis atau usaha Kafé

8 sejenis. Menurut Handi (2009:132) menyatakan bahwa turunnya data transaksi bisa dipengaruhi oleh turunnya kepuasan konsumen. Apabila konsumen merasa puas maka ditandai dengan rasa senang, begitu pula sebaliknya apabila konsumen merasa sedih maka dapat dikatakan bahwa konsumen tersebut tidak puas. Selain itu banyaknya konsumen yang mengeluh juga menandakan bahwa konsumen tersebut merasa tidak puas. Keluhan konsumen dijadikan sebagai salah satu alat untuk mengukur seberapa besar kepuasan konsumen. Berikut adalah data keluhan konsumen : Tabel 1.5 Data Keluhan Konsumen Kafé Ngopi Doeloe Ranggamalela No 6-7 Bandung pada Tahun 2015 Bulan Keluhan Januari 2 Februari - Maret 3 April - Mei 2 Juni - Juli 2 Agustus 2 September - Nopember 1 Oktober - Desember 3 Sumber :Kafé Ngopi Doeloe Tabel 1.5 pada data diatas menunjukan bahwa masih terdapat beberapa keluhan dari konsumen yang didapat oleh Kafe ngopi Doeloe Ranggamalela, meski terhitung tidak banyak yaitu dalam satu tahun tepatnya pada tahun 2015 sebanyak 15 keluhan. Penyebab terjadinya keluhan karena proses pelayanan yang kurang maksimal diantaranya karyawan yang tidak cepat tanggap dalam melayani konsumen, dan fasilitas seperti wifi kurang memadai, berdasarkan keluhan

9 tersebut kafe ngopi doeloe kurang tanggap dalam memenuhi keinginan dan harapan konsumen. Keinginan dan harapan konsumen dapat terpenuhi yang akan mengakibatkan terjadinya pembelian ulang atau kesetiaan yang berlanjut (Fandy Tjiptono 2010:160). Konsumen dapat mengalami salah satu dari tiga tingkat kepuasan umum yaitu jika kinerja di bawah harapan, konsumen akan merasa kecewa tetapi jika kinerja sesuai dengan harapan pelanggan akan merasa puas dan apa bila kinerja bisa melebihi harapan maka pelanggan akan merasakan sangat puas senang atau gembira. Maka tingkat kepuasan konsumen terhadap suatu barang atau jasa akan mencerminkan tingkat keberhasilan suatu perusahaan. Berdasarkan data-data dapat disimpulkan bahwa terdapat masalah di Kafe Ngopi Doeloe Ranggamalela, untuk mengetahui masalah yang terjadi di Kafé Ngopi Doeloe Ranggamalela penulis mencoba melakukan survey pendahuluan terhadap 30 responden di Ngopi Doeloe Ranggamalela. Tabel 1.6 Hasil Pra Survey Konsumen Kafé Ngopi Doeloe Ranggamalela No 6-7, Bandung NO DIMENSI PERNYATAAN 1 PRODUCT Cafe Ngopi Doeloe bandung memiliki produk makanan dan minuman yang beragam Produk makanan dan minuman di Cafe Ngopi Doeloe bandung lebih lengkap di bandingkan dengan coffee shop lain PERSENTASE NILAI SS S KS TS STS 20 66,7 10 3,3 0 3,3 50 40 6,7 0

10 NO DIMENSI PERNYATAAN 2 PRICE 3 PLACE Harga di Cafe Ngopi Doeloe bandung lebih murah di banding coffe shop lain Harga yang ditetapkan Cafe Ngopi Doeloe bandung sudah sesuai dengan kualitasnya Harga yang ditawarkan sangat cocok untuk semua kalangan usia Lokasi Cafe Ngopi Doeloe bandung mudah di jangkau Cafe Ngopi Doeloe bandungmempunyai tempat yang nyaman Lanjutan hasil pra survey PERSENTASE NILAI SS S KS TS STS 3,3 40 26,7 26,7 3,3 13,3 16,7 16,7 26,7 36,7 36,7 13,3 0 26,7 33,3 16,7 6,7 73,3 10 3,3 0 63,3 13,3 0 0 4 PROMOTION 5 PEOPLE Promosi Cafe Ngopi Doeloe bandung sangat cepat sampai pada konsumen Cafe Ngopi Doeloe bandung Sering menawarkan diskon untuk momentmoment tertentu Saya merasa dilayani dengan baik oleh karyawan di Café Ngopi doeloe bandung Karyawan dari Café Ngopi bandung bersikap sopan kepada konsumen 6,7 33,3 43,3 16,7 0 10 26,7 56,7 6,6 0 13,3 13,3 45 38,4 3,3 0 40 26,7 20 0

11 NO DIMENSI PERNYATAAN 6 7 8 9 PROCESS PHYCYICAL EVIDENCE KEPUTUSAN PEMBELIAN KEPUASAN KONSUMEN Proses pemesanan makanan dan minuman Café Ngopi Doeloe bandung cepat ditanggapi oleh pelayan Proses pembayaran di Café Ngopi Doeloe tersedia dengan metode debet dan Biling Ketersediaan tempat duduk di Café Ngopi Doeloe bandung sangat banyak Lahan parkir kendaraan di Café Ngopi Doeloe bandung sangat luas Saya tertarik membeli produk di Cafe Dgopi doeloe bandung Cafe Ngopi Doeloe bandung selalu menjadi pilihan utama dalam melakukan pembelian Saya selalu melakukan pembelian di Cafe Ngopi Doeloe bandung Saya puas terhadap kualitas produk Cafe Ngopi Doeloe bandung Lanjutan hasil pra survey PERSENTASE NILAI SS S KS TS STS 3,3 26,7 43,3 23,3 10 23,3 36,7 33,3 3,3 3,3 10 66,7 23,3 0 0 6,7 43,3 36,7 13,3 0 6,7 63,3 26,7 6,7 0 3,3 43,3 23,3 26,7 3,3 3,3 20 36,7 40 0 3,3 26,7 56,7 13,3 0

12 NO DIMENSI PERNYATAAN 10 LOYALITAS Saya puas dengan pelayanan yang di berikan Cafe Ngopi Doeloe bandung Saya tidak pernah melakukan pembelian selain di Cafe Ngopi Doeloe bandung Sumber: Pra survey September 2016 Lanjutan hasil pra survey PERSENTASE NILAI SS S KS TS STS 3,3 63,3 23,3 6,7 6,7 53,3 26,7 6,6 3,3 6,7 Tabel 1.6 dapat dilihat bahwa hasil pra survey yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan promosi memperoleh hasil yang tertinggi dari ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju dengan presentase keseluruhan sebesar 32, kemudian Proses sebesar 26, selanjutnya kepuasan konsumen dengan persentase keseluruhan sebesar 30. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa promosi penjualan dan proses Kafe Ngopi Doeloe kemungkinan mempengaruhi kepuasan konsumen di Kota Bandung. Berdasarkan observasi di lapangan, berikut merupakan beberapa Masalah yang timbul pada kepuasan konsumen pada Pada Kafe Ngopi Doeloe : (1)promosi penjualan yang kurang sampai pada konsumen. (2)Proses pelayanan yang kurang maksimal pada konsumen. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Herry Widagdo yang berjudul Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Dan Promosi Terhadap Kepuasan Konsumen Café dan resto Cabana Manado Perusahaan harus melakukan kegiatan promosi agar konsumen mau untuk membeli produk yang ditawarkan, dan salah satunya adalah promosi penjualan, baik dalam bentuk diskon atau yang lainya, karena dengan adanya promosi

13 penjualan, perusahaan akan mendapat perhatian dari konsumen dan konsumen akan merasa tertarik untuk mencoba produk yang dijual perusahaan, selain itu promosi penjualan juga memberikan dampak dalam hal kepuasan konsumen terhadap suatu produk, Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang di lakukan Oleh: Faradina Annisa yang berjudul Pengaruh promosi dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen (studi waroeng sambal cabang lempersari semarang) Konsumen juga memperhatikan bagaimana penyampaian dari karyawan disuatu perusahaan terhadap produk yang ditawarkannya dan juga proses pelayanan yang di berikan oleh karyawan tersebut apakah baik atau buruk dan nantinya akan mempengaruhi kepuasan dari konsumen itu sendiri, Hal tesebut memperjelas bahwa proses pelayanan dapat berpengaruh terhadap kepuasan, kemudian di dukung dengan penelitian yang di lakukan Oleh: Wayan Arya pararmarta yang berjudul Pengaruh kualitas pelayanan terhadap Kepuasa Konsumen di pizza hut gatot subroto Denpasar Maka berdasarkan fenomena dan masalah di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PENGARUH PROMOSI PENJUALAN DAN PROSES PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI KAFE NGOPI DOELOE RANGGAMALELA BANDUNG 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Identifikasi masalah merupakan proses merumusakan permasalahanpermasalahan yang akan diteliti, sedangkan rumusan masalah menggambarkan permasalahan yang tercakup di dalam penelitian terhadap variabel promosi penjualan dan proses pelayanan dan kepuasan konsumen.

14 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat di tarik identifikasi masalah yang menimbulkan permasalahan yang ada yaitu sebagai berikut: 1. Tingkat persaingan yang ketat dalam industri kuliner sejenis. 2. Jumlah konsumen pada Kafe Ngopi Doeloe Ranggamalela mengalami penurunan. 3. Pendapatan Kafé Ngopi Doeloe Ranggamalela mengalami penurunan. 4. Keluhan terhadap Kafe Ngopi Doeloe Ranggamalela naik 1 tahun terakhir. 5. Promosi penjualan yang di lakukan di nilai kurang bisa menarik minat konsumen. 6. Proses pelayanan yang di berikan kurang memuaskan bagi konsumen di Kafé Ngopi Doeloe Ranggamalela. 7. Kepuasan konsumen yang kurang maksimal pada Kafé Ngopi Doeloe Ranggamalela. 1.2.2 Rumusan Masalah berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah yang di kemukankan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai pelaksanaan promosi penjualan pada Kafé Ngopi Doeloe Ranggamalela 2. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai proses pelayanan di Kafé Ngopi Doeloe Ranggamalela. 3. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai kepuasan konsumen pada Kafé Ngopi Doeloe Ranggamalela.

15 4. Seberapa besar pengaruh promosi dan proses pelayanan terhadap kepuasan konsumen secara simultan dan parsial pada Kafé Ngopi Doeloe Ranggamalela. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukankan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis: 1. Promosi penjualan pada Kafé Ngopi Doeloe Ranggamalela 2. Proses pelayanan pada Kafé Ngopi Doeloe Ranggamalela 3. Kepuasan konsumen Pada Kafé Ngopi Doeloe Ranggamalela 4. Besarnya pengaruh promosi dan proses pelayanan terhadap kepuasan konsumen secara simultan dan parsial pada Kafé Ngopi Doeloe Ranggamalela 1.4 Kegunaan Penelitian Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk: 1.4.1 Kegunaan Akademis 1. Hasil penelitian ini diharapkan mampu mendorong pengembangan ilmu manajemen pemasaran. 2. Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan mampu menghasilkan konsep mengenai kepuasan konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong pengembangan konsep teori promosi penjualan, proses pelayanan dan kepuasan konsumen.

16 4. Bagi peneliti lebih lanjut dapat dijadikan bahan perbandingan dan masukan dalam melakukan penelitian yang serupa. 1.4.2 Kegunaan Peneliti 1. Bagi peneliti. a. Peneliti mengetahui permasalahan terjadi pada pelaksanaan promosi penjualan pada Kafé Ngopi Doeloe Ranggamalela. b. Peneliti dapat mengetahui permasalahan yang terjadi pada Proses pelayanan di Kafé Ngopi Doeloe Ranggamalela c. Peneliti dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen Kafé Ngopi Doeloe Ranggamalela. 2. Bagi perusahaan a. Perusahaan dapat mengetahui pentingnya promosi penjualan yang digunakan untuk meningkatkan tingkat kepuasan konsumen pada Kafé Ngopi Doeloe Ranggamalela. b. Perusahaan dapat menjadi pertimbangan mengenai pentingnya proses pelayanan yang ideal agar dapat bersaing dengan pelayanan Kafe lainnya c. Perusahaan dapat menentukan strategi-strategi yang akan digunakan untuk meningkatkan tingkat kepuasan konsumen pada Kafé Ngopi Doeloe Ranggamalela. d. Perusahaan diharapkan dapat meningkatkan promosi penjualan serta pelaksanaan proses pelayanan yang efektif pada Kafe Ngopi Doeloe Ranggamalela.

17 1.4.3 Kegunaan Praktisi 1. Dapat menambah wawasan serta pengetahuan dan membandingkan teori yang sudah diterima di perkuliahan dengan kenyatan sesungguhanya yang terjadi di lapangan, khususnya mengenai promosi, proses pelayanan dan kepuasan konsumen. 2. Dapat dijadikan bahan informasi untuk memperkaya wawasan berpikir dan sebagai referensi tambahan untuk penelitian yang akan dilakukan.