PEMBAHASAN (Lanjutan..) Analisis Komoditas Potensial Unggulan di Kabupaten Trenggalek Analisis Kriteria Penentu Pengembangan Agroindustri g di Kabupaten Trenggalek Analisis Perumusan Arahan Pengembangan Agroindustri g di Kabupaten Trenggalek
ANALISIS KRITERIA PENENTU PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI DI KABUPATEN TRENGGALEK Analisis ini digunakan untuk mencari kriteria-kriteria penentu yang sesuai dalam pengembangan agroindustri di Kabupaten Trenggalek. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Delphi
ANALISIS KRITERIA PENENTU PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI DI KABUPATEN TRENGGALEK Analisis ini digunakan untuk mencari kriteria-kriteria penentu yang sesuai dalam pengembangan g agroindustri di Kabupaten Trenggalek. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Delphi
Hasil Wawancara Tahap I (Eksplorasi) Keterangan : Bahan Baku ANALISIS KRITERIA PENENTU PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI DI KABUPATEN TRENGGALEK Kriteria Sub kriteria R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 SDM/tenaga kerja Infrastruktur pendukung Kelembagaan : Memerlukan iterasi Kuantitas Bahan Baku Kualitas Bahan Baku Kontinuitas Bahan Baku Ketersediaaan tenaga kerja/sdm Kualitas tenaga kerja/sdm Kemampuan kompetisi Pasar S S S S TS S S Aksesibilitas Jaringan Listrik Jaringan Air Bersih Jaringan Telekomunikasi Kebijakan Pemerintah TS TS TS S S S S Permodalan Teknologi
Hasil Kesimpulan Tahap Eksplorasi Kriteria yang telah mencapai kesepakatan dari semua responden dan menjadi kriteria pengembangan agroindustri di Kabupaten Trenggalek. Kriteria yang belum disepakati oleh semua responden dan memerlukan iterasi untuk mencapai kesepakatan dari seluruh responden. ANALISIS IDENTIFIKASI KRITERIA PENENTU PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI Variabel bahan baku, dengan sub variabel : kuantitas bahan baku, kualitas bahan baku, dan kontinuitas it bahan baku. Variabel SDM/tenaga kerja, dengan sub variabel : ketersediaan SDM, kualitas SDM, dan kemampuan kompetisi. Variabel Infrastruktur pendukung, dengan sub variabel aksesibilitas, jaringan listrik, jaringan air bersih, dan jaringan telekomunikasi. Variabel kelembagaan, dengan sub variabel permodalan, dan teknologi. Variabel infrastruktur Pendukung, dengan sub variabel pasar. Variabel kelembagaan, dengan sub variabel kebijakan pemerintah. Beberapa responden memberikan variabel Variabel ketersediaan Infrastruktur, kriteria baru yang perlu dengan sub variabel : ketersediaan instalasi dipertimbangkan sehingga pengolahan air limbah (IPAL) perlu dilakukan iterasi untuk Variabel kelembagaan, dengan sub variabel : mencapai kesepakatan dari investor. seluruh responden
ANALISIS IDENTIFIKASI KRITERIA PENENTU PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI Hasil Wawancara Tahap II (Iterasi/Umpan balik) Kriteria Sub kriteria R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 Ketersediaan Infrastruktur Pendukung Tambahan Kelembagaan Pasar (sub terminal agribisnis yang merupakan kesatuan dari beberapa pasar kecamatan yang menampung hasil pertanian, khususnya ubi kayu) IPAL (sebagai sarana pengolahan limbah produksi demi menjaga keseimbangan lingkungan dan keberlanjutan kegiatan agroindustri ubi kayu) Kebijakan Pemerintah (khususnya dalam pengembangan serta penguatan koordinasi lintas sektoral/antar lembaga terkait) Investor (peran investor melalui kemitraan dengan pemerintah dan masyarakat dalam hal manajemen pemasaran serta pemberian bantuan modal usaha)
Hasil Kesimpulan Tahap Iterasi/Umpan balik ANALISIS IDENTIFIKASI KRITERIA PENENTU PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI Variabel ketersediaan Infrastruktur, dengan sub variabel : ketersediaan pasar (sub terminal agribisnis) i dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) Variabel kelembagaan, dengan sub variabel : kebijakan pemerintah dan investor. Telah mencapai kesepakatan dari seluruh responden. Variabel bahan baku, dengan sub variabel : kuantitas bahan baku, kualitas bahan baku, dan kontinuitas bahan baku. Variabel SDM/tenaga kerja, dengan sub variabel : ketersediaan SDM, kualitas SDM, dan kemampuan kompetisi. Variabel ketersediaan Infrastruktur, dengan sub variabel : pasar, aksesibilitas, jaringan listrik, jaringan air bersih, jaringan telekomunikasi, dan pengolahan air limbah (IPAL) Variabel kelembagaan, dengan sub variabel : kbijk kebijakan pemerintah, permodalan, teknologi, dan investor