BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Depkes RI (2004) Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja. Puskesmas menjadi salah satu pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health service) sehingga dituntut untuk dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang optimal dan prima dengan tujuan terwujudnya pembangunan kesehatan yang dapat meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Puskesmas Depok II Sleman dalam menjalankan kegiatan penyusutan dan pemusnahan maka memerlukan sebuah pedoman pelaksanaan atau disebut dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Menurut Suardi (2004), dalam ISO 9000:2000 manajemen harus mendefinisikan dokumentasi termasuk rekaman yang relevan, penetapan, penerapan dan pemeliharaan sistem manajemen mutu yang dibutuhkan dan juga kebutuhan dalam mendukung keefektifan dan efisiensi proses operasi organisasi, sehingga setiap kegiatan hendaknya mempunyai sebuah manual mutu atau prosedur. Prosedur adalah suatu kegiatan rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan yang merupakan suatu kebetulan rangkaian prosedur menjadi suatu sistem.prosedur kerja itu merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan berurutan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu (Syamsi, 2004). Menurut Permenkes RI No. 269/MENKES/Per/III/2008 tentang Rekam Medis BAB IV pasal 9, rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan non rumah sakit wajib disimpan sekurang- kurangnya untuk jangka waktu dua tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat. Setalah batas waktu sebagaimana dimaksud telah dilampaui, rekam medis dapat dimusnahkan. Menurut Depkes RI (1997), 1
2 penyusutan rekam medis adalah salah satu kegiatan pengurangan arsip dari rak penyimpanan. Setelah dilakukan penyusutan maka berkas rekam medis akan dimusnahkan. Berdasarkan observasi yang sudah dilakukan peneliti pada saat praktik kerja lapangan III&IV serta studi pendahuluan pada bulan November 2016 di unit rekam medis, bahwa sistem penyimpanan berkas rekam medis yang digunakan di Puskesmas Depok II Sleman yaitu sistem penyimpanan family folder. Sistem penjajaran yang digunakan adalah numerical yang rerdiri dari sepuluh digit. Digit pertama dan kedua menunjukan keterangan kode dalam dan luar wilayah. Digit ketiga dan keempat menunjukan keterangan kode wilayah. Digit kelima menunjukan urtuan anggota keluarga. Digit keenam, ketujuh, kedelapan dan kesembilan menunjukan keterangan nomor urut register pada Kartu Keluarga, dan digit kesepuluh menunjukan keterangan kode puskesmas. Puskesmas Depok II Sleman sudah memiliki standar operasional prosedur tentang pemusnahan, namun isi dari SOP tersebut kurang efektif dan tidak rinci, sehingga mengakibatkan SOP pemusnahan berkas rekam medis tersebut tidak berjalan di unit rekam medis. Kegiatan penyusutan berkas rekam medis dilakukan hanya saat ada mahasiswa yang melakukan praktik kerja lapangan atau magang di puskesmas tersebut. Sedangkan Puskesmas Depok II Sleman selama ini belum pernah melakukan pemusnahan berkas rekam medis. Penggunaan sistem penyimpanan family folder mengakibatkan penumpukan berkas di bagian rak yang berisikan berkas pasien yang berasal dari luar wilayah. Hal ini dapet terjadi karena setiap hari semakin bertambah pasien baru yang berkunjung, khususnya pasien dariluar wilayah. Serta jarangnya dilakukan penyusutan dan belum pernah dilakukan pemusnahan berkas rekam medis juga mengakibatkan rak penyimanan semakin penuh. Berkas- berkas inaktif pun bercampur menjadi satu dengan berkas yang masih aktif di rak penyimpanan. Oleh karena itu peneliti bermaksud ingin mengembangkan SOP Penyusutan berkas rekam medis yang sudah ada agar bisa dijadikan sebagai acuan dalam kegiatan penyusutan berkas. Dilanjutkan dengan pengimplementasian SOP Penyusutan berkas rekam medis guna mengetahui hasil dari implementasi tersebut. Beberapa tahun terakhir pun belum pernah ada
3 penelitian tentang pengimplementasian SOP di Puskesmas Depok II Sleman, Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, rumusan masalah yang akan diambil peneliti dalam penelitian ini adalah Bagaimana pengembangan SOP dan hasil dari implementasi SOP Penyusutan berkas di Unit Rekam Medis Puskesmas Depok II Sleman? C. Batasan Masalah Berhubungan dengan keterbatasan waktu yang dimiliki peneliti dan padatnya pekerjaan di Puskesmas Depok II Sleman, maka peneliti membatasi implementasi SOP Penyusutan hanya sampai pada kegiatan penyusutan berkas saja. Implementasi SOP tidak sampai pada kegiatan pembuatan daftar pertelaan, pemusnahan berkas rekam medis dan pembuatan berita acara pemusnahan. D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hasil dari implementsi SOP Penyusutan berkas rekam medis. 2. Tujuan Khusus a) Mengembangkan SOP yang sudah ada di unit rekam medis. b) Mengimplementasikan SOP yang sudah dikembangkan. c) Mengevaluasi hasil dari implementasi SOP Penyusutan berkas rekam medis. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Puskesmas Penelitian ini dapat digunakan sebagai acauan atau petunjuk penyusutan dan pemusnahan berkas rekam medis yang ada di Puskesmas Depok II
4 Sleman, Yogyakarta. Serta dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi petugas di unit rekam medis. 2. Bagi Peneliti a) Menambah pengalaman dan pengetahuan secara langsung dari Puskesmas mengenai berbagai permasalahan pada objek peneliti. b) Mengetahui perbandingan antara teori yang telah dipelajari dengan keadaan yang terjadi di lapangan. 3. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini dapat digunakan untuk bahan referensi bagi penelitian yang memiliki tema yang sama dengan penelitian ini. 4. Bagi Institusi Pendidikan Mengetahui sejauh mana ilmu rekam medis dapat diterapkan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan sebagai referensi bagi Program D3 Rekam Medis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. F. Keaslian Penelitian Tabel 1 Keaslian Penelitian No Judul Penelitian Persamaan Perbedaan 1 Perancangan Draf 1. Objek yang 1. Menghasilkan rancangan Prosedur Kerja dan diteliti: SOP prosedur kerja dan instruksi Instruksi Kerja kerja untuk pemusnahan Pemusnahan Berkas berkas rekam medis terkait Rekam Medis Terkait SMM ISO 9001:2008. dengan Pelaksanaan Sedangkan peneliti akan SMM ISO 9001:2008 mengembangkan prosedur di Puskesmas kerja penyusutan berkas saja Danurejan II sesuai dengan format Yogyakarta (Nisa, akreditasi puskesmas. 2014)
5 No Judul Penelitian Persamaan Perbedaan 2 Perancangan Prosedur Kerja dan Instruksi Kerja Unit Rekam Medis di Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta (Astuti, 2014) 1. Objek yang diteliti: SOP 1. Membahas tentang rancangan prosedur kerja hampir keseluruhan di unit rekam medis. Sedangkan peneliti hanya fokus pada prosedur kerja untuk penyusutan berkas rekam medis. 3 Pengembangan Prosedur Kerja dan Istruksi Kerja Penyusutan dan Pemusnahan Berkas Rekam Medis di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta (Cahyani, 2015) 1. Objek yang diteliti: SOP 2. Jenis Penelitian: Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) 1. Membahas tentang pengembangan SOP penyusutan dan pemusnahan berkas rekam medis menjadi sebuah rancangan SOP dan instruksi kerja. Sedangkan peneliti mengembangkan, mengimplementasikan lalu mengevaluasi hasil dari SOP penyusutan.
6