Al-Sihah : Public Health Science Journal. Sulaemana Engkeng 1, Roy Max Dotulong Mewengkang 2

dokumen-dokumen yang mirip
Keywords : Mosquito breeding eradication measures, presence of Aedes sp. larvae.

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN CARA PENCEGAHAN MALARIA DI DESA JIKO UTARA KECAMATAN NUANGAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. lancarnya transportasi (darat, laut dan udara), perilaku masyarakat yang kurang sadar

SARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN

HUBUNGAN PELAKSANAAN PSN 3M DENGAN DENSITAS LARVA Aedes aegypti DI WILAYAH ENDEMIS DBD MAKASSAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PSN DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DI DESA NGESREP KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005

HUBUNGAN ANTARA TINDAKAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK AEDES

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PSN DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DI DESA NGESREP KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. kejadian luar biasa dengan kematian yang besar. Di Indonesia nyamuk penular

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi

BAB I PENDAHULUAN. virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

PENDAHULUAN. Ratna Sari Dewi STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis:

BAB I PENDAHULUAN. semakin besar. Keadaan rumah yang bersih dapat mencegah penyebaran

HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk demam berdarah (Aedes

Hubungan Antara Tindakan Pencegahan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Malalayang Kota Manado

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dan di 436 kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota sebesar 88%. Angka kesakitan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

HUBUNGAN ANTARA TINDAKAN PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KECAMATAN WANEA KOTA MANADO

SURVEY KEPADATAN LARVA AEDES AEGYPTI DI KECAMATAN MAMUJU KABUPATEN MAMUJU

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

SKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG

SUMMARY HASNI YUNUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan

HUBUNGAN SIKAP DAN UPAYA PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

HUBUNGAN KEPADATAN JENTIK Aedes sp DAN PRAKTIK PSN DENGAN KEJADIAN DBD DI SEKOLAH TINGKAT DASAR DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat Indonesia, disamping mulai meningkatnya masalah

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan penyakit yang cepat, dan dapat menyebabkan. kematian dalam waktu yang singkat (Depkes R.I., 2005). Selama kurun waktu

Perbedaan Warna Kontainer Berkaitan dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Sekolah Dasar

Dewi Ariyani Wulandari 1. Diterima: 4 Februari 2016 Disetujui : 26 Februari 2016 ABSTRACT

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, dengan Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk.

HUBUNGAN PERILAKU 3M DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK DI DUSUN TEGAL TANDAN, KECAMATAN BANGUNTAPAN, KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

Fajarina Lathu INTISARI

PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING TAHUN Ronald Imanuel Ottay

Kata kunci: DBD, Menguras TPA, Menutup TPA, Mengubur barang bekas

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

Sitti Badrah, Nurul Hidayah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman 1) ABSTRACT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI PUSKESMAS GOGAGOMAN KOTA KOTAMOBAGU.

SURVEI ENTOMOLOGI DAN PENENTUAN MAYA INDEX DI DAERAH ENDEMIS DBD DI DUSUN KRAPYAK KULON, DESA PANGGUNGHARJO, KECAMATAN SEWON, KABUPATEN BANTUL, DIY

BAB I PENDAHULUAN. Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease yaitu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) dan ditularkan oleh nyamuk

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes Volume VIII Nomor 1, Januari 2017 ISSN (p) -- ISSN (e)

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: INDRIANI KUSWANDARI

BAB I PENDAHULUAN. dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional karena upaya memajukan bangsa tidak akan efektif apabila tidak memiliki

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak lama tetapi kemudian merebak kembali (re-emerging disease). Menurut

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

HUBUNGAN PRAKTIK PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN KBERADAAN JENTIK

PERILAKU 3M, ABATISASI DAN KEBERADAAN JENTIK AEDES HUBUNGANNYA DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata Kunci : Demam Berdarah Dengue (DBD), Sanitasi lingkungan rumah, Faktor risiko

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT Chikungunya DI KOTA PADANG. Mahaza, Awaluddin,Magzaiben Zainir (Poltekkes Kemenkes Padang )

KUESOINER KECAMATAN :... NAMA SEKOLAH : SD... ALAMAT SEKOLAH :... WILAYAH PUSKESMAS :... TGL. SURVEY :... PETUGAS :...

BAB I. dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional, yaitu peneliti akan

BAB I PENDAHULUAN. tropis dan subtropis di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi

FOKUS UTAMA SURVEI JENTIK TERSANGKA VEKTOR CHIKUNGUNYA DI DESA BATUMARTA UNIT 2 KECAMATAN LUBUK RAJA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN 2009

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN KRAMAS KOTA SEMARANG

HUBUNGAN KEBERADAAN JENTIK

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA LEMAH IRENG KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN 2011

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

BAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.

HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI BAB I

I. IDENTITAS RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit bermunculan. Selain Demam Berdarah (DB) juga muncul penyakit. bagian persendian (arthralgia) (Arini, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 5, No. 2 Juni 2015 ABSTRAK

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia

Rezki Putri, 1 Zaira Naftassa. 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar belakang. Demam berdarah dengue merupakan masalah utama penyakit menular

: Suhu, Kelembaban, Perilaku Masyarakat dan Keberadaan jentik

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda

Dian Hidayatul C, Dian Nur Afifah, Arifal Aris

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DBD DI KECAMATAN KARANG TENGAH KABUPATEN CIANJUR PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular

Keberadaan Kontainer sebagai Faktor Risiko Penularan Demam Berdarah Dengue di Kota Palu, Sulawesi Tengah

Transkripsi:

Al-Sihah : Public Health Science Journal 1-8 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA DENGAN TINDAKAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN PANIKI BAWAH KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Sulaemana Engkeng 1, Roy Max Dotulong Mewengkang 2 1, 2 Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku FKM Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dan sikap kepala keluarga dengan tindakan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue di Kelurahan Paniki Bawah Kecamatan Mapanget Kota Manado. Target keluaran dalam penelitian ini yaitu setelah melakukan penelitian ini diharapkan diketahui analisis hubungan antara pengetahuan, sikap dan tindakan. Berdasaran sumber dari profil Dinas Kesehatan Kota Manado pada tahun 2015, tercatat bahwa kasus demam berdarah dengue terjadi di Kota Manado pada kecamatan Tikala, Wanea, Mapanget, Sario, Tuminting, Singkil, Bunaken. Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya angka kesakitan penyakit demam berdarah dengue adalah perilaku masyarakat yang masih rendah dalam melaksanakan tindakan pemberantasan sarang nyamuk Aedes sp sebagai vektor penyakit demam berdarah dengue. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Kepala Keluarga di Keluruhan Paniki Bawah. Jumlah populasi kepala keluarga di Kelurahan Paniki Bawah adalah sebanyak 2366 Kepala Keluarga berdasarkan data terbaru yang ada di kelurahan Paniki Bawah.Sampel penelitian ditentukan dengan kriteria sebagai berikut : kriteria inklusi yang digunakan adalah responden adalah kepala keluarga atau pasangannya dan sudah tinggal di Kelurahan Paniki Bawah selama minimal 6 bulan, kriteria eksklusi adalah : tidak bersedia ikut serta dalam penelitian. Penelitian ini merupakan survei analitik dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 96 responden dikelurahan Paniki Bawah Kecamatan Mapanget Kota Manado tahun 2016 dengan Metode pengambilan sampel secara systematic random sampling. Data pengetahuan, sikap dan tindakan diperoleh menggunakan kuesioner. Hubungan antar variabel diuji menggunakan chi square dengan α= 0,05 dan CI= 95%. Hasil uji menunjukkan nilai probabilitas untuk hubungan pengetahuan dengan tindakan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue sebesar 0,008 (p<0,05), sedangkan untuk hubungan sikap dengan tindakan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue sebesar 0,014 (p<0.05). Ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue. Ada hubungan antara sikap dengan tindakan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Pemberantasan, Nyamuk Alamat Korespondensi: ISSN-P : 2086-2040 Gedung FKM Universitas Sang Ratulangi Manado ISSN-E : 2548-5334 Email: sulaemanaengkeng@yahoo.com Volume 9, Nomor 1, Januari-Juni 2017

2 AL-SIHAH VOLUME IX, NO. 1, JANUARI - JUNI 2017 PENDAHULUAN Penyakit Deman Berdarah Dengue telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia selama 41 tahun terakhir. Sejak tahun 1968 telah terjadi peningkatan jumlah persebaran di provinsi dan kabupaten/kota yang endemis DBD. Selain itu terjadi juga peningkatan jumlah kasus DBD, pada tahun 1968 hanya 58 kasus menjadi 158.912 kasus pada tahun 2009 di Provinsi Maluku. Pada tahun 2005 hingga 2009, jumlah provinsi yang berisiko tinggi (high risk) meningkat dan terjadi perubahan. Pada tahun 2007 seluruh provinsi di pulau Jawa dan Bali masuk sebagai daerah risiko tinggi dimana pada tahun ini terjadi epidemik. Tetapi pada tahun 2009 terjadi perubahan dimana provinsi Kalimantan Barat, Timur dan Tengah masuk dalam resiko tinggi (Depkes RI, 2010). Provinsi Sulawesi Utara adalah salah satu provinsi endemis DBD. Menurut Dinas kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, daerah yang mengalami peningkatan kasus yang cukup signifikan dari tahun ke tahun adalah Kota Manado dan Kabupaten Minahasa Utara. Pada tahun 2011 menunjukkan bahwa Kota Manado menempati posisi teratas dengan jumlah 156 kasus, di ikuti berturutturut oleh kota dan kabupaten, Kota Mobagu 151 kasus, Kabupaten Minahasa Utara 120 kasus, Kabupaten Kepulauan Sangihe 120 kasus, Kabupaten Minahasa Tenggara 118 kasus, Kota Tomohon 107 kasus, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 106 kasus, Kabupaten Minahasa Selatan 98 kasus, Kota Bitung 91 kasus, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 76 kasus, Kabupaten Bolaang Mongondow 74 kasus, Kabupaten Kepulauan Sitaro 63 kasus, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur 45 kasus, dan Kabupaten Kepulauan Talaud 44 kasus ( Limbong 2012). Di Kota Manado penderita Deman Berdarah Dengue sangat tinggi berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Manado pada tahun 2010 terdapat 998 kasus, pada tahun 2011 terdapat 408 kasus dan pada tahun 2012 terdapat 440 kasus yang di data dari seluruh puskesmas yang ada di Manado. Kasus tertinggi terjadi di Kecamatan Malalayang, di ikuti berturut-turut Kecamatan Mapanget, Tikala, Wanea, Sario, Tuminting, Singkil, dan Bunaken. Kasus Demam Berdarah Dengue di puskesmas paniki bawah selama tiga tahun terakhir yakni Pada tahun 2010 jumlah kasus sebanyak 90 orang, Tahun 2011 jumlah kasus sempat menurun yaitu sebanyak 7 orang, Tahun 2012 jumlah kasus meningkat sebanyak 59 orang, awal tahun 2013 dari bulan Januari- Februari saja sudah terdapat 15 kasus Demam Berdarah Dengue di wilayah puskesmas paniki bawah. Tempat potensial nyamuk-nyamuk Aedes yang aktif pada siang hari seperti Aedes aegypti dan Aedes albopictus biasanya me-

VOLUME IX, NO. 1, JANUARI -JUNI 2017 AL-SIHAH 3 letakkan telur dan berbiak pada tempettempat penampungan air bersih atau air hujan seperti bak mandi, tangki penampungan air, vas bunga, kaleng-kaleng atau kantung- kantung plastik bekas, di atas lantai gedung terbuka, talang rumah, bambu pagar, kulit-kulit buah seperti kulit buah rambutan, tempurung kelapa, ban-ban bekas, dan semua bentuk kontainer yang dapat menampung air bersih. (Sembel, 2009). Tingginya angka kejadian ini disebabkan masih banyaknya tempattempat pembiakan nyamuk seperti kalengkaleng bekas, plastik-plastik bekas, banban mobil/motor bekas, dan kontainerkontainer lain yang dapat menampung air bersih atau genangan air hujan. Unsur perilaku masyarakat yang berhubungan dengan pengetahhuan, sikap maupun tindakkan yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia melalui Kemenkes RI diwujudkan dalam kegiatan menguras, menimbun, mengubur (3M), masih belum teridentifikasi apakah kesemuanya berhubungan dengan keberadaan jentik nyamuk penular deman berdarah dengue. Faktor pengetahuan dan sikap masyarakat tentang pemberantasan demam berdarah dengue masih kurang. Beberapa keluarga masih membiarkan pakaian bergelantungan di dalam rumah. Masyarakat juga masih jarang menguras bak mandi atau tempat penampungan air dengan cara di sikat dindingnya. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan survei analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional study). Lokasi Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Paniki Bawah Kecamatan Mapanget Kota Manado, lokasi 1: lingkungan I, lokasi 2: lingkungan II, lokasi 3: lingkungan III, lokasi 4: lingkungan IV, Lokasi 5: lingkungan V, lokasi 6: lingkungan VI, lokasi 7 : lingkungan VII, lokasi 8: lingkungan VIII, lokasi 9 : lingkungan IX, lokasi 10: lingkungan X. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Kepala Keluarga di Keluruhan Paniki Bawah. Jumlah populasi kepala keluarga di Kelurahan Paniki Bawah adalah sebanyak 2366 Kepala Keluarga berdasarkan data terbaru yang ada di kelurahan Paniki Bawah.Sampel penelitian ditentukan dengan kriteria sebagai berikut : kriteria inklusi yang digunakan adalah responden adalah kepala keluarga atau pasangannya dan sudah tinggal di Kelurahan Paniki Bawah selama minimal 6 bulan, kriteria eksklusi adalah : tidak bersedia ikut serta dalam penelitian. Penelitian ini merupakan survei analitik dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 96 responden dikelurahan Paniki Bawah Kecamatan Mapanget Kota Manado tahun 2016 dengan Metode pengambilan sampel secara

4 AL-SIHAH VOLUME IX, NO. 1, JANUARI - JUNI 2017 systematic random sampling. Data pengetahuan, sikap dan tindakan diperoleh menggunakan kuesioner. Hubungan antar variabel diuji menggunakan chi square dengan α= 0,05 dan CI= 95%. HASIL PENELITIAN Data tabel 1, menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik menunjukkan tindakan baik 28 responden yaitu hubungan antara Pengetahuan masyarakat dengan Tindakan pemberantasan sarang nyamuk mempunyai nilai probabilitas sebesar 0,01 (p<0,05) yang artinya terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pemberantasan saranng nyamuk demam berdarah dengue di Kelurahan Paniki Bawah Kecamatan Mapanget Kota Manado. Nilai OR 3,04 menunjukkan bahwa Tabel 1. Distribusi responden mengenai hubungan pengetahuan dengan tindakan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue di Kelurahan Paniki Bawah Kecamatan Mapanget Kota Manado Tahun 2016 Pengetahuan Tindakan Jumlah Tidak baik % baik % n p value OR CI 95% Tidak baik 33 63,5 19 36,5 52 0,01 3,04 1,320-7,00 Baik 16 36,4 28 63,6 44 Jumlah 49 47 96 Sumber: Data Primer, 2016 (63,6%) dan tingkat pengetahuan baik menunjukkan tindakan tidak baik 16 responden (36,4%). Responden dengan pengetahuan tidak baik menunjukkan tindakan baik 19 responden (36,5%) dan pengetahuan tidak baik menunjukkan tindakan tidak baik 33 responden (63,5%). Hasil probabilitas didapatkan sebesar 0,01 nilai ini lebih kecil dari pada 0,05 (p<0,05), dan nilai OR 3,04 lebih besar daripada 1 dan CI 1,039-7,00. Melalui uji statistik diperoleh hasil responden dengan pengetahuan yang tidak baik memiliki peluang melakukan tindakan yang tidak baik mempunyai resiko 3,04 kali lebih besar dari pada responden dengan pengetahuan baik. Data tabel 2, menunjukkan bahwa responden dengan sikap baik menunjukkan tindakan baik 25 responden (64,1%) dan sikap baik menunjukkan tindakan tidak baik 14 responden (35,9%). Responden dengan sikap tidak baik menunjukkan tindakan baik 22 responden (38,6%) dan sikap tidak baik

VOLUME IX, NO. 1, JANUARI -JUNI 2017 AL-SIHAH 5 menunjukkan tindakan tidak baik 35 responden (61,4%). Hasil probabilitas didapatkan sebesar 0,02 nilai ini lebih kecil dari pada 0,05 (p<0,05), dan nilai OR 2,84 lebih besar dari pada 1 dan CI 1,221-6,61. Melalui uji statistik diperoleh hasil yaitu hubungan antara sikap masyarakat dengan Tindakan pemberantasan sarang nyamuk mempunyai nilai probabilitas sebesar 0,02 (p<0,05) yang artinya terdapat PEMBAHASAN Berdasarkan wawancara dengan responden di lingkungan I sampai dengan lingkungan X di kelurahan Paniki Bawah, masih kurangnya sarana dan prasarana (lahan) yang ada yang memungkinkan responden untuk melakukan salah satu gerakan 3M yaitu mengubur barang- barang bekas yang dapat menampung air hujan dalam tanah merupakan salah satu Tabel 2. Distribusi responden mengenai hubungan sikap dengan tindakan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue di Kelurahan Paniki Bawah Kecamatan Mapanget Kota Manado Tahun 2016 Sikap Tindakan Jumlah Tidak baik % baik % n p value OR CI 95% Tidak baik 35 61,4 22 38,6 57 0,02 2,84 Baik 14 35,9 25 64,1 39 Jumlah 49 47 96 1,22-6,61 Sumber: Data Primer, 2016 hubungan antara sikap dengan tindakan pemberantasan saranng nyamuk demam berdarah dengue di Kelurahan Paniki Bawah Kecamatan Mapanget Kota Manado. Nilai OR 2,84 menunjukkan bahwa responden dengan sikap yang tidak baik memiliki peluang melakukan tindakan yang tidak baik mempunyai resiko 2,84 kali lebih besar dari pada responden dengan sikap baik. faktor yang mengakibatkan responden tidak melaksanakan gerakan 3M. Sebab terwujudnya sebuah praktik atau tindakan perlu faktor lain, yaitu antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana (Notoatmodjo, 2005). Penelitian oleh Santoso dan Anif Budiyanto (2008) didapatkan ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku responden pada tingkat signifikan alpha 0,05 diperoleh p=0,000 dengan OR 2,25 dapat diinterpretasikan bahawa

6 AL-SIHAH VOLUME IX, NO. 1, JANUARI - JUNI 2017 responden yang berpengetahuan rendah mempunyai kemungkinan 2,25 kali akan berperilaku buruk dalm kaitannya pencegahan DBD. Hasil penelitian ini ada yang tidak sejalan dengan hasil penelitian Charlota Lerik dan Marni (2008), bahwa hubungan antara pengetahuan dengan praktik ibu rumah tangga dalam PSN-DBD ternyata tidak memenuhi syarat sehingga dilanjutkan dengan menggunakan uji alternatif yaitu Fisher s Exact Test dan diperoleh nilai p = 0,697 (pvalue > 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara variabel pengetahuan dengan praktik ibu rumah tangga dalam PSN-DBD, Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) dan perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pada penelitian Santoso dan Anif Budiyanto (2008) didapatkan ada hubungan antara sikap dengan perilaku responden pada tingkat signifikan alpha 0,05 diperoleh p=0,005 dengan OR 1,62 dapat diinterpretasikan bahawa responden yang mempunyai sikap yang kurang baik mempunyai kemungkinan 1,62 kali akan berperilaku buruk dalm kaitannya pencegahan. Hal ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2003) bahwa perilaku akan bersifat langgeng apabila perlikau tersebut didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif. Hasil penelitian ini ada yang tidak sejalan dengan hasil penelitian Charlota Lerik dan Marni (2008) bahwa hubungan antara sikap dengan praktik ibu rumah tangga dalam PSN-DBD ternyata tidak memenuhi syarat sehingga dilanjutkan dengan menggunakan uji alternatif yaitu Fisher s Exact Test dan diperoleh nilai p = 0,697 (pvalue > 0,05). Hasil analisis dengan menggunakan uji Koefisien Asosiasi yang mempersyaratkan menghitung nilai antara variabel sikap dengan praktik ibu rumah tangga dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN- DBD) ternyata tidak memenuhi syarat sehingga dilanjutkan dengan menggunakan uji alternatif yaitu Fisher s Exact Test dan diperoleh nilai p = 1,000 (pvalue > 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara variabel sikap dengan praktik ibu rumah tangga dalam PSN-DBD. Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain dari luar secara jelas karena respons seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap

VOLUME IX, NO. 1, JANUARI -JUNI 2017 AL-SIHAH 7 stimulus yang bersangkutan sehingga Sikap responden merupakan respon yang masih tertutup dan tidak tampak dalam kehidupan nyata, sehingga meskipun mereka setuju terhadap upaya PSN- DBD belum tentu mereka melakukannya sesuai dengan sikapnya. Sikap belum tentu terwujud dalam praktik atau tindakan, sebab terwujudnya sebuah praktik atau tindakan perlu faktor lain, yaitu antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana (Notoatmodjo, 2005). KESIMPULAN Dari hasil penetian kami menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan kepala keluarga dengan tindakan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue di Kelurahan Paniki Bawah Kota Manado. Nilai OR 3,04 menunjukkan bahwa kepala keluarga dengan pengetahuan tidak baik memiliki peluang melakukan tindakan yang tidak baik mempunyai resiko sebesar 3,04 kali lebih besar dari pada kepala keluarga dengan pengetahuan baik. Hasil yang lain juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue di Kelurahan Paniki Bawah Kota Manado. Nilai OR 2,84 menunjukkan bahwa kepala keluarga dengan sikap yang tidak baik memiliki peluang melakukan tindakan tidak baik mempunyai resiko sebesar 2,84 kali lebih besar dari pada kepala keluarga dengan sikap baik. SARAN Kami menyarankan Kepala keluarga yang tinggal di Kelurahan Paniki Bawah untuk melaksanakan tindakan pemberantasan sarang nyamuk pada tempat penampungan air terutama yang tidak terjangkau oleh penglihatan seperti tempat penampungan air sisa dispenser, penampungan air sisa kulkas dan tempat-tempat penampungan sekitar rumah, hendaknya masyarakat juga rutin membersihkan halaman rumah. Kami juga menyarankan agar pemerintah agar dilakukan penyuluhan kesehatan tentang tindakan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah yang ditunjukan kepada kepala keluarga atau kepada ibu-ibu rumah tangga dan pengelola tempat-tempat umum untuk melaksanakan kerja bakti ataupun program kesehatan yang sejenis di tiap-tiap lingkungan. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. 2010, Buletin Jendela Epidemiologi Tentang Demam Berdarah Dengue : Pusat Data dan Surveilens Epidemiologi Limbong, U. 2012. Survey Kepadatan Jentik Aedes Aegypti di Kabupaten

8 AL-SIHAH VOLUME IX, NO. 1, JANUARI - JUNI 2017 Minahasa Utara. Manado. BTKL- PP Kelas 1 Manado. Mariana dinah charlota lerik, marnih. 2008. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan Praktik Ibu Rumah Tangga Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN- DBD) Di Kelurahan Oebuju Kecamatan Oebubu Kota Kupang. Fakultas Kesehatan Masyarakat Udana : Kupang. Vol 03 No 01.http://media kesehatan masyarakat.files. wordpress. com//2012/06/jurnal5.pdf (online) diakses pada tanggal 18 juni 2013. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Santoso, Anif Budiyanto. 2008. Hubungan Antara Sikap Dan Perilaku (PSP) Masyarakat Terhadap Vektor DBD Di Kota Palembang Provinsi Sumatra Selatan. Penelitian Loka Litbang P2B2 Baturaja. Vol. 7 No.2 http :// ekoli litbang. Depkes.go.id/ data vol 7/santoso/1-santoso.pdf (online) diakses pada tanggal 18 Juni 2013 Sembel, D. T.2009, Entomologi Kedokteran, yogyakarta : ANDI Saryono, 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. yogyakarta : Mitra Cendekia