J. Aquawarman. Vol. 3 (1) : April ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
Journal of Aquaculture Science April 2017 vol 1 (1) : ISSN :

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

JURNAL. THE EFFECT OF GIVEN SKIN SEED IN GREEN BEANS ON GROWTH RATE OF CATFISH (Clarias sp)

OPTIMALISASI SUBSTITUSI TEPUNG Azolla TERFERMENTASI PADA PAKAN IKAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS IKAN NILA GIFT

Natricia Waseanti Kawania, Kusnoto dan Moch. Amin Alamsjah

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.

PENGARUH PENAMBAHAN KEONG EMAS (Pomacea canaliculata) DALAM PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) Skripsi

PENDAHULUAN. Kesadaran dan pengetahuan masyarakat semakin meningkat tentang. manfaat ikan sebagai bahan makanan dan kesehatan menyebabkan tingkat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN TEPUNG AZOLLA SEBAGAI PENYUSUN PAKAN IKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN DAYA CERNA IKAN NILA GIFT (OREOCHIOMIS SP)

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Alumni Prodi.Pend.Biologi FKIP Unigal, 2) Dosen Prodi.Pend.Biologi FKIP Unigal,

Gambar 5. Grafik Pertambahan Bobot Rata-rata Benih Lele Dumbo pada Setiap Periode Pengamatan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Balakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang

Gambar 2. Grafik Pertumbuhan benih ikan Tagih

Gambar 1. Ikan lele dumbo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

II. BAHAN DAN METODE

Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.)

MANFAAT PENAMBAHAN PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG PADA PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linne) Trianik Widyaningrum

BAB I PENDAHULUAN. Clarias sp (ikan lele) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang

BAB I PENDAHULUAN. dan Perikanan, 2008) pemasarannya relatif murah. Kebutuhan ikan lele konsumsi

Jurnal Fisherina 2017, Volume 1 Nomor 1 ISSN:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Variasi Dosis Tepung Ikan Gabus Terhadap Pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan untuk konsumsi adalah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan lele dumbo

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH PROBIOTIK STRAIN

1. PENDAHULUAN. perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mendukung pengadaan ikan

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Lele dumbo yang bernama ilmiah Clarias geriepinus, masuk di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk

PERBANDINGAN PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias sp) ANTARA PEMBERIAN PAKAN CACING SUTRA DENGAN PAKAN PELET SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

I. PENDAHULUAN. yang memiliki prospek menjanjikan dan mulai merebut perhatian pelaku usaha

Gambar 4. Grafik Peningkatan Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele Sangkuriang

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. seluas seluas hektar dan perairan kolam seluas hektar (Cahyono,

Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu

BAB III BAHAN DAN METODE

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi campuran tepung tulang

PENGGUNAAN JAGUNG DAN RAGI TAPAI PADA JAGUNG SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN BETOK (Anabas testudineus Bloch)

J. Aquawarman. Vol. 1 (1) : Oktober 2015

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PERBEDAAN TINGKAT PROTEIN DAN RASIO PROTEIN PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN SEPAT (Trichogaster pectoralis) ABSTRAK

PENGARUH TINGKAT SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG MAGGOT TERHADAP KOMPOSISI KIMIA PAKAN DAN TUBUH IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsskal)

I. PENDAHULUAN. di antara pulau lain, namun tingkat endemik masih kalah dibandingkan dengan

PARTIAL SUBSTITUTION OF FISH MEAL WITH PETEK (Leiougnathus equulus) FLOUR IN COMMERCIAL FEED OF PATIN SIAM (Pangasius hypopthalamus) FRY

Pemanfaatan Ampas Tahu Sebagai Pakan Ikan Lele (Clarias batrachus) Organik

BAB I PENDAHULUAN. adalah lele dumbo ( Clarias gariepinus). Lele dumbo merupakan hasil

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG CACING TANAH DALAM PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV ABSTRAK

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

PEMANFAATAN TANAMAN AZOLLA SEBAGAI PAKAN TAMBAHAN (EKTRA FEEDING) Oleh : Ir. Indah Retnowati

Tingkat Kelangsungan Hidup

TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan Protein Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) sudah sangat popular di masyarakat

PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Pertumbuhan ikan patin (Pangasius hypophtalmus) dengan pakan yang kombinasi

BAB I PENDAHULUAN. lele salah satunya adalah lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan lele dumbo

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas ikan yang dikenal sebagai

PAKAN ALTERNATIF UNTUK KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA LELE DUMBO (Clarias gariepinus BURCHELL)

PEMANFAATAN LIMBAH RUMAH MAKAN UNTUK PAKAN IKAN LELE DI UPR MITRA CAMBAI PRABUMULIH

BAB I PENDAHULUAN. komoditas unggulan, serta mempunyai prospek pasar yang baik. Beberapa kelebihan

Haryati, Edison Saade, Agus Pranata ABSTRAK

BAB III BAHAN DAN METODE

Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707

PENGARUH PEMBERIAN FEED ADDITIVE RI.1 DAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN AYAM BROILER SKRIPSI ATA RIFQI

TINJAUAN PUSTAKA. keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di

PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIBERI PAKAN BUATAN BERBASIS KIAMBANG

VARIASI PADAT PENEBARAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias sp) YANG DIPELIHARA DALAM HAPA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Biologi, Habitat dan Kebiasaan Makan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

PENAMBAHAN TEPUNG BIOFLOK SEBAGAI SUPLEMEN PADA PAKAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) ABSTRAK

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

BAB III METODE PENELITIAN. tepung ikan gabus (Channa striata, BLOCH) pada pakan komersial terhadap

EVALUASI PENGGUNAAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasseltii)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

Pengaruh Ketinggian Air yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (2015),

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan

(The effect of feed combination on growth and survival of catfish larvae, Clarias gariepinus)

TINJAUAN PUSTAKA. yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan banyak dibudidayakan karena

BAB IV HASIL. Pertumbuhan. Perlakuan A (0%) B (5%) C (10%) D (15%) E (20%) gurame. Pertambahan

J. Aquawarman. Vol. 2 (2) : Oktober ISSN : Abstract

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

AQUAWARMAN JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR Alamat : Jl. Gn. Tabur. Kampus Gn. Kelua. Jurusan Ilmu Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman Kombinasi Pemberian Pakan Buatan dan Azolla microphylla Terhadap Performa Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus Feed combination of pellet and Azolla microphyllaon catfish (Clarias gariepinus performance Wahyu Tri Wibowo 1), Komsanah Sukarti 2) dan Sumoharjo 3) 1) Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman 2), 3) Staf Pengajar Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman Abstract This study aimed to determine the bestcombination of feed (pellet and Azolla) on protein retention, production efficiency, feed conversion and efficiency of catfish (Clarias gariepinus. This study used a completely randomized design (CRD) with five treatments and theree replications, were : P 1 (100% pellet as positive control); P 2 (100% Azolla as negative control); P 3 (30% pellet and 70% Azolla); P 4 (50% pellet and 50% Azolla); P 5 (70% pellet and 30% Azolla). The results showed that 100% pellets (positive control) provides the best performance in terms of protein retention (42.36 ± 6.26%), feed efficiency (95 ± 7.51%) and feed conversion (1.0 ± 0.09).In contras feed with 100% Azolla (negative control) showeddecreasing in feed efficiency (-14 ± 4.26%), feed conversion (-7.4 ± 2.02) and protein retention (17.95 ± 0.72% ). The best combination of pellet and Azolla achieved by P5 (70% pellets and 30% Azolla) with protein retention (40.78 ± 4.29%), feed efficiency (53 ± 7.03%), feed conversion ratio (1.9 ± 0.24) and production efficiency (0.51 ± 0.03%). Keywords: Azolla microphylla, Claria gariepinus var, Protein retentin, feed conversion I. PENDAHULUAN Budidaya ikan lele merupakan kegiatan yang menjanjikan, karena ikan lele banyak digemari oleh konsumen dengan harganya yang terjangkau, selain dapat memenuhi kebutuhanprotein, juga dapat meningkatkan ekonomi dari segi pendapatan.dilihat dari segi harga pakan ikan, cenderung tiap tahunnya harga pakan ikan lele mengalami kenaikan yang cukup signifikan, kenaikan harga tersebut dipengaruhi oleh biaya pakan yang dikeluarkan selama kegiatan budidaya.kenaikan harga pakan tersebut menjadi salah satu faktor yang membuat para pembudidaya satu-persatu meninggalkan kegiatan pembesaran ikan lele dikarenakan margin keuntungannya yang semakin kecil/sedikit. Jika dilihat dari total biaya produksi dalam usaha budidaya ikan, maka kontribusi biaya pakan adalah yang paling tinggi sekitar 40-60% (Webster and Liem, 2002). Di dalam budidaya ikan, formula pakan ikan harus mencukupi kebutuhan gizi ikan yang 42

dibudidayakan, seperti: protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Mutu pakan akan tergantung pada tingkatan dari bahan gizi yang dibutuhkan oleh ikan (Kamal, 1998). Namun yang menjadi masalah adalah harga pakan ikan komersil tiap tahunnya cenderung terus meningkat, hal ini menjadi kendala dalam pengembangan budidaya kedepan sehinggaperlu dicari alternatif pakan murah dengan kualitas relatif baik. Salah satu alternatif dari permasalahan tersebut adalah dengan penggunaan tanaman Azollamicrophylla sebagai salah satu pakan alternatif bagi ikan. Tanaman Azolla microphylla memiliki kandungan protein yang cukup tinggi 28,12% berat kering (Handajani, 2000), sedangkan Lumpkin dan Plucknet (1982) menyatakan kandungan protein pada Azolla microphylla sebesar 23,42% berat kering dengan komposisi asam amino esensial yang lengkap. Ditambahkan oleh Marhadi (2009), bahwa Azolla microphylla berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku pelet herbal dan mempunyai kandungan nutrien yang baik meliputi (dalam berat kering) 10-25% protein, 10-15% mineral, dan 7-10% asam amino. Ikan lele dalam budidaya konvensional terbiasa diberi pakan buatan berupa pellet. Mengingat harga pakan buatan yang semakin tahun semakin meningkat perlu mencari pakan alternatif lain selain pakan buatan untuk menekan pengeluaran, salah satu dengan menggunakan Azolla microphylla. Pada umumnya para pembudidaya menggunakan tanaman Azolla microphylla sebagai pakan alternatif untuk ikan herbivora dan omnivora semisal ikan nila, ikan mas, ikan lele dan lain-lain.dalam pemberian pakannya, para pembudidaya masih menggunakan hitungan kira-kira dan belum ada hitungan pasti dalam menggunakan pakan altenatif tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi terbaik dari pemberian pakan buatan dan Azolla microphylla terhadap pertumbuhan dan efesiensi pakan ikan Lele sangkuriang (Clarias gariepinus. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan yaitu dari bulan Desember 2016 hingga Januari 2017 yang meliputi persiapan dan pelaksanaan penelitian di Kolam Percobaan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas mulawarman, Samarinda. Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: bahan uyang digunakan ikan lele sangkuriang sebanyak 300 ekor dengan ukuran panjang rata-rata 16-17 cm dan berat rata-rata 30-33 g. Pakan pellet merk Cp-Prima dengan kadar protein 31-33%, dan Azolla microphylla. Alat yang digunakan yaitu bak semen berukuran 1x1x0,6m sebanyak 15 buah, blower, selang plastik, timbangan, termometer, oxymeter, ph meter, penggaris, ember plastik, saringan, ATK, kamera, Laptop, Alat ukur TOM, Specktrofotometer. Desain percobaan yang digunakan pada penelitian ni adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan, Analisis dataretensi protein dan Efesiensi produksimenggunakan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) sedangkan, Konversi pakan, Efesiensi pakan dilakukan secara deskriptif data diolah dengan menggunakan MS. Excel. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Konversi dan Efesiensi Pakan Gambar 1. Grafik Konversi pakan Ikan Lele. 43

Gambar 2. Grafik efesiensi Pakan Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus rata-rata nilai konversi pakanikan Lele pada Gambar 1. rata-rata nilai efesiensi pakan Ikan Lele pada gambar 2. Pada perhitungan konversi dan efesiensi pakan tidak dilakukan analisis karena data yang tersaji tidak homogen dan tidak dapat di transformasikan, data akan dijelaskan secara deskriptif. Berdasarkan grafik konversi dan efesiensi pakanikan Lele sangkuriang (Clarias gariepinus menunjukkan bahwa perlakuan P1 (100% pellet) adalah yang terbaik dengan nilai konversi pakan 1,0±0,09 dan efesiensi pakan 95±7,51%, sedangkan yang terendah pada perlakuan P2 (100% Azolla microphylla) dengan nilai konversi pakan -7,4±2,02 dan efesiensi pakan - 14±4,26%. Pascual (1984) menjelaskan bahwa semakin rendah nilai konversi pakan, semakin baik karena jumlah pakan yang dihabiskan untuk menghasilkan berat tertentu adalah sedikit.nilai konversi pakan berbanding terbalik dengan efesiensi pakan, semakin rendah nilai konversi pakan yang diperoleh maka semakin besar nilai efesiensi pakan yang ditunjukkan dan sebaliknya. Nilai rasio konversi pakan yang terendah sebesar -7,4±2,02 pada perlakuan P2 ini menunjukkan bahwa ikan lele sangkuriang tidak dapat memanfaatkan Azolla microphylla sebagai pertumbuhan berat/bobot. Meskipun nilai rasio konversi pakan cenderung memiliki nilai yang fluktutatif, namun perlakuan pemberian pellet dengan presentase yang semakin besar menunjukkan hasil rasio konversi pakan yang semakin baik berlaku sebaliknya pada perlakuan dengan pemberian Azolla microphylla. Jumlah pakan yang dimakan oleh ikan selama penelitian akan mempengaruhi nilai efesiensi pakan pada ikan lele sangkuriang. Efesiensi pakan menunjukkan presentase pakan yang diubah menjadi daging atau pertambahan bobot. Pada penelitian ini tingkat efesiensi pakan terbaik yaitu pada perlakuan P1 dengan nilai 95±7,51%. Karena pakan dimanfaatkan secara efesien untuk pertumbuhan.rendahnya efesiensi pakan pada perlakuan yang menggunakan Azollamicrophylla disebabkan ketidakmampuan saluran pencernaan ikan lele sangkuriang untuk menghasilkan pertambahan bobot.sesuai dengan pendapat Mudjiman (2006) bahwa saluran pencernaan ikan karnivora lebih pendek dari saluran pencernaan ikan herbivora.hal tersebut dikarenakan dinding sel dagingnya tipis, berupa selaput sehingga lebih mudah dicerna, sedangkan dinding sel tumbuhtumbuhan mengandung selulosa yang kompleks sehingga sulit dicerna. Retensi Protein Gambar 3. Grafik Retensi protein ikan lele 44

rata-rata nilai konversi pakanikan Lele pada Gambar 3. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara setiap perlakuan terhadap retensi protein Ikan Lele sangkuriang, karena nilai t-hitung (15,807) > t-tabel (3,48), dengan tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan grafik retensi protein ikan lele sangkuriang pada perlakuan P1 (100% pellet) mendapatkan hasil yang terbaik dengan nilai 42,36±6,26%, sedangkan yang terendah pada perlakuan P2 (100% Azolla microphylla) 17,95±0,72%. Retensi protein merupakan gambaran dari banyaknya protein yang diberikan, yang dapat diserap dan dimanfaatkan untuk membangun ataupun memperbaiki sel-sel tubuh yang sudah rusak, serta dimanfaatkan tubuh ikan bagi metabolisme sehari-hari (Afrianto dan Liviatwaty, 2005). Pada perlakuan P1 (100% pellet) dari hasil uji lanjut menunjukkan data yang tidak berbeda nyata terhadap perlakuan P4 (50% pellet dan 50% Azolla) dan perlakuan P5 (70% pellet dan 30% Azolla) diduga pada perlakuan P1 mengalami kelebihan protein sehingga tidak terserap oleh tubuh ikan secara optimal. Menurut Prawesti (2011) kelebihan protein ini diduga memacu sistem metabolisme ikan untuk mengkatabolisme protein dalam tubuh menjadi ammonia, semakin banyak protein yang mengkatabolisme oleh tubuh maka semakin banyak energi yang digunakan. Hal ini menyebabkan protein yang seharusnya tersimpan akan lebih banyak dirubah menjadi energi untuk mensintesa kelebihan protein menjadi ammonia. Pernyaatan ini didukung dengan hasil pengukuran kualitas air yang menunjukkan bahwa ammonia pada perlakuan P1 paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya (P2, P3, P4, P5). Sesuai dengan pendapat Lan dan Pan (1993) apabila protein dalam pakan berlebih, ikan akan mengalami excessive protein syndrome, sehingga protein tersebut tidak digunakan untuk pertumbuhan tetapi akan dibuang dalam bentuk ammonia. Pada perlakuan P2 dalam tubuh ikan lele terdapat protein sebesar 18,71±0,41%. Padahal dalam pertumbuhan bobot dan pertumbuhan panjang mengalami penurunan (minus).sesuai dengan pendapat Narayan (2010) bahwa ikan labeo rohita yang di beri pakan menggunakan Azolla yang dijadikan pellet menunjukkan retensi protein yang cenderung sama (stabil) dengan perlakuan lainnya tetapi mengalami penurunan dalam hal retensi lemak. Efesiensi Produksi Gambar 4. Grafik Efesiensi produksi ikan lele rata-rata nilai efesiensi produksi pemeliharaan ikan lele sangkuriang selama 35 hari, dapat dilihat pada Gambar 4. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara setiap perlakuan terhadap retensi protein Ikan Lele sangkuriang, karena nilai t-hitung (772,99) > t-tabel (3,48), dengan tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan grafik efesiensi produksi ikan lele sangkuriang pada perlakuan P1 (100% pellet) mendapatkan hasil yang terbaik dengan nilai 1,00±0,0, sedangkan yang terendah pada perlakuan P2 (100% Azolla microphylla) 0,17±0,02%. Tujuan dari melakukan perhitungan efesiensi produksi adalah untuk membandingkan perlakuan yang menggunakan Azolla microphylla dengan 45

perlakuan P1(100% pellet) hasil yang paling baik adalah pada perlakuan P5 (70% pellet dan 30% Azolla) dengan nilai rata-rata 0,51±0,03 (semakin dekat dengan nilai yang ada pada perlakuan kontrol positif semakin baik). IV. KESIMPULAN a. Perlakuan P1 (100% pellet) mengahasilkan performa terbaik bagi ikan lele sangkuriang ditunjukkan dengan nilai yang tertinggi diantara perlakuan lainnya. Perlakuan P5 (70% pellet dan 30% Azolla) menunjukkan performa terbaik bagi ikan lele sangkuriang diantara perlakuan yang menggunakan kombinasi Azolla microphylla sebagai pakan. b. Penggunaan Azolla microphylla memperbaiki nilai retensi protein ikan lele sangkuriang pada perlakuan 4 (50% pellet dan 50% Azolla). DAFTAR PUSTAKA Afrianto, E., dan Liviawaty, E. 2005. Pakan Ikan. Kanasius, Yogyakarta. Effendi, H. 2002.Telaah Kualitas Air. Kanisius, Yogyakarta. Handajani, H. 2000. Peningkatan kadar protein tanaman Azollamicrophylla dengan mikrosimbion Anabaenaazollae dalam berbagai konsentrasi N dan P yang berbeda pada media tumbuh. Handajani H. 2007. Peningkatan Nilai Nutrisi Tepung Azolla Melalui Fermentasi. Malang. Universitas Muhammadiyah Malang. Kamal, M. 1998.Nutrisi Ternak I. Yogyakarta.Rangkuman. Lab. Makanan Ternak, jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, UGM. Khairuman dan Amri, K. 2002. Pembuatan Pakan Ikan. Agro Media Pustaka. Jakarta. Hal 78. Lan, C.C. dan B.S. Pan. 1993. Invitro Ability simulating The Proteolysis of Feed protein In The Midgut Gland of Grass Shrimp (Pennaeus monodon). Aquculture 109:59-70. Lumpkin, T.A and D.L. Plucknet, 1982. Azolla a green manure: Use abd Management in Crop Production. Westview Tropical Agriculture Series. Marhadi H. 2009. Potensi Azolla sebagai pakan berbasis lokal http://marhadinutrisi06.blogspot.com/2 009/04/potensi-azolla-azolla-pinatasebagai.html. Marzuqi, M., 2015. Pengaruh Kadar karbohidrat dalam Pakan terhadap Pertumbuhan, Efesiensi Pakan dan Aktifitas enzim pada Ikan Bandeng (Chanos - chanos Forsskal. Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, 12 (2): 255 261. Mudjiman, A. 2006. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Bogor. Hal 12-13 Murhananto. 2002. Pembesaran Lele Dumbo di Pekarangan. Agro Media Pustaka. Jakarta. 49 hal. Pascual, F. P. 1984. Nutrition and Feeding ofsugpo Penaeus monodon.extention Manual e SEAFDEC, Philipines. Prawesti, M. 2011. Pemberian Kombinasi pakan buatan dan pakan alami berupa cacing sutera dengan presentase yang berbeda terhadap retensi protein, lemak dan energi pada ikan sidat. Program Studi Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. Surabaya. 63 hal. 46