BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kanker payudara merupakan salah satu kanker dengan insidensi terbanyak, terutama pada wanita. Perkembangan terapi banyak dilakukan untuk meningkatkan survival dan prognosis pasien kanker payudara. Variasi pilihan terapi kanker payudara diberikan dengan mempertimbangkan banyak faktor, meliputi usia, status menopausal, komorbid, stadium kanker, faktor biologis dan riwayat kemoterapi (Chan and Yeo, 2011). Optimalisasi kualitas hidup selama terapi merupakan hal yang sangat penting. Chemotherapy Induced Nausea Vomitting (CINV) merupakan efek samping yang sering terjadi dan dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien kanker yang melakukan kemoterapi (Chan and Yeo, 2011). Kejadian mual muntah dapat menyebabkan ketidakseimbangan metabolisme, penurunan kemampuan fungsional tubuh, penurunan status mental, menurunkan kualitas hidup, malnutrisi, dehidrasi dan anoreksia (Kaushal, et al, 2010). Pada pasien kanker payudara, sebagian besar pasien menerima regimen kemoterapi yang terdiri dari kombinasi anthracycline dan cyclophospamide yang berisiko 30-90% menimbulkan mual muntah tanpa pemberian antiemetik. Kegagalan untuk mengontrol kejadian CINV dapat menyebabkan risiko penurunan kualitas hidup pasien, memperlama waktu perawatan di rumah sakit dan menambah beban biaya. Ketidak patuhan pasien terhadap regimen antiemetik
yang terjadi karena efek samping obat, lupa mengkonsumsi obat, kesulitan menelan tablet, ketidaknyamanan berpengaruh terhadap respon mual muntah, dan kejadian tersebut memiliki prevalensi tinggi pada pasien kanker payudara. Banyak pasien mengabaikan delayed antiemetik. Mereka tidak menyadari bahwa regimen antiemetik diberikan untuk mencegah kejadian CINV (Chan, et al, 2012). Menurut Chan, et al (2012) kepatuhan pasien yang memiliki complete control (tidak muntah, tidak mual dan tidak membutuhkan rescue therapy) CINV lebih tinggi dibandingkan ketidakpatuhannya, dimana complete control merupakan gold standard dalam terapi antiemetik untuk mengatasi CINV. Ketidakpatuhan pada pasien dengan tingkat pendidikan tinggi dan konsumsi alkohol memiliki prevalensi lebih tinggi. Pemberian antiemetik dalam protokol kemoterapi penyakit kanker bertujuan untuk mengatasi mual muntah yang disebabkan oleh pemberian agen kemoterapi. Dengan pemberian antiemetik yang tepat dapat mencegah kejadian mual muntah pada 70-80% pasien yang menjalani kemoterapi (Jordan, et al, 2007). Berdasarkan hasil observasi awal peneliti dengan cara melakukan wawancara dengan tenaga medis di ruang perawatan Bougenville RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo banyak ditemukan pasien mengalami mual muntah pada saat menjalani kemoterapi. Hal tersebut diperkirakan dapat mempengaruhi kepatuhan pasien dalam menjalani program kemoterapinya. Ketidak patuhan pasien dapat berakibat pada tindakan pasien untuk tidak melanjutkan terapi tersebut sehingga
dapat menyebabkan meningkatnya biaya pengobatan yang dikeluarkan oleh negara karena sebagian besar merupakan pasien JAMKESMAS dan ASKES. Hingga saat ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai evaluasi kepatuhan dan respon mual muntah pasien kanker terhadap penggunaan antiemetik di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian mengenai kepatuhan dan respon mual muntah terhadap penggunaan antiemetik pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUD Prof. Dr. Margono soekarjo. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kepatuhan dan respon mual muntah pasien terhadap regimen antiemetik, sehingga dapat digunakan sebagai panduan pemberian antiemetik untuk mengatasi CINV. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana respon mual muntah yang ditimbulkan oleh agen kemoterapi yang digunakan pada pasien kanker payudara di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo setelah pemberian antiemetik? 2. Bagaimana kepatuhan pasien kanker payudara di RSUD Prof Dr. Margono Soekarjo terhadap regimen antiemetik yang diberikan? 3. Bagaimana hubungan antara kepatuhan penggunaan antiemetik dan respon mual muntah pada pasien kanker payudara di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo?
C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui respon mual muntah yang ditimbulkan oleh agen kemoterapi yang digunakan pada pasien kanker payudara di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo setelah pemberian antiemetik 2. Mengetahui kepatuhan pasien kanker payudara di RSUD Prof Dr. Margono Soekarjo terhadap regimen antiemetik yang diberikan 3. Mengetahui hubungan antara kepatuhan penggunaan antiemetik dan respon mual muntah pada pasien kanker payudara di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo D. Keaslian Penelitian 1. Suhadi, dkk., 2006, Evaluasi Penatalaksanaan Kasus Mual dan Muntah Pasca Kemoterapi Kanker Payudara dan Servik di RS X Yogyakarta Periode 2004-2005, Laporan Penelitian, LPPM, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Menggolongkan respon mual muntah berdasarkan kriteria National Cancer Institute dan melakukan evaluasi kejadian drug related problems pada penggunaan anti mual muntah Perbedaan dengan penelitian ini : Penggolongan respon mual muntah berdasarkan kriteria yang ditetapkan sendiri berdasarkan kondisi di tempat penelitian 2. Booth, et al., 2007, Chemotherapy-Induced Nausea and Vomiting in Breast Cancer Patients : A Prospective Observational Study, The Journal of Supportive Oncology, vol 5, No 8 September 2007 : 374 380
Evaluasi CINV pada pasien kanker payudara dengan menggunakan catatan harian pasien yang mendata frekuensi dan keparahan mual muntah selama 5 hari pasca kemoterapi. Perbedaan dengan penelitian ini : Menggunakan metode wawancara untuk mendata respon mual muntah pasien pada fase acute emesis dan fase delayed emesis. 3. Chan, et al., 2012, Assessment of the Relationship Between Adherence with Antiemetic Drug Therapy an Control of Nausea and Vomitting in Breast CancerPatients Receiving Anthracycline-Based Chemotherapy, Journal of Manage Care Pharmacy, vol 18, No 5 june 2012 : 385-394 Evaluasi pengaruh kepatuhan penggunaan delayed antiemetik terhadap CINV control dan faktor-faktor yang mempengaruhi ketidak patuhan terhadap delayed antiemetics.. Perbedaan dengan penelitian ini : Penggolongan respon mual muntah menjadi 2 kategori, yaitu tidak mual muntah dan mual muntah. Tidak dilakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketidak patuhan pasien terhadap delayed antiemetics