BAB I PENDAHULUAN. selalu berhadapan dengan segala macam kebutuhan. Untuk menghadapi

dokumen-dokumen yang mirip
JAMINAN DALAM PERJANJIAN UTANG PIUTANG (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Sragen Nomor : 45/Pdt.G/2016/PN.Sgn.)

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhannya sebagaimana tersebut di atas, harus. mempertimbangkan antara penghasilan dan pengeluaran.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. individu, manusia juga berperan sebagai makhluk sosial di mana manusia hidup

BAB I PENDAHULUAN. satu cara yang dapat dilakukan adalah membuka hubungan seluas-luasnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. patut, dinyatakan sebagai penyalahgunaan hak. 1 Salah satu bidang hukum

BAB I PENDAHULUAN. Pinjam meminjam merupakan salah satu bagian dari perjanjian pada

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oetarid Sadino, Pengatar Ilmu Hukum, PT Pradnya Paramita, Jakarta 2005, hlm. 52.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi semuanya. Padahal kebutuhan ini beraneka ragam, ada yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. mereka pada dasarnya ingin hidup layak dan selalu berkecukupan. 1 Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. disanggupi akan dilakukannya, melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri. Pelaksanaan jual beli atas tanah yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Pasal 33 Undang-Undang dasar 1945 menempatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

I. PENDAHULUAN. perusahaan harus dijalankan dan dikelola dengan baik. Pengelolaan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pembiayaan adalah kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan: Bumi air dan kekayaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan atau agunan yang diajukan atau yang diberikan oleh debitur

BAB I PENDAHULUAN. putusan ini, hubungan antara kedua belah pihak yang berperkara ditetapkan untuk selamalamanya,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan terencana dan terarah yang mencakup aspek politis, ekonomi, demografi, psikologi, hukum, intelektual maupun teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jaminan perorangan. Jaminan kebendaan memberikan hak. benda yang memiliki hubungan langsung dengan benda-benda itu, dapat

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

KUASA JUAL SEBAGAI JAMINAN EKSEKUSI TERHADAP AKTA PENGAKUAN HUTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Balakang. Salah satu sarana yang mempunyai peran strategis didalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat itu sendiri, untuk mengatasi permasalahan tersebut dalam hal ini

MAKALAH HUKUM PERIKATAN MENGENAI ANALISIS SENGKETA JAMINAN FIDUSIA BAB I PENDAHULUAN

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. usaha dan pemenuhan kebutuhan taraf hidup. Maka dari itu anggota masyarakat

: KAJIAN YURIDIS PUTUSAN NIET ONTVANKELIJKE VERKLAAD HAKIM DALAM PERKARA NO.

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tersebut, maka salah satu cara dari pihak bank untuk menyalurkan dana adalah dengan mem

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting dan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia

BAB III METODE PENELITIAN. normatif adalah penelitian hukum yang meletakkan hukum sebagai sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam sektor ekonomi di Indonesia.

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN PERKARA WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN UTANG PIUTANG (STUDI KASUS PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dalam rangka pengembangan usahanya dimungkinkan

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH SECARA KREDIT. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan eksistensinya di dunia. Naluri self preservasi selalu. mengatasi bahaya-bahaya yang dapat mengancam eksistensinya.

PELAKSANAAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH BERDASARKAN PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL BELI DAN KUASA UNTUK MENJUAL YANG DIBUAT OLEH NOTARIS

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, undang-undang yang mengatur asuransi sebagai sebuah

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

BAB I PENDAHULUAN. pikir dan pengetahuannya, manusia dapat memenuhi segala kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Gejolak ekonomi di Negara Republik Indonesia yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat sesuai dengan usia dan status sosialnya namun seringkali

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaanya kedua belah pihak mengacu kepada sebuah perjanjian layaknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mampu memenuhi segala kebutuhannya sendiri, ia memerlukan tangan ataupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

BAB I PENDAHULUAN. adalah termasuk perbankan/building society (sejenis koperasi di Inggris),

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam rangka. merata di segala bidang, salah satunya adalah bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan kondisi masyarakat dewasa ini membeli suatu benda

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. KUHPerdata Buku II mengenal adanya hak kebendaan yang bersifat

: EMMA MARDIASTA PUTRI NIM : C.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis, Sifat Penelitian, dan Pendekatan. normatif. Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang meletakan

BAB III KEABSAHAN JAMINAN SERTIFIKAT TANAH DALAM PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM DI SLEMAN. A. Bentuk Jaminan Sertifikat Tanah Dalam Perjanjian Pinjam

BAB III BADAN HUKUM SEBAGAI JAMINAN TAMBAHAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BPR ALTO MAKMUR SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. sedang pihak lain menuntut pelaksanaan janji itu. 1. perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah Suatu perjanjian adalah

BAB I. Pendahuluan. dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. pembangunan di bidang ekonomi. Berbagai usaha dilakukan dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik dalam bentuk perorangan ( natural person ) ataupun dalam bentuk badan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. masih tetap berlaku sebagai sumber utama. Unifikasi hak-hak perorangan atas

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, setiap manusia hingga perusahaan pada setiap harinya selalu berhadapan dengan segala macam kebutuhan. Untuk menghadapi kebutuhuan ini, sifat manusia pada umumnya berharap selalu ingin dapat memenuhi semuanya. Kebutuhan ini beraneka ragam, ada yang perlu diutamakan, ada yang dinomorduakan, dan ada yang dapat dipenuhi di kemudian hari. Menghadapi adanya kebutuhan-kebutuhan tersebut manusia maupun perusahaan selalu berkeinginan memenuhi seluruhnya karena mereka pada dasarnya ingin hidup layak dan selalu berkecukupan. 1 Memenuhi kebutuhan tersebut baik manusia maupun perusahaan tidak membeli barang secara tunai melainkan secara cicilan maupun kredit, disisi lain pihak seperti produsen selalu menawarkan barang secara kredit kepada konsumen dengan cara menanguhkan jaminan benda bergerak maupun tidak bergerak, jaminan merupakan suatu benda yang diberikan kepada kreditur untuk memberikan keyakinan kepada debitur yang akan memenuhi kewajiban yang dapat dihitung dengan uang akibat dari suatu perikatan, sesuai Pasal 1131 dan Pasal 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Pada umumnya, masyarakat di Indonesia yang melakukan utang piutang dengan jaminan terhadap kreditur masih banyak yang tidak melakukan perjanjian dengan debitur, di dalam perjanjian utang piutang pada dasarnya kreditur dan debitur dibuat dengan bebas dengan bentuk lisan 1 Gatot Supramono, 2013, Perjanjian Utang Piutang, Jakarta: Kencana Prenadamedia Grup, Hal. 1-2 1

2 maupun tertulis tergantung para pihak yang melakukan perjanjian utang piutang, padahal setiap kreditur berharap dalam melakukan perjanjian dengan debitur selalu mengharapkan jaminan yang di perjanjikan dengan debitur sama nilai jualnya dengan utang piutangnya yang diberikan oleh kreditur, namun ada kalanya perjanjian utang piutang tersebut tidak sesuai dengan nilai jual jaminan akan tetapi para pihak yang melakukan perjanjian tetap melakukan kesepakatan sesuai apa yang diperjanjian oleh pihak-pihak yang melakukan perjanjian sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1320: Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat; 1. Sepakatan meraka yang mengikatkan dirinya. 2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan. 3. Suatu hal tertentu. 4. Suatu sebab yang halal. Perjanjian utang piutang hendaknya dibuat secara tertulis karena dengan bentuknya yang tertulis akan lebih mudah untuk dipergunakan sebagai bukti apabila dikemudian hari ada hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam hukum perdata, bukti tertulis merupakan bukti utama. Dengan dituangkannya perjanjian dalam bentuk tertulis, maka masing-masing pihak akan mendapat kepastian hukum terhadap perjanjian yang dibuatnya. Apabila di dalam hubungan perutangan debitur tidak memenuhi prestasi secara sukarela, kreditur mempunyai hak untuk menuntut pemenuhan piutangnya bila hutang tersebut sudah dapat ditagih, yaitu terhadap harta kekayaan debitur yang dipakai sebagai jaminan. 2 2 Fransisca Kurnia Harkmawati, Kajian Yuridis Wanprestasi Dalam Perjanjian Hutang Piutang Dengan Jaminan Sertipikat Hak Milik Atas Rumah (Putusan Mahkamah Agung Nomor 788 K/Pdt/2012), Jurnal Ilmu Hukum, Universitas Jember, Hal. 1

3 Pada faktanya di dalam masyarakat masih banyak di temukan masalah utang piutang dengan lisan dan jaminan tidak sesuai dengan nilai jual yang diperjanjikan antara pihak kreditur dan debitur bisanya benda yang dapat dijadikan sebagai obyek jaminan berupa benda yang memenuhi syarat yaitu memiliki nilai ekonomis dan dapat dipindah tangankan, benda mempunyai pengertian yang luas yaitu segala sesuatu yang dapat dihaki oleh orang. Pada Pasal 499 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata diberikan pengertian tentang benda yang dinamakan kebendaan ialah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milik. Jadi cakupannya sangat luas karena istilah benda di dalamya terdapat istilah barang dan hak. Barang mempunyai pengertian bersifat konkrit dalam arti dapat dilihat, diraba misalnya buku, meja dan lain-lain, sedangkan hak menunjuk pada pengertian benda yang tidak berwujud misalnya piutang-piutang seperti piutang atas nama, hak milik intelektual seperti hak cipta, hak merk dan hak paten. 3 Pada kasus Pengadilan Negeri Sragen Putusan Nomor: 45/Pdt.G/2016/PN.Sgn. Adanya suatu perjanjian utang piutang terhadap pihak kreditur dan debitur dengan jaminan sebidang tanah milik debitur, yang mana dalam perjanjian tersebut antara pihak kreditur dan debitur sepakat dengan adanya utang piutang namun dalam perjanjian tersebut jaminan yang dijadikan tangguhan tidak sama nilainya dengan utang piutangnya. Pengguat dalam kasus ini sebagai kreditur yang melakukan perjanjian utang piutang dengan Tergugat I dan Tergugat II disebut debitur yang melakukan jaminan sertifikat sebidang tanah dengan luas : 535 m 2, atas nama 3 Trisadini Prasastinah Usanti, Piutang dalam Prespektif Hukum Jaminan, Jurnal Ilmu hukum, Hal. 5-6

4 Tergugat I. Pada awalnya Tergugat I dan Tergugat II meminjam uang kepada Penggugat sebesar Rp. 1.500.000.000 (Satu Milyard Lima Ratus Juta Rupiah) untuk keperluan proyek yang akan dikerjakan oleh para Tergugat. Kemudian para Tergugat berjanji mengenai prosedur tentang pinjaman uang tersebut akan dikembalikan paling lambat selama 2 bulan dengan keuntungan sebesar Rp. 1.000.000.000 (Satu Milyard Rupiah) untuk penggugat. Setelah jatuh tempo sesuai dengan kesepakatan yang disepakati oleh para pihak selama jangka waktu 2 bulan setelah peminjaman utang piutang akan dikembalikan secara lunas beserta keuntunganya yang sudah disepakati oleh para tergugat. Namun para tergugat sama sekali belum pernah ada pembayaran dari para tergugat dan tidak ada itikad baik sama sekali dari para tergugat untuk mengembalikan utangnya kepada penggugat. Penggugat telah berusaha menghubungi para tergugat guna menyelesaikan permasalahan ini secara baik, damai dan kekeluargaan namun tidak mendapatkan respon atau itikad baik sama sekali, maka sudah selayaknya bahwa perbuatan para tergugat telah melakukan kesalahan atau kelalaian sehingga tergugat akan mendapatakan akibat hukum atas perbuatanya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik melakukan penelitian dan menyusun Skirpsi yang berjudul : JAMINAN DALAM PERJANJIAN UTANG PIUTANG (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Nomor : 45/Pdt.G/2016/PN.Sgn. ). B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka pembahasan agar lebih terarah dan lebih efisien dapat dirumuskan masalah oleh penulis sebagai berikut:

5 1. Apakah Perjanjian Utang Piutang yang Dilakukan Antara Kreditur dan Debitur tersebut telah memenuhi syarat-syarat perjanjian? 2. Bagaimana Akibat Hukum Apabila Debitur Tidak Melaksanakan Isi Perjanjian Sesuai dengan Kesepakatan para Pihak? C. Tujuan Penelitian Penelitian tindakan untuk mengetahui yang belum diketahui oleh orang lain, sehinggga berdasarkan rumusan masalah diatas maka penulis memiliki tujuan penelitian yaitu: a. Untuk mengetahui seberapa jauh perjanjian utang piutang yang dilakukan oleh kreditur dan debitur tersebut telah memenuhi syarat-syarat perjanjian. b. Untuk mengetahui akibat hukum apabila debitur tidak melaksanakan isi perjanjian sesuai dengan kesepakatan para pihak. c. Untuk mengetahui kedudukan kreditur dalam perlindungan hukumnya. d. Untuk mengetahui kreditur atau debitur telah melakukan wanprestasi apabila tidak melakukan sesuai dengan perjanjian utang piutang. D. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis 1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemikiran yang baik dan pembaharuan ilmu pengetahuan pada umumnya bidang hukum perdata khususnya tentang jaminan dalam perjanjian utang piutang. 2) Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran baik bagi masyarakat agar tidak melakakuan utang piutang dengan jaminan tidak sesuai dengan nilai utang.

6 3) Hasil penelitian ini untuk memperkaya literatur dan sumbangan pemikiran ilmu pengetahuan tentang jaminan dalam perjanjian utang piutang. b. Manfaat praktis 1) Hasil penelitian ini diharapkan oleh penulis dapat dijadikan masukan dan pemikiran tentang jaminan dalam perjanjian utang piutang. 2) Hasil penelitian diharapkan akan menjadikan pembaharuan pemikiran dan wawasan bagi penulis untuk mengembangkan pola pikir yang dinamis dalam hukum perdata khususnya mengenai jaminan. E. Kerangka Pemikiran UTANG PIUTANG PERJANJIAN (KUH Perdata Pasal 1320) JAMINAN NILAI JAMINAN TIDAK SESUAI DENGAN UTANG PIUTANG PERJANJIAN MEMENUHI SYARAT ATAU TIDAK AKIBAT HUKUM TIDAK MELAKSANAKAN ISI PERJANJIAN Keterangan Bagan Kerangka Pemikiran Penulis : Kerangka pemikiran merupakan menjelaskan alur berfikir penulis dalam menyusun skripsi ini. Utang-piutang antara kreditur dan debitur dapat dilakukan dengan lisan maupun tulisan, akan tetapi kreditur biasanya lebih

7 mempercayai debitur dengan tulisan dan jaminan yang sesuai dengan nilai utang piutang yang diperjanjiankan, dalam perjanjian antara para pihak dilakukan dihadapan Notaris untuk melakuksan perjanjian kedua belah pihak agar tidak ada masalah di kemudian hari, dengan kebutuhan debitur yang semakin banyak, utang-piutang terhadap kreditur tinggi dan mengakibatkan debitur memberikan jaminan kepada kreditur tidak sesuai dengan nilai utang piutangnya dalam melaksanakan perjanjian yang dilakukannya telah memenuhi syarat-syarat perjanjian sesuai Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1320. Apabila dalam pelaksanaan jaminan dalam perjanjian utang piutang salah satu pihak baik kreditur maupun debitur tidak melaksanakan sesuai dengan perjanjian maka sesuai Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1238 dianggap wanprestasi. Kreditur maupun debitur akan mendapatkan akibat hukum sesuai peraturan Perundang-undangan yang mana dapat dilakukan upaya hukum gugatan perdata di Pengadilan Negeri untuk mendapatkan Putusan berkekuatan hukum tetap. F. Metode Penelitian 1. Metode Pendekatan Penelitian ini yang digunakan penulis dalam skripsi ini merupakan pendekatan pada kasus (Case Approach) yaitu menggunakan putusan hakim sebagai sumber bahan hukum. Putusan hakim yang digunakan adalah putusan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap, pada saat membahas putusan pengadilan sebagai bahan hukum primer. Dalam skripsi ini penulis melakukan penelitian terhadap Putusan Pengadilan

8 Negeri Sragen Nomor : 45/Pdt.G/2016/PN.Sgn. Penulis dapat mengetahui perjanjian dengan jaminan dalam utang piutang telah memenuhi syaratsyarat perjanjian, akibat hukum kreditur atau debitur tidak melakasanakan perjanjian dan dalam perjanjian utang piutang tersebut sesuai atau tidak dengan peraturan mengenai jaminan dan perjanjian. 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini merupakan normatif, Penelitian hukum normatif yaitu penelitian yang mempunyai objek kajian tentang kaidah atau aturan hukum sehingga penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk memberikan argumentasi hukum sebagai dasar penentu apakah sesuatu peristiwa sudah benar atau salah serta bagaimana sebaiknya peristiwa itu menurut hukum. 4 karena penulis ingin menelaah mengenai jaminan dalam perjanjian utang piutang, peraturan yang berkaitan dengan jaminan dalam perjanjian utang piutang dan akibat hukum apabila tidak melaksanakan sesuai dengan perjanjian. 3. Sifat Penelitian Sifat Penelitian ini merupakan bersifat deskriptif yang mana metode ini tidak hanya terbatas sampai pada pengumpulan dan menyusun data saja, tetapi meliputi juga analisa dan interprestasi tentang arti data itu. Karena itu penelitian ini dapat diwujudkan juga sebagai usaha memecahkan masalah dengan membandingkan persamaan dengan perbedaan gejala yang ditemukan, mengukur dimensi suatu gejala, mengadakan klasifikasi gejala, menilai gejala, memetapkan standar, 4 Mukti Fajar & Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Hal. 36

9 menetapkan hubungan antara gejala-gejala yang ditemukan dan lain-lain. 5 Dalam hal ini penulis menggunakan sifat penelitian deskriptif karena menggunakan analisa data dari Putusan Pengadilan Negeri Sragen Nomor 45/Pdt.G/2016/PN.Sgn, sehingga penulis dapat menganalisi perjanjian telah memenuhi syarat perjanjian dengan jaminan antara kreditur dengan debitur dan akibat hukum apabila salah satu pihak tidak melaksanakan sesuai dengan perjanjian. 4. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini sesuai dengan jenis data yang digunakan penulis menggunakan data sekunder yang berupa sumber data sebagai berikut: a. Bahan Hukum Primer Merupakan yang bersifat autoritatif, artinya mempunyai otoritas, bahan-bahan hukum primer terdiri dari peraturan perundangundangan, catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundangundangan dan putusan-putusan hakim. 6 Skripsi ini menggunakan bahan hukum primer yaitu: Putusan Pengadilan Negeri Sragen Nomor: 45/Pdt.G/2016/PN.Sgn, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, HIR, Yurisprudensi 5 Soejono & Abdurrahman, 2003, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Pt Rineka Cipta, Hal. 24 6 Peter Mahmud Marzuki, 2014, Penelitian Hukum Edisi Revisi, Jakarta: Prenada Media Group, Hal. 81

10 b. Bahan Hukum Sekunder Bahan yang digunakan sebagai bahan tambahan dari bahan hukum primer merupakan buku-buku hukum termasuk skripsi, thesis dan disertasi hukum dan jurnal hukum, disamping itu kamus-kamus hukum dan kometar-komentar atas putusan pengadilan. 7 dalam penelitian ini menggunakan bahan yaitu: buku-buku hukum, jurnal ilmiah, skripsi, tesis, disertasi dan komentar putusan pengadilan. 5. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data studi kepustakaan merupakan metode tunggal yang digunakan dalam penelitian hukum normatif, metode pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk melengkap penelitianya. Bahan pustaka yang dimaksud biasanya disimpan dan dapat dilihat pada perpustakan seperti buku, jurnal dan linteratur pendukung lainya. 8 Dalam hal ini penulis menggunakan metode pengumpulan data studi kepustakaan karena semua bahan untuk menyusun skiripsi menggunakan Peraturan Perundang-undangan mengenai jaminan, perjanjian utang piutang, jurnal ilmu hukum, tesis, disertasi dan analisa Putusan perdata Pengadilan Negeri Sragen Nomor: 45/Pdt.G/2016/PN. Sgn. 6. Metode Analisis Data Metode analisa data menggunakan Kualitatif karena dalam penelian ini tidak menggunakan angka dalam pengumpulan data dan memberikan penafsiran terhadap hasilnya dari Putusan Pengadilan 7 Ibid, Hal. 195-196 8 Bambang Waluyo, 2002, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta, Sinar Gratika, Hal. 50-51

11 Negeri. 9 Penelitian penulis ini memberikan penafsiran terhadap putusan Pengadilan Negeri Sragen Nomor: 45/Pdt.G/2016/PN.Sgn. tentang jaminan dalam perjanjian utang piuang maka dari itu penulis dapat memberikan analisa sesuai dengan tujuan dan permasalahan penulis. G. Sistematika Penulisan Hukum Sistematika skripsi atau penulisan hukum ini berfungsi untuk mendapatkan gambaran global keseluruhan ini bahasan yang akan di teliti oleh penulis sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini penulis menggambarkan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka berfikir, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini penulis menjelaskan mengenai tinjauan umum jaminan, tinjauan umum perjanjian, tinjauan umum utang piutang, tinjuan umum wanprestasi dan tinjuan umum upaya hukum yang dilakukan oleh kreditur atas wanprestasi debitur. BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai para pihak yang bersengketa dalam perjanjian dan duduk perkara antara kreditur dan debitur, perjanjian utang piutang yang dilakukan antara kreditur dan debitur tersebut telah memenuhi syarat-syarat perjanjian, akibat hukum 9 Beni Ahmad Saebani, 2008, Metode Penelitian Hukum, Bandung, Pustaka Setia, Hal. 100

12 apabila kreditur dengan debitur tidak melaksanakan isi perjanjian sesuai dengan kesepakatan antara para pihak. BAB IV : PENUTUP Penutup merupakan bagian akhir dari penelitian hukum mengenai kesimpulan dan saran dari penulis terkait hasil penelitian dari penulis. DAFTAR PUSTAKA