BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah penulis melakukan penelitian tentang penanganan. kenakalan remaja oleh guru pendidikan agama Islam di MTs

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya, dari penelitian yang berjudul: Peran Bimbingan Konseling dan Pendidikan Agama

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MTs Muhammadiyah Kasihan

BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT

PEDOMAN WAWANCARA. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi kenakalan siswa di. : SMA Negeri 2 Kendari

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Akhlak dapat terbentuk. Dalam kehidupan sehari-hari akhlak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata

BAB I PENDAHULUAN. diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

BAB IV USAHA GURU DALAM MENCEGAH KENAKALAN SISWA DI SDN 02 KALIJOYO KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah sekelompok individu yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara logis anak memiliki dua nilai fungsi, yakni fungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa di mana pada masa-masa tersebut. sebagai masa-masa penuh tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan lembaga pendidikan dasar dan menengah dijajaran

BAB I PENDAHULUAN. indah itu adalah masa remaja, karena pada saat remaja manusia banyak

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, agar dapat menciptakan sumber. peningkatan terhadap kualitas pendidikan itu sendiri.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menanggulangi masalah kenakalan remaja disekolah, maka penulis mengambil

keberhasilan belajar yang semakin tinggi dan tanggung jawab terhadap perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Erni Purnamasari, 2015 PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi perilaku kenakalan peserta didik serta membina peserta didik untuk berakhlakul karimah.

PANDUAN WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH

pembahasan tiap sub bab akan diuraikan sebagai berikut: sesungguhnya membuat prihatin kita semua. Sebagai lembaga pendidikan formal,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil pembahasan pada bab IV, oleh peneliti rumuskan suatu. kesimpulan, kesimpulan umum dan kesimpulan khusus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. dalam maupun luar negeri mudah diakses oleh setiap individu, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia. Hal ini akan terus berubah seiring dengan perubahan yang

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

UPAYA GURU PKN DALAM MENEGAKKAN TATA TERTIB SEKOLAH. (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Pakis Tahun Ajaran 2013/2014) SKRIPSI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. norma yang berlaku di masyarakat ataukah tidak. faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Sebagai pengajar dan

1. PENDAHULUAN. Peningkatan kemajuan teknologi merupakan suatu proses yang terjadi dalam

PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. lain atau disebut manusia sebagai makhuk sosial. Semua itu didapatkan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial

Petunjuk Kerja ini disusun sebagai panduan tata tertib peserta didik dan sanksi pelanggaran di SMPN 1 Mojokerto

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas akan mewujudkan manusia yang bermutu tinggi, berbudi pekerti

I. PENDAHULUAN. Remaja sebagai bagian dari masyarakat merupakan mahluk sosial yang

Oleh : SAWABI, S.E, M.M

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa, dimana individu berjuang untuk tumbuh menjadi sesuatu,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan berhubungan sekali dengan

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

a. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja bersifat Amoral/ Asosial yang terjadi di SMPN 2 Sumbergempol

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Kewarganegaraan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. peralihan dari satu tahap anak-anak menuju ke tahap dewasa dan mengalami

2015 UPAYA GURU PENJASORKES DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA SMA/SMK SE- KECAMATAN MARGAHAYU KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia khusunya pelajar sekarang ini, dalam menaati aturan yang berlaku

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. tergambar dalam amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibahas 3 (tiga) hal, yaitu (1) Gambaran Umum Penelitian; (2) Deskripsi Data Hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku manusia terbentuk dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara

1. PENDAHULUAN. Bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara kita Indonesia sejak dua tahun belakangan ini banyak dihembusi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa di masa depan, harapanya

PERANAN GURU AGAMA HINDU DALAM MENANGGULANGI DEGRADASI MORAL PADA SISWA SMA NEGERI 2 TABANAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membimbing, melatih, mengajar dan menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MOTORIK PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET SMA N 3 BANTUL

DAFTAR LAMPIRAN No. Daftar Lampiran

ANGKET/ KUISIONER PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. itu, seseorang meninggalkan tahap kehidupan anak-anak, untuk menuju ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi dan modernisasi yang sedang berjalan pada saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu periode yang disebut sebagai masa strum and drang,

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa,

BAB I PENDAHULUAN. formal sebagai tempat untuk mendapatkan pendidikan diharapkan dapat. memberikan bimbingan yang dibutuhkan oleh peserta didik.

BAB IV ANALISIS PENANAMAN PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI SMK NEGERI 1 KARANGDADAP PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGUATAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN PELANGGARAN NORMA AGAMA. (Studi Kasus di MTs Mahadul Muta alimin Katerban

BAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja lainnya yang menyebabkan terhambatnya kreatifitas siswa.

BAB I PENDAHULUAN. orang yang dapat menggunakan ilmunya untuk hal-hal yang baik (beramal sholeh)

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. penuh gejolak dan tekanan. Istilah storm and stress bermula dari psikolog

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam teknologi informasi dengan penyebaran norma-norma dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat adalah berkisar pada permasalahan Juvenile (remaja), pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMPERBAIKI AKHLAK SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BHINEKA KARYA 05 TERAS BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil uji hipotesis, hasil wawancara, hasil dokumentasi, dan

Oleh: Sri Oetaminingjatik SMP Negeri 1 Pogalan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

Transkripsi:

113 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis melakukan penelitian tentang penanganan kenakalan remaja oleh guru pendidikan agama Islam di MTs Muhammadiyah Kasihan, dapat diambil kesimpulannya bahwa: 1. Bentuk-bentuk kenakalan siswa yang terjadi di MTs Muhammadiyah kasihan dapat dikategorikan menjadi 3 bagian yaitu kenakalan ringan, sedang dan berat, diantaranya: a) Kenakalan ringan, antara lain: ramai di kelas, makan sambil berdiri, mengejek atau nakali teman, dan tidak melaksanakan sholat. b) Kenakalan sedang, antara lain: susah diatur, terlambat, bolos, merusak fasilitas sekolah, merokok menggunakan seragam, kurangnya etika dan kedisiplinan, tidak menghargai guru, membawa handphone (HP), mengucapkan kata-kata kotor, tidak mengikuti ekstrakurikuler, dan kurangnya kepedulian terhadap sesama.

114 c) Kenakalan berat, antara lain: perkelahian, tawuran, meminumminuman keras, dan perbedaan pendapat melalui Sosmed yang berujung tawuran. 2. Faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja di MTs Muhammadiyah Kasihan. Kenakalan siswa yang terjadi di sekolah dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: a. Lingkungan keluarga: pengaruh pola asuh dan pendidikan orang tua dirumah, rumah tangga tidak harmonis (broken home), dan perhatian orang tua masih rendah. b. Lingkungan sekolah: silaturahminya dengan guru masih kurang, merasa bosan dengan pelajaran, tidak suka dengan materi, tidak suka dengan gurunya atau cara penyampaian guru dalam penjelasannya itu kurang menarik, dan pengaruh IT (Information and Teknologi) seperti HP. c. Lingkungan masyarakat: adanya gadget dengan segala macam media, pengaruh film-film, Tv, pergaulan bebas, dan pengaruh teman pergaulan atau salah pergaulan.

115 3. Penanganan kenakalan remaja oleh guru pendidikan agama Islam adalah sebagai pembimbing, yaitu dengan cara menanamkan nilai-nilai agama dalam menangani kenakalan remaja serta menunjukkan sikap dan tingkah laku yang baik kepada siswa. Adapun tindakan yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam dalam penanganan kenakalan remaja dilakukan dengan beberapa tindakan diantaranya; tindakan preventif dilakukan dengan cara mengisi waktu kosong. Kemudian tindakan kuratif dilakukan dengan cara menasehati, memberi peringatan dan pemahaman, dan berkomunikasi lewat handphone (HP) dan pemanggilan orang tua. Serta tindakan pembinaan, dilakukan dengan cara menyuruh siswa membaca istighfar, dan melalui pembelajaran di kelas. Adapun sanksi yang diberikan dalam penanganan kenakalan kenakalan remaja diantaranya; membuat surat pernyataan, mengerjakan tugas di perpus, menghafal dan menulis surat-surat pendek beserta artinya, mengucapkan kalimat toyyibah berkali-kali, berdiri di lapangan

116 upacara, push-up, lari, jalan jongkok mengelilingi lapangan upacara, dll. 4. Hasil setelah adanya bimbingan/penanganan kenakalan remaja yaitu sebagian besar siswa sadar dan insyaf tidak mengulangi perbuatannya, berubah menjadi baik, taat terhadap peraturan sekolah, dan ada siswa yang sering mengulangi kenakalan yang sama. B. Saran-saran Adapun beberapa saran yang perlu menjadi perhatian bagi sekolah dan guru pendidikan agama Islam, yaitu sebagai berikut: 1. Kepada pihak sekolah agar dapat melakukan pembinaan secara terus menerus kepada siswa untuk menghindari sikap menyimpang yang akan muncul dan tumbuh kepada para siswa karena pengaruh zaman yang berkembang pesat (teknologi yang salah digunakan) oleh siswa. 2. Kepada guru pendidikan agama Islam khususnya, dan umumnya bagi semua guru hendaknya betul-betul bisa menjadi panutan dan memberikan tauladan yang baik, baik dalam perkataan maupun perbuatan bagi siswa. Serta lebih bertanggung jawab kepada

117 pendidikan siswanya, karena disinilah tugas dan tanggung jawab guru yang seutuhnya, yaitu untuk mendidik dan mengarahkan siswanya kepada perilaku yang baik (terpuji) dan sesuai dengan norma-norma agama. C. Kata Penutup Syukur Alhamdulillah, berkat rahmat dan taufik dari Allah SWT, penulis dapat menyusun dan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sebagai manusia biasa penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi yang sudah selesai disusun ini dapat memberikan wawasan yang baru khususnya pada guru pendidikan agama Islam dan pada umumnya guru-guru di MTs Muhammadiyah Kasihan. Semoga menjadi sumbangan ilmu pengetahuan bagi siapa saja yang membacanya. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca penulis harapkan demi kebaikan bagi penelitianpenelitian selanjutnya. Maka dari itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih.